Anda di halaman 1dari 19

UPAYA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI BALI UTARA

UNTUK MENCEGAH PEMBLUDAKAN WISATAWAN DI


BALI SELATAN DAN PENYELARASAN PARIWISATA DI
BALI

Disusun oleh :

Ellis Dessy Munthe (18221032)

Deta Dwi Nurdin (18221050)

Valentina Grace Yani (18221003)

Ni Luh Putu Krisana Utami Dewi (18221033)

JURUSAN DIV MANAJEMEN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BALI INTERNASIONAL

2019
ABSTRAK

Pariwisata dan Bali memang sudah tidak dapat dipisahkan. Pariwisata Bali tidak
hanya terkenal di dalam negeri, namun juga mancanegara. Namun kesuksesan pariwisata
Bali selama ini, bukan tanpa masalah yang timbul. Ketidakmerataan pariwisata antar
kabupaten di Bali menjadi permasalahan yang tidak dapat ditutup lagi, khususnya
pariwisata Bali Utara yakni Kabupaten Buleleng dan Bali Selatan, yakni Kabupaten
Badung. Ketidakmerataan pariwisata yang terjadi antara Bali Utara dan Bali Selatan bukan
diakibatkan oleh sedikitnya daya tarik wisata yang dimiliki oleh Bali Utara.Bali Utara
sesungguhnya memiliki banyak daya tarik wisata dan daya tarik wisata yang dimiliki pun
beragam. Tidak hanya terpusat pada daya tarik wisata pantai seperti Bali Selatan. Pantai-
pantai yang saat ini terkenal dan identik dengan Bali merupakan pantai-pantai yang ada di
kawasan Bali Selatan. Pantai pantai di Bali Utara sendiri memiliki daya tarik yang berbeda
dari pantai-pantai lainnya yaitu atraksi lumba-lumba sebagai daya tarik utamanya. Hanya
saja, apabila dibandingkan dengan pantai-pantai di Bali Selatan, tingkat kunjungan
wisatawan ke Pantai Bali Utara masih sangat jauh berbeda dengan pantai- pantai di Bali
Selatan. Dengan dasar itulah, peneliti mengangkat “Upaya pengenmbangan Pariwisata di
Bali Utara untuk mencegah pembludakan wisatawan di Bali Selatan dan penyelarasan
Pariwisata di Bali” Sebagai judul dalam penelitian ini. Yang dirumuskan merupakan hasil
dari analisis faktor , yaitu analisis faktor geografis, Analisis faktor geografis yaitu dengan
menganalisis sumber daya yang dimiliki; komponen destinasi yang dimiliki; dan juga
kegiatan promosi yang telah dilakukan. Dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman (SWOT) kemudian dihasilkan strategi-strategi yang dapat menggunakan kekuatan
dan peluang yang adadan meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman yang ada.
Dan membentuk badan organisasi sendiri yang khusus mengelola tentang Pantai;
meningkatkan promosi di lingkup nasional maupun internasional; menyempurnakan
destinasi yang kurang; dan mengadakan pementasan kesenian terutama tarian dan musik.
Dengani ni diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Bali Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata sebagai salah satu sektor kegiatan perekonomian telah mengalami


pertumbuhan sangat pesat di berbagai negara, tidak saja berperan sebagai penyedia
lapangan kerja, tetapi juga berdampak nyata sebagai sumber pendapatan devisa, serta
membantu mengurangi tekanan defisit pada neraca pembayaran . World Travel Tourism
Council (2002) menyajikan laporan bahwa sebanyak 255 miliar penduduk dunia bekerja
pada sektor pariwisata. World Travel Tourism juga mencatat sebanyak 955 miliar dari
penduduk dunia melakukan perjalanan wisata, sehingga telah mewujudkan pendapatan
lebih dari 955 juta US dollar pada tahun 2002 tersebut. Kegiatan pembangunan ekonomi
yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama di berbagai kawasan negara
berkembang, telah menciptakan perbaikan pendapatan masyarakat, sehingga berpotensi
dengan sendiriya menciptakan permintaan pasar pariwisata. Arah perkembangan
perekonomian dunia yang semakin memperkuat fundamental perekonomian dibanyak
negara, akan menciptakan potensi pasar pariwisata, sehingga dapat dijadikan pedoman
mengapa pariwisata menjadi semakin penting untuk dikaji dan dianalisis dalam rangka
mempersiapkan perencanaan dan penyiapan industri pariwisata yang berdaya saing tinggi
dan bisa disajikan sebagai produk pariwisata berkualitas di Indonesia. Berkaitan dengan
potensi sektor pariwisata dengan arah perkembangan pasar dunia yang sangat menjanjikan
bagi upaya perluasan lapangan kerja dan pembentukan pendapatan masyarakat, maka
destinasi pariwisata perlu diperluas wilayahnya untuk tidak saja terpusat pada Bali selatan,
tetapi juga dapat diperlebar ke wilayah Bali utara yang relatif memiliki obyek wisata
pantai, pegunungan dan atraksi maupun obyek kawasan suci, tetapi potensi yang
sedemikian besar tidak didukung oleh kesiapan infrastruktur pariwisata, terbatasnya akses
pariwisata, serta kendala sumber daya terlatih dalam menyediakan akomodasi, restaurant
dan hotel yang memadai sebagai komponen strategis penunjang pariwisata. Meskipun
banyak pihak telah menyadari bahwa pemusatan kegiatan pariwisata di Bali selatan telah
berdampak nyata pada kemacetan lalu-lintas dan aktivitas wisatawan yang padat telah
menghasilkan persoalan sampah yang mengurangi kenyamanan wiisatawan dimasa depan.
Perencanaan pemerintah pusat dalam rangka pengembangan bandara Bali Baru yang
ditempatkan di Bali utara dalam rangka percepatan pemerataan pembangunan melalui
pengembangan sektor pariwisata, namun keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia
untuk mampu mewujudkan kualitas pelayanan pariwisata yang bermutu, tentu masih
menjadi permasalahan yang perlu ditelusuri peran serta masyarakat untuk dapat berfungsi
menggerakkan industri pariwisata yang berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penelitian ini, rumusan masalah adalah “Bagaimana upaya untuk pemerataan
pariwisata di Bali Selatan dan Bali Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui kondisi
pariwisata antara Bali Utara dan Bali Selatan dengan harapan pariwisata di kedua daerah
tersebut bisa seimbang.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

(1) Akomodasi

(2) Transportasi

(3) Aksesibilitas

(4) Amenitas

(5) Atraksi

(6) Pengembangan daerah tujuan wisata (DTW)

(7) Restaurant

1.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah “Pembangunan di Bali Utara dapat mengurangi
pembludakan wisatawan di Bali Selatan dan juga menyelaraskan kemajuan pariwisata di
Bali

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pentingnya Pengembangan Sektor Pariwisata

Dalam kehidupan masyarakat modern, rekreasi merupakan kebutuhan hidup manusia yang
tidak dapat dihilangkan lagi. Hal ini berkaitan erat dengan kesibukan hidup sehari-hari
yang pada akhirnya membutuhkan penyeimbang berupa kesantaian dan refresing.
Kebutuhan akan kesantaian dan refresing ini perlu mendapat jawaban berupa bisnis
rekreasi dan hiburan. Dalam hal ini sektor pariwisatalah yang berkepentingan.
Dari sisi lain, pengembangan sektor pariwisata mampu mendorong pengembangan sektor-
sektor lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Pengembangan kawasan
pantai misalnya,akan mendorong pengembangan bidang transportasi baik berupa perbaikan
jalan maupun route angkutan kendaraan umum. Perbaikan sarana jalan dan angkutan
kendaraan umum mengakibatkan daerah di sekitarnya terbebas dari isolasi, yang pada
akhirnya membawa pengaruh pada dinamika kehidupan penduduknya. Di samping itu,
pengembangan sektor pariwisata membuka peluang bagi penduduk sekitarnya untuk
meningkatkan taraf perekonomian melalui bisnis rumah makan maupun penginapan.
Dalam skala yang lebih besar, kesejahteraan dunia membawa pengaruh pada orang-orang
dari berbagai penjuru dunia untuk menge/nal kebudayaan dari negara lain. Salahsatu
caranya adalah dengan mengadakan perjalanan wisata. Keingintahuan ini menghasilkan
keuntungan ekonimis berupa masuknya devisa pada keungan negara. Pada akhirnya, bisnis
pariwisata memberikan keuntungan yang cukup besar dari berlapis bagi bangsa dan
masyarakat.
Melihat sejumlah indikator di atas, pengembangan sektor pariwisata tampaknya menjadi
sesuatu yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Karena
jika sektor ini tidak mendapat perhatian khusus, mata rantai pencarian nafkat mulai dari
para tukang becak, pemandu wisata, pengelola perjalanan wisata, sampai keuangan negara
akan terpengaruh. Sebaliknya jika sektor ini pendapat perhatian khusus dan pada akhirnya
sektor ini menjadi maju, banyak pihak yang diuntungkan.

2.1.2 Pengembangan Pariwisata Bali Selatan

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.
Dampak sosial pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal merupakan suatu
pekerjaan yang sangat sulit, terutama dari segi metodologis. Salah satu kendala yang
hampir tidak dapat diatasi adalah banyaknya faktor kontaminasi (contaminating factors)
yang ikut berperan di dalam mempengaruhi perubahan yang terjadi, seperti pendidikan,
media massa, transportasi, komunikasi, maupun sektor-sektor pembangunan lainnya
menjadi wahana dalam perubahan sosial-budaya, serta dinamika internal masyarakat itu
sendiri.

Wilayah Bali Selatan merupakan wilayah yang sangat berpotensi dalam pengembangan
pariwisata, karena memiliki atraksi wisata, sarana transportasi (mudah di akses), memiliki
sarana akomodasi, dan juga memiliki fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam
pengembangan pariwisata. Beberapa kawasan wisata seperti Kuta, Sanur dan Nusa Dua,
serta atraksi wisata seperti watersports dan obyek wisata lain yang akan dikembangkan.
Semuanya memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat
sekitar dan menyumbang pajak untuk pembangunan Bali.

Pengembangan kepariwisataan diharapkan tidak menimbulkan kejenuhan wisatawan serta


tetap mampu bersaing dengan daerah dan negara tujuan wisata yang lain. Untuk itu
diusahakan penemuan potensi objek dan daya tarik wisata yang baru dengan harapan
mampu menambah daya tarik wisata serta diupayakan penciptaan keamanan yang kondusif
serta rasa optimis harus tetap dikobarkan untuk meningkatkan kesempatan berusaha,
kesempatan kerja, pendapatan negara, daerah, dan masyarakat secara umum, khususnya
masyarakat lokal dengan terus mewujudkan pemberdayaan masyarakat,
mengimplementasikan pariwisata kerakyatan, pelestarian lingkungan dan revitalisasi sosial
budaya masyarakat.

2.1.3 Ketidakseimbangan Pariwisata di Bali Utara

Dengan adanya berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah yang kususnya di Bali.
Banyak perubahan yang kita liat baik perubahan positif ataupun negatif. Disini kita
mencoba untuk mencari solusi atau cara untuk mengatasi keseimbangan antara Bali bagian
Selatan dan Bali bagian Utara. Bali seperti yang kita liat sekarang perubahan-perubahan
seperti kemacetan yang menyebabkan polusi, kurangnya tanaman hijau karena banyak
pembangunan sehingga harus mengorbankan tanaman yang juga penting untuk alam dan
penting untuk menyaring polusi. Sedangkan macet membuat orang-orang menghabiskan
banyak waktu di jalan sehingga mereka tidak bisa datang dan pulang kerja tepat waktu.

Kita hanya berfokus kepada pengembangan pariwisata Bali tapi kita lupa apa yang akan
terjadi jika kita tidak membatasi pembangunan agar Bali tetap seimbang. Setelah dan
semakin berkembangnya potensi pariwisata di Bali, khususnya Bali bagian Selatan, ada
baiknya pemerintah propinsi Bali ‘istirahat’ untuk mengembangkan pariwisata di Bali
bagian Selatan, dimana pemerintah harus fokus untuk menyeimbangkan tingkat pariwisata
Bali bagian Selatan dan Utara, yang masing-masingnya mempunyai aksesbilitas mudah
menuju Bali Barat dan Timur.

Lebih banyak wisatawan yang datang ke Bali, hanya mengunjungi Bali bagian selatan
(Nusa Dua, Kuta, Benoa, Denpasar, Tanah Lot, Sukawati, Sanur dan Ubud) dan sisanya
wisatawan yang pernah berkunjung ke Bali bagian Utara. Hal ini sangat tak seimbang
sehingga mengakibatkan semakin padat lalu lintas, keramaian yang berlebihan dan bisa
meningkatkan polusi udara yang semakin menjadi-jadi di Bali bagian Selatan.

Keindahan Bali bagian Utara tak kalah eksotisnya dibanding Bali bagian Selatan. Seperti
Danau Beratan yang indah, Pantai Lovina yang eksotis dan kota Singaraja yang asri, rapi
dan bersih yang mendapat julukan sebagai kota Pendidikan (Science City), dan masih
banyak beautiful hidden secret di Bali bagian Utara.
Jika pengembangan fasilitas atau sarana pra sarana penunjang fasilitas di Bali bagian
selatan sudah pas seperti 3 mega proyek pemerintah Bali yaitu Pembangunan JDP (Jalan
tol di atas perarian), Simpang Dewa Ruci (lebih sering dikenal SS-Simpang Siur)
underpass, dan Pengembangan Ngurah Rai International Airport, ada baiknya pemerintah
juga membangun fasilitas yang meningkatkan pariwisata di Bali bagian Utara.

2.2 Tinjauan Pustaka


Menurut Komang Ema Marsita Dewi (2016), Ketidakmerataan pariwisata antar
kabupaten di Bali menjadi permasalahan yang tidak dapat ditutup lagi, khususnya
pariwisata Bali Utara yakni Kabupaten Buleleng dan Bali Selatan, yakni Kabupaten
Badung. Ketidakmerataan pariwisata yang terjadi antara Bali Utara dan Bali Selatan bukan
diakibatkan oleh sedikitnya daya tarik wisata yang dimiliki oleh Bali Utara. Bali Utara
sesungguhnya memiliki banyak daya tarik wisata dan daya tarik wisata yang dimiliki pun
beragam. Tidak hanya terpusat pada daya tarik wisata pantai seperti Bali Selatan. Pantai-
pantai yang saat ini terkenal dan identik dengan Bali merupakan pantai-pantai yang ada di
kawasan Bali Selatan. Bali Utara sesungguhnya memiliki banyak daya tarik wisata dan
daya tarik wisata yang dimiliki pun beragam. Tidak hanya terpusat pada daya tarik wisata
pantai seperti Bali Selatan. Pantai-pantai yang saat ini terkenal dan identik dengan Bali
merupakan pantai-pantai yang ada di kawasan Bali Selatan. Oleh karena itu dalam
penelitian ini, peneliti mengangkat Pantai Lovina sebagai lokus penelitan, untuk menjadi
bukti bahwa di Bali Utara juga terdapat yang tidak kalah bagusnya. Pantai Lovina sendiri
memiliki daya tarik yang berbeda dari pantai-pantai lainnya yaitu atraksi lumba-lumba
sebagai daya tarik utamanya. Hanya saja, apabila dibandingkan dengan pantai-pantai di
Bali Selatan, tingkat kunjungan wisatawan ke Pantai Lovina masih sangat jauh berbeda
dengan pantai- pantai di Bali Selatan.
Sedangkan menurut Handayani (2017), Destinasi wisata di pulau Bali masih belum
merata ke seluruh wilayah provinsi Bali. Pariwisatanya masih terpusat di bagian Bali
selatan, dan kunjungan para wisatawan ke Bali utara masih sangat rendah dibandingkan
Bali selatan. Menurut Menteri Pariwisata Arif Yahya Mamuji, tidak mudah
mengembangkan pariwisata Bali utara, hal ini di sebabkan oleh aksebilitas. Pariwisata di
Bali akan merata jika di kawasan Bali Utara dibangun Bandara, hal ini memudahkan
wisatawan untuk menjelajahi Bali Utara.
Dengan demikian pembangunan di Bali bagian Utara harus segera dilaksanakan untuk
mengurangi pembludakan wisatawan di Bali bagian Selatan dan mengurangi semua
dampak negatif atas kepadatan wisatawan seperti kemacetan, polusi, dan kurangnya lahan
hijau.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Studi
Penelitian ini dilakukan pada hari Jumat, 8 Februari 2019 berlokasi di Denpasar.

3.2 Sumber Data Penelitian


Data penelitian ini diambil dari artikel dan jurnal-jurnal ilmiah tentang pengembangan
potensi wisata Bali Utara dan pengembangan wisata Bali Selatan.

3.3 Alur Penelitian


1) Penelitian Pendahuluan

2) Pengumpulan Data

3) Analisis Data

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kepariwisataan merupakan salah satu subsector andalan pembangunan nasional
Indonesia , yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi , dengan meningkatkan
perolehan devisa, kesempatan usaha, kesempatan kerja, sehingga dalam pembinaannya
perlu dilaksanakan secara optimal. Hal ini disebabkan subsector pariwisata relative masih
muda usianya dan masih dalam taraf berkembangan, oleh sebab itu belum secara luas
dipahami oleh para generasi muda/pelajar/mahasiswa serta masyarakat luas umumnya.
Begitu luas arti dari pariwisata, menurut Hunziker dan Kraft tahun 1942:
Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala – gelaja yang timbul dari adanya
orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada
hubungannya dengan kegiatan untuk mencari nafkah.

Sedangkan menurut intruksi presiden no. 19 tahun 1969 :

Pariwisata adalah kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup
yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah, dan
iklim yang nyaman.

Pengertian wisatawan dan non wisatawan :

Wisatawan adalah:

 Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alas an keluarga,


kesehatan, dan lain-lain.

 Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau tugas-


tugas tertentu misalnya : ilmu pengetahuan , tugas pemerintah, agama, olah raga, dan lain-
lain.

 Mereka dengan tujuan untuk usahanya.


Yang bukan termasuk wisatawan adalah:

 Mereka yang datang dengan tujuan mencari pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha
di suatu Negara

 Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu Negara

 Penduduk di suatu tapal batas Negara dan mereka bekerja di Negara yang berdekatan.

 Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu Negara tanpa tinggal , walaupun perjalanan


tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.

Pengertian jasa pariwisata adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan
wisata. Misalnya : biro perjalanan wisata, agen perjalanan, dll

Usaha sarana pariwisata:

Misalnya: akomodasi, hotel, restoran , angkutan pariwisata, dll.

Pengertian sarana dan prasarana :

Sarana pariwisata adalah semua fasitilas atau kemudahan yang di perlukan dalam
perjalanan pariwisata seperti akomodasi, hotel, angkutan pariwisata, dll.

Prasarana pariwisata adalah segala sesuatu yang melenngkapi atau membantu kegiatan
perjalanan wisata seperti : jalan, listrik, air, Telkom, bandara, pelabuhan laut, station bus,
dll. Dan yang paling penting adalah keaman , karena wisatawan akan merasa nyaman jika
keamanan terjamin.

Dengan adanya berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah yang kususnya di Bali.
Banyak perubahan yang kita liat baik perubahan positif ataupun negative. Disini kita
mencoba untuk mencari solusi atau cara untuk mengatasi keseimbangan antara Bali bagian
selatan dan Bali bagian utara. Bali seperti yang kita liat sekarang perubahan-perubahan
seperti: kemacetan yang menyebabkan polusi, polusi kalau kita perhatikan sangat
berdampak negative dalam hal kesehatan, kurangnya tanaman hijau karena banyak
pembangunan di Bali hingga lupa ataupun harus mengorbankan tanaman yang juga penting
untuk alam dan penting untuk menyaring polusi.Sedangkan macet, macet menyebabkan
kita stress, kraudit dimana-mana, macet menghabiskan banyak waktu di jalan sehingga kita
tidak bisa datang dan pulang kerja tepat waktu, banyak waktu yang terbuang karena macet.
Pemerintah mengusahakan berbagai pasilitas untuk mengatasi kemacetan. Kita hanya
berfokus kepada pengembangan pariwisata Bali tapi kita lupa apa yang akan terjadi jika
kita tidak membatasi pembangunan agar Bali tetap seimbang. Setelah dan semakin
berkembangnya potensi pariwisata di Bali, khususnya Bali bagian Selatan, ada baiknya
pemerintah propinsi Bali break untuk mengembangkan pariwisata di Bali bagian selatan,
dimana pemerintah harus fokus untuk menyeimbangkan tingkat pariwisata Bali bagian
selatan dan Utara, yang masing-masingnya mempunyai aksesbilitas mudah menuju Bali
barat dan Timur.

Terbukti 75 dari 100 orang wisatawan yang datang ke Bali, hanya mengunjungi Bali
bagian selatan (Nusa Dua, Kuta, Benoa, Denpasar, Tanah Lot, Sukawati, Sanur dan Ubud)
dan sisanya wisatawan yang pernah berkunjung ke Bali bagian utara. Hal ini sangat tak
seimbang sehingga mengakibatkan semakin kroditnya lalu lintas, keramaian yang
berlebihan dan bisa meningkatkan polusi udara yang semakin menjadi-jadi di Bali bagian
selatan.

Keindahan Bali bagian utara tak kalah eksotisnya dibanding Bali bagian selatan. Seperti
Danau Beratan yang indah, Pantai Lovina yang eksotis dan kota Singaraja yang asri, rapi
dan bersih yang mendapat julukan sebagai kota Pendidikan (Science City), dan masih
banyak beautyful hiden secret di Bali bagian Utara.

Jika pengembangan fasilitas atau sarana pra sarana penunjang fasilitas di Bali bagian
selatan sudah pas seperti 3 mega proyek pemerintah Bali yaitu Pembangunan JDP (Jalan
tol di atas perarian), Simpang Dewa Ruci (lebih sering dikenal SS-Simpang Siur)
underpass, dan Pengembangan Ngurah Rai International Airport, ada baiknya pemerintah
juga membangun fasilitas yang meningkatkan pariwisata di Bali bagian utara. Yang harus
dibangun untuk meningkatkan potensi Pariwisata di Bali bagian Utara adalah :
 Bandara Internasional Bali bagian Utara.

Bukan hanya sekedar bandara penerbangan antar wilayah dalam Indonesia saja, tetapi
langsung pada penerbangan Internasional. Pembangunan Airport berkelas Internasional di
Bali bagian utara sudah sempat di bicarakan dan diusulkan kapan perencanaannya,
kabarnya setelah pengembangan pembangunan Ngurah Rai International Airport di Tuban,
Badung (Bali bagian selatan), selanjutnya adalah pembangunan Airport di Bali bagian
Utara, sehingga sampai saat ini juga pemerintah setempat masih menentukan tempat yang
perfect untuk pembangunan Bandara Udara Internasional di Bali bagian Utara. Selain
meningkatkan citra pariwisata Bali bagian Utara, usulan pembangunan Bandara (berkelas)
Internasional juga bisa membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Bali
bagian Utara sehingga tak perlu jauh-jauh datang dari Bali bagian Utara mencari pekerjaan
di Bali bagian Selatan.

 Jalan Pintas dari Bali bagian Selatan (Badung/Denpasar) menuju Bali Bagian Utara
(Buleleng).
Usul ini pernah kami dengar melalui salah satu media masa di Bali, dimana jalan pintas ini
berwujud lurus, tanpa banyak jalan berbelok-belok seperti saat ini, sehingga wisatawan
yang ingin berkunjung ke Bali bagian Utara tak menghabiskan waktu yang lama sehingga
minat dari wisatawan untuk datang ke Bali bagian Utara ada peningkatan.

 Meningkatkan Fasilitas penunjang pariwisata di Bali Bagian Utara.


Dengan adanya akses dan bandara internasional ke Bali bagian Utara , tentunya akomodasi
pariwisata sangat dibutuhkan bagi para wisatawan, seperti pengembangan dan
pembangunan hotel berkelas bintang 3+ yang jumlahnya diawasi pemerintah, Mall di
pinggir pantai maupun ditengah kota, Restaurant, Teater bahkan kebun binatang pun bisa
diusulkan. Hal ini juga berdampak positif bagi masyarakatnya dimana Job Oportuniy
(peluang pekerjaan) sangat banyak.

 Kendaraan Transportasi Umum/Publik.


Kami mempunyai dua usul jenis kendaraan umum, yaitu busway transit (seperti yang ada
di Bali bagian Selatan, Trans Sarbagita) dan Monorail. Melihat kondisi lalu lintas di kota
Singaraja yang masih stabil (tak krodit seperti di kota Denpasar), inilah peluang bagi
pemerintah untuk mencegah kemacetan 'keras' yang akan terjadi kedepannya, 'mumpung'
kendaraan di kota Singaraja dan sekitarnya tak seramai seperti di Kota Denpasar, Tuban
dan Kuta, transportasi umum yang berkelas bisa di tetapkan didaerah kota Singaraja.
Monorail / MRT, Why Not? Tak hanya ibukota Jakarta saja yang memerlukan kendaraan
umum Monorail untuk mengurangi kemacetan, kota Denpasar pun juga memerlukan, dan
kota Singaraja dan sekitarnya juga memerlukannya sebagai pencegah kemacetan
kedepannya. 2 Transportasi transit ini sangat baik dalam peran mencegah kemacetan besar
yang akan datang di daerah ini, tentunya dengan fasilitas kebersihan yang sangat terjaga,
mempunyai beberapa tempat transit (diutamakan tempat yang paling sering dikunjungi)
dan tentunya tiket yang terjangkau.

 Sekolah dan Pusat Pendidikan Bertaraf Internasional.

Bali sebagai pulau pendidikan, dan Singaraja sebagai Kota Pendidikan sangat pantas jika
di kota Singaraja memperbanyak pusat pendidikan bertaraf internasional, seperti
pendidikan bahasa Inggris mulai di didik saat dibangku TK dan dipermantap hingga di
bangku SMA/SMAK, sekolah negeri dengan fasilitas bertaraf Internasional dan lengkap,
rumah pintar/pendidikan, pusat Ilmu Pengetahuan Alam, Musium, Perpustakaan Besar,
Kampus dan Universitas Internasional dengan kualitas terbaik, sehingga daya tarik pelajar
dari luar negeri yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi bisa melanjutkannya di
Bali, dan tentunya perlu sosialisasi Internasional dan kerja sama antar universitas terbaik di
Dunia supaya kualitas pendidikan di Bali tak di ragukan lagi.
 Sarana Hiburan dan Lingkungan Hijau.

Tiap orang tentu ingin hiburan untuk melepas kepenatan dalam kegiatan sehari-harinya.
Sarana Hiburan seperti Play Park, Water Park menjadi peluang investasi peningkat
pariwisata di Bali bagian Utara, Teater dan International Convention Center yang bisa
dijadikan sebagaik tempatnya konser-konser penyanyi Internasional, dan juga bisa
dijadikan ajang pemilihan Miss Universe/World. Tak hanya itu Lingkungan hijau dan
bersih juga harus di tetapkan di Kota Singaraja

 Sarana Olah Raga.

Sarana Olah Raga Internasional juga dibutuhkan dalam meningkatkan potensi wisatawan
penggemar olah raga datang ke Bali sebagai salah
satu pusat Olah Raga bertaraf Internasional bahkan mendunia, seperti pembangunan
Stadion Sepak Bola yang bisa dijadikan tempat Piala Dunia, Arena Olah Raga yang bisa
dijadikan Olympic Champion dan lain-lain.
Itulah yang 'menurutku' bisa membangun dan meningkatkan kualitas pariwisata Bali
bagian Utara. Pemerintah juga perlu mencontoh negara-negara yang berhasil dalam
bidangnya seperti Singapura, Malaysia, Jepang dan lainnya. Mungkin dari be`berapa usul
di atas terdengar agak impossible tapi hal ituu bisa menjadi possible bila dipertimbangkan
dan dilihat keuntungan dan kerugiannya. Yang jelas, keuntungan nya berimbas juga pada
Bali bagian Timur dan Barat, dan juga memberikan banyak peluang usaha dan pekerjaan
bagi masyarakat setempat.

Analisis SWOT digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi pengembangan


obyek wisata. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strenghts) dan pelung (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Langkah awal yang dilakukan adalah
dengan melakukan identifikasi obyek wisata masing-masing pantai, meliputi faktor internal
dan faktor eksternal sehingga diketahui variablekekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan.Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif dengan cara jumlah total faktor
kekuatan(S) dibandingkan dengan jumlah total faktor kelemahan (W) dan jumlah total
faktorpeluang(O) dibandingkan dengan jumlah total faktor tantangan (W). Kemudian
setelah hasilnya diperoleh maka dapat ditentukan strategi-strategi yang dibutuhkan untuk
pengembangan obyek wisata tersebut:a.Apabila obyek wisata ini memiliki kekuatan dan
peluang yang besar, maka strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi
pertumbuhan (GrowthStrategy).Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan produk
baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih
luas. Apabila obyek wisata ini memiliki kekuatan dan tantangan yang besar, maka strategi
yang diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi diversifikasi. Strategi ini bertujuan untuk
mengembangkan produk secara efisien dan memerlukan investasi untuk memperkuat
posisinya.Apabila obyek wisata memiliki kelemahan yang cukup besar namun sangat
berpeluang, maka strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah dengan meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan karena dikhawatirkan akan sulit untuk menangkap
peluang yang ada. Apabila obyek wisata memiliki kelemahan dan tantangan yang cukup
besar, maka strategi yang digunakan adalah strategi bertahan (defensive). Strategi ini
dimaksudkan untuk mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok, namun
juga berupaya memperbaiki kinerja internal.
BAB V
PENUTUP

Perekonomian Provinsi Bali yang didorong terutama oleh sektor pariwisata,


disamping telah membawa tingkat kesejahteraan, pada sisi lain juga masih menyisakan
masalah ketimpangan antar wilayah. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan pemerataan infrastuktur.

5.1 Saran

Mengenai pemerataan Bali Utara dan Bali Selatan, pemerintah dapat turun tangan
membantu Bali Utara dalam infrastruktur, perekonomian maupun lainnya. Agar akses dan
wisata di Bali Utara dapat di nikmati oleh seluruh masyarakat Bali maupun seluruh
wisatawan lokal maupun mancanegara.

5.2 Kesimpulan
Bali merupakan daerah tujuan wisata andalan di Indonesia yang sangat terkenal di
dunia. Hal ini karena Bali memiliki berbagai objek wisata alam yang indahdan bervariasi.
Keindahan alam inididukung oleh keunikan budaya Bali, Namun masih terjadi
ketimpangan antar wilayah. Oleh karena itu, Pemerintah Bali harus memeratakan
pembangunan infrastuktur dan dapat menampilkan budaya-budaya Bali sehingga dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bali Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Yoeti, Oka. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Pradnya Paramita:
Jakarta
World Travel and Tourism Council. (2012). Economy Impact.
https://www.travelpulse.com/suppliers/travel-associations/world-travel-tourism-
council.html
Marsitadewi, Komang Ema. (2014). Strategi Pengembangan Pantai Lovina Sebagai
Wisata Unggulan di Kabupaten Buleleng.
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=73120
Handayani. (2017). Pengembangan Wisata di Bali bagian Utara.
http://eprints.umm.ac.id/35206/2/jiptummpp-gdl-handayanif-48982-2-bab1.pdf
Sutrisna. (2014). Penelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Kerakyatan (CBT) Bali
Utara Dalam Rangka Pemerataan Pendapatan.
https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/0b5be2cda6bc04304bdba2d97fc1b
1ef.pdf

Anda mungkin juga menyukai