Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PPAP

7.1 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)


Aktiva produktif (earning assets) adalah penanaman dana bank baik dalam valuta
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank,
penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Aktiva
produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank dengan risiko yang besar.
Potensi kerugian akibat memburuknya kolektibilitas asset dapat membawa
kebangkrutan bank oleh karena itu bankwajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan
cadangan khusus guna menutup risiko kerugian. Dalam membentuk PPAP, bank akan
memperhitungkan setiap jenis aktiva produktif bankyang masih outstanding dari yang
berkualitas lancar sampai yang macet, yang didasarkan padakriteria:
1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang
ditinjaudari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.
2. Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, untuk surat berharga.
a. Komponen Aktiva Produktif
Berikut beberapa jenis aktiva produktif dan komponen yang diperhitungkan dalam PPAP:
1. Kredit adalah Penyediaan uang/tagihan yang sama dengan itu, berdasarkan persetujuan
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang wajib dilunasi
setelah jangka waktu tertentu serta bunga.
2. Surat berharga adalah Surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit,
atauderivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk
yanglazim diperdagangkan dalam apasar modal & pasar uang, seperti SBI, SPBU, dll.
3. Penempatan adalah Penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro,m call money,
deposito berjangka,sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penempatan lainnya.
4. Penyertaan adalah Penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan
yangbergerakdi bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk pen
yertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit.
5. Transaksi rekening administratif adalah Komitmen & kontijensi yang teridri dari
warkat penerbitan jaminan, akseptasi, irrevocable Letter of Credit yang masih berjalan,
aksep tasiwesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan surat berharga dengan syarat
repur chase agreement, serta transaksi derivatif yg mempunyai risiko kredit.
b. Metode Pengakuan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Metode Pengakuan PPAP dapat didasarkan pada metode langsung atau metode
cadangan. Penggunaan metode ini didasarkan pada praktik yang lazim di bank bahwa
terjadinya kerugian aktiva produktif sering terjadi pada periode berikutnya setelah
penempatan aktiva produktif ,padahal suatu laporan Laba/Rugi bank harus mencerminkan
perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang harus diakui. Pengakuan aktiva
produktif tidak perlu menunggu sampai terjadinya kerugian tersebut muncul, namun bank
harus mengakui pada periode yang sama dengan terjadi penempatan aktiva produktif dengan
cara membentuk Cadangan Penyisihan Aktiva Penyisihan.
Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah penyisihan dari
aktiva produktif suatu bank baik aktiva produktif yang masih outstanding, kurang lancar,
diragukan, dan macet. Sedangkan aktiva produktif itu sendiri adalah penanaman dana suatu
bank baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga,
penyertaan, maupun komitmen dan kontijensi.
 Acuan dalam pembentukan PPAP adalah :
1. Kelancaran pembayaran pokok dan margin nasabah
2. Besarnya kemungkinan dropping yang di salurkan kepada nasabah itu kembali
 Jenis-jenis aktiva produktif untuk menentukan PPAP :
1. Kredit yang disalurkan kepada nasabah
2. Surat– surat berharga ( Hutang, wesel, obligasi, SBI, Surat berharga Komersial,
Sertifikat Reksandana
3. Penempatan dana bank kepada bank lainnya
4. Penyertaan bank kepada lembaga keuangan lainnya
 Metode Penentuan PPAP:
a. Pendekatan Laba / Rugi
Yaitu terlebih dahulu ditentukan besarnya PPAP yang akan dibukukan kedalam Laba/
Rugi , sedangkan cadangan PPAP ditentukan berapa persen kemudian bergantung dari
baki debet aktiva produktifnya.
b. PendekatanNeraca
Kalau pendekatan neraca yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah Cadangan
Penghapusan Aktiva Produktif . Dalam hal ini adalah piutang yang tak tertagih
 Cadangan PPAP yang dibentuk dari aktiva produktif terdiri dari :
 Cadangan PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1 % dari piutang lancar
 Sebesar 15 % dari piutang kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan
 Sebesar 50 % dari piutang diragukan setelh dikurangi nilai agunan
 Sebesar 100 % dari piutang macet setelah dikurangi nilai agunan
 Agunan sebagai pengurang pembentukan :
1. Tanah, bangunan, kendaraan
2. SBI, Giro, deposito, dan surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal
 Untuk menilai jenis agunan digunakan pedoman sebagai berikut :
a. Nilai pasar yaitu nilai jual suatu agunan yang telah dikurangi biaya-biaya
b. Kalkulasi biaya yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membeli aktiva baru
setelah dikurangi penyusutan

7.2 Tata Cara Pembentukan PPAP


Berikut ini adalah beberapa ketentuan mengenai PPAP:
1. Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif ditetapkan sekurang-
kurangnya sebesar 1% (satu perseratus) dari seluruh Aktiva Produktif yang
digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Surat
Utang Pemerintah.
2. Cadangan khusus Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ditetapkan sekurang-
kurangnya sebesar: a. 5% (lima perseratus) dari Aktiva Produktif yang digolongkan
dalam perhatian khusus; dan b. 15% (lima belas perseratus) dari Aktiva Produktif
yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan; dan c. 50% (lima
puluh perseratus) dari Akiva Produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi
nilai agunan; dan d. 100% (seratus persen) dari Aktiva Produktif yang digolongkan
macet setelah dikurangi agunan.
3. Cadangan khusus penyisihan penghapusan aktiva produktif untuk Piutang Ijarah
yang digolongkan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet
ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 50% dari masing-masing kewajiban
pembentukan penyisihan penghapusan.
7.3 Penghitungan PPAP
Contoh :
Bank ABCD pada 31 Desember 2012 memiliki saldo-saldo seperti pada tabel neraca
dibawah. Misalnya, ingin menentukan PPAP untuk kredit yang diberikan, maka harus melihat
sisi debet (saldo terakhir pelaporan) kredit yang diberikan. Dalam neraca sebesar
Rp 11.242.000.000
PT. Bank ABCD
Neraca Per 31 Desember 2012
No. Rekening Jumlah (Rp) No. Rekening Jumlah (Rp)

1 Kas 400.000.000 1 Giro 700.000.000

2 Giro BI 600.000.000 2 SB Diterbitkan 450.000.000

3 Bank-Bank Lain 450.000.000 3 Tabungan 2.000.500.000

4 PPAP-BBL -30.000.000 4 Deposito 8.000.000.000

5 Sekuritas Jangka 1.500.000.000 5 Pinjaman diterima 4.000.000.000


Pendek

6 PPAP-SJP -100.000.000 6 Kewajiban lainnya 500.000.000

7 Kredit diberikan 11.242.000.000

8 PPA-Kredit diberikan -545.000.000

9 Penyertaan 4.000.000.000

10 PPAP-Penyertaan -447.000.000

11 Aktiva Tetap 1.000.000.000 7 Modal 2.176.500.000

12 Akumulasi -243.000.000
Penyusutan

Jumlah 17.827.000.000 Jumlah 17.827.000.000


Untuk dapat menentukan PPAP akhir tahun 2012, perlu diketahui kualitas kreditnya dan
bobot agunan yang digunakan dalam perhitungan. Jika diperhatikan saldo penyisihan
penghapusan kredit yang diberikan yang telah dibentuk tahun lalu sebesar Rp 545.000.000.
sedangkan pada akhir tahun 2012 PPAP wajib dibentuk sebesar 1.209.700.000. Dengan
demikian yang perlu ditambahkan sebesar Rp 1.209.700.000 – Rp 545.000.000 = Rp
664.700.000. Jurnal yang diperlukan adalah :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Biaya penyisihan penghapusan kredit 664.700.000

Cr. Penyisihan penghapusan kredit 664.700.000

Dengan demikian saldo Penyisihan Penghapusan Kredit pada 31 Desember 2012 jika
ditampilkan dalam laporan keuangan adalah Rp 1.209.700.000

Contoh :

 Kredit macet atas nama PT. ABC sebesar Rp 300.000.000 dan tunggakan bunga Rp
30.000.000 dihapusbukukan

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Penyisihan Penghapusan Kredit 330.000.000

Cr. Kredit yang diberikan 300.000.000

Cr. Pendapatan Bunga yang akan diterima 30.000.000

apabila kredit tersebut dilunasi, maka bank harus membukukan kembali kredit tersebut ke
dalam rekening efektif, yaitu :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Kredit yang diberikan 300.000.000


Dr. Pendapatan bunga akan diterima 30.000.000

Cr. Penyisihan Penghapusan Kredit 330.000.000

Pencatatan jurnal pelunasan oleh Bank :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Kas/Giro 330.000.000

Cr. Kredit yang diberikan 300.000.000

Cr. Pendapatan Bunga yang akan diterima 30.000.000

 Pencatatan Pembentukan Aktiva Produktif (penempatan pada bank lain, penyertaan,


surat berharga :

o Penempatan pada bank lain

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Biaya penyisihan penempatan pada bank xx


lain

Cr. penyisihan penempatan pada bank xx


lain

o Surat berharga

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Biaya penurunan nilai surat berharga xx


Cr. Penyisihan penurunan nilai surat xx
berharga

o Pencatatan PPAP penyertaan

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Biaya penyisihan penurunan nilai xx


penyertaan

Cr. penyisihan penurunan nilai xx


penyertaan

7.4 Aktiva Tetap


Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli
sebagai berikut :
Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang
sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap
adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam
operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun
yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan
dirasakan dengan panca indera. Dalam perbankan aktiva tetap adalah aktiva tidak produktif
sehingga jumlahnya perlu dibatasi atau umumnya jumlahnya relative kecil dibandingkan
aktiva produktif bank.
A. Pengeluaran Untuk Memperoleh Aktiva Tetap
Pada prinsipnya aktiva tetap yang diperoleh akan dicatat sebesar harga perolehannya
yaitu harga beli ditambah biaya biaya yang terjadi untuk menempatkan aktiva tersebut
pada kondisi dan tempat yang siap dipergunakan. Sehubungan dengan pencatatan diatas
maka pengeluaran untuk memperoleh dan penggunaan aktiva tetap dapat dikelompokan
menjadi 2 macam yaitu:
1. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal adalah pengeluaran pengeluaran untuk memperoleh manfaat yang
akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran seperti ini harus
dikapitalisasi kedalam rekening aktiva yang bersangkutan . Contoh pengeluaran ini
adalah pembayaran untuk pembelian mobil, biaya balik nama, dll.
2. Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran pengeluaran yang dilakukan untuk
memperoleh manfaat hanya bisa dirasakan hanya dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Pengeluaran seperti ini akan dibukukan sendiri kedalam rekening
tersendiri yaitu rekening biaya. Contoh pengeluaran ini adalah pembelian oli, bensin,
reparasi.

B. Perolehan Aktiva Tetap


Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan
akan mempengaruhi penentuan harga pokok perolehan. Yang menjadi permasalahan
akuntansinya adalah dengan cara bagaimana aktiva itu diperoleh perusahaan sehingga
mejadi miliknya. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan beberapa cara, cara perolehan
aktiva tetap tersebut diantaranya:
1. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian
a. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian Tunai
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian kontan adalah sebesar harga perolehan
aktiva tetap ditambah dengan biaya-biaya lain, dikurang diskon pembelian. Biaya-
biaya lain yaitu biaya yang berhubungan dengan pembelian aktiva tetap tersebut
seperti biaya angkut, biaya asuransi dalam perjalanan, biaya penelitian, registrasi,
dan pengukuhan hak milik, biaya instalasi, dan biaya percobaan.
b. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian Kredit
Pembelian aktiva tetap secara kredit atau angsuran biasanya dilakukan dengan
pembayaran uang tunai terlebih dahulu dan selanjutnya di bayar secara angsuran.
Dalam hal ini bunga yang termasuk dalam program pembayaran harus diakui
sebagai beban dalam periode yang tercakup di kontrak, apabila suku bunga tidak
dicantumkan didalam kontrak maka komponen bunga harus ditaksir dengan
menyelisihkan antara nilai nominal kewajiban atau jumlah uang yang harus
dibayar dengan taksiran harga pasar aktiva pada tanggal terjadinya transaksi
diakui sebagai beban bunga selama masa berlakunya kontrak.
2. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pertukaran dengan Surat Berharga
Aktiva tetap yang dibeli dengan surat berharga dicatat sebesar harga pasar surat
berharga pada saat pembelian. Jika harga pasar surat berharga lebih tinggi dari nilai
nominal, maka selisihnya dicatat sebagai agio dan jika harga pasar lebih kecil dari
nilai nominal, maka selisihnya dicatat sebagai disagio. Jika nilai pasar yang
memuaskan tidak dapat diperoleh baik untuk surat berharga yang diterbitkan atau
aktiva yang diperoleh, nilai-nilai yang ditetapkan oleh dewan direksi dapat diterima
untuk kepentingan akuntansi.
2. Pertukaran Aktiva Tetap Dengan Aktiva yang Tidak Sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap
yang sifat dan fungsinya tidak sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis,
perbedaan antara nilai buku yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan
sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus
diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
3. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva
tetap yang sifat dan fungsinya sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang sejenis laba
yang timbul akan ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva yang
bersangkutan). Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya
dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran.
4. Perolehan Aktiva Melalui Pembuatannya Sendiri
Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa biaya perolehan suatu aktiva yang
dibangun sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva
yang diperoleh. Perusahaan sering membangun sendiri aktiva yang dibutuhkannya.
Beberapa alasan mengapa perusahaan membuat aktivanya sendiri adalah:
a. menghemat biaya.
b. memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai (idle capacity).
c. keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik.
5. Perolehan Aktiva Tetap Dari Sumbangan/Hibah/Hadiah
Aktiva tetap yang diperoleh melalui sumbangan atau hibah dari pemerintah, maka
dasar penilaian aktiva tersebut tidak memiliki harga pokok. Aktiva tetap yang
diperoleh melalui hibah atau pemberian harus dinilai sesuai nilai pasar wajarnya
walaupun ketika mendapatkan aktiva tetap tersebut perusahaan mengeluarkan biaya-
biaya, namun biaya tersebut terlalu kecil.

C. Pencatatan biaya untuk menggunakan aktiva tetap


Untuk menggunakan aktiva tetap bank, maka diperlukan biaya. Biaya-biaya ini
merupakan pengeluaran pendapatan sehingga dibukukan tersendiri. Biaya-biaya yang
dimaksud misalnya biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya penggantian yang relatif kecil
dan sebagainya. Jurnal yang diperlukan untuk membukukan pengeluaran ini adalah :
Bila biaya pemeliharaan dan reparasi tidak menambah umur.
Tgl Rekening Debit Kredit

Biaya reparasi dan pemeliharaan

Kas

Bila biaya pemeliharaan dan reparasi menambah umur aktiva tetap.


Tgl Rekening Debit Kredit

Akumulasi aktiva tetap

Kas

Bank telah melakukan penggantian salah satu bagian mobil yang telah disusut 80%.
Sebuah suku cadang sekitar 10% diganti dengan harga Rp 50.000.000 secara tunai.
Sementara harga mobil pada waktu pembelian Rp 400.000.000

Keterangan Jumlah
Harga perolehan suku cadang diganti 10% x Rp 400.000.000 Rp 40.000.000

Akumulasi penyusutan 80% x Rp 40.000.000 Rp 32.000.000

Rugi penggantian Rp 8.000.000

Tgl Rekening Debit Kredit

Akm. Penyusutan akt. Tetap – mobil 32.000.000

Rugi penggantian 8.000.000

Aktiva tetap - mobil 40.000.000

Aktiva Tetap – mobil 50.000.000

Kas 50.000.000

D. Depresiasi Aktiva Tetap


Penyusutan adalah salah satu konsekuensi akibat dari penggunaan aktiva tetap. Di
mana aktiva tetap akan cenderung mengalami penurunan fungsi. Pengertian penyusutan
menurut penalaran umum adalah cadangan yang akan diperuntukan untuk membeli aktiva
baru guna menggantikan aktiva lama yang tidak produktif. Sedangkan pengertian
menurut akuntansi, penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap ke
dalam harga pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aktiva
tetap tersebut.
Aktiva tetap akan mengalami penyusutan dari suatu periode ke periode
berikutnya, jadi nilai kegunaan dari aktiva tetap akan terus berkurang dari suatu periode
ke periode berikutnya, kecuali tanah. Misalnya adalah mesin yang dibeli untuk ektivitas
operasi perusahaan seharga 12.000.000 dan setelah 6 tahun ke depan nilai dari mesin
tersebut mengalami penyusutan menjadi Rp. 7.000.000.
Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan atau dimanfaatkan maka
nilai aktiva tetap akan mengalami penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak akan
berkurang, bahkan nilainya cenderung bertambah atau semakin tinggi adalah tanah.
Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari sebidang tanah akan mengalami
penambahan atau semakin tinggi.
Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai kegunaan dari aktiva
tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal
juga dengan istilah depresiasi yaitu pengalokasian aktiva tetap yang disebabkan adanya
penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi, diantaranya metode metode garis
lurus, metode jumlah angka tahun, metode menurun berganda, metode satuan jam kerja
dan metode satuan hasil produksi. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai metode
penyusutan aktiva tetap, sebaiknya Anda pahami dulu beberapa istilah berikut ini:
1. Harga perolehan (harga barang + biaya-biaya yang menyertainya)
2. Harga buku aktiva tetap (harga perolehan – akumulasi penyusutan aktiva tetap)
3. Nilai residu disebut juga dengan nilai sisa yaitu perkiraan nilai aktiva tetap setelah
dipakai sesuai umur ekonomisnya.
4. Umur ekonomis adalah batas waktu penggunaan barang atau perkiraan usia barang.
Beberapa istilah di atas akan mempermudah dalam memahami metode penyusunan aktiva
tetap. Berikut penjelasan dan pembahasan beberapa jenis metode penyusutan aktiva tetap:

a. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Garis Lurus


Istilah lain dari metode garis lurus adalah straigt line method, di dalam metode ini
beban penyusutan aktiva tetap pertahunnya akan sama sampai akhir umur ekonomis
aktiva tetap tersebut.
Rumusnya:
Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu
umur ekonomis
Dapat juga dicari dengan cara lain:
- Menghitung tarif penyusutan tiap tahun
Tarif penyusutan = 100 %
umur ekonomis
- Menghitung beban penyusutan tiap tahun
Beban penyusutan = tarif penyusutan x (harga perolehan – nilai residu)
- Menghitung nilai buku aktiva tetap
Harga buku aktiva tetap = harga perolehan – akumulasi penyusutan

b. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurun Ganda


Istilah lain dari metode ini adalah Double Declining Balance Methode. Di dalam
metode ini, penyusutan aktiva tetap dapat ditentukan melalui persentase tertentu yang
dicari dari harga buku pada tahun bersangkutan. Untuk menghitung persentase
penyusutan dapat diperoleh dengan mengalikan persentase penyusutan yang diperoleh
dengan metode garis lurus dikalikan angka 2. Jadi besarnya persentase penyusutan 2
kali dari persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.
Rumus: Penyusutan = [2 x (100% : umur ekonomis)] x harga buku aktiva tetap.

c. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Jumlah Angka Tahun


Istilah dari metode ini adalah sum of the years digit method, besarnya penyusutan
aktiva tetap berdasarkan metode jumlah angka tahun mengalami penurunan jumlah
tiap tahunnya.

Sisa usia aktiva tetap pada tahun penggunaan


Penyusutan = x (HP – NS)

Jumlah angka tahun usia aktiva tetap

Keterangannya:
o Sisa umur penggunaan diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun,
maka untuk tahun pertama sisa umur penggunaan berjumlah 5 (lima), sedangkan
tahun kedua berjumlah 4 (empat), dan begitu seterusnya.
o Jumlah angka tahun diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka
perhitungan jumlah angka tahunnya 1+2+3+4+5=15
o Harga buku aktiva = harga perolehan dikurangi nilai residu

d. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Jam Jasa


Rumus : (harga perolehan – nilai residu)/jam jasa

Setelah perhitungan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah mencatat beban penyusutan
aktiva tetap. Proses pencatatan ini akan dilakukan di akhir periode akuntansi dengan
dilengkapi bukti transaksi berupa memo yang di dalamnya memuat adanya ayat jurnal
penyesuaian yang menjelaskan adanya penyusutan jumlah saldo periode tersebut.
Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:
- Beban penyusutan aktiva tetap xxxx (debet)
- Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxxx (kredit)
DAFTAR PUSTAKA

Taswan.2008.Akuntansi Perbankan Taransaksi dalam Valuta Rupiah.UPP YKPN.


https://www.scribd.com/doc/222503027/Akuntansi-Penyisihan-Penghapusan-Aktiva-
Produktif
https://www.scribd.com/doc/230866640/MATERI-PPAP
https://www.scribd.com/document/361756904/Analisis-Ppap-Lpd-Sap-7

https://www.scribd.com/document/234939741/Akuntansi-Penyisihan-Penghapusan-Aktiva-
Produktif

Anda mungkin juga menyukai