TAHUN 2016
DAFTAR ISI
Judul i
Lembar pengesahan ii
Daftar isi iv
Bab I Pendahuluan 1
Bab II Pembahasan 4
Bab IV Penutup 6
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika berbicara tentang “cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan
pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner.
Setiap tahun terdapat kurang lebih 295.000 kasus cardiac arrest yang ditangani baik di rumah sakit
maupun diluar rumah sakit di Unites State (American Heart Asociation, 2012).
Demikian halnya di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 1986 dan 1991,
penyakit jantung koroner bersama dengan penyakit infeksi merupakan penyebab kematian
utama di Indonesia (Diklat Yayasan Ambulans Gawat Darurat118, 2010). Kematian jantung
mendadak
atau
cardiac arrest adalah
berhentinya
fungsi jantung secara tiba-tiba pada
seseorang
yang
telah atau belum diketahui menderita
penyakit jantung. Waktu dan kejadiannya
tidak terduga, yakni segera setelah timbul
keluhan (American Heart Association, 2010).
Kematian otak dan kematian permanen terjadi dalam jangka waktu 8 sampai 10 menit
setelah seseorang mengalami cardiac arrest (Diklat Ambulans Gawat Darurat 118, 2010).
Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR)
Berdasarkan hasil penelitian dari American Heart Association pada bulan Juni 1999
didapatkan data bahwa 64% pasien dengan cardiac arrest yang mendapatkan
penanganan segera dapat bertahan hidup tanpa kerusakan otak. Inti dari penangan
cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan bereaksi secara cepat
dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung ke kondisi normal
untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen.
Penanganan secara cepa dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki
kemampuan
dalam melakukan “chain of survival” saat cardiac arrest terjadi.Keberadaan tenaga
inilah yang
selama ini menjadi masalah atau pertanyaan besar, bahkan di Rumah Sakit Sari Asih Sangiang yang
notabene banyak terdapat tenaga medis dan perawat. Tenaga medis dan perawat di Rumah Sakit
sebenarnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam melakukan life saving, akan tetapi belum
semuanya dapat mengaplikasikannya secara maksimal. Dan seringkali belum terdapat
pengorganisian yang baik dalam pelaksanaannya. Masalah inilah yang kemudian memunculkan
terbentuknya tim reaksi cepat dalam penanganan Arrest segera, yang disebut “CODE BLUE”.
TUJUAN
Tujuan umum
memberikan resusitasi dan stabilisasi yang cepat bagi korban yang mengalami
kondisi darurat cardio-respiratory arrest yang berada dalam kawasan rumah sakit
Srikandi IBI jember.
Tujuan Khusus :
Petugas RSIA Srikandi IBI Jember bisa melakukan respon cepat bagi keadaan darurat
medis. Untuk membuat rumah sakit mampu menangani keadaan medis yang darurat.
Petugas RSIA srikandi IBI Jember dapat mengaplikasikan kecepatan dan ketepatan pemberian
pelayanan pada pasien gadar khususnya pada serangan jantung
mendadak
Mengurangi angka kematian ibu dan bayi akibat keadaan gawat darurat.
Dapat membentuk tenaga medis dan paramedis yang berkualitas dan profesional
dalam memberikan asuhan kegawatdaruratan kepada pasien khususnya ibu dan
bayi
Meningkatnya kepuasan pelanggan.
Mencegah kejadian shock pada ibu dan bayi
Mengurangi angka kematian ibu dan bayi akibat keadaan gawat darurat.
SUMBER DANA
Sumber dana berasaol dari dana
pelatihan internal RAB 2016
BAB II
PEMBAHASAN
HARI
JAM
KEGIATAN
PEMATERI
PJ
Rabu
/
09.00-
Registrasi
Panitia
10
09.15
Februari
09.15-
Pembukaan
MC
2016
09.30
09.30-
Sambutan
Direktur
10.00
10.00-
Sistem penanggulangan
gawat darurat
dr. Ervan,SpAn
Panitia
11.30
terpadu (SPGDT)
11.30-
Ishoma
Panitia
12.00
12.00-
CPR
dr. Ervan,SpAn
Panitia
13.30
13.30-
Kegawatdaruratan di bidang airway dan
dr. Dedy, SpAn
Panitia
15.00
breating
15.00-
Tanya jawab materi
MC
15.15
15.15-
Skill test
Panitia
16.15
Kamis /
09.00-
Kegawatdaruratan pada
obstetri dari
dr. Moerad,Spog
Panitia
11
10.30
hulu sampai hilir
Februari
2016
10.30-
Kegawatdaruratan di bidang sirkulasi
dr.Ervan,SpAn
Panitia
12.00
(diagnosa dan management)
12.00-
Ishoma
Panitia
12.30
12.30-
Resusitasi Neonatus
dr.Ramzy, SpA
Panitia
14.00
14.00-
Tanya jawab
Panitia
14.15
14.15-
Skill test
MC
15.15
15.15-
Penutup
MC
15.30
Penasehat
: dr. Oemi Djauhari, MMI.
Penanggung Jawab
: Suharti, SST., S.Pd., M.Si.
Ketua
: Exnatius Purwa Nanta, S.Kep.Ns
Sekretaris
:
Nurma Melinda, S.Kep.Ns
Bendahara
:
Nur hasanah, Amd.keb
Seksi Acara
:
Sintami Wulandari, S.ST
Seksi Konsumsi
:
Nonahtiar M,S.ST
Seksi Dokumentasi
: Endah asih ningrum, S.Si
Seksi Ilmiah
:
Erma Nirmala, S.ST
Seksi Perlengkapan
:
Nova
Seksi akomodasi
:
Dwija kristanto
Daftar nama peserta pelatihan Basic Life Support
Herlina
Rizkiyatul A
Lia safitri
Elisa ana masruroh
Intan purnamasari
Normalia anggraeni
Drg. Kristina mayasari
Sinta rohmania
Tri mariati
Diana susanti
Eka ayu pustpitasari
Anisah roy
Ria rizki
Tri andriani
Dwi watie analisa
Meli fitri
Nining
Khoyin irma
Andriantika candra
Atya ariefiani
Putri ayu anik
Ninik sri wahyuni
Dewi risma yanti
Annisa ayu utami
Permata ari
Sintami wulandari
Nonahtiar mandora