Anda di halaman 1dari 13

SCC

Stress Corrosion Cracking


Alhimni Rusydi N.S
NIM. 05151004

Gugus Handika
NIM. 05151014

Miranda Revitasari
NIM. 05151025

Rizky Wahyu. B
NIM. 05151035
PENGENDALIAN
PENYEBAB
TAHAP-TAHAP
TERJADINYA TERJADINYA
SCC
DEFINISI
SCC SCC 4 PENDEKATAN MEKANISME

SCC TAHAP 1
KONTROL MATERIAL

PENGENDALIAN TEKANAN SCC


TAHAP 2 KONTROL LINGKUNGAN

TAHAP 3 MINUS TENSILE STREES

STUDI KASUS PENCEGAHAN

STRESS CORROSION CRACKING SOLUSI

Stress Corrosion Cracking


Stress Corrosion Cracking adalah istilah yang menyatakan suatu kegagalan pada material yang
terjadi secara perlahan, yaitu perambatan retakan akibat suasana asam. Retakan yang terjadi
diakibatkan oleh gabungan antara tegangan dan reaksi korosi.

Stress Corrosion Cracking


SCC (Strees Corrosion Cracking) terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap 1 muncul retak dan penjalaran.
2. Tahap 2 penyebaran peretakan secara merata.
3. Tahap 3 penyebaran retakan merata atau kegagalan terakhir.

Stress Corrosion Cracking


Penyebab terjadinya Stress Corrosion Cracking adalah sebagai berikut :
1. Pemutusan Jalur Aktif
2. Perapuhan oleh Hidrogen
3. Pembelahan oleh Lapisan Film

Stress Corrosion Cracking


A. Pemutusan anodic (anodic dissolution).
1. Dinding dan ujung retak adalah lapisan pasif.
2. Lapisan pasif pada ujung retak pecah oleh deformasi plastik, dan
korosipun terjadi.
3. Ujung retak kembali menjadi pasif.
4. Kondisi kembali seperti no.1

Stress Corrosion Cracking


B. Film – induced cleavage (pembelahan yang terjadi pada lapisan film).
1. Dinding dan ujung retak dilindungi oleh lapisan film (baik lapisan
film oksida atau paduan-lapisan).
2. Lapisan film di ujung retak pecah oleh deformasi plastik.
3. Pecahan di ujung retak berubah menjadi celah.
4. Celah kembali menjadi tumpul oleh deformasi plastik.

Stress Corrosion Cracking


C. Hidrogen embrittlement (penggetasan yang ditimbulkan oleh hidrogen).
1. Hidrogen yang dihasilkan oleh reaksi katodik.
2. Hidrogen berdifusi ke daerah aksial tegangan tarik di depan retak.
3. Hidrogen menyebabkan patah getas dan terbentuklah celah.
4. Celah kembali menjadi tumpul oleh deformasi plastik dan hidrogen
pun keluar.

Stress Corrosion Cracking


Ada 4 pendekatan yang umum dilakukan untuk mengontrol laju SCC sehingga
dapat memberikan umur layak pakai pada sebuah material yaitu :
1. Kontrol Material
2. Pengendalian Tekanan
3. Kontrol Lingkungan
4. Mengurangi Tensile Strees

Stress Corrosion Cracking


Studi kasus oleh Stress Corrosion Cracking yang disebabkan oleh Klorida (Chloride Stress Corrosion Crack) di Gas Recycling
Plant, Qatar Petroleum, Dukhan. Kasusnya yaitu kebocoran jalur pipa jenis SS316L pada unit kompresi gas asam.

Unit kompresi gas asam dioperasikan pada tahun 2003 sebagai bagian dari proyek peningkatan pabrik. Beberapa kebocoran sebesar
lubang jarum terjadi secara tiba-tiba pada bulan Juni 2007 pada jalur pipa gas asam ke katup safety relief valves pada kompresor gas asam.
Setelah diamati bahwa semua kebocoran ini hanya pada jalur pipa SS316L yang sangat dekat dengan sambungan las. Kebocoran pada
jalur pipa ini mengeluarkan gas H2S dengan konsentrasi tinggi ke atmosfir.

Stress Corrosion Cracking


Pencegahan CSCC dapat dilakukan dengan Controllable Factor – Material of construction (MOC),
Pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk pencegahan adalah
1. Penggunaan Corrosion Resistant Alloy (CRA) seperti Duplex stainless steel, super austenitic stainless steel 254 SMO, 904L, Incoloy
825, incoloy 625.
2. Menghilangkan klorida hingga 0 ppm, sehingga jenis pipa austenitic SS316L tidak rentan dan perubahan dalam MOC tidak diperlukan
Tetapi penghilangan kandungan klorida hingga 0ppm tidak memungkinkan sehingga hal yang harus dilakukan adalah menggunakan
opsi yang pertama, yaitu perubahan material pipa.

Stress Corrosion Cracking


Duplex stainless merupakan bahan yang tahan terhadap CSCC daripada SS316L. Tetapi tidak memiliki ketahanan terhadap klorida
yang memiliki konsentrasi yang tinggi dan pada suhu tinggi. Material ini juga rentan terhadap cracking H2S pada lingkungan daripada
SS316L. Sehingga material ini tidak dapat dipertimbangkan dalam penanganan kasus ini. Material Super austenitic stainless steel (SMO
254 & 904L) merupakan bahan yang memiliki resistansi terhadap CSCC, tetapi rentan terhadap crevice dan pitting corrosion pada suhu
90⁰C pada lingkungan yang memiliki kandungan klorida yang tinggi. Bahan ini juga sulit untuk didatangkan dari berbagai pabrik.
Sehingga opsi ini juga tidak dipertimbangkan dalam penanganan kasus ini. Incoloy 825 merupakan bahan yang tahan terhadap
pitting dan crevice corrosion, tahan terhadap cold work Incoloy 825 dalam larutan garam 20 bar ppCO2, 10 bar ppH2S pada 200⁰C,
juga tahan terhadap CSCC. Kandungan nikel yang tinggi pada bahan ini membuatnya tahan terhadap CSCC. Jadi material ini
dapat dipilih sebagai pengganti bahan stainlees steel SS316L.

Stress Corrosion Cracking


SCC
Stress Corrosion Cracking

Anda mungkin juga menyukai