Bab I : Pendahuluan
Bab V : Penutup
Terima kasih kepada Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
SNVT Dinas Kimpraswil Maluku Utara, beserta staf dan serta semua pihak yang
telah Membantu dan kerja sama yg sangat berguna kepada Tem Konsultan sehingga
Konsultan Pengawasan
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. II
BAB-I PENDAHULUAAN………………………………………………………....I-1
I.1.LatarBelakangdanGambarUmum………………………………………………. I-1
Akhir……………………………………………………………………………………
…… III-29
Order)…………………………………………………………………… III-29
……………………………………………………………………………………….....
... III-30
Akhir……………………………………………………………………………………
……… III-30
III.15. Addendum
Penutup…………………………………………………………………………………
………………………… III-30
Proyek…………………………………………………………………………………
……………….. III-31
…………………………………………………………………………………………
…………… III-38
III.18. Penanganan, Pengecoran dan Pemadatan
Beton…………………………………………………………….. III-70
…………………………………………………………………………………………
………………….. III-80
III.20. Value
Engieering………………………………………………………………………………
………………………………… III-82
Pengawas………………………………………………………………………………
………………… III-14
…………………………………………………………………………………………
…………………….. IV-1
IV.1.
Umum…………………………………………………………………………………
………………………………………………. IV-1
…………………………………………………………………………………………
… III-3
…………………………………………………………… III-4
IV.4. Koordinasi dengan Unsur Kegiatan Anggaran
(Proyek)………………………………………………………. III-5
Konsultant………………………………………………………………………………
……………….. III-6
…………………………………………………………………………………….. III-
Supervision……………………………………………………………………………
……………. III-7
BAB – V PENUTUP
…………………………………………………………………………………………
……………………………….. V-1
…………………………………………………………………………………………
…………….. V-1
Lampiran-
lampiran………………………………………………………………………………
……………………..
BAB
PENDAHULUAN
Di dalam salah satu isi undang-undang Republik Indonesia berbunyi tentang Jalan
yang dinyatakan sebagai salah satu prasarana perhubungan, pada hakekatnya jalan
secara profesional.
Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan adalah aspek Pengawasan.
Pengawasan dalam lingkup kecil adalah upaya agar Suatu pekerjaan kegiatan
merupakan usaha mengendalikan suatu pekerjaan agar dicapai hasil yang seoptimal
waktu.
Adapun yang dimaksud dalam Kegiatan Acuan Kerja (KAK) ini Adalah suatu
Daruba-Daeo-Berebere.
2.1. Tujuan Kegiatan atau sasaran fungsional kegiatan yang Ingin dicapai
jalan Termasuk dalam hal ini upaya peninggian muka jalan Guna mencegah
jalan Dengan lingkungan sekitar jalan, seperti pembuatan trotoar, area parker”
Daeo-Berebere.
Menjamin bahwa pekerjaan konstruksi tercapai sesuai Rencana Perekayasaan
Pengawas
Adapun maksud dan tujuan penyedia jasa konsultansi/ konsultan ini adalah untuk
bagi seluruh rincian Kegiatan pembangunan yang tersebut di atas. Penyedia jasa
rencana (DE) semula, agar dapat dituangkan dalam suatu Berita Acara dan Gambar
Ruas Jalan Daruba-Daeo, Berebere Pulau Morotai ini mempunyai konstruksi lapis
pondasi agregat sebagai Base-Course dan Campuran Asphalt sebgai lapis
permukaan. Lingkup pekerjaan fisik yang akan dilaksankan oleh penyedia jasa
pemborongan/kontraktor untuk pembangunan Ruas Jalan Daruba-Daeo-Berebere
Pulau Morotai ini meliputi:
Pekerjaan galian.
Pekerjaan Aspal.
Pekerjaan Struktur.
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
II.1 UMUM
Ternate Sofifi
Tobelo Morotai
Dalam Kegiatan Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa konsultan Pengawas dalam
kuantitas serta laju pencapaian volume sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Pendapat Konsultan, pekerjaan ini adalah bagian pekerjaan yang sangat penting
pengawasan tersebut meliputi segi kualitas, kuantitas dan kemajuan mencapai volume
pekerjaan untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang memuaskan dan dapat
dapat dipisahkan dari pekerjaan lainnya dimana konsultan pengawas harus memeriksa
sementara.
mutlak harus dilaksanakan sebelum dimulainya suatu pekerjaan. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang sesuai dengan mutu yang diinginkan.
Pengukuran Lapangan.
Pendapat Konsultan, pekerjaan pengukuran lapngan adalah bagian pekerjaan yang
tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain dimana konsultan pengawas harus
yang sesuai letak, ukuran dan volume dari rencana awal yang telah disepakati
bersama.
pemborong/kontraktor.
kontraktor dapat dilaksanakan sejauh usulan perubahan tersebut masih dalam batas
toleranasi dan tidak menyimpang dari bidang pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
perubahan/motifasi di lapangan.
yang terjadi serta pengaruhnya terjadi terhadap kecukupan biaya yang telah
disediakan.
As built drawing.
Pendapat Konsultan, membantu kontraktor dalam mempersiapkan As built drawing
dapat dilaksanakan untuk ketelitian dan keakuratan dari pekerjaan yang telah
lapangan.
Hal tersebut dilaksanakan untuk mengetahui secara jelas setiap perubahan yang
terjadi di lapangan serta mengarahkan agar pekerjaan tidak menyimpang dari rencana
awal.
pembayan termin.
pekerjaan yang diajukan oleh kontraktor untuk pembayaran termin harus dilakukan
oleh konsultan pengawas untuk mengetahui kebenaran dan ketepatan jumlah bobot
kemajuan yang telah dicapai oleh kontraktor. Berita Acara Bobot Kemajuan
pekerjaan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk pembayaran termin atas
perlu dilakukan konsultan pengawas untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang
memuaskan.
Membantu pengguna anggaran dalam proses serah terima PHO dan FHO.
Pendapat Konsultan, membantu pengguna anggaran (PA) dalam serah terima PHO
dan FHO harus dilaksanaka konsultan pengawas untuk mengevaluasi total kemajuan
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk serah terima proyek. Hal itu dilakukan
PT GUNAYASA DIANARTHA
DATA PROYEK:
BAB III
Tugas konsultan sesuai dengan kerangka Acuan kerja (KAK) yang mencakup
pekerjaan pokok, yaitu “supervisi”. Tujuan dari pekerjaan konsultan ini adalah untuk
Berebere.
Pekerjaan Umum Maluku Utara Direktorat Jendral Bina Marga pada pekerjaan
engineering.
Pengendalian teknis.
Value engineering.
Secara garis besar penjabaran uraian tugas tersebut diatas sebagai berikut dibawah
ini:
Bertindak untuk dan atas nama Pengguna aggaran (PA) mengendalikan pelaksanaan
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantu
adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
lapangan.
Jenis pekerjaan.
Kuantitas pekerjaan.
Schedulle pelaksanaan.
Schedulle pembayaran.
lokasai proyek untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai
Apabila ternayata dari hasil pengeceka hasil design tidak sesuai dengan kondisi
lapngan, konsultan pengawas akan membuat alternative lain yang sesuai untuk
diteliti lebih dahulu oleh konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang
akan ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh penyedia jasa pemborong/kontraktor akan di teliti
lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
alat yang akan digunakan. Apabila menurut analisis tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan
menyerahkan kepada penyedia jasa pemborong/kontraktor untuk menyiapkan tenaga
kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selelesai tepat pada waktunya.
tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume pekerjaan.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan menggantikan nilai
mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya
“per-auditan” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus dimonitor agar
apabila terjadi penyimpangan segara diketahui dan dapt diluruskan kembali sesuai
petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi
pemborong/kontraktor.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kami jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehigga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil
fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi penyedia
atau tidak.
diawasinya, yaitu mencakup antara lain surat, memorandum, risalah, laporan, contoh
barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, kontrak & addendum dan lain-lain yang
Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan dilaksanakan
sebaik-baiknya.
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak
dilapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan, yaitu :
1). Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
3). Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh pengguna anggaran
dilapngan yaitu :
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
sifatnya dapt secara harian, mingguan. Frekwesi kunjungan juga dapat bergantung
pada tahapan dari pengguna anggaran (PA) yang mengelolanya beserta para teamnya
sesuai kebutuhan.
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan yang
telah disetujui sebangai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau
Bila perlu dapat di adakan perubahan baru untuk mengendalika jalanya proyek seperti
yang dikehendaki.
Jarak waktu control dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk
proyek.
Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak pemilik dalam mendapatkan informasi
proyek setiap saat atau secara berkal, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan
dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi
dilapangan serta mengintegritasikan keinginan-keinginan dari pihak Pengguna
Anggaran yang mewakili pihak pemilik proyek tentang apa yang ingin dimonitor dan
dikendalikan.
Dilapangan setiap hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan agar
Pengotrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan
dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolak ukur mengukur mutu pekerjaan
suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data proyeknya. Volume data kian
Anggaran, karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah
proyek (laporan proyek). Artinya dari laporan proyek dapat diketahui perkembangan
pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari laporan proyek ini Pengguna
data proyek baru dan dengan demikian siklus project management control system
berulang kembali. Siklus ini baru berhenti apabila projet telah selesai.
Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam dua fungsi, yaitu :
pembangunan baru)
foto yang dibuat sebelum proyek berlangsung (mulai), sedang berjalan dan
Konsultan akan memberukan jaminan segala ijin kerja. Persetujuan dari setiap
jenis/langkah pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan.
Untuk memperjelas uraian tersebut diatas, berikut ini dilengkapi Bagan Alir
Aktivitas Pengawasan Pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai.
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material.
Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi proyek.
Pengujian material yang akan digunakan.
Test lapangan.
Administrasi dan formulir-formulir.
3.5.1. PERALATAN LABORATORIUM
Compaction Test.
CBR Test.
Berat Jenis.
Atterberg Limit Test.
Analisa ukuran butir.
Density Test, Metoda Sand Cone,
Test Ekstraksi.
Kadar Rongga Udara Campuran.
Thermometer Logam.
Test Beton.
Dan lain-lain seperti disebutkan dalam Spesifikasi.
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang diletakan lengsung di atas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan, kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segradasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air.
Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat
yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
Pengangkutan material perlu ditutup dengan bahan tebal guna tidak berceceran.
Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh konsultan.
Staff anggota team konsultan setiap akan membuat rencana untuk menginspeksi
material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja penyedia jasa
pemborong/kontraktor.
Buku direksi
Time schedule
MC 0 (Mutual Check Awal).
Request & shop drawing.
Laporan mingguan.
Record cuaca.
Photo dokumentasi.
Change order.
Addendum.
Monthly Certificate (MC).
PHO (Provisional Hand Over).
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
4) Pengukuran Berat
Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara :
Pertama, yaitu pertimbangan dengan timbangan atau Truck Scale.
Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis
bahan tersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium).
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut dapat dilist pada Quantity Sheet.
III.8. PENGENDALIAN WAKTU
Di dalam proyek jalan , alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja perhari
adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian
pekerjaan.
3.8.1. SCHEDUL
Dari team schedulle tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga
setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target
volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar
untuk schedulle hari berikutnya.
Dengan Team Schedulle yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
baik sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan
proyek bisa diselesaikan sesuai jadwal (On Schedulle).
Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu
kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misalnya
untuk pengaspalan, maka alat yang digunakan Dump Truk, Tangki Air, Buldozer,
Motor Grader, Wheel Loader, Exafator, Walles, Mollen. Dari alat tersebut
dihitung produksi nyata per jam, kemudian per jam kemudian produksi terkecil
yang digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu. Demikian pula peralatan
pekerjaan beton maupun alat angkut beton dilapangan harus di analisis
kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuha. Sedemikian sehingga volume
pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi perjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan.
Maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua sheet atau kerja
lembur/overtime. Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang
cukup/efektif maka diharapkan pelaksanaan bisa tepat waktu sesuai dengan yang
ditargetkan.
3.8.4 JUMLAH JAM KERJA
Untuk penyelesaian pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah
jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil daripada bila
per jam kerja lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat,
tenaga kerja, sedemikian hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa
diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang,
maka perlu untuk kerja malam/overtime.
Biaya proyek
Estimated Quantity/volume pekrjaan
Harga satu perjaan
Guna pengndalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
Tim pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah
lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalaha masih
dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang
telah dibayar sebelumnya, sehingga kuatitas/volume yang dibayar dalam
pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar.
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau penyedia jasa
pemborong/kontraktor dan harus disetujui denagan suatu perintah pembayaran
yang ditetapkan dalam suatu perintah perubahan tersebut menyajikan suatu
perubahan dalam struktur Harga Satuan Jumlah Kontrak, maka Perintah
Perubahan harus dirundingkan dan di rumusksn dalam suatu Addendum.
Semua pekerjaan tersebut diatas jelas menjadi kendala bagi semua kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi perja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan seminimum mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalulintas khusus untuk kendaraan
penumpang atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian harus ditangani
dengan baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi
proyek. Tidak kalah pentingnya dari penaganan tersebut diatas adalah cara pemuatan
dan transportasi pembuangan tanah hasil galian harus memperhatikan lingkunga.
Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada giliranya mengambat arus lalu lintas
yang ada.
a.Mengurangi kemacetan
dlam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan denagan perambuan
sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan
penaggulangan gangguan.
2). Keselamatan kerja
a.Disiplin kerja
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait, antara
lain :
Pada tahap pelaksanaan, dimana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan
melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja daripada semua
eksponenen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak
dicapai.
Pada tahap ini, gambar pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Perambuan darurat
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroprasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat dengan
warna crossing “kuning-hitam” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda “spot
lingt” atau cat berpender yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari.
Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot linht.
Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan terlihat
dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi
refleksionis warna orange menyolok yang harus selalu dikenakan pada saat
melaksanakan tugas.
Dilokasi harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan
pada suatu sistem kordinat yang tetap.
Perencanaan konstrusi harus dikaitkan pada sistem kordinat yang sama.
Apabila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana yang menimbulkan
keraguan interprestasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya
untuk mendapatkan penjelasan. Penyedia jasa pemborong/kontraktor bertangguang
jawab dalam penentuan dan pematokan secara keseluruhan, sedang pengawas
lapangan harus memastiakan bahwa kontraktor mendapatkan informasi yang tepat
serta menyiapkan titik-titk kontrol yang dipasang.
1) Pengukuran horizontal
Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem kontrol garis ataupun
sistem kordinat, namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari
kedua system diatas.
2) Pengukuran fertikanl
Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark (BM).
Geometri vertical garis Kontrol biasanya ditentukan. Data ini merinci
rangkaian titik tagen vertical, ketinggian dan kemiringan permukaan akhir.
2). Agregat
Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang baik.
Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras dan tahan serta
serta cukup kuat untuk menahan beban yang diterima oleh beton. Pada umumnya,
agregat tersebut terdiri dari pasir atau krikil alam, atau batu pecah.
Agregat beton harus :
Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton degan kekuatan tekan
tekan yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.
Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organic, karena dapat
menghambat pembekuan dan pengerasan beton. Tidak mengandung lanau
dan lempung karena dapat memperlambat beton. Partikel-partikel yang
lemah dan lunak dapat mengurangi kekuatan beton dan dapat hancur bila
terbuka terhadap cuaca. Lempung atau bahan lemah lainnya yang menutupi
permukaan bahan agregat dapat mengurngi ikatan antara agregat dan pasta
element.
Gradasi
Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah
dikerjakan, agregat yang tidak memenuhi gradasi yanag diisyaratkan tidak cenderung
untuk terjadi pemisahan (segregation) dan airnya akan merembes keluar (bleeding).
Pada umunya pasir yang bergradasi kasar paling di kehendaki. Disisi lain, semua
pasir harus mengandung kuantitas partikel halus yang cukup untuk membantu
mendapatkan kemampuan pengerjaan yang baik. Suatu gradasi pasir demikian
mempunyai kadar udatra yang besar, oleh karena itu memerlulakan pasta semen
dalam jumlah besar untuk dapat menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan
dengan baik.
Bentuk partikel dan tekstur permukaan
Bentuk partikel dan permukaan dari agregat akan mempengaruhi kemampuan
pegerjaan pada beton. Partikel serpihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan
dalam pengerjaan tetapi jugan menyembabkan pemisah, maka harus dihindari.
Kekuatan maksimum, dengan sedikit kesulitan dalam pengerjaan, akan dihasilkan
oleh agregat pecah (crushed) dengan pelekatan antara muka muka batuan yang tidak
rata.
Ukuran pemaksimum
Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat masimum terbesar
digunakan. Factor-faktor yang membatasi gradasi adalah kemampuan kemampuan
peralatan pengaduk, pengangkatan dan pengecoran untuk dapat menagani ukuran-
ukuran lebih besar, dan jarak bebas (spacing) antara acuan dan tulangan. Ukuran
agregat maksimum tidak boleh melebihi dua pertiga jarak bebas antra tulagan atau
tiga perempat selimut beton hingga penulangan. Dalam syarat-syarat teknik,
penggunaan pada berbagai bagian pekerjaan diberi batasan yang menggambarkan
batasan-batsan tersebut diatas.
3). Air
Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan organik, atau
bahan lain yang akan menggaggu hidrasi semen. Air yang dapat diminum bisanya
memuaskan. Jika ada kekurangan, suatu batch percobaan beton harus dibuat dan diuji
untuk membandingkan tingkat pengerasan dan kekuatan ultematenya dengan beton
serupa yang dibuat dengan iar murni/segar.
Air laut tidak boleh digunakan pada beton bertulang, karena menyebabkan korosi
pada baja tulang.
4). Udara
Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatanya. Jumlah sekecil 5
persen dapat mengurangi kekuatan dengan kekuatan 30 persen, dan 2 persen dapat
mengurangi kekuatan 10 persen.
Rongga pada beton adalah :
Gelabung udara yang tetahan, atau
Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan, hal ini tergantung
pada ratio semen air (water cement ratio) dari campuran.
Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam beton dengan
menggunakn campuran tambahan yang sesuai. Gelembung udara tersebut jauh lebih
kecil (0,05 mm) daripada terpisah-pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk
lewatnya air dan permeabilitas beton tidak bertambah.
3.17.3 PENYIMPANAN BAHAN
1). Semen
Harus disimpan dalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan teratur agar
dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman.
Semen yang disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali sebelum digunakan.
2). Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile)
berdasarkan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya secara
pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus kering dan dilapisi
kerikil atau bahan untuk mencegah bercampuran timbunan dengan tanah.
3). Baja tulangan
Baja tulangan harus ditumpuk, ditinggikan dari permukaan pada penyangga kayu
yang baik sehingga batang-batang bebas dari lempung atau bahan lain yang dapat
mencegah pengikat (bonding).
Karat permukann atau debu harus dihilangkan sebelum pemasangan. Baja tulang
harus diperiksa jauh hari sebelum waktu pemasangan untuk penjamin bahwa
pekerjaan dapat dipenuhi.
3.17.4 PERANCAH BANGUNAN
Desain perancah harus memperhitungka besar, arah dan lamanya gaya-gaya tersebut
bekerja secara tersendiri maupun secara kolektif. Disain dari semua komponen dan
sambungan perancah harus memenuhi standar yang berkaitan dengan syarat-syarat
teknik dan peraturan yang berlaku.
Komponen perancah harus direncanakan untuk membatasi lendutan hingga 1/300 dari
betang, dan untuk mencegah retak pada bagian yang telah dicor sebelumnya dengan
pembebanan pengecoran yang dilakukan kemudian lendutan balok dan perubahan
dimensi pada komponen serta sambungan harus dibatasi, untuk menjamin bahwa
beton yang selesai berada dalam batasan toleransi yang diijinkan.
3.17.5 PEKERJAAN JALAN/PAVEMENT
\1). Komponen utama aktivitas pekerjaan pavement
Pembangunan jalan meliputi dan tidak terbatas pada :
a. Penentuan batas-batas jalan.
b. Pekerjaan galian.
c. Pekerjaan timbunaan.
d. Penyiapan subgade/tanah dasar.
e. Pembuatan sub base course & base course.
f. Pembuatan lapis permukaan / pengaspalan /
pekerjaan ini terdiri dari persiapan permukaan tanah dasar setelah penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan penggalian atau penimbunan untuk penempatan lapisan
pondasi bawah (subbase), trotoar, jalur-jalur pemisah (median) dan bahu jalan
(termasuk tempat parkir dan persimpangan) pekerjaan meliputi penggalian kecil
dan pekerjaan timbunan diikuti dengan pembetukan, pemadatan dan
pengujian/test laboratorium maupun test lapangan, serta pemeliharaan daripada
permukaan yang dipersiapkan sampai bahan-bahan perkerasan jalan ditempatkan
diatasnya.
Marshal test
Extraction test
Suhu campuran
Density
Dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.
2). Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Konstrusi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas
tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan dibawahnya.
Konstruksi perkerasan terdiri dari :
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
kontraktor mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan
oleh Pemberi Tugas (kecuali kontrak tersebut secara spesifik menetapkan yang
sebaliknya), dengan kata lain cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan
persyaratan untuk lebih memperkuat mutu.
Dalam proyek ini, value engineering anatara lain dapat dilakukan dengan jalan :
Revisi desain, sedemikian hingga didapat desain yang lebih murah, lebih mudah dan
lebih cepat pelaksanaannya, namun tetap aman dari segi konstruksi.
Menerapkan metode konstruksi, termasuk manjemen operasi alat berat, sehingga
didapat penggunaan alat yang tepat guna, ideal, optimal dan efisien. Dengan cara ini
diharapkan diperoleh biaya yang lebih murah dan waktu pelaksanaan bisa
dipercepat.
2D 2D
Cms =
F!
+ F
+Z
Dimana :
Q1 : Kasitas munjung (m3)
K : Faktor bucket
Cms : Cyle time (menit)
Dump Truck
Cx60xExM
P=
Cmt
D D
Cmt=n.Cms + + 𝐭 + + t2
V1 V2
C=nxq
Dimana :
E : Job efficiency
WxVxHxE
Q=
N
Dimana :
N : Jumlah pass
E : Job efeciency
Hari dan jam kerja yang direncanakan untuk pelaksanaan konstruksi berdasarkan
kondisi sebagai berikut :
Hari minggu dan hari libur resmi nasional tidak ada jam kerja, kecuali
mengejar target penyelesaian atau memindahkan alat ke lokasi lain atau
kondisi khusus.
Setiap bulan tidak ada hari kerja selama 2 hari untuk maintenance peralatan.
Jam kerja normal per hari = 7 jam, dan dapat lebih bila diperlukan untuk
overtime.
d. Analisa waktu penyelesaian
V
Waktu yang diperlukan : T= (jam, konversi kebulan)
BAB IV
RENCANA KERJA
IV.1 UMUM
Didalam peleksanaan pekerjaan layanan jasa konsultasi, perlu adanya suatu Rencana
Kerja yang kosepsional, efektif dan efesien sedemikian rupa, sehingga setiap aktivitas
kerja terprogram dengan dengan baik dalam rangka mencapai target suksesnya
pekerjaan layanan jasa konsultansi.
Secara garis besar Rencana Kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :
Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi
akan dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan.
Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan
waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistematis dengan tujuan agar
tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.
Untuk mendapat efektivitas tinggi atas input konsultan dan untuk menggunakan
sumberdaya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu perencanaan dan
pelaksanaan system layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini baik
kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban
pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan
mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap proyek dan pada umumnya
mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.
Block diagram umum rencana kerja konsultan diperlihatkan pada gambar 5.1.
Persiapan awal
Studi data
Koordinasi dengan Pengguna Anggaran perlu dilakukan secara rutin dan dengan
frekwensi yang cukup.
Bila terjadi hal-hal khusus, misalnya kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan
meeting khusus.
b). professional staff (Tenaga Inti) Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari
atau secara berkala kelapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan
bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Intensivitas kunjungan
lapangan direncanakan + 80 % setiap bulannya, sisanya + 20 % setiap bulan untuk
mengadakan evaluasi, analisis, koordinasi di kantor proyek. Namun personil
konsultan akan selalu tetap berada dilapangan setiap hari dengan mengatur
penempatan/schedule.
c). Sub Proffesional Staff (Junior RE) akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan
dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
d). Pertemuan-pertemuan khusus antara Team Leader dengan team atau staff
konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan (harian), agar tejadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.
Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap pengawasan (supervisi) sebagai
berikut :
Masa konstruksi :
5). Memeriksa dan menyetuji semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh
Penyedia jasa pemborong/kontraktor, penyesuaian desing bila diperlukan, agar sesuai
dengan kebutuhan teknis/lapangan.
6). Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang
sudah di test termasuk pengguna material, dengan menggunakan bentuk yang sudah
disetujui oleh Pengguna Anggaran.
7). Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan memberikan
rekomendasi pemecahan permasalahan.
11). Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi kontraktor didalam
semua masalah yang ada hubunganya dengan dokumen kontrak, pengecekan terhadap
survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan masalah lain yang berhubungan
dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
12). Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan yang
diperlukan dibawah syarat-syarat yang tercantum didalam dokumen kontrak, untuk
material dan peralatan yang digunakan di proyek. Semua material yang digunakan di
proyek termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.
13). Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Anggaran, menghadiri
dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan penyedia jasa pemborong/kontraktor,
Pengguna Anggaran dan Instansi pemerintah lainnya serta menyediakan bantuan
teknis bilamana diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan
masalah-masalah kontrak lainnya.
16). Membuat laporan mingguan, laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan
akhir proyek seperti yang ditugaskan oleh Pengguna Anggaran.
17). Pemeriksa Serah Terima Sementara penyiapan laporan dan Berita Acara Serah
Terima Sementara yang diperlukan dan menyiapkan Sertiffikat Penerimaan
Sementara (certificate of Profisional Acceptance)
PENUTUP
Pada decade ini masalah kualitas hasil pekerjaan jalan yang kurang memadai menjadi
isu yang cukup menarik perhatian khgususnya.
Kualitas hasil jalan yang kurang memadai dari pekerjaan jalan tersebut dilihat dari
beberapa hal yang antara lain :
1. Kesalahan Desain
2. Kesalahan Pelaksanaan dan Pengawasan
3. Kesalahan Pemanfaatan
4. Kesalahan tak terduga lainnya.
Quality Assurance adalah semua kegiatan yang diperlukan untuk memberikan rasa
percaya (Conidance) bahwa suatu konstruksi jalan akan berfungsi dengan baik
selama masa pelayanan.
Spesifikasi teknis yang baik pada umumnya mengikuti struktur dan tiap artikel
kurang lebih sebagai berikut :
Spesifikasi teknis ini merupakan suatu standart dalam arti kata berlaku untuk semua
pekerjaan jalan yang sejenis.
1. Diskripsi/Lingkup pekerjaan
- Mencakup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup artikel/jenis
pekerjaan yang dimaksud.
- Pada umumnya yang tercakup lebih luas/banyak dari judul/jenis pekerjaan itu
sendiri
- Menentukan jenis peralatan yang diperlukan
- Mempengat mempengaruhi struktur analisa harga satuan
2. Bahan/Material
- Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan
- Mencakup tata cara “Handing”
3. Methode pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan diharuskan melekukan percobaan
- Mengatur cara dan urat-uratan pelaksanaan yang disarakan, keadaan, cuaca,
pengendalian mutu dsb
4. Syarat hasil ukur
- Merupakan persyaratan paling penting/menentukan sebelum pekerjaan
tersebut layak untuk diterima dan dibayar
- Bagian dari proses pengendalian mutu tahap akhir
5. Cara pengukuran hasil kerja
- Mengandung unsur “penyederhanaan” dan memperkecil kemungkinan
“Silang pendapat” dilapangan
- Hasil pada umumnya lebih kecil daripada apa yang telah dikerjakan
- Sangat mempengaruhi “faktor koreksi” dalam analisa harga satuan
6. Cara pembayaran
- Mencakup satuan dari pembayaran
- Pembayaran dimaksudkan sebagai “kompensasi” dari tenaga kerja, bahan,
peralatan, dsb. Dalam rangka melaksanakan seluruh bagian-bagian pekerjaan
yang tercakup dalam diskripsi pekerjaan yang dimaksud
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa spesifikasai teknis sangat meningkat bagi semua
pihak yang terkait dalam proyek yang dihadapi pada semua pekerjaan.