TINJAUAN PUSTAKA
HOCH2(CH2OCH2)nCH2OH. Nilai n dapat berkisar dari 1 sampai nilai yang sangat besar,
karena itu berat molekul dari PEG ini dapat berkisar antara 150-10.000. Senyawa yang
memiliki berat molekul dari 150-700 berbentuk cairan, dimana senyawa yang berat
molekulnya 1.000-10.000 berbentuk padatan. Senyawa glikol dengan berat molekul yang
rendah biasanya digunakan untuk larutan kental dimana campuran glikol ini biasanya
harga n antara 8,2 dan 9,1. Pemerian: cairan kental jernih, tidak berwarna atau
praktis tidak berwarna, bau khas lemah, agak higroskopik. Kelarutan: larut
dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam aseton P, dalam glikol lain dan dalam
hidrokarbon aromatik, praktis tidak larut dalam eter P dan dalam hidrokarbon
Polietilen glikol 4.000, 6.000 dan 8.000 berbentuk serbuk putih dengan
tekstur seperti lilin dan berwarna seperti parafin. Sangat larut dalam air dan
dikurangi jika diformulasi dengan salep yang mengandung basis PEG ini.
(Sweetman, 2009)
Salah satu polimer yang umum digunakan pada pembuatan dispersi padat
adalah PEG. PEG disebut juga makrogol, merupakan polimer sintetik dari
rata-rata gugus oksietilen. PEG umumnya memiliki bobot molekul antara 200-
bobot molekul. PEG dengan bobot molekul 200-600 (PEG 200-600) berbentuk
cair, PEG 1500 semi padat, dan PEG 3000-20.000 atau lebih berupa padatan
semi kristalin dan PEG dengan bobot molekul lebih besar dari 100.000
berbentuk seperti resin pada suhu kamar. Umumnya PEG dengan bobot molekul
PEG merupakan salah satu jenis bahan pembawa yang sering digunakan
obat yang sukar larut. Bahan ini merupakan salah satu jenis polimer yang dapat
Molekul air terdiri dari dua atom hidrogen, yang berikatan secara kovalen
dengan atom pusat oksigen. Molekul air saling menarik satu sama lain melalui
ikatan hidrogen, yang melibatkan polaritas dari molekul air (Airaksinen, 2005).
Uap air yang diadsorpsi pada permukaan disebut adsorbat, sedangkan zat
adsorpsi pada permukaan zat padat sangat tergantung pada tekanan uap air,
antara molekul air dengan bagian hidrofilik permukaan zat padat melalui ikatan
yang sama (isoterm) dikenal sebagai kesetimbangan isoterm sorpsi uap air
kandungan uap air yang unik karena perbedaan interaksi (efek koligatif larutan,
efek kapiler, dan interaksi permukaan) antara air dengan komponen padat pada
2000).
diketahui dari bentuk kesetimbangan kandungan uap airnya, karena hal itu
sangat tergantung pada interaksi antara molekul air dengan suatu bahan padat.
Isoterm sorpsi fisis ini dapat digolongkan menjadi 6 tipe utama (I-VI),
Tipe I adalah tipe Langmuir, yang ditandai oleh adanya adsorpsi yang
relatif kecil, yang dapat menyimpan banyak uap air pada RH yang rendah (Sing,
et al., 1985).
mesopori dan umum terjadi pada isoterm tipe II dan IV (Sing, et al., 1985).
penyerapan yang stabil pada aw yang tinggi. Isoterm tipe IV terjadi karena
tertutupnya mesopori yang diikuti dengan kondensasi kapiler atau pengisian pori
yang lemah dan ditandai dengan penyerapan yang rendah pada kelembaban
rendah dan terjadi peningkatan yang pesat pada kelembaban yang lebih tinggi.
Isoterm tipe VI, isoterm bertingkat dimana terjadi sorpsi tingkat demi tingkat
pada permukaan bahan tidak berpori yang seragam. Klasifikasi isoterm sorpsi
uap air dan berbagai bentuknya dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Sing, et al.,
1985).
Gambar 2.1. Klasifikasi isoterm sorpsi uap air dan berbagai bentuknya (Sing,
et al., 1985).
Kesetimbangan dari adsorpsi uap air (dimulai dari keadaan kering) tidak
sama persis dengan kesetimbangan yang dihasilkan dari desorpsi uap air
(dimulai dari keadaan basah). Fenomena dari kandungan uap air yang berbeda
dengan aw yang sama ini dikenal sebagai histeresis sorpsi uap air (moisture
antara adsorpsi dan desorpsi uap air dapat dilihat pada Gambar 2.2. (Fontana,
2000).
Ada beberapa alasan hal ini dapat terjadi, seperti perbedaan pengisian
dan pengosongan uap air pada pori-pori, pengembangan bahan polimer, transisi
keadaan gelas dan karet, dan supersaturasi beberapa zat terlarut selama desorpsi.
grafik, dengan memplot kandungan uap air sebagai suatu fungsi aw atau dalam
Anderson-de Boer) merupakan salah satu model yang telah diterima secara luas
C km a
m= (1- k aw)(1- k aw+ C1 k aw)
1 0 w
Di mana C1 dan k adalah suatu konstanta dan mo adalah kadar uap air lapisan
2000).
2.4.1 Warna
konsumen terhadap kualitas produk. Warna suatu bahan dapat berasal dari
Temperatur dan kadar uap air yang relatif tinggi selama proses
Pengcoklatan enzimatik ini melibatkan polifenol oksidase atau enzim lain yang
Perlu diketahui bahwa cangkang kapsul bukan tidak reaktif, secara fisika
akibatnya kapsul dapat menjadi rapuh atau lunak (Margareth, et al., 2009).
kapsul, kemampuan pelarutan, dan kecenderungan untuk melekat satu sama lain.
Kadar uap air yang rendah pada kapsul dapat menghambat pertumbuhan
mikroba. Jika kadar uap air pada kapsul gelatin kurang dari 10%, kapsul
cenderung menjadi rapuh, dan sebaliknya jika kadar air lebih tinggi dari 18%
bentuk sediaan kapsul gelatin berkisar 15 - 30°C dan 30% - 60% kelembaban
signifikan tidak boleh terdeteksi pada kapsul yang disimpan pada kelembaban
relatif 30% dan 50% selama 4 minggu. Kelembaban relatif (RH), kandungan
2.5 Disolusi
Uji disolusi yaitu uji pelarutan in vitro mengukur laju dan jumlah
pelarutan obat dalam suatu media “aqueous” dengan adanya satu atau lebih
bahan tambahan yang terkandung dalam produk obat. Pelarutan obat merupakan
bagian penting sebelum kondisi absorbsi sistemik (Shargel dan Andrew, 1988).
i. Efek kelarutan obat. Kelarutan obat dalam air merupakan faktor utama
disolusi meningkat.
i. Efek kelarutan obat. Kelarutan obat dalam air merupakan faktor utama
disolusi meningkat.
i. Efek formulasi. Laju disolusi suatu bahan obat dapat dipengaruhi bila
pada bahan obat yang hidrofob, oleh karena itu disolusi bertambah,
disolusi.
lebih cepat dibandingkan dengan air, oleh karena itu mempercepat laju
tangkai motor. Keranjang menahan cuplikan dan berputar dalam suatu labu
bulat yang berisi media pelarutan. Keseluruhan labu tercelup dalam suatu bak
yang bersuhu konstan 37ºC. Kecepatan berputar dan posisi keranjang harus
Metode dayung terdiri atas suatu dayung yang dilapisi khusus, yang
Dayung diikat secara vertikal ke suatu motor yang berputar dengan suatu
turbulensi dari media pelarutan. Alat ditempatkan dalam suatu bak air yang
Metode ini dasarnya memakai disintegrasi USP “basket and rack” dirakit
untuk uji pelarutan. Bila alat ini dipakai untuk pelarutan maka cakram
partikel tidak akan jatuh melalui saringan. Metode ini jarang digunakan dan
pengadukan dan getaran membuat metode ini kurang sesuai untuk uji
Rumus Bangun :
garam monosodium
higroskopis
akan mengalami metabolisme lintas pertama sehingga sekitar 50% dari obat
mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk yang tidak berubah (Sweetman, 2009).
Diklofenak juga diserap secara perkutan. Pada konsentrasi terapetik sekitar 99%
obat terikat pada protein plasma. Diklofenak menembus cairan sinovial di mana
konjugat sulfat, sebagian besar dalam urin (sekitar 60%) juga dalam empedu
Kapsul adalah sediaan padat dimana obat ditutup dalam suatu cangkang
yang keras maupun lunak. Cangkang tersebut biasanya dibuat dari gelatin; tetapi
cangkang tersebut juga dapat dibuat dari pati ataupun zat lain yang cocok.
Kapsul cangkang keras berukuran dari No. 5, yang paling kecil, hingga No. 000,
ukuran No. 00 merupakan ukuran terbesar yang secara umum dapat diterima oleh
pasien (USP XXXII, 2009). Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah
pengisiannya tanpa persiapan atau dalam jumlah yang besar secara komersil.
sebagai pilihan dalam meresepkan obat tunggal atau kombinasi obat pada
menyatakan lebih mudah menelan kapsul daripada tablet, oleh karena itu lebih
disukai bentuk kapsul bila memungkinkan. Pilihan ini telah mendorong pabrik
dapat disalut untuk menahan pelepasan obat dalam cairan lambung dimana suatu
digunakan pada monografi Farmakope pada kapsul salut enterik yang ditujukan
(USP XXXII, 2009). Tabel penerimaan beberapa sediaan delayed release dapat
Tabel 2.1. Tabel penerimaan sediaan delayed release menurut USP XXXII
Natrium alginat larut dengan lambat dalam air, membentuk larutan kental,
Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu β-D-
mannuronat (M) dan α-L-asam guluronat (G) yang tersusun dalam blok-blok
yang membentuk rantai linear (Grasdalen, et al., 1979). Kedua unit tersebut
masing residu (MM dan GG) dan suatu blok heteropolimer dari dua residu (MG).
Gambar 2.6. Struktur G: α-l asam guluronat dan M: β-d asam mannuronat
Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam
industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Salah satu sifat
tartrat dan kalsium sitrat (Thom, et al., 1982). Pembentukan gel alginat dengan
ion kalsium, disebabkan oleh adanya ikatan silang membentuk khelat antara ion
kalsium dan anion karboksilat pada blok G-G melalui mekanisme antar rantai.
larutannya dalam air bereaksi netral sampai asam lemah. Sediaan alginat paling
stabil pada daerah pH 6-7, pada pH 4,5 asam bebasnya akan mengendap.
Pemanasan yang kuat dan lama, terutama >70oC dihindari, karena akan
disimpan dingin dan dilindungi dari cahaya dalam wadah tertutup baik (Voight,
1994).
tahun terakhir telah dikembangkan kapsul yang tahan terhadap asam lambung.
Cangkang kapsul ini dibuat dari natrium alginat dengan kalsium klorida
menggunakan cetakan. Telah terbukti bahwa cangkang kapsul alginat tahan atau
tidak pecah dalam cairan lambung buatan (pH 1,2). Kapsul mengembang dan
pecah dalam cairan usus buatan yaitu pH 4,5 dan pH 6,8 (Bangun, dkk., 2005)
yang terperangkap dalam kapsul dan terikat dengan manuronat saja. Hal itu
medium pH 4,5 dan 6,8 (cairan usus buatan). Hal ini disebabkan terjadi
pertukaran ion kalsium dari kalsium alginat (kalsium guluronat) dengan ion
natrium yang terdapat pada cairan usus buatan, sehingga terbentuk natrium