Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TUGAS DENTAL MATERIAL KEDOKTERAN GIGI 1

“Sifat Mekanisme dalam ilmu dental kedokteran gigi”

Alisha Istiqomah (1410070110054)

Lucky joice Batubara (1410070110078)


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

KOMPONEN DENTAL WAX BAHAN TAMBAHAN

1. Asam Stearat

Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah

diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang,

dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Kata stearat berasal dari

bahasa Yunani stear, yang berarti "lemak padat".

Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada

suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak

nabati.

Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan

pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet.

Titik lebur asam stearat 69.6 °C dan titik didihnya 361 °C. Reduksi asam stearat

menghasilkan stearil alkohol.

2. Griseril Tristearat

Gliseril stearate adalah produk kimia seperti lilin yang dibuat dari gliserin dan

asam stearat. Bahan ini sering ditemukan dalam kosmetik dan produk perawatan kulit,

seperti lotion, krim, dan pembersih. Gliseril stearat bertindak sebagai pelumas dan

membantu membuat kulit lembut dan halus. Bahan ini sering ditemukan dalam

kosmetik dan produk perawatan kulit yang berasal dari beberapa sumber: minyak inti
sawit, minyak kedelai, atau minyak sayur. Gliseril tristearat merupakan ester dari

molekul asam stearat, umumnya tersusun dari asam-asam lemak jenuh sehingga titik

lelehnya tinggi.

3. Minyak (Terpentin)

Terpentin (Bahasa Inggris: turpentine) adalah cairan lengket berwarna kuning

muda hingga coklat yang diperoleh dari olahan getah berbagai pohon pinus (P.

halepensis, maritima, cembra, palustris, dan lainnya). Di Indonesia, getah tersebut

diperoleh dari pohon tusam (Pinaceae merkusii) berbentuk cairan lengket berwarna

kekuningan berbau balsem. Getah tersebut bila disuling akan menghasilkan minyak

atsiri (dicampur dengan air dalam proses penyulingan) dan juga dapat menghasilkan

residu lain, misalnya resin. Cara umum di Indonesia untuk memisahkan minyak

terpentin dan gondorukem ialah dengan cara distilasi uap (disuling), yaitu dengan cara

mengeluarkan minyak terpentin bersama uap air, sisanya itulah yang

disebut gondorukem.

Minyak terpentin dalam perdagangan cat sering disebut terpentin, mengandung

sejumlah terpena (berupa pelarut baik untuk resin dan karet) misalnya pinena,

silvestrena, dan dipentena.

Di Indonesia, pohon pinus sebagai produsen getah terpentin dibudidayakan oleh

pemerintah, bidang kehutanan. Pohon pinus tersebut banyak dijumpai di

daerah Aceh, Toba, dan Jawa Tengah. Penyadapan pohon pinus juga dilakukan di

bawah pengawasan pemerintah. Manfaat terpentin banyak dipakai sebagai bahan

pembuat cat minyak, mutu paling murni dipakai untuk kepentingan farmasi, dan

sisanya dipakai untuk resin atau gondorukem.

4. Resin Alami
Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan,

terutama oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku,

lambat atau segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan.

Resin dipakai orang terutama sebagai bahan pernis, perekat, pelapis makanan (agar

mengilat), bahan campuran dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi

bahan-bahan organik olahan.

a. Rosin

Rosin adalah senyawa organik alami rapuh, transparan, kaca padat, terutama

terdiri dari resin, memiliki aktivitas kimia ketika dilarutkan dalam pelarut organik

banyak. Tidak larut dalam air.

b. Copal

Anda mungkin juga menyukai