Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Republik Indonesia adalah negara kepulauan berwawasan nusantara,


terletak di AsiaTenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara
benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Batas
wilayah dilaut harus mengacu pada UNCLOS (United Nations Convension on the
Law of the Sea) 82/HUKLA(Hukum laut) yang kemudian diratifikasi dengan UU
No.17 Tahun 1985. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat
didunia dengan populasi sebesar270 juta jiwa pada tahun 2012. Indonesia
berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau
Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah
Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Daman dan
Nikobar di India.

Indonesia memiliki sekitar 17.506 buah pulau dan 2/3 wilayahnya berupa
lautan. Dari 17.506 pulau tersebut terdapat pulau-pulau terluar yang menjadi batas
langsung Indonesia dengan negara tetangga. Wilayah Indonesia terdiri atas 70%
lautan dari total keseluruhan luas negara dengan perbandingan luas wilayah
daratan dan lautan 3:1. Dengan luas lautan tersebut, Indonesia tentunya
menyimpan kekayaan laut yang sangat potensial.Kekayaan dari sumber daya laut
dapat berupa mangrove,terumbukarang,dan lain-lain yang dikenal dengan sumber
daya pesisir. Potensi kekayaan laut juga tidak hanya berupa ikan, seperti yang ada
dibawah permukaan laut yaitu bahan tambang misalnya minyak bumi, emas,
nikel, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain. Namun sangat ironis ketika
kekayaan laut Indonesia dijadikan bisnis oleh sekelompok orang yang tidak
bertanggung jawab demi mencari keuntungannya sendiri. Salah satunya yaitu
bisnis pasir yang merugikan negara Indonesia karena berkaitan dengan sarana
pembatas wilayah. Berdasarkan hasil survei Base Point atau Titik Dasar yang
telah dilakukan DISHIDROSTNIAL, untuk menetapkan batas wilayah dengan
negara tetangga, terdapat 183 titik dasar yang terletak di 92 pulau terluar, sisanya
ada ditanjung-tanjung terluar dan di wilayah pantai.Dari 92 pulau terluar ini ada

1
12 pulau yang harus mendapatkan perhatian serius.Perbatasan antar negara
tetangga seringkali menjadi konflik yang besar bagi suatu negara.Hal ini terjadi
karena hukum dan ketentuan–ketentuan lain yang mengatur tentang wilayah suatu
negara yang terus mengalami pembaharuan, sehingga tidak adanya satu acuan
yang pasti yang mengatur tentang perbatasan tersebut.

Selain itu banyaknya pulau yang dimiliki oleh Negara Indonesia membuat
sulitnya koneksi ke pulau yang jauh dari pusat pemerintahan.Pulau–pulau yang
berada dekat dengan negara tetangga akan lebih mudah dan lebih diperhatikan
oleh negara tetangga tersebut.Bila dicermati, banyak negara-negara di Asia
Tenggara juga menghadapi masalah yang sama. Anggapan bahwa situasi regional
sekitar Indonesia dalam tiga decade kedepan tetap aman dan damai, mungkin ada
benarnya, namun dibalik itu sebenarnya bertaburan benih konflik, yang dapat
berkembang menjadi persengketaan terbuka.

Tenggelamnya Pulau Nipah yang merupakan pulau terluar dari wilayah


Indonesia yang berbatasan langsung dengan Singapura menjadi ancaman bagi
kedaulatan Republik Indonesia. Jika dilihat dari udara, Pulau Nipah kini hanya
berupa genangan air akibat habis di eksploitasi pasir dan bahan granitnya.
Singapura menargetkan akan memperoleh tambahan tiga juta Ha pada 2010
sehingga mereka tak hanya memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tanahnya
kepada investor, tetapi juga mengancam pengurangan luas wilayah Indonesia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang konflik perbatasan Indonesia–Singapura.
2. Mengetahui perkembangan dari konflik perbatasan Indonesia–Singapura.
3. Mengetahui solusi dari konflik perbatasan Indonesia–Singapura.

2
1.3 Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi
dan politik berasal dari bahasa Yunani polite. Poli artinya
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri danteia artinya urusan. Geopolitik biasa
juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem
politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional
yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang menitik
beratkan pada pertimbangan geografik, wilayah atau toritorial dalam arti luas)
suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung
atau tidak langsung kapada sistem politik suatu negara.

Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu
bumi politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen
menjadi geographical politic, disingkat geopolitik.

1.4 Perkembangan Geopolitik di Indonesia


Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri
bangsa melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah
nusantara, satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu
bahasa yang merupakan faktor pemersatu seluruh wilayah nusantara beserta
isinya. Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan kesatuan, baik dalam
makna spirit maupun moral, sehingga membantu meniadakan adanya perbedaan
fisik yang disebabkan adanya perbedaan letak geografi.
Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan
menjadi pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam
merumuskan kebijakan keamanan nasional atau keamanan manusia . Berbagai
bencana alam yang terjadi seperti : angin puting beliung, gempa bumi, tsunami
adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian besar diantaranya
ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit
terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia
Tengah, dengan demikian posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi
geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

3
pembangunan geopolitik hanya efektif apabila dilandasi oleh wawasan
kebangsaan yang mantap.
Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan dan
keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa,
Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan
dan keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan
menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai
berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara
kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional
dan cita-cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap potensi
darat, laut dan angkasa secara terpadu”.
Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya
Globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu
Negara terutama Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurang pasti
sehingga dapat dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau actor internasional.
Kemudian adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir tahun 2004 juga
ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan
sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan
kunci keberhasilan KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini.Selanjutnya
munculah tiga kasus besar, pertama adalah gerakan separatis politik dan
bersenjata yang kini mengarah pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni,
gerakan separatis bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah
sepakat untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI), kelompok
separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN) yang
berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya pembentukan kembali Republik
Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni
Forum Kedaulatan Maluku (FKM).Hal tersebut tentu saja akan mengancam
keutuhan wilayah geografis dan persatuan NKRI sendiri.
Sedangkan kasus yang kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal.
Meski langkah-langkah penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan

4
kasus-kasus kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara
insidentil. Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan kebangsaan,
tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat yang sama dilaksanakan
pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan kualitas proses politik
dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan masyarakat disejumlah daerah
konflik dan rawan konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan
proses politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan dengan
baik.
Dan yang ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau
terluar. Dalam isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut,
terdapat sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera diatasi. Isu
keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi pulau-pulau terluar
yang berada dan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga yang
sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari NKRI bila tidak dapat dipelihara dan
dijaga dengan baik.

1.5 Unsur-unsur Geopolitik


Geopolitik memiliki unsur-unsur dasar konsepsi Geopolitik atau biasa
disebut sebagai Wawasan Nusantara ada tiga, yaitu :
a. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta keanekaragaman budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud
suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai
kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.
b. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial, dan

5
budaya serta pertahanan dan keamanan. Isi menyangkut dua hal, pertama realisasi
aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama (konsensus nasional) dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional , kedua persatuan dan
kesatuan dalam ke-bhineka-an yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.

c. Tata laku (conduct)


Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan menghasilkan
sebuah tata laku yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa,
semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.Sedangkan tata laku
lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.Kedua tata laku tersebut akan mencerminkan identitas jati
diri/kepribadian bangsa berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan yang
memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga
menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan
nasional.

1.6 Implementasi Geopolitik dalam Hukum Kewilayahan


Penerapan Geopolitik atau Wawasan Nusantara dalam hukum
kewilayahan Indonesia yaitu :
1. Pembangunan wilayah perbatasan Indonesia agar tidak menjadi wilayah yang
terisolasi sehingga lebih mempertegas garis perbatasan wilayah NKRI
2. Mengembangkan sector ekonomi daerah yang bisa menghasilkan keuntungan
yang lebih bagi APBD.
3. Mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan di setiap wilayah
Indonesia yang masih terisolasi.
4. Menyusun dan membuat tata ruang/kota wilayah yang sesuai dengan kultur
setempat.
5. Mengembangkan Sumber Daya Alam ynag dimiliki daerah untuk
menyejahterakan masyarakat.

6
1.7 Pengertian Wawasan Nusantara
Setiap bangsa mempunyai Wawasan Nasional (National outlook) yang
merupakan visi bangsa yang bersngkutan menuju ke masa depan. Kehidupan
berbangsa dalam suatu negara memerlukan suatu konsep cara pandangan atau
wawasan nasional yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup dan
keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa itu.Adapun wawasan
nasional bangsa Indonesia dikenal dengan Wawasan Nusantara.
Istilah wawasan berasal dari kata ‘ wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi.Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti
memandang, meninjau, atau melihat.Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang,
cara tinjau, atau cara melihat.Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata ‘nusa’
yang berarti pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal.Istilah
Nusantara dipakai untuk kesatuan wilayah dan gugusan pulau-pulau Indonesia
yang terletak di antara samudra Pasifik dan samudra Indonesia serta di antara
benua Asia dan benua Australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang
diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu
sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau
cita-cita nasionalnya.
Sedangkan Wawasan Nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa
dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya.Dengan demikian Wawasan
Nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan
kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan kemerdekaannya.

1.8 Kedudukan Wawasan Nusantara

Dalam sistem kehidupan nasional Indonesia sebagai paradigma kehidupan


nasional Indonesia yang urutannya sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara.

7
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia.

4. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan Negara Indonesia.

5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam


pebangunan nasional.

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin dasar


pengaturan kehidupan nasional. Sementara itu, politik dan strategi nasional,
sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam bentuk GBHN masa ORBA yang
dijabarkan lebih lanjut dalam kebijaksanaan strategi pada strata di bawahnya.

Doktrin dasar adalah himpunan prinsip atau teori yang diajarkan, dianjurkan
dan diterima sebagai kebenaran, untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan
kegiatan, serta dalam usaha mencapai tujuan. Doktrin dasar adalah doktrin yang
timbul dari pemikiran yang bersifat falsafah.

1.9 Peranan Wawasan Nusantara

Dalam kehidupan kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dijelaskan


peranannya untuk :

1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang serasi dan


selaras pada segenap aspek kehidupan nasional.

2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pamanfaatan lingkungannya.


Peranan ini berkaitan dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait dan
ketergantungan antara bangsa dan ruang hidupnya. Oleh karena itu, pemanfaatan
lingkungan harus bertanggung jawab. Jika tidak, maka akan menimbulkan
kerusakan lingkugan yang pada akhirnya akan merugikan bangsa.

3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional.


Kepentingan nasional menjadi dasar hubungan antara bangsa. Apabila suatu

8
bangsa kepentingan nasionalnya sejalan atau parallel dengan kepentingan nasional
bangsa lain, maka kedua bangsa itu akan mudah terjalin hubungan persahabatan.

4. Merentang hubungan Internasional dalam upaya ikut menegakkan


perdamaian.

9
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Kasus Pulau Nipah


Liputan6.com, Kepri - Pulau Nipa, salah satu pulau terdepan
Indonesia, menyita perhatian pemerintah pada awal 2000 akibat penambangan
pasir yang diekspor untuk reklamasi daratan Singapura. Sampai saat ini,
kekhawatiran akan hilangnya pulau itu masih ada. Terlebih dengan adanya
gerusan abrasi ke kepulauan tersebut.

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengemukakan


kekhawatiranya tentang Pulau Nipa. Dia khawatir pulau yang terletak di
Kepulauan Riau tersebut tenggelam. Keberadaan Pulau Nipa sangat penting
karena ada dua pangkal titik koordinat pengukuran teritorial Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pulau Nipa harus dijaga.

"Yang lebih penting lagi di Pulau Nipa ini ada 2 poin titik poin untuk
mengukur 12 mil wilayah teritorial wilayah NKRI yang berpakal di Pulau
Nipa yang berdaulat penuh yang kemudian 2 mil lagi zona eksklusif. Jadi
kalau Pulau Nipa ini tenggelam, 2 titik pangkal ini tenggelam. Ini sangat
penting," kata Indroyono saat melakukan peninjauan ke Pulau Nipa, Senin
(22/6/2015).

Menurut dia, jika 2 titik koordinat hilang, batas laut 12 mil dari garis
dasar pantai terluar akan bergeser.

"Pada tahun 2004, pulau ini pada masa Megawati, sudah dilakukan
aklamasi dikarenakan sebelumnya sudah mau tenggelam dan posisi Pulau
Nipa bukan lah pulau terluar, melainkan pulau terdepan, ada big poin dari sini.
Jadi kalau big poin hilang, kita tidak tahu dari mana mengukurnya yang
terpenting untuk saat ini menyelamatkan titik pangkal,” ujar Indroyono.

10
Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan
Singapura. Secara administratif pulau ini masuk ke wilayah Kelurahan
Pemping, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan
Riau.
Pada 2004, pemerintah telah melakukan aklamasi karena pulau
tersebut mulai terkikis. Pulau Nipa merupakan pangkal Kedaulatan NKRI.

Pulau Nipa tiba-tiba menjadi terkenal karena beredarnya isu mengenai


hilangnya/tenggelamnya pulau ini. Hal tersebut memicu anggapan luas
wilayah Indonesia semakin sempit. Kenyataannya, Pulau Nipa memang
mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir laut di sekitar. Pasir-pasir
ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. (Bob/Ali)

2.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kronologis terjadinya konflik Pulau Nipah ?

2. Bagaimana perkembangan dari konflik Pulau Nipah ?

3. Bagaimana penyelesaian konflik Pulau Nipah ?

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Geografis Pulau Nipah


Pulau Nipah atau Pulau Nipa atau Pulau Angup (sebutan penduduk
sekitar) secara administratif berada di wilayah Desa Pemping, Kecamatan
Belakangpadang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Nipa, adalah
pulau terluar Indonesia yang terletak di perbatasan Indonesia dengan Singapura,
dan merupakan wilayah dari Pemerintah kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Pulau ini berada di sebelah barat laut dari pelabuhan Sekupang di Pulau Batam
yang dapat dilihat dalam jalur perjalanan ferry dari pelabuhan Sekupang menuju
pelabuhan Harbor Front di Singapura. Dengan luas wilayah 63 Ha (permukaan air
laut terendah), 58 Ha (permukaan air laut rata-rata), dan 28 Ha (permukaan air
laut tertinggi). Koordinat Pulau Nipa 103 39'04.68" - 103 39' 39.384" BT dan 1 8'
26.88" - 1 9' 12.204" LU. Secara geografis Pulau Nipa terletak antara Selat Philip
dan Selat Utama, yang berbatasan langsung dengan Singapura. Letak ini
menjadikan posisi Pulau Nipa merupakan pulau terluar terkait perbatasan antara
Indonesia dan Singapura. Di Pulau Nipa tidak ada penduduk sipil yang bermukim
sehingga pemukim yang ada hanya TNI yang bertugas. Setiap enam bulan,
dilakukan pergantian personil agar petugas tidak jenuh. Terdapat 93 aparat TNI,
60 dari unsur Marinir dan 30 dari Angkatan Darat dan Pos AL berjumlah 6 orang
Untuk memperkuat pertahanan dan penjagaan pulau-pulau terluar.

3.2 Kronologis Konflik Pulau Nipah Indonesia-Singapura


Salah satu persoalan yang paling mendasar yang memicu konflik antar
negara adalah masalah perbatasan. Hal ini juga yang mendasari konflik yang
terjadi antara Indonesia-Singapura yakni mengenai Pulau Nipah. Indonesia dan
Singapura adalah Negara sahabat yang tergabung dalam ASEAN (Association of
Southeast Asian Nations) sejak 8 Agustus 1967 di Bangkok. Persahabatan antara
Indonesia dan Singapura sedikit terusik karena konflik batas daratan Pulau Nipah
yang berbatasan antara Indonesia dan Singapura. Perbatasan ini sebenarnya sudah

12
ada sejak tahun 1973 dan telah didaftarkan ke sekretariat PBB pada tanggal 4
Maret 2010.

Masalah yang terjadi dalam penetapan batas wilayah antara Indonesia


dengan Singapura adalah reklamasi pantai. Reklamasi adalah proses perluasan
wilayah yang dilakukan secara sengaja oleh negara bersangkutan dengan cara
pengerukan berbagai wilayah (Wisnu 2007). Sejak Singapura melepaskan diri dari
Federasi Malaysia, Singapura mulai memperluas wilayahnya yang pada awalnya
adalah 580 km2, dan pada tahun 2005 jumlahnya bertambah menjadi 699 km2. Hal
itu menandakan luas wilayah Singapura selama hampir 40 tahun bertambah 199
km2. Luas Selat Singapura juga makin berkurang, tidak mencapai 24 mil dari
yang sudah menjadi ketetapan internasional. Konfik perbatasan antara RI dan
Singapura ini bermula karena pengerukan pasir yang dilakukan oleh Negara
Singapura di dekat Riau sejak tahun 1970.

Sumber daya alam yang ada di Indonesia dimanfaatkan oleh Singapura.


Indonesia dijadikan pemasok utama pasir laut maupun pasir padat bagi Singapura.
Pasir – pasir diangkut ke Singapura sebagai bahan penguruk pantai dan bahan
bangunan. Pasir – pasir ini terutama didapatkan dari daerah Riau. Perusahaan-
perusahaan Singapura melakukan impor kebutuhan pasir untuk reklamasi
tersebut dari Indonesia karena alasan ekonomis, yaitu efisiensi dan efektifitas
biaya yang dikeluarkan. Pasir – pasir dari Indonesia diangkut ke Singapura
melalui cara legal dan illegal. Pengusaha – pengusaha daerah dan pemerintah
daerah yang bermain dalam penyelundupan tersebut. Keuntungan dari ekspor
tersebut hanya dinikmati pengusaha – pengusaha dan pemerintah daerah. Rakyat
yang turut mempunyai bagian dari kepemilikan tanah Riau dan Batam, tidak
mendapat keuntungan. Penyelundupan ini semakin menjadi-jadi karena rakyat
Indonesia sendiri membantu ekspor illegal tersebut. Akibat dari reklamasi pantai
Singapura yang terus-menerus dikhawatirkan akan mengubah batas-batas wilayah
Indonesia.

3.3 Dampak Reklamasi Negara Singapura


Pulau Nipah merupakan pulau terluar Indonesia yang berhadapan
langsung dengan Singapura. Adanya reklamasi pantai Singapura menyebabkan

13
Pulau Nipah mengalami abrasi yang berpengaruh pada perbatasan Indonesia.
Pulau Nipah bukan hanya pulau pembatas, pulau ini adalah pulau strategis yang
mengandung bahan endapan mineral yang ekonomis. Secara geologi, perairan
Batam merupakan daerah jalur granit yang kaya dengan potensi mineral kuarsa
dan timah yang berumur Karbon, Perm dan Trias. pulau ini dapat dijadikan pulau
pemantau polusi lingkungan mengingat di sekitar selat malaka dan Philip sering
terdapat kapal – kapal bermuatan besar. Pulau Nipah berada di tengah alur
pelayaran Internasional dengan volume pelayaran yang padat.

Dampak secara tidak langsung yang paling parah adalah kasus


tenggelamnya pulau Nipah akibat pengerukan pasir yang dilakukan oleh
Singapura yang apabila dilakukan terus menerus akan sangat merugikan Negara
Indonesia karena bukan hanya pulau Nipah saja yang akan tenggelam tetapi juga
pulau-pulau disekitar pulau Nipah akan tenggelam dan pengerukan pasir yang
dilakukan oleh singapura juga menimbulkan dampak akibat perluasan daratan
Singapura yang merubah batas maritim Indonesia dan Filiphina yang tentunya
sangat merugikan bagi Indonesia. Luas Pulau Nipah bahkan hanya sekitar 6 hektar
ketika posisi air surut pada 2003 sebelum pemerintah memutuskan untuk
melakukan reklamasi di pulau Nipah. Selain itu kehidupan biota laut di sekitar
Pulau Nipah juga rusak parah akibat penambangan pasir laut yang dilakukan
untuk keperluan reklamasi. Rusaknya ekosistem laut tentu akan sangat merugikan
Indonesia karena akan menghilangkan aset perikanan.

Perluasan daratan yang dilakukan oleh Singapura dengan menutup laut


menjadi daratan dapat mengaburkan batas laut Indonesia-Singapura. Seperti
diketahui batas laut menurut Zone Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang dihitung dari
bibir pantai terluar sejauh 12 mil. Perluasan wilayah daratan Singapura,
menggeser bibir pantai ke arah laut sehingga kemungkinan akan terjadi
pengaburan batas laut dengan Indonesia. Reklamasi Singapura akan memakan
wilayah Indonesia terhitung 12 mil dari pantai Indonesia yang terdekat dengan
Singapura.

14
3.4 Penyelesaian Konflik Pulau Nipah Indonesia-Singapura
Pemerintah mengeluarkan UU No. 1 tahun 1973 yang berisi tentang
Landasan Kontinen Indonesia, semua kekayaan yang ada di dalam Landasan
Kontinen Indonesia merupakan hak milik pemerintah Indonesia untuk melindungi
batas Indonesia. Beberapa perundingan dilakukan untuk menyelesaikan masalah
ini, kesepakatan pun terjadi pada Mei 1973, dengan ditandatanganinya Garis
Batas Laut Wilayah di Jakarta. Untuk menetapkan garis awal perbatasan dan
karena jarak Selat Singapura yang sempit, maka akhirnya diambil keputusan
untuk mengambil batas kedua negara dari wilayah atau pulau terdepan masing-
masing negara.

Disetujuinya Perjanjian Penetapan Perbatasan Indonesia – Singapura di


Bagian Barat Selat Singapura. Sebagai bentuk kelanjutan dari diplomasi yang
dilakukan pemerintah Indonesia dan Singapura, pada Maret 2009, perjanjian batas
laut antara kedua negara ditandatangani di Jakarta. Disetujuinya perjanjian batas
laut ini, diharapkan dapat mempertegas posisi Pulau Nipah sebagai titik dasar
yang digunakan dalam pengukuran batas maritim Republik Indonesia dengan
Singapura.

Dalam menetapkan perjanjian ini, pemerintah Indonesia menolak


mengakui wilayah reklamasi Singapura, dan menggunakan perjanjian tahun 1973
sebagai sumber. Menurut Pasal 60 Ayat 8 UNCLOS disebutkan bahwa, “pulau
buatan, instalasi, dan bangunan tidak mempunyai status pulau dan laut
teritorialnya sendiri, maka kehadirannya tidak memengaruhi penetapan batas laut
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif, dan landasan kontinen.”

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan
dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi
nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletek pada pertimbangan
geografik, wilayah atau toritorial dalam arti luas) suatu negara, yang apabila
dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada
sistem politik suatu negara. Langkah Indonesia yang mengambil tindakan untuk
melindungi Pulau Nipah sudah tepat meskipun agak terlambat. Indonesia sebagai
negara yang letaknya berdampingan dengan negara lain harus membuat kebijakan
yang kuat agar peristiwa yang terjadi pada Pulau Nipah tidak terulang lagi. Selain
itu, peran masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan wilayah
Republik Indonesia.

4.2 Saran
Diharapakan pemerintah ke depannya mampu menjaga keutuhan
wilayahnya dengan membuat atau menyepakati perjanjian dengan negara tetangga
untuk menentukan batas-batas kedua negara. Pemerintah juga harus
memperhatikan dan mengawasi pulau-pulau terluar agar tidak menimbulkan
konflik. Diharapkan juga bagi pembaca agar memahami pentingnya geopolitik
bagi keutuhan negara Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dirjendikti. 2005. Makalah SUSCADOS Angkatan I Geopolitik Indonesia.


Jakarta (ID)

Liputan 6 Pulau Nipah Terancam Tenggelam Batas Indonesia Bergeser

Pendidikan Kewarganegaraan 2012. Hartomo Media Pustaka. Jakarta (ID)

Wisnu Y. 2007. Reklamasi Singapura sebagai Potensi Konflik Delimitasi


Perbatasan Wilayah Indonesia – Singapura. 120-137.

17
LAMPIRAN

A. Struktur Anggota Kelompok

KETUA

Firman Masti

SEKERTARIS

Iriyanti Rahmaniar Tuharea

MODERATOR PENYAJI

Fanggy Malindo Juara Umi Afifah Syafawani Masfufah


18
B. Partitur Lagu “Rayuan Pulau Kelapa”

19

Anda mungkin juga menyukai