I. LATAR BELAKANG
1. Efisiensi Pembakaran
2. Efisiensi Termal
3. Efisiensi Bahan Bakar-Uap Air (Fuel-to-Steam)
dimana,
ηcombustionηcombustion : Efisiensi pembakaran boiler (%)
QinQin : Energi panas total hasil pembakaran (kalori; Joule)
QlossesQlosses : Energi panas lolos melewati cerobong asap (kalori;
Joule)
Satu-satunya yang sulit dari efisiensi pembakaran adalah
bagaimana mengejar angka yang paling optimal. Efisiensi
pembakaran ditandai dengan terbakarnya keseluruhan bahan bakar
di ruang bakar. Sedangkan parameter kontrol yang digunakan untuk
memastikan keseluruhan bahan bakar terbakar, adalah jumlah udara
sisa pembakaran (excess air) yang keluar melalui stack. Semakin
banyak jumlah excess air yang keluar melewati cerobong asap,
maka semakin kecil pula kemungkinan jumlah bahan bakar yang
belum terbakar bisa melewati cerobong asap. Namun juga, semakin
banyak jumlah excess air yang lolos melewati cerobong asap,
jumlah energi panas yang lolos terbawa oleh udara sisa tersebut juga
semakin banyak. Maka dari itu ada angka optimum dari
besaran excess air, sehingga didapatkan efisiensi pembakaran boiler
yang paling optimal.
Keterangan gambar :
Dimana :
Qf : Jumlah bahan bakar yang dipakai (dalam liter)
LHV : Nilai kalor bawah bahan bakar yang digunakan
(dalam kJ/ kg atau kKal/ kg).
HHV : Nilai kalor atas bahan bakar yang digunakan (dalam
kJ/ kg atau kcal/ kg).
kWhb : Jumlah kWh yang dibangkitkan generator (dalam
kWh).
kWhPS : Jumlah kWh yang dibutuhkan untuk pemakaian
sendiri (dalam kWh).
Mf : Berat bahan bakar selama pengujian (dalam kg)
Dimana:
ηth : efisiensi termal (dalam persen, %)
Tara kalor : dalam kKal/ kWh
Besarnya efisiensi termal tergantung beban, makin tinggi
beban makin besar efisiensinya. Efisiensi termal unit (ηth ) adalah
presentase keluaran energi terhadap masukan kalor.
Catatan : 1 kJ = 0,2388 kKal
= 0,2948 BTU
= 0,000277 kWh
1 kcal = 0,001163 kWh = 4,187 kJ
1 kWh = 859,845 kkal (IEC 46 1962)
1 kg = 2,205 lb
2. Ekonomiser
Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk tubular
yang digunakan untuk memanaskan air umpan boiler sebelum
masuk ke steam drum. Istilah economizer diambil dari kegunaan alat
tersebut, yaitu untuk menghemat (to economize) penggunaan bahan
bakar dengan mengambil panas (recovery) gas buang sebelum
dibuang ke atmosfir. Biro Efisiensi Energi (2004) menyatakan
bahwa sebuah economizer dapat dipakai untuk memanfaatkan panas
gas buang untuk pemanasan awal air umpan boiler. Setiap
penurunan 2200C suhu gas buang melalui economizer atau pemanas
awal terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler. Setiap
kenaikan 600C suhu air umpan melalui economizer atau kenaikan
2000C suhu udara pembakaran melalui pemanas awal udara,
terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler. Kinerja
economizer ditentukan oleh fluida yang mempunyai koefisien
perpindahan panas yang rendah yaitu gas. Kecepatan perpindahan
panas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan koefisien
perpindahan panas total dengan cara mengatur susunan
tubing/properti fin dan meningkatkan luas kontak perpindahan
panas. Respon yang dihasilkan oleh economizer adalah efektifitas
perpindahan panas dan biaya operasi. Efektifitas perpindahan panas
adalah besarnya energi yang dapat terambil dari total jumlah energi
yang dapat diserap. Semakin besar efisiensi perpindahan panas pada
economizer, maka panas gas sisa yang terambil akan semakin
banyak. Semakin besar efektivitas perpindahan panas yang terjadi,
maka alat tersebut semakin efisien. Biaya operasi economizer
ditentukan oleh tenaga fan dan tenaga pompa. Fan digunakan untuk
mengalirkan udara pembakaran ke boiler melalui economizer.
Semakin banyak loop dan semakin rumit susunan tubing pada
economizer maka tenaga fan yang dibutuhkan semakin besar.
Pompa digunakan untuk mengalirkan air umpan boiler ke steam
drum melalui economizer. Semakin panjang dan semakin banyak
loop pada economizer, maka tenaga pompa yang dibutuhkan
semakin besar. Respon yang optimum diperoleh menggunakan
perancangan faktor yang mempengaruhi kinerja economizer sebagai
berikut: a. Diameter luar tubing, yaitu besarnya diameter tube yang
digunakan dalam menyusun economizer. Semakin besar diameter
tube akan mengakibatkan efektifitas perpindahan panas semakin
berkurang. b. Transversal spacing, yaitu menyatakan jarak antar
tube sejajar ke arah lebar economizer. Semakin lebar jarak antar tube
mengakibatkan proses induksi panas dalam economizer semakin
berkurang, sehingga efektifitas perpindahan panas menurun. c.
Kerapatan fin, yaitu banyaknya fin tiap inci yang dapat disusun
untuk menggabungkan beberapa tube dalam economizer. Semakin
banyak fin yang tersusun akan mengakibatkan perpindahan panas
tidak efektif karena jarak antar tube yang semakin jauh. Kinerja
economizer sangat sensitif terhadap faktor noise temperatur
feedwater. Hal ini dikarenakan bila temperatur feedwater tidak baik
maka akan mengakibatkan biaya operasi meningkat.
Konstruksi Ekonomizer
3. Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah proses terjadinya perpindahan energi
yang disebabkanadanya perbedaan tekanan dan temperature. Ilmu
perpindahan panas mencakup hukum-hukumtermodinamika yaitu
hukum pertama dan hukum kedua. Hukum kedua termodinamika
berisi tentang : “ tidak mungkin bagi sistem apapun untuk beroperasi
sedemikian rupa sehingga hasiltunggalnya akan berupa suatu
perpindahan energy dalam bentuk kalor dari benda yang lebih
dingin ke benda yang lebih panas.” (Claucius)
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan
panas yang terjadi di antara permukaan padat dengan aliran gas atau
cairan. Panas yang dipindahkan pada proses konveksiini dapat
berupa panas laten dan panas sensible. Panas laten adalah panas
yang menyertai perubahan fasa akibat adanya perbedaan
temperature dan tekanan. Panas sensible adalah panasyang tidak
disertai perubahan fasa, walaupun adanya perbedaan temperatur dan
tekanan.Perpindahan panas secara konveksi terbagi 2 yaitu :
1. Konveksi Paksa
Konveksi paksa adalah terjadinya proses
perpindahan panas dikarenakan adasirkulasi lain, sehingga
perubahan temperature menjadi cepat.
2. Konveksi Alamiah
Konveksi alamiah adalah terjadi proses perpindahan
secara alami karena fluida yang berubah densitasnya karena
proses pemanasan bergerak naik.
4. Perhitungan Perpindahan Panas
Konsep untuk perancangan ekonomizer dalam boiler ini adalah
Perpindahan panas. Sehingga area perpindahan panas harus
diperhitungkan.
Q = U A LMTD...........................................(i)
Keterangan :
Q = Panas yang diserap oleh pipa (J/s)
A = Luas perpindahan panas yang dibutuhkan (m2)
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh )W/m2)
LMTD = Log Mean Temperature Different (oC)
Berdasarkan persamaan umum diatas maka nilai area yang
dibutuhkan untuk perpindahan panas bisa kita peroleh. Maka,
dibawah ini merupakan tahapan-tahapan untuk memperoleh nilai
area tersebut.
5. Kapasitas Pembangkit Energi
Kesetimbangan energi laju aliran massa uap dapat diperoleh dari
Hukum kesetimbangan kalor (Moran, 2003)
Q = ṁ. Δh.............................................(ii)
Keterangan :
Δh = perbedaan entalpi [kJ/kg]
ṁ = laju aliran massa uap [kg/s]
6. Penentuan Aliran
Perancangan ini diawali dengan menentukan LMTD yang
merupakan perbedaan temperature rata-rata berdasarkan arah aliran
yang terjadi antara gas buang dengan pipa-pipa di dalam boiler.
Pada umumnya arah aliran untuk pipa superheater dan ekonomizer
menggunakan konveksi berlawanan arah, dimana gas mengalir dari
bawah ke atas melewati pipa-pipa yang di dalamnya air bergerak
berlawanan arah, sedangkan untuk pipa evaporator mengalami
konveksi searah, sehingga LMTD keduanya memiliki nilai yang
berbeda. LMTD untuk aliran yang berlawanan arah lebih kecil bila
dibandingkan terhadap konveksi satu arah, hal ini juga berpengaruh
terhadap area perpindahan panas keduanya.
Hubungan Aliran Silang Fluida Uap dan Gas Terhadap Temperature
(Incropera, 2003)
Gambar di atas merupakan rangkaian pipa yang dilalui oleh gas buang,
berdasarkan arah aliran fluidanya maka dapat ditentukan nilai Log Mean
Temperature Different (LMTD) dengan persamaan sebagai berikut
(Holman, 1998)
ΔTmax−ΔTmin
𝐿𝑀𝑇𝐷 = ΔTmax ..............................................(iii)
𝑙𝑛
ΔTmin
Dimana :
hi = Koefisien konveksi dalam pipa [W/m2.oC]
Ac/Ah = Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa
yang menyerap kalor
Ah.Rw = Tahanan konduksi pipa superheater [m2.oC/W]
no = Koefisien konveksi gas buang [W/m2.oC]
ho = Efektivitas sirip bagian luar [%]
𝜌.𝑉𝑢.𝐷𝑖
𝑅𝑒 = .........................................(vi)
𝜇
Dengan :
MULAI
1. Studi Literatur
2. Wawancara
3. Studi Lapangan
Analisis apakah
TIDAK
rancangan
dapat diterima?
YA
SELESAI
Daftar Pustaka
http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/jmemme/article/view/1634
http://yadda.icm.edu.pl/baztech/element/bwmeta1.element.baztech-article-BUJ5-
0039-0008
http://artikel-teknologi.com/cara-menghitung-efisiensi-boiler/
http://personal.its.ac.id/files/pub/3086-m_syahid_a-statistik-
KINERJA%20ECONOMIZER%20PADA%20BOILER.pdf
https://id.scribd.com/doc/272754470/Desain-Ekonomiser