Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan


2.1.1Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil
tahuseseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatamojo
Soekijo, 2010).
2.1.2Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi
dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin c. untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang
tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan misalnya: apa tanda-
tanda anak yang kurang gizi, dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah,
bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menguras,

6
7

menutup), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras


dan sebagainya, tempat-tempat penampungan air tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan seperti orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui
tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang
proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan
di tempat ia bekerja atau dimana saja, orang yang telah paham metodelogi
penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja, dan
seterusnya.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau onjek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkatan analisis adalah apabila
orang tersebut dapat membedakan atau memisahkan, atau mengelompokkan,
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahua atau objek tersebut. Misalnya,
dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat
membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.
5) Sintetis (synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yagn dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampupan untuk menuyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
telah ada. Msialnya dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau
kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapat
membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.
6) valuasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
8

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya seorang ibu dapat menilai atau
menentukan seorang anak menderitamalnutrisi atau tidak, seseorang dapat
menilai manfaat ikut keluarga berencana atau tidak, dan sebagainya

2.1.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Latipun, 2001. Beberapa factor yang berhubungan dengan
karakteristik subyek antara lain :
1) Usia
Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup usia
tingkat kemampuan atau kematangan seseorang lebih matang dalam berfikir
dan menerima informasi.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan perilaku model bahwa individu
melakukan model sesuai dengan jenis kelaminnya.
3) Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
dalam pembangunan keseluruhan.
4) Intelegensia
Intelegensia pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian
diri dan cara pengambilan keputusan. Individu yang berintelegensia tinggi
akan banyak berpartisipasi.
5) Status social ekonomi
Status social ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu
yang berasal dari status social ekonomi yang baik dimungkinkan lebih
memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan
mereka yang berasal dari keluarga dengan status social ekonomi rendah.
6) Social budaya
9

Status termasuk di dalamnya pandangan keagamaan, kelompok etnis


dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-
nilai keagamaan untuk memperkuat supranaturaln
2.2. Konsep Besi (fe)
2.2.1pengertian Besi (fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia
dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh, sebagai alat
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di
dalam sel, dan sebagai bsgian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan
tubuh. Walaupun terdapat luas di dalam makanan banyak penduduk dunia
mengalami kekurangan besi, termasuk di indonesia. Kekurangan besi sejak tiga
puluh tahun terakhir di akui berpengaruh terhadap produktifitas kerja,
penampilan kognitif, dan sisitem kekebalan.
2.2.2Manfaat Besi (fe)
Zat besi di perlukan untuk memproduksi hemoglobin dan apabila
kekurangan zat ini dapat mengakibatkan anemia. Kebutuhan zat besi saat hamil
berjumlah saat dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil. Hal tersebut terjadi
selama kehamilan, volume darah bertambah untuk menampung perubahan pada
tubuh ibu dan pasokan darah ke janin. Biasanya konsumsi pangan ibu hamil
tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi sehingga diperlukan suplemen zat
besi. Pangan sumber zat besi dapat berasal dari:
a) telur, Pangan hewani: daging merah, hati, ikan, unggas, kerang, kedelai.
b) Pangan nabati: sayuran hijau daun seperti bayam, kangkung.
Namun demikian, daya serap besi dari pangan hewani lebih tinggi
dibandingkan dari pangan nabati.

2.2.3Akibat Kekurangan Besi (fe)


Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terdapat,
baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi
10

terutama menyerang golongan rentang, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan
menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi besi di
kaitkan dengan anemia gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti
menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber
daya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktifitas kerja.
Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang
atau gangguan absorpsi besi. Disamping itu kekurangan besi dapat terjadi
karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakit-penyakit yang
mengganggu absorpsi, seperti penyakit gastro intestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi bila
simpenan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritim dalam plasma
hingga 12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang
terlihat dari peningkatan kemampuan mengikat-besi total (Total-Iron Binding
Capaciti/TIBC). Pada tahap ini belum dapat terlihat fungsional pada tubuh.
Tahap kedua terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh
transferin hingga kurang dari 16% pada orang dewasa dan meningkatnya
protoporfirin, yaitu bentuk pendahulu (precursor) hem. Pada tahap ini nilai
hemoglobin di dalam darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat
mengganggu metabolisme energi, sehingga menyebabkan menurunnya
kemampuan bekerja. Pada tahap ketiga terjadi anemia gizi besi, di mana kadar
hemoglobin total turun di bawah nilai normal. Anemia gizi besi berat ditandai
oleh sel darah merah yang kecil (mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah
(hipokromia). Oleh sebab itu, anemia gizi besi dinamakan anemia hipokromik
mikrositik.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih,
pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya
kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan
luka. Di samping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-
anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya
kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
11

2.2.4Angka Kecukupan Besi


Angka kecukupan besi sehari yang di anjurkan berdasarkan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004)
Golongan AKB Golongan AKB
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 Bln 0,5 Wanita:
7-11 Bln 7 10-12 Thn 20
1-3 Thn 8 13-15 Thn 26
4-6 Thn 9 16-18 Thn 26
7-9 Thn 10 19-29 Thn 26
30-49 Thn 26
Pria: 50-64 Thn 12
10-12 Thn 13 > 65Thn 12
13-15 Thn 19
16-18 Thn 15 Hamil:
19-29 Thn 13 Trimester I +0
30-49 Thn 13 Trimester II +9
50-64 Thn 13 Trimester III +13
> 65 Thn 13
Menyusui:
0-6 Bln +6
7-12 Bln +6

2.2.5.Cara Mengevaluasi Status Besi


Indikator paling umum yang digunakan untuk mengetahui
kekurangan besi adalah pengukuran jumlah dan ukuran seel darah merah, dan
nilai hemoglobin darah. Nilaai hemoglobin kurang peka terhadap tahap awal
kekurangan besi, akan tetapi berguna untuk mengetahui beratnya anemia. Nilai
hemoglobin yang rendah menggabarkan kekurangan besi yang sudah lanjut. Di
samping kekurangan besi, nilai hemoglobin rendah mungkin di sebabkan oleh
kekurangan protein atau vitamin B6
Indikator paling peka adalah mengukur nilai feritin dalam serum
darah. Nilai ini menggambarkan persediaan besi di dalam tubuh. Nilai yang
rendah menggambarkan simpanan besi yang rendah. Protoforfirin adalah ikatan
12

pendahulu (precursor) hem, yaitu bagian dari hemoglobin yang mengandung


besi. Kenaikan nilai protoforfirin di dalam sel darah merah menyaakan bahwa
sintesis hem berkurang karena kkekurangan besi. Kenaikan jumlah transferin
yang tidak jenuh (protein alat transfor besi) yang terlihat dari kenaikan
kemampuan mengikat-besi menunjukkan kurangnya persediaan besi di dalam
tubuh. Bila di samping nilai hemoglobin, dua dari ketiga indikator di atas
rendah dari normal, mak baru dikatakan bahwa seseorang menderita anemia
kurang besi.
2.2.6Absorpsi, Transportasi, dan penyimpanan Besi
Tubuh sangat efensial dalam penggunaan besi. Sebelum diabsorpsi, di
dalam lambung besi disebabkan dari ikatan organik, seperti protein. Sebagai
besar besi dalam tubuh feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam
suasana asam di dalam lambung dengan adanya HCI dan vitamin C yang
terdapat di dalam makanan.
Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus ( duodenum) dengan
bantuan alat angkut protein khusus. Ada dua jenis alay angkut- protein di dalam
sel mukosa usus halus yang membantu penyeraoan besi. Yaitu transferin dan
feritin. Transferin mukosa mengakut besi dari saluran cerna ke rutama di
tanggerang dalam sel mukosa. Transferin mukosa. Transferin mukosa kemudian
kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi lain, sedangkan transferin
reseptor mengangkut besi melalui darah ke semua jaringan tubuh Duo ion feri
diikatkan pada transferin untuk di bawah ke jaringan-jaringan tubuh.
Banyaknya reseptor transferin yang terdapat pada membran sel bergabung pada
kebutuhan tiap sel. Kekurangan besi pertama dapat dilihat pada tingkat
kejenuhan transferin.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat
dalam hemoglobin dan mioglobin makanan hewani, dan besi-nonhem dalam
makanan nabati. Besi-hem di absorpsi ke dalam sel mukosa sebagai kompleks
porfirin utuh. Cincin porfirin di dalam sel mukosa kemudian dipecah oleh
enzim khusus (hemoksigenase) dan besi disebabkan. Besi-hem dan non-hem
13

kemudian melewari alur yang sama dan meninggalkan sel mukosa dalam
bentuk yang sama dengan menggunakan alat angkut yang sama. Absorpsi besi-
hem tidak banyak dipengaruhi oleh komposisi makanan dan sekresi saluran
cerna serta oleh status besi seseorang. (kurang lebih 5% dari besi total
makakan), terutama di indonesia, namun yang dapat diabsorpsi dapat mencapai
25%sedangkan non hem hanya 5%.
Agar dapat diabsorbsi, besi nonhem di dalam usus halus harus berada
dalam bentuk terlalu. Besi- nonhem diionisasi oleh asam lambung, direduksi
menjai bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat,
gula dan asam amino yang mengandung sulfur. Pada suasana Ph hingga 7 di
dalam duo denum, sebagai besar besi dalam bentuk feri akan menghadap,
kecuali dalam keadan terlarut seperti disebutkan di atas. Fero lebih midah larut
pada Ph 7, oleh karna itu dapat diabsorpsi.
Taraf absorpsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang di tentukan
oleh kebutuhan. Terferin mukosa yang dikeluarkan ke dalam empedu berperan
sebagai alat ankut proteinyang bulak-balik membawa besi ke permukaan sel
usus halus untuk di ikat oleh transferin reseptor dan kembali ke rongga saluran
cerna untuk menggangkut besi lain. Didalam sel mukosa besi dapat mengikat
apoferitin dan membentuk feritin sebagai simpanan besi sementara dalam sel.
Di dalam sel mukosa apoiferitin dan feritinmembentuk poolbesi.
2.2.7faktor faktor yang mempengaruhi zat besi
Di perkirakan hanya 5-15 besi makanan di absorpsi oleh orang dewasa
yang berada dalam status besi baik. Dalam ke adaan defisiensi besi obspsi dapat
mencapai 50% banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi zat besi. Bentuk
besi di dalam makanan, besi –hem yang merupakan bjagiana dari hemoglobin
yang terdapat di daging hewan dapat di serap 2 kali lipat dari pada besi non
hem. Kurang lebih 40% di dalam danging ayam dan ikan terdaopat sebagai besi
hem dan selebihnya sebagai non hem besi non hem juga terdapat di dalam telur,
serialiya, kacang kacangan sayuran hijau dan beberapa jenis buah buahan
makan besi hem dan non hem secara bersama dapat meningkatkan penyerapan
14

besi non hem. Danging, ayam, dan ikan mengandung suatu faktor yang
mengandung fsuatu faktor yang membantu zat penyerapan besi faktor ini terdiri
dari ayam amino ynag mengikat zat besi dan membantu penyerapannya susu
sapi,keju,dan telur, tidak mengandung faktor ini hingga tidak dapat membantu
penyerapan besi.
Asam organik seperti fitamin C penyeran besi non hem dengan merubah
bentuk veri menjadi bentuk vero. Seperty telah di jelaskan bentuk vero lebih
jelas di serap vitamin C di samping itu membentuk gugus besi askorbat yang
tetap larut pada PH lebih tinggi dalam duo denum. Oleh karena itu sangat di
anjurkan memakan makan makanan makanan sumber vitamin C tiap kali
makan.
Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serealia dan asam oksalat di
dalam sayuran menghambat penyerapan besi. Faktor faktor ini mengikat besi
sehingga mempersult penyerapannya. Protei kedelai menurunkan absorpsi yang
mungkin di sebabkan oleh nilai fitatnya yang tinggi, karna kedelai dan hasil
ilahannya mempunyai kandungan zat besi yang tinngi
Tanin yang merupakan poli fenon dan terdapat di dalam teh dan
beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorpsi besi dengan cara
mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak minum teh
atau kopi waktu makan. Kalsium dosis tinggi berupa suplemen menghambat
absorpsi besi, namun mekanimesnya belum diketahui dengan pasti.Bayi dapat
lebih banyak menyerap besi yang berasal dari ASI dari pada dari susu sapi.
Tingkay=t ke asaman lambung meningkatkan daya larut besi.
Kekuranga asam klorida di dalam lambung atau penggunaaan obat obatan yang
bersifat basa seperti antasit menghalangi absobsi besi.
Faktor intrinsik didalam lambng membantu penyerapan besi diduga
karena hem mempunyai struktur yang sama dengan vitamnin B12.
Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absobsi besi bila
tubuh kekurangan besi atau kebutuhan menungkat pada masa pertumbuhan,
15

absobsi besi non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali, sedangkan besi
hem dua kali.
2.2.8Fungsi Besi
Dalam keadaan tereduksi besi kehilangan dua elektron, oleh karena itu
mempunyai dua sisa muatan positif. Besi dalam bentuk dua ion bermuatan
positif ini adalah bentuk fero (fe++). Dalam keadaan teroksidasi, besi
kehilangan tiga elektron, sehingga mempunyai sisa tiga muatan positif yang
dinamakan bentuk feri (fe+++). Karena dapat berada dalam dua bentuk ion ini
besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-
enzim yang terlibat di dalam reaksi oksidasi- reduksi.
Metabolisme energi. Didalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein pengangkut-elektron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari
zat gizi penghasil energi ke oksigen, sehingga membentuk air. Dalam proses
tersebut dihasilkan ATP. Sebagian besar besi berada di dalam hemoglobin, yaitu
molekul protein mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam
otot. Hemoglobin di dalam darah dapat membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali kerbon dioksida dari keseluruh
sel ke paru-paru untuk di keluarkan dari tubuh mioglobin berperan sebagai
reservoir oksigen menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel
otot.
Kemampuan belajar.Politt pada tahun 1970-an terkenal akan penelitian-
penelitian yang menunjukkan perbedaan antara keberhasilan belajar anak-anak
yang menderita anemia gizi besi dan almatsier ( 1989) menunjukkan
peningkatan prestasi belajar pada anak anak sekola dasar bila di berikan
suplemen besi hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak oleh lozoff dan
youdim pada tahun 1988
Sistem kekebalan, besi memegang peranan dalam sistem kekebalan
tubuh respon kekebalan sel oleh limposit terganggu karena berkurangnya
membutuhkan sel sel tersebut, yang kemungkinan di sebabkan oleh
16

berkurangnya sintesis DNA. Ini di sebabkan oleh gangguan enzime reduktase


rebonuk neorida yang membutuhkan besi terdapat redutasi,

2.3. Konsep Kehamilan


2.3.1Pengertian Kehamilan
Kehamlan adalah suatu keadaan di mana janin di kandung di dalam
tubuh ibu, yang di awali dengan proses pembuahan, yaitu pertemuan sperma
dan sel telur di dalam tubuh fallopi, yang kemudian tertnam di dalam uterus,
dan akan di akhiri dengan proses persalinan. Secara keseluruhan, organ tubuh
ibu hamil mengalami perubahan dan beradaptasi dari fungsi fisik dan kimiawi
nmendukung kehidupan. Perubahan fisik dan psikologis ibu hamil. Dengan
adanya kehamilan, di dalam tubuh seorang ibu akan berkembang jani yang
memerlukan perhatian, khusus terutama asupan gizi dari makanan yang
dikonsumsi ibu hamil termasuk golongan yang rentang gizi dan jika asupan
gizinyatidak di perhatikan, maka akan berdampak buruk terhadap janin dan
ibunya.
Tanda-tanda awal kehamilan dapat dirasakan oleh ibu hamil, yaitu tidak
mendapat haid/menstruasi sering buang air kecil, melembut atau membesarnya
payudara, puting susu bertambah gelap, lebih peka terhadap bau yang tajam,
seperti asap rokok, makanan yang berbau tajam, cepat merasa letih, mual dan
muntah pada pagi hari, serta meningkatkan keputihan, untuk mengetahui
kepastian apakah seorang ibu sedang hamil, maka perlu dilakukan beberapa tes.
Tes kehamilan tersebut antara lain:
1. Tes urin, Bila berbentuk dua garis merah pada strip uji kehamilan berani
ibu positif hamil.
2. Tes darah, Tes darah ditujukan untuk menghitung jumlah hormon hCG.
Proses kehamilan yang normal berjalan selama 38-40 minggu, yang dibagi
menjadi tiga fase, yaitu:
1. Trimester pertama : minggu 1-12
2. Trimester kedua : minggu 13-24
17

3. Trimester ketiga : minggu 25-persalinan


2.3.2Tanda-Tanda Hamil
Tanda hamil adalah perubahan perubahan fisiologi yang timbul selama
hamil. Ada 3 tanda kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan
wanita), kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi pemeriksaan), dan
positif hamil (Bobak, 2005).
1. Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan HPL (hari perkiraan lahir).
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak
dilepaskan sehingga amenore atau tidak datangnya haid. Hal ini dianggap
sebagai tanda kehamilan. Hal ini tidak dianggap sebagai tanda pasti
kehamilan, karena amenore dapat juga terjadi pada beberapa penyakit
kronik, tumor hipofise, perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi, dan
(yang paling sering) gangguan emosional (Prawirohardjo, 2008).
2. Mual dan muntah (nausea dan emisis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran lendir yang
berlebihan. Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama, karena terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness (sakit pagi) bila mual dan muntah terlalu sering disebut
hiperemesis.
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang
terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut
dengan morning sickness pada kehamilan, biasanya timbul pada pagi hari
tetap hilang pada beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini
menetap lebih lama dan dapat timbul pada waktu yang berbeda. Gejala
yang mengganggu ini biasanya dimulai biasanya dimulai sekitar 6 minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan
6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak diketahui
tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar bentuk-bentuk tertentu
18

HCG (yang mengalami variasi-variasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas


perangsangan tiroid terbesar (Bobak, 2005)
3. Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman tertentu (ngidam)
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
4. Tidak tahan suatu bau-bauan
5. Pingsan (sinkope)
Bila pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
6. Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama, kemudian nafsu makan timbul
kembali.
7. Lelah / letih (fatique)
Fatique (keletihan) selama periode kehamilan minggu ke lima sampai
minggu ke- empat belas, di periode ini ibu akan merasakan keletihan yang
tidak bisa dan membutuhkan tidur lebih banyak karena adanya tuntutan
baru terhadap pasokan energi pada ibu, dan karena terjadinya pergeseran
pada kecepatan metabolisme tubuh ibu (Penny, 2007).
8. Payudara Tegang
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambh ukurannya dan
vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih
besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama satu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan
oleh prolactin inhibiting hormone (Prawirohardjo, 2008).
2.3.3Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil dan Penyebabnya

Perubahan Fisik dan Psikologis Penyebab


Peningkatan barat badan Bertambahnya nafsu makan dan
19

peningkatan hormon progesteron yang


mampu meningkatan pembentukan
lemak tubuh
Pembesaran payudara, rasa ngilu dan Peningkatan hormon HPL dan MSH
sakit pada puting, serta perubahan
warna puting susu
Peningkatan frekuensi buang air kecil Pembesaran uterus sehingga fundus
menekan kandung kemih
Air liur (saliva) lebih asam dan banyak Peningkatan hormon estrogen
(patialisme)
Mual dan muntah (Morning sickness) Produksi hormon estrogen dan
progesteron yang melemaskan saluran
pencernaan, penurunan gerakan
paristaltik di lambung dan perubhan
mood
Mudah kembung Penurunan asam lambung dan
perlambatan pengosongan lambung
Konstipasi atau sembelit Peningkatan penyerapan air dalam usus
besar yang mengakibatkan feses lebih
padat
Kram pada kaki Terhimpitnya saraf diluar buku tulang
dan sendi akibat pembesaran tubuh
sariawan dan gusi berarah pada saat Peningkatan kadar estrogen sehingga,
sikat gigi mullut, gigi, dan gusi lebih sensitif
terhadap gosokan yang terlalu keras,
dan terjadi demineralisasi
Perut gatal Perubuhan hormon dan tertariknya
jaringan kulit akibat perut yang
membesar dan akibat tubuh yang
mudah berkeringat
berjerawat dan perubahan warna kulit Perubuhan hormonal
Perubahan suasana perasaan (mood) Perubuhan hormonal
Perasaan malas, lesu, dan mudah letih Peningkatan hormon estrogen,
progesteron dan hormon HCG
20

Ngidam Perubahan hormonal yang


menimbulkan kepekaan terhadap bau
dan rasa makanan
Sulit tidur Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Saat berbaring, janin mendesak ke arah
dada sehingga ibu sulit bernapas

2.3.4Perkembangan Janin Menurut usia Kehamilan

Usia Kehamilan (minggu) Perkembangan janin


1 Setelah pembuahan, sperma dan ovum
bergabung membentuk zigot. Dalam
perkembangannya menuju rahim, zigot
mulai membelah.
2 Setelah enam atau tujuh hari, massa sel
membentuk rongga yang disebut
biastosis. Pada hari ke-10, biastosis
menempel pada endometrium.
3 Biastosis berukuran sebesar tutup botol
dan berkembang dengan cepat. Sel
terdalam pada rongga berkembang
menjadi embrio.
4 Panjang embrio sekitar 2 mm dengan
berat kurang dari 1 gram. Jaringan
tubuh terbentuk dari 3 lapisan
embrionik.
5 Jantung mulai terbentuk dan memiliki
empat bilik. Langit-langit rongga mulut
mulai terbentuk.
6 Kumpulan sel membentuk embrio
seukuran ujung jari. Jantung berdetak
180kali/menit, dua kali lebih cepat dari
21

detak jantung orang dewasa. Kelopak


mata, telinga, serta bakal tangan dan
kaki mulai terbentuk. Bentuk kepala
dan lengkung tulang belakang dapat
terlihat.
7 Ukuran embrio membesar 4 kali lipat
dan sistem saraf berkembang dengan
baik. Embrio mulai menggerakkan
tubuh, kaki, dan tangannya. Paru, hati,
dan ginjal mulai terbentuk.
8 Panjang embrio sekitar 2,5 cm dan
sudah berupa janin. Otaknya
berkembang pesat dan tali pusat sudah
terbentuk. Telinga mulai terbentuk dan
mulut dapat membuka dan menutup.
9 Panjang janin sekitar 4 cm dan mulai
dapat menggeliat.Sistem pencernaan
dan saraf berkembang cepat. Ukuran
otak empat kali lebih besar
dibandingkan 4 minggu sebelumnya.
10 Sistem saraf sudah cukup matang
sehingga janin lebih banyak bergerak.
Seluruh organ dan kantong cairan
amnion telah terbentuk dan janin
terlihat seperti manusia.
11 Panjang janin sekitar 5 cm. Hati
mengambil alih pembentukan seldarah
merah dan ginjal telah berfungsi. Wajah
janin terbentuk dengan sempurna,
kepala janin membesar untuk
menampung otak.
12 Janin telah terbentuk dengan sempurna
22

meskipun panjang janin hanya 6 cm.


Kaku dan rambut janin mulai tmbuh,
rahang memiliki 32 titik gigi, dan janin
mulai menghisap. Organ reproduksi
dalam telah terbentuk.
13 Tubuh tumbuh dengan cepat. Plansenta
menjaga kehamilan dengan memasok
gizi dan oksigen.
14 Janin sudah mulai mengenal suara dan
cahaya, serta dapat merespons
sentuhan. Kaki dan tangan terbentuk
sempurna. Ginjal mulai berfungsi. Janin
menelan cairan amnion
15 Tubuh tumbuh lebih cepat
dibandingkan kepala dan gerakkannya
lebih bervariasi. Tulang masih berupa
tulang rawan,namun mulai mengeras.
Sel otak bertambah 250.000 setiap
menit.
16 Tampilan wajah semakin terlihat seperti
manusia. Rambut halus tumbuh di
seluruh tubuh. Saraf mulai membentuk
selubung mielin yang mempercepat
hubungan antar- saraf.
17 Panjang janin sekitar 18 cm dan
beratnya sekitar 170 gram. Wajahnya
dapat berkerut dan berkedip. Bulu nata
dan alis mulai terbentuk.
18 Janin mulai melakukan gerakan
bernafas, memasukkan ciran amnion ke
paru dan bernapas untuk
mengeluarkannya kembali.Janin mulai
23

menghisap ibu jarinya.


19 Sel otak terus bertambah dengan cepat
antara 50.000-100.000 setiap menit.
Tulang belakang mulai menebal.
20 Ukuran janin setengah dari saat lahit.
Ranbut di kepala sudah mulai tumbuh.
Pertumbuhan melambat sehingga
sistem tubuh menjadi lebih mataang.
21 Indra perasa mulai berkembang.Janin
mulai minum cairan amnion dalam
jumlah banyak.
22 Telingga telah terbentuk sempurna.
Janin mulai bisa belajar dan merespons
suara. Musik dapat merangsang
aktivitas sel otak.
23 Tungkai dan lengan telah terbentuk
sempurna, tangan sudah dapat
menggenggam.
24 Mata dapat terbuka. Janin dapat
mengenali suara. Kantung udara paru
telah terbentuk sempurna. Seluruh
organ utama telah terbentuk. Detak
jantung mulai menurun dan dapat
direkam. Kulit masih transparan dan
pembuluh darah terlihat jelas dibalik
kulit
25-26 Waktu bangun dan tidur mulai
terbentuk janin terbungkus verniks zat
putih berlemak yang memberi zat gizi,
melindungi dan membuat kulit kedap
air.
27 Berat badan janin semakin bertambah
24

dan jumlah cairanamnion meningkat


28 Mata kadang kadang terbuka dan
berkembang kemampuan fokus
nya.pada janin laki-laki testis turun ke
lipat paha.
29 Panjang janin sekitar 34 cm dan dilapisi
verniks. Alveolus pada paru hampir
berkembang sempurna dan
menghasilkan surfaktan (zat pelumas
unuk membantu pernapasan janin).
30 Kekuatan otot janin telah meningkat
dan kemampuan untuk menempatkan
dirinya dalam ruang rahim telah
berkembang. Walaupun jarang beberapa
janin beputar posisi sehingga kepalanya
berada dibawah
31 Kulit janin dari merah berubah menjadi
merah muda akibat simpaan lemak
putih dibawah kulit
32 Verniks menjadi sangat tebal dan
banyak rambut tumbuh di kepala. Kuku
tangan tumbuh sempurna, tetapi kuku
jari kaki belum tumbuh. Wajah lembut
dengan beberapa kerutan.
33 Janin hampi terbentuk sempurna dengan
proporsi seperti saat lahir. Sistem tubuh
masih dalam proses pematangan.
34 Panjang janin seitar 37 cm. Otak dan
sistem saraf terbentuk sempurna.
Sistem imun masih belum matang dan
janin menerima antibodi dari ibu
35 Gerakan janin mulai berkurang karena
ruang geraknya berkurang
25

36 Sebanyak 70% dan zat gizi yang masuk


melalui plasenta digunakan oleh otak,
lemak dibawah kulit semaki banyak
berkumpul. Terdapat mekounium,zat
berwarnaa hijau tua dan tebal yang
terbuat dari sel-sel mati dan kotoran
dari usus besar dan hati.
37 Janin belajar bernapas, mengisap dan
menelan. Tingkat kesadaran dan
koordinasi terbentuk sempurna.
38 Janin siap dilahirkan. Janin menjadi
gemuk dan memenuhi rahim sehingga
posisinya melingkar. Kepala janin turun
kebagian bawah rahim dan menekan
leher rahimnya yang melunak dan
membuka sebagian dengan lembut
bagian panggul yang terbuka.

2.3.5Berat normal janin


Berat badan janin yang normal dalam kandungan ibu sesuai dengan usia
kehamilan. Berikut rata-rata berat janin yang normal pada usia kehamilan,
dengan rincian:
1. Usia Kehamilan 20 minggu : Berat janin 0,5 kg
2. Usia Kehamilan 36 minggu : Berat janin 2,5 kg
3. Usia kehamilan minggu terakhir : Berat janin 3-3,5 kg
Kenaikan berat badan selama hamil merupakan salah satu pertanyaan
yang paling sering disampaikan oleh calon ibu. Pada prinsipnya,
penambahan berat badan ditujukan untuk pertumbuhan janin selama
kurang lebih 40 minggu dan persiapan menyusui. Penambahan berat
badan terbesar terjadi pada trimester ketiga.Penambahan berat badan ibu
26

hamil yang normal adalah 9-12 kg selama masa kehamilan. Penambahan


tersebut dapat bervariasi tergantung berat badan sebelum hamil.

Anda mungkin juga menyukai