Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

2.4 Titik Lembek Aspal dan Ter (Softening Point With Ring And Ball Test)

2.4.1 Tujuan Pengujian


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal dan
juga tar mulai lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat
ring and ball. Suhu ini pun yang menjadi acuan di lapangan atas
kemampuan aspal dan juga ter menahan suhu permukaan yang terjadi
untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya lekatnya.

2.4.2 Pendahuluan
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair,
sesuai dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya dalam
pengurangan suhu. Percobaan ini diciptakan karena pelembekan bahan-
bahan aspal dan ter, tidak terjadi secara cepat pada suhu tertentu, tapi
lebih merupakan perubahan perlahan (bertahap) seiring penambahan
suhu. Oleh sebab itu, setiap prosedur yang dipergunakan untuk
menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya mengikuti sifat dasar
tersebut, artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya
berlangsung secara gradual pada jenjang yang halus.
Dalam percobaan ini titik lembek ditunjukkan dengan suhu pada
saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal
atau ter yang bertahan di dalam cincin berukuran tertentu sehingga aspal
atau ter tersebut menyentuh plat dasar yang terletak pada tinggi tertentu
sebagai akibat kecepatan pemanasan.
Titik lembek menjadi salah satu batasan dalam penggolongan
aspal dan ter. Titik lembek haruslah diperhatikan saat akan membangun
konstruksi perkerasan jalan. Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari
suhu permukaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan aspal akibat
temperatur permukaan jalan. Titik lembek aspal dan ter adalah 30
°C – 200 °C, yang artinya masih ada nilai-nilai titik lembek yang hampir
sama dengan suhu permukaan jalan pada umumnya. Untuk itu

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

dilakukan usaha untuk mempertinggi titik lembek ini antara lain dengan
menggunakan filler terhadap campuran beraspal.
Metoda Ring and Ball yang umumnya diterapkan pada bahan
aspal dan ter ini, dapat mengukur titik lembek bahan semi solid sampai
solid. Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal mencapai derajat
kelembekan (mulai meleleh) di bawah kondisi spesifik dari tes.
Berdasarkan tes/apparatus yang ada dapat disimpulkan bahwa pengujian
titik lembek dipengaruhi banyak faktor.
Spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek untuk aspal keras
Pen 40 (Ring and Ball Test) adalah 51 °C (minimum) dan 63 °C
(maksimum), sedangkan untuk Pen 60 adalah minimum 48 °C dan
maksimum 58 °C.

Faktor yang mempengaruhi pengujian titik lembek :


a. Kualitas dan jenis cairan penghantar
b. Berat bola besi
c. Jarak antara ring dengan dasar plat besi
d. Besarnya suhu pemanasan

Aplikasi nilai titik lembek :


a. Bersama-sama dengan nilai penetrasi digunakan untuk menentukan
PI (Penetrasi Index) yang merupakan tingkat kepekaan aspal
terhadap temperatur.
b. Menentukan Modulus bahan aspal dengan menggunakan nomogram
Van Del Poel.
c. Menentukan sifat kelelahan dari lapisan aspal dan agregat.

2.4.3 Peralatan
1. Cincin kuningan
2. Bola baja berdiameter 9.53 mm dengan berat 3.45 gr sampai 3.55 gr
3. Dudukan benda uji, lengkap dengan pengarah bola baja dan plat
dasar yang mempunyai jarak tertentu

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

4. Bejana gelas tahan pemanasan mendadak dengan diameter dalam 8.5


cm dan tinggi ± 12 cm berkapasitas 800 ml.
5. Termometer
6. Stopwach
7. Ember

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

GAMBAR ALAT

Gambar 2.4.1 Gambar 2.4.2


Cincin kuningan Bola baja dan pengarah
bola

Gambar 2.4.3 Gambar 2.4.4


Dudukan benda uji Bejana pengujian dan
alat uji titik lembek
(Automatic Ring and
Ball)

Gambar 2.4.5 Gambar 2.4.6


Thermometer Stopwatch

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

Gambar 2.4.7
Ember

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

2.4.4 Prosedur Pengujian


Pengujian dilakukan berdasarkan AASHTO T 53-89:
1990/ASTM D 36-70 dan BS 2000 58-1983.
a. Penyiapan benda uji
1. Memanaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus
menerus hingga cair merata.
2. Memberikan cairan untuk cicin dan plat kuningan dengan campuran
talk dan sabun.
3. Menuangkan contoh aspal ke dalam dua buah cincin dengan Suhu
pemanasan aspal tidak melebihi 56 °C di atas titik lembek nya dan
untuk aspal tidak melebihi 111 °C di atas titik lembek nya.
4. Menuangkan contoh aspal ke dalam 2 buah cincin dan mendiamkan
pada suhu kurang-kurangnya 8 °C di bawah titik lembeknya,
dinginkan selama ± 30 menit.
5. Setelah dingin, meratakan permukaan contoh dalam cincin dengan
spatula dan merendamnya selama ± 12 Jam.

b. Langkah-langkah pengujian
1. Mengeluarkan sampel cincin dari bak perendam
2. Memasang dan mengatur kedua benda uji di atas kedudukan dan
meletakkan pengarah bola diatasnya. Kemudian memasukkan
seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas.
3. Mengisi bejana dengan air dan batu es, sehingga suhu mencapai (5 ±
1) °C.
4. Meletakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara
kedua benda uji (kurang lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin).
5. Memeriksa dan mengatur jarak antara permukaan plat dasar benda
uji sehingga menjadi 25,4 mm.
6. Meletakkan bola-bola baja yang bersuhu 5 °C di atas dan di tengah
permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5°C
menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.
7. Memanaskan bejana serta mengamatinya pada setiap kenaikan suhu
5 °C.

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

2.4.5 Perhitungan
Perhitungan terlampir pada tabel.

2.4.6 Kesimpulan
Dari percobaan titik lembek yang dilakukan di dapatkan suhu titik
lembek uji benda pertama adalah 55,9 °C pada waktu 9 menit 11 detik
dan suhu titik lembek benda uji kedua adalah 57,3 °C pada waktu 9
menit 40 detik, sehingga suhu titik lembek rata-rata dari hasil
pengamatan adalah 56,6 °C.
Dapat disimpulkan hasil pengujian titik lembek memenuhi
standar yang ditetapkan karena sesuai dengan spesifikasi Bina Marga
tentang titik lembek untuk aspal keras pen 40 (Ring And Ball Test)
adalah 51 °C (minimum) dan 63 °C (maksimum), sedangkan untuk pen
60 adalah minimum 48 °C dan maksimum 58 °C.

2.4.7 Daftar Pustaka


1. Tim Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Riau 2016
(Penuntun Praktikum Jalan Raya, Pekanbaru)
2. SNI M-20-1990-F

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

LABORATORIUM JALAN RAYA Pengirim Sampel : Kelompok 1 B Terima : 04/03/2019


FAKULTAS TEKNIK -UNIVERSITAS RIAU Jenis Sampel : Aspal Selesai : 06/03/2019
Kampus Bina Widya, Simpang Baru, Pekanbaru Proyek : Praktikum Pemeriksa : Nopriwanda Syahputra

TITIK LEMBEK ASPAL & TER

Waktu Titik Lembek


No. Suhu yang diamati
I II I II
1 5° 0 0
2 10° 1' 19'' 1' 19''
3 15° 3' 42'' 3' 42''
4 20 4' 07'' 4' 07''
5 25° 5' 13'' 5' 13''
6 30° 5' 49'' 5' 49''
7 35° 6' 27'' 6' 27''
8 40° 7' 09'' 7' 09''
9 45° 7' 45'' 7' 45''
10 50° 8' 24'' 8' 24''
11 55° 9' 02'' 9' 02''
12 55° 9' 11'' 9' 11'' 55.9
13 60° 9' 40'' 57.3
Rata-rata titik lembek 56.6

Prosedur Pengujian : SK SNI M-20-1990-F checked by : Nopriwanda Syahputra

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

DIAGRAM ALIR
PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

Memanaskan sampel aspal Memberikan cairan gliserin


hingga cair untuk cincin dan plat
kuningan

Mendinginkan sampel Menuang sampel aspal ke


selama ± 30 menit dan dalam ring, yang alasnya
meratakannya sudah diolesi gliserin,

KELOMPOK 1 KELAS B
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II

Merendam sampel aspal yang


permukaannya telah
diratakan didalam air selama
± 12 jam

Meletakkan sampel pada


Menambahkan es dan air
penyangga dan hingga bersuhu ± 5 oC
memposisikan bola baja
dengan pengaman bola

Mencatat waktu dan suhu Memanaskan bejana hingga


ketika bola baja jatuh suhu 5oC, kemudian mencatat
menyentuh dasar penyangga waktu setiap kenaikan suhu
5oC

KELOMPOK 1 KELAS B

Anda mungkin juga menyukai