Anda di halaman 1dari 11

Low back Pain (LBP)

merupakan masalah umum kesehatan di masyarakat. , terutamadalam kehidupan sehari-hari. Prevalensi


pertahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan
point prevalence
rata-rata 30%.

Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan penyebab yang urutan palingsering dari pembatasan
aktivitas pada penduduk dengan usia <45 tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling sering
berkunjung ke dokter, urutan ke 5 alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab yang
paling sering untuk tindakan operasi.Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada,
namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita
nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan
pasienke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%.Penyebab
low back pain
bisa bermacam-macam mulai dari mengangkat beban yangterlalu berat atau
overstreched
, iritasi otot, saraf, atau lesi pada tulang, kondisi degeneratif seperti penyakit diskus atau
arthritis, osteoporosis, abnormalitas kongenital pada spine, dan sebagainya.Oleh karena
seringnya seorang dokter dalam menghadapi kasus
low back pain
atau nyeri pinggang bawah ini, maka akan dibahas sebuah kasus untuk meningkatkan
pengetahuanmengenai
low back pain
dan cara penanganan serta pencegahannya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1 . D e f i n i s i L o w B a c k P a i n
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri
lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawahsampai lipat
bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke
arah tungkai dan kaki.
1
2 . I n s i d e n
LBP sering dijumpai dalam praktek sehari -hari, terutama di negara -negara
industri.Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama
hidupnya.Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%.
2
Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan
40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang, prevalensi
pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasienke beberapa rumah
sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%.
1
3.
Penyebab Low Back Pain (LBP)
3,4,5
A.Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir
Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Kelainan -kelainan kondisitulang
vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap
pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang disertaidengan
skoliosis ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekatmenjadi
satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Beberapa jenis kelainan
tulang punggung(spine) sejak lahir adalah:
a. Penyakit Spondylisthesis
Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae, dimana arkusvertebrae tidak
bertemu dengan korpus vertebrae. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika
berumur 35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainandegeneratif. Nyeri pinggang ini
berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidurdan akan bertambah, bila penderita itu
berdiri atau berjalan.
b. Penyakit Kissing Spine
Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus bersentuhan. Penyakitini hanya bisa
diketahui dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral (Soeharso, 1978).
B. Low Back Pain karena Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP. Pada orang -orangyang
tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang beratdapat menderita
nyeri pinggang yang akut. Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan
kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung,mengakibatkan terjadinya trauma
punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan
sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Pada low back painyang disebabkan karena trauma, dapat
ditemukan beberapa keadaan, seperti:

a. Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca


Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada os sacrumakibat adanya
penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan,
lassague symptom positif dan pergerakan kaki pada hip joint terbatas.
b. Perubahan pada sendi Lumba Sacral
Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum, dan dapatmenyebabkan
robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri yang hebatdi atas vertebra lumbal V
atau sacral I dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak.
C. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat y a n g
mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah
p u n g g u n g bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota bagian tubuh
lain.Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan oleh perubahan
jaringanantara lain:
a. Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga
m e n j a d i berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi. Selain
itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang menyebabkan tulang belakangmenjadi
tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke
pinggang.
D. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan
b e r j a l a n d a p a t mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan
komplikasi pada bagiantubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan
sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga
dapatmengakibatkan terjadinya LBP. Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu f aktor
yangmenyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan
terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh
dankelemahan otot.Penyebab LBP Juga dapat dibagi menjadi:• Diskogenik (sindroma spinal radikuler).•
Non-diskogenik
A . D i s k o g e n i k
Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus pulposus
y a n g merusak saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa dalam bentuk suatu
protrusio atau

prolaps dari nukleus pulposus dan keduanya dapat menyebabkan kompresi pada radiks.Lokalisasinya
paling sering di daerah lumbal atau servikal dan jarang sekali pada daerah torakal. Nukleus terdiri dari
megamolekul proteoglikan yang dapat menyerap air sampai sekitar 250%dari beratnya. Sampai
dekade ke tiga, gel dari nukleus pulposus hanya mengandung 90% air,dan akan menyusut
terus sampai dekade ke empat menjadi kira -kira 65%. Nutrisi dari anulus fibrosis bagian
dalam tergantung dari difusi air dan molekul-molekul kecil yang melintasi tepianvertebra. Hanya
bagian luar dari anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Padatrauma yang
berulang menyebabkan robekan serat -serat anulus baik secara melingkar maupun radial.
Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan lempengan, yang menyebabkan berkurangnya
nutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan secara melingkar dan radialmenyebabkan massa
nukleus berpindah keluar dari anulus lingkaran ke ruang epidural dan menyebabkan iritasi
ataupun kompresi akar saraf.
4
B . N o n - d i s k o g e n i k
Biasanya penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada serabut sensorik saraf perifer, yang
membentuk n. iskiadikus dan bisa disebabkan oleh neoplasma, infeksi, prosest o k s i k a t a u
imunologis, yang mengiritasi n.iskiadikus dalam perjalanannya dari
p l e k s u s lumbosakralis, daerah pelvik, sendi sakro -iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang
jalannya n.Iskiadikus (neuritis n. iskiadikus).
5
4.
Patogenesis
3
LBP dapat disebabkan oleh faktor non -neurogenik dan neurogenik. Nyeri
neurogenik adalah nyeri akibat iritasi langsung terhadap serabut saraf sensorik perifer.
Nyeri neurogenik m e m i l i k i d u a c i r i k h a s , y a k n i n y e r i n y a m e n j a l a r
s e p a n j a n g k a w a s a n d i s t a l s a r a f y a n g bersangkutan, dan penjalaran nyeri itu berpangkal
pada bagian saraf yang mengalami iritasi. Nyeri neurogenik dapat berupa nyeri radikular atau nyeri
neuritik. Segala sesuatu yangm e r a n g s a n g s e r a b u t s e n s o r i k d i t i n g k a t r a d i k s ( r a d i k s
p o s t e r i o r ) d a p a t m e n i m b u l k a n n y e r i radikular, yakni nyeri yang terasa berpangkal pada tingkat
tulang belakang tertentu dan menjalar sepanjang kawasan dermatomal radiks posterior yang
bersangkutan. Pada lesi iritatif radiks posterior tingkat servikal, nyeri radikular dapat dirasakan
sepanjang lengan, sedangkan padatingkat lumbosakral, nyeri radikular dapat dirasakan sepanjang tungkai.
Apabila nyeri radikular t e r s e b u t d i s e b a k a n o l e h p e r u b a h a n p a d a d i s k u s d a n
s e k i t a r n y a , n y e r i d i s e b u t s e b a g a i n y e r i diskogenik. Salah satu penyebab nyeri
dikogenik ini adalah Hernia Nukleus Pulposus. Jika penekanan radiks posterior sudah
menimbulkan pembengkakan atau kerusakan struktural yanglebih berat, dapat terjadi anastesia
radikular, dimana sensasi nyeri hilang walau pun kompresi radiks masih ada.
Gejala Klinis (nyeri neurogenik)
3

Nyeri di area punggung bawah, biasanya menjalar sesuai dermatom-nya ke tungkai bawah


Meningkat pada berjalan, membungkuk, duduk terlalu lama (menyetir), serta aktivitasmendadak dan berat

Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan di dalam ruang intraspinal seperti batuk,
bersin, dan mengejan, memprovokasi terasanya nyeri5.
Faktor Resiko Low Back Pain
6,7
A. Faktor Pekerjaan (Work factors)
Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya cedera pada otot atau
jaringan tubuh :
-. Postur tubuh
Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi
n o r m a l ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risiko terjadinya LBP.
-. Repetisi
Pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat pada
dimanafrekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi, sehingga pekerja harus terus menerus bekerja
agar dapat menyesuaikan diri dengan sistem. Kekuatan beban dapatmenyebabkan peregangan otot
dan ligamen serta tekanan pada tulang dan sendi – sendisehingga terjadi kerusakan
mekanik badan vertebrata, diskus invertebrate, ligamen, d an bagian belakang vertebrata.
Kerusakan karena beban berat secara tiba – tiba atauk e l e l a h a n a k i b a t m e n g a n g k a t b e b a n
b e r a t y a n g d i l a k u k a n s e c a r a b e r u l a n g – u l a n g . Mikrotrauma yang berulang dapat
menyebabkan degenerasi tulang punggung daerah lumbal.
-. Pekerjaan statis (static exertions)
Pekerjaan yang menuntut seseorang tetap pada posisinya, perubahan posisi dalam bekerjaakan
menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan dengan postur yang dinamis, memilikirisiko
musculoskeletal disolder (MSDs) lebih rendah diban dingkan dengan pekerjaanyang
mengharuskan postur statis. Hal ini disebabkan karena postur tubuh yang statisdapat
meningkatkan risiko yang berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah dannutrisi
pada jaringan otot. Begerak sangat diperlukan untuk pemberian nutrisi kepadadiskus,
sehingga pekerjaan statis dapat mengurangi nutrisi tersebut. Selain itu pekerjaanstatis menyebabkan
peregangan otot dan ligament daerah punggung, hal ini merupakan faktor resiko timbulnya
LBP.
-. Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions) atau beban
Force atau tenaga merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikant u g a s a t a u g e r a k a n . P e k e r j a a n a t a u g e r a k a n y a n g m e n g g u n a k a n
t e n a g a b e s a r a k a n memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligament, dan
sendi. Bebanyang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot,
tendon,dan jaringan lainnya.

B. Faktor Individu (Personal factors)


-. Jenis KelaminJenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka. Hal
ini terjadikarena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah daripada pria.-. Kebiasaan
Merokok Boshuizen et al (1993) menemukan hubungan yang signifikan antar kebiasaan
merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan
pengerahano t o t , k a r e n a n i k o t i n p a d a r o k o k d a p a t m e n y e b a b k a n b e r k u r a n g n y a
a l i r a n d a r a h k e jaringan. Selain itu, merokok dapat pula menyebabkan berkurangnya kandungan
mineral pada tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan atau kerusakan
padatulang.D a l a m s e b u a h p e n e l i t i a n F i n l a n d i a u s i a 3 0 - 6 4 t a h u n , n y e r i l e h e r
d i t e m u k a n s e c a r a signifikan berhubungan dengan merokok saat ini. Satu hipotesis adalah
bahwa nyeri punggung disebabkan oleh batuk dari merokok. Batuk meningkatkan tekanan perut
dantekanan intradiscal dan meletakkan beban pada tulang belakang. Mekanisme
lainnyay a n g d i u s u l k a n m e l i p u t i n i k o t i n y a n g m a s u k m e l a l u i a l i r a n d a r a h k e
j a r i n g a n d a n merokok menyebabkan kandungan mineral tulang berkurang sehingga
menyebabkanmicrofracture-. Kebiasaan OlahragaAerobic fitness meningkatkan kemampuan
kontraksi otot. Delapan puluh persen (80 %) kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena
buruknya tingkat kelenturan (tonus) otota t a u k u r a n g b e r o l a h r a g a . O t o t y a n g l e m a h
terutama pada daerah perut tidak m ampumenyokong punggung secara maksimal.
T i n g k a t k e l u h a n o t o t j u g a d i p e n g a r u h i o l e h tingkat kesegaran jasmani.-. ObesitasBerat
badan yang berlebihan (overweight / obesitas) menyebabkan tonus otot abdomenlemah,
sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdoron g ke depan dan menyebabkanlordosis
lumbalis, akan bertambah yang kemudian menimbulkan kelelahan pada otot paravertebrata,
hal ini merupakan resiko terjadinya LBP.
Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik: ekstensi ke belakang, fleksi ke depan, membungkuk ke setiap sisi

Motorik

Sensorik

Pemeriksaan sistem otonom

Penunjang:
o
Radiologi foto polos: untuk mengesampingkan adanya kelainan tulang, tumor
o
Mielografi, mielo-CT, CT-scan, MRI : untuk mencari penyebab nyeri

Terapi

Informasi dan edukasi tentang penyakit, gerakan yang bisa
m e m p e r b e r a t , t e s - t e s diagnostik, dan cara-cara pencegahan

Farmakoterapi
o
Analgesik (asetaminofen)
o
NSAID (asam mefenamat)
o
muscle relaxant (Chlorzoxazone)
o
Opioid

Non farmakologi
o
imobilisasi
o
pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas,
o
modalitas termal
o
masase
o
traksi
o
alat bantu (korset, tongkat)
o
latihan : jalan, naik sepeda, berenang
o
terapi psikologi (untuk nyeri psikogenik)

Bedah

Bab IIIILUSTRASI KASUS3.1IDENTITAS PASIEN


Nama: Ny.YJ e n i s K e l a m i n :
P e r e m p u a n U s
i a : 4 2
t a h u n T e m p a t ,
T a n g g a l L a h i r : 8 J u l i
1 9 7 1 A l a m a t : K e b a g u s a n ,
P a s a r M i n g g u , J a k a r t a
S e l a t a n A g a m
a :
I s l a m S t a t u s
P e r n i k a h a n : S u d a h
m e n i k a h P e n d i d i k a n
T e r a k h i r : S L T A T a n g g a l
P e m e r i k s a a n : 1 6 A p r i l 2 0 1 3
3.2ANAMNESISKELUHAN UTAMA
Nyeri pada punggung bawah kanan menjalar hingga ke mata kaki kanan yang memberatsejak 2 minggu
SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah kanan menjalar hingga kemata
kaki kanan yang memberat sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya, pasien merasa kan
nyeri pada punggung bawah kanan sejak 6 bulan SMRS. Nyeri dirasakan seperti berdenyut. Rasa
nyeriyang dirasakan pasien hilang timbul dan memberat pada saat bangun pagi, berjalan jauh, dan
saat pasien berada dalam posisi rukuk atau sujud. Nyeri biasanya membaik dengan istirahat danminum
obat Ponstan. Satu bulan SMRS, nyeri yang dirasakan pasien mulai menjalar ke kakihingga
mata kaki kanan. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak bergantung pada waktu pagiatau
malam. Dua minggu SMRS, nyeri dirasakan membe rat sampai pasien tidak kuat
untuk berjalan. Selain itu pasien juga mengeluhkan rasa kesemutan dan baal pada telapak kaki
kanan.Kelemahan satu sisi tubuh(-). BAB sulit (-) BAK sulit (-) Mengompol (-). Riwayat
trauma (-).Sebelumnya pasien sempat datang ke dokter umum untuk pemeriksaan kadar asam urat dan
gula

darah. Kemudian hasilnya dikatakan normal. Setelah itu pasien juga sempat berobat ke RS Pasar Rebo
dan mendapatkan fisioterapi. Biaya fisioterapi yang cukup mahal di RS tersebut, membuat pasien datang
berobat ke RSCM.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
DM (-), HT (-), Penyakit jantung (-), Alergi obat (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan sama
RIWAYAT SOSIAL
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak.Aktivitas pasien
sehari-hari adalah mengurus rumah dan berbelanja. Pasien sering mengangkat barang-barang berat yaitu
barang-barang belanjaan yang pasien beli di pasar.
3.3PEMERIKSAAN FISIK
T e k a n a n d a r a h :
1 0 0 / 7 0 m m H g Nadi: 80x /
menitS u h
u :
3 6 , 5
o
CP e r n a f a s a n :
2 0 x /
m e n i t K u l i t :
t i d a k
t a m p a k
k e l a i n a n K e p a
l a : t i d a k
t a m p a k
d e f o r m i t a s R a m
b u t : d a l a m
b a t a s
n o r m a l M a t a :
k o n j u n g t i v a a n e m i s
( - / - ) , s k l e r a
i k t e r i k ( - / -
) L e h e r : J V P 5 - 2
c m H 2 O , t i d a k
t a m p a k
j e j a s T H T :
s e k r e t
- / -
T e n g g o r o k :
T 1 – T 1 ,
t e n a n g G i g i
m u l u t : o r a l
h y g i e n e b a i k Paru :
vesikuler +/+, rhonki (-/-), wheezing (-/-)Jantung : BJ I, II normal, murmur (-), gallop (-)

P
u n g g u n g : d e f o r m i t a s ( - ) ,
g b u s i ( - ) , n y e r i t e k a n ( - ) ,
n y e r i k e t o k C V A (-)Perut : lemas, datar, bising usus (+) nyeri
tekan (-)A n g g o t a
g e r a k : e d e m a
( - / - ) S t a t u s
g e n e r a l i s : T a m p a k
s a k i t
r i n g a n G
C S
:
E
4
M
6
V
5
P u p i l :
B u l a t ,
I s o k o r , Φ
3 m m f l e k s R e c a h a y a
l a n g u n g :s + / + R e f l e k s c a h a y a
t a k l a n g s u n g : + / +
Tanda rangsang meningeal
K a k u
k u d u k :
- / -
K e r n i
g :
> 1 3 5
o
/ >135
o
L a s e g
u e :
> 7 0
o
/ > 70
o
S e n s o r i k :
h i p e s t e s i a d e r m a t o m
L 5 - S 1 d e k s t r a F u n g s i
s a r a f o t o n o m : i n k o n t i n e n s i a u r i n
e t a l v i ( - )
Nervus Kranialis
N.I: Tidak diperiksa N.II: Visus > 2/60 N.III, IV, IV: Kesan tidak ada paresis N.V Motorik: Tidak
diperiksa N.V.1,2,3 Sensorik: Tidak diperiksa N.VII: Kesan tidak ada paresis N.VIII: Tidak
diperiksa N.IX, X: Tidak ada paresis N. XI: Kesan tidak ada paresis N. XII: Kesan tidak ada paresis
Motorik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5

Refleks FisiologisRefleks Patologis


B a b i n s
k y : -
/ -
Fungsi Luhur
B e r b i c a r
a :
N o r m a l O r i e
n t a s i w a k t u :
N o r m a l O r i e n t a s
i o r a n g :
N o r m a l O r i e n t a s
i t e m p a t :
N o r m a l Nilai MMSE

: Tidak diperiksa
3.4 RESUME
Perempuan 42 tahun dengan keluhan nyeri pada punggung bawah kanan menjalar hinggake mata kaki
kanan yang memberat sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya, pasien merasakan nyeri pada punggung
bawah kanan sejak 6 bulan SMRS. Nyeri dirasakan seperti berdenyut. Rasa nyeriyang dirasakan pasien
hilang timbul dan memberat pada saat bangun pagi, berjalan jauh, dan saat pasien berada dalam posisi
rukuk atau sujud. Nyeri biasanya membaik dengan istirahat danminum obat Ponstan. Satu bulan
SMRS, nyeri yang dirasakan pasien mulai menjalar ke kakihingga mata kaki kanan. Nyeri
dirasakan terus menerus. Dua minggu SMRS, nyeri dirasakanmemberat sampai pasien
tidak kuat untuk berjalan. Selain itu pasien juga mengeluhkan rasakesemutan dan baal
pada telapak kaki kanan. Riwayat keluhan sama sebelumnya dan riwayat keluarga yang
memiliki keluhan sama disangkal pasien.D a r i p e m e r i k s a a n f i s i k , d i d a p a t k a n
k e a d a a n u m u m t a m p a k s a k i t r i n g a n . P a d a pemeriksaan fisik umum, tanda
rangsang meningeal, dan saraf kranialis dalam batas normal.Terdapat hipestesia di tungkai kanan setinggi
L5-S1.+ 2 + 2+ 2 +
2

3.5DIAGNOSISDiagnosis klinis
: Nyeri punggung bawah kanan, Hipestesia L5-S1 kanan
Diagnosis topis
: Radiks L5-S1 kanan
Diagnosis patologis
: Iritasi radiks
Diagnosis etiologis
: Lumbar strain
D i a g n o s i s
B a n d i n g :
HNP
3.6TATALAKSANARencana Diagnosis
: Foto Polos lumbosakral, MRI Lumbosakral, EMG
Rencana Terapi Medikamentosa
:

Eperisone

3x 50 mg, Ibuprofen 3x200 mg, Neurodex 2x1 tab, Mecobalamin tablet 3x500 mg.
Rencana Non-Medikamentosa :
t r a k s i l u mb a l , t e r a p i t e r ma l , ma s a s e ,
T E N S , latihan(fisioterapi), dan penggunaan korset. Dianjurkan untuk tidak mengangkat barang-
barang berat untuk sementara waktu, tidak memakai sepatu hak tinggi, dan sering olahraga
terutama berenang.
3.7PROGNOSIS
Q u o a d
v i t a m :
b o n a m Q u o a d
f u n c t i o n m a : d u b i a a d
b o n a m Q u o a d
s a n a t i o n a m : d u b i a a d
b o n a m

Bab IVPEMBAHASAN
Ny.Y, 42 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah kanan menjalar h i n g g a k e m a t a
kaki kanan yang memberat sejak 2 minggu SMRS. Nyeri dirasakan
s e p e r t i berdenyut. Pasien juga sering merasa baal dan kesemutan pada tungkai kanan terutama
padat e l a p a k k a k i . A k t i v i t a s p a s i e n s e h a r i - h a r i a d a l a h s e b a g a i i b u r u m a h t a n g g a
y a n g s e r i n g mengangkat barang-barang belanjaan yang cukup berat. Nyeri punggung bawah yang
dialami pasien dapat diakibatkan oleh berbagai kelainanseperti oleh sistem saraf, sistem vaskuler, sistem
muskuloskeletal, viseral, maupun psikogenik. Nyeri akibat gangguan pada sistem vaskuler umumnya
cenderung tidak dipengaruhi oleh posisi. Nyeri viseral merupakan nyeri rujukan dari organ dalam seperti
organ pada ronggatoraks, abdomen, dan pelvis. Pada pasien, tidak ditemukan nyeri tekan,
dan tidak ditemukanriwayat nyeri kolik, sesak, dan gangguan BAK maupun BAB yang
dapat mendukung adanyanyeri viseral. Nyeri psikogenik biasanya ditimbulkan oleh adanya beban
psikis, pada pasien ini beban psikis disangkal. Nyeri akibat sistem muskuloskeletal umumnya tidak
disertai dengan penjalaran dan memberat dengan perubahan posisi. Nyeri akibat sistem saraf cenderung
terbatassesuai dengan dermatom persarafannya. Pada pasien ini kelainan disebabkan oleh
gangguan pada sistem saraf yang disertai dengan gangguan muskuloskeletal. Nyeri punggung bawah
pada pasien ini akibat gangguan sistem saraf karena nyeri yangtimbul berupa nyeri radikular. Hal ini
karena nyeri dan keluhan lainnya menjalar dari punggung bawah kanan, paha bagian lateral kanan, betis,
sampai ke mata kaki dan telapak kaki kanan sertasecara tegas terbatas pada dermatom L5 -S1
kanan. Pada pasien, nyeri pada punggung bawahkanan yang semakin memberat dirasakan
saat pasien membungkuk dan sujud dan berkurang d e n g a n b e r b a r i n g . K e l u h a n t e r s e b u t
m e n u n j u k k a n b a h w a g a n g g u a n s a r a f t e r s e b u t d i s e r t a i dengan gangguan pada
muskuloskeletal.Aktivitas fisik sehari -hari pasien yaitu sering mengangkat benda berat
diduga menjadifaktor risiko timbulnya stress sehingga menimbulkan iritasi pada radiks.
Adanya iritasi radiksyaitu pada radiks L5-S1 akan menimbulkan kompensasi spasme dari otot yang
dipersarafi pada

dermatom tersebut. Sehingga gejala yang timbul pada pasien juga disertai dengan
gangguanspasme pada otot punggung bawah kanan.D a r i p e m e r i k s a a n f i s i k , d i d a p a t k a n
k e a d a a n u m u m t a m p a k s a k i t r i n g a n . P a d a pemeriksaan fisik umum, tanda rangsang
meningeal, dan saraf kranialis dalam batas normal.Terdapat hipestesia di tungkai kanan setinggi L5-
S1.Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka dapat disusun diagnosis
kerja:D i a g n o s i s k l i n i s : N y e r i p u n g g u n g
b a w a h , h i p e s t e s i a L 5 - S 1
d e k s t r a D i a g n o s i s t o p i s :
R a d i k s L 5 - S 1
d e k s t r a D i a g n o s i s p a t o l o g i s :
I r i t a s i r a d i k s D i a g n o s i s
e t i o l o g i s : L u m b a r s t r a i n Penatalaksanaan bagi
pasien ini yaitu terapi non -medikamentosa dan medikamentosa.T e r a p i n o n -
medikamentosa yaitu pasien diberikan edukasi mengenai penyakit,
p e r j a l a n a n penyakit, serta faktor risiko pada pasien yang dapat memperberat penyakitnya. Pasien
dianjurkanuntuk tidak mengangkat barang-barang berat untuk sementara waktu, tidak memakai sepatu
hak tinggi, dan berolahraga terutama berenang. Pasien juga dianjurkan traksi lumbal, terapi
termal,masase, TENS, latihan(fisioterapi), dan penggunaan korset sebagai terapi
penunjang.Terapi medikamentosa yang diberikan untuk pasien ini yaitu analgesi beru pa
Ibuprofen3 x 2 0 0 m g y a n g m e r u p a k a n
nonsteroidal anti-inflammatory drug
(NSAID). Diberikan pulaE p e r i s o n e 3 x 5 0 m g s e b a g a i a n t i s p a s m e . S e l a i n i t u ,
s e b a g a i v i t a m i n u n t u k s a r a f d i b e r i k a n Neurodex 2x1 tab dan Mecobalamin tablet 3x500 mg.

Daftar Pustaka :1.Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri Punggung Bawah. dalam: Nyeri Neuropatik,
Patofisioloogidan Penatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA.
Perdossi,2001:145-167.2.Anderson GBJ. Epidemiological Features of Chronic Low Back
Pain. Lancet 1999;354:581-5.3.Adam RD, Victor M, Ruppert AH. Principles of Neurology.
6th ed. New York: Mc-GrawHill, 1997.
4.
Wheeler AH, Stubbart JR. Pathophysiology of Chronic Back Pain. (Cited Jan 2004)Available from:
URLhttp://www.emedicine.com/neuro/topic516.htm5.Sidharta P. Anamnesa Kasus Nyeri di
Ekstermitas dan Pinggang. Sakit pinggang. In: Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta :
Pustaka universitas, 1980: 64-75.6.Deyo, Richard and James, Weinstein. Low Back Pain. New
England Journal Med. Vol344 No. 5. 20017.Hiikka Riihiimaki and Eira Viikari Juntura.
Musculoskeletal System in International Labour Office. Encyclopedia of Occupational Health and
Safety. Edited by Jeanne Mager Stellman. Fourth edition, vol I, Geneva, 1998.

Anda mungkin juga menyukai