Anda di halaman 1dari 20

HANDOUT MATAKULIAH THESIS PROPOSAL (SEMINAR)

(Fasilitator: M. Zaini Miftah, M.Pd, Prodi Tadris Bahasa Inggris IAIN Palangka Raya, 2016)

Penjelasan Singkat
Outline Skripsi/Penelitian Kuantitatif Prodi Tadris Bahasa Inggris

Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat
kompleks, mulai dari sisi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar
sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Karena kompleksnya materi yang
disajikan, maka laporan penelitian kuantitatif perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca
laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat
memahaminya secara tepat.

CHAPTER I INTRODUCTION
Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang
dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang
penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis penelitian (jika ada), asumsi
penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, kegunaan penelitian, dan definisi
istilah/operasional.

A. Background of the Study


Pada bagian latar belakang ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi
penelitian itu. Maka dari itu, pada bagian ini perlu dipaparkan secara ringkas tentang teori,
hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun
pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang teliti. Dengan
demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

B. Research Problem
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan
dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-
variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek
penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secra empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

C. Objective of the Study


Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi
dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan
menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk
kalimat pernyataan.

D. Hypothesis of the Study (if any)


Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian
kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh

1
karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi hasil penelitian
kuantitatif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara prosedural,
hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian teori, karena hipotesis
penelitian adalah rangkuman dari simpulan-simpulan teoretis yang diperoleh dari kajian
pustaka. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam bagian pendahuluan
(Bab I) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi
lebih jelas. Maka dari itu, di dalam latar belakang masalah harus dipaparkan tentang kajian
teori yang relevan secara ringkas.
Rumusan hipotesis bisa bersifat direksional atau nondireksional. Hipotesis yang
direksional tidak hanya menyebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel,
melainkan juga menunjukkan sifat hubungan atau arah perbedaan itu.

E. Assumption
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan
pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti
mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap.
Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi
dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat
bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan
penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.

F. Scope and Limitation


Bagian ini mencakup dua hal yang berkaitan erat, yakni ruang lingkup penelitian dan
keterbatasan penelitian. Pada ruang lingkup penelitian hal-hal yang dikemukakan adalah
variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Uraian
ketiga ini tersebut dilakukan secara singkat karena maksud utamanya adalah untuk
memberikan gambaran utuh dan ringkas mengenai cakupan penelitian. Pembahasan secara
rinci dilakukan dalam bagian metode penelitian (Bab III).
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari
dalam penelitian. Keterbatasan ini bisa bersifat metodologis atau praktis. Keterbatasan
metodologis, misalnya, berupa kendala yang menyangkut teknik pemilihan sampel atau
instrumen pengumpul data yang diperlukan. Sedangkan keterbatasan praktis, misalnya,
berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak
memungkinkan peneliti mencari data yang diinginkan.

G. Significance of the Study


Dalam bagian ini dikemukakan beberapa bukti yang menunjukkan kemanfaatan
penelitian ini untuk dilakukan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Nilai kemanfaatan penelitian bisa mencakup kemanfaatan secara teoritis dan
secara praktis. Dalam banyak hal, paparan mengenai kegunaan penelitian ini menjadi acuan
utama untuk menilai apakah suatu penelitian itu layak untuk dilakukan atau tidak.

H. Definition of Key Terms


Dalam bagian ini dikemukakan beberapa hal yang perlu ditegaskan sehingga tidak
menimbulkan perbedaan penafsiran bagi pembaca, seperti: variabel yang dikaji, jabaran dari
masing-masing variabel, dan indikator-indikator dari masing-masing variabel, serta definisi
operasional variabel yang sifatnya abstrak.

2
Penyusunan definisi istilah/operasional perlu dilakukan. Definisi istilah/operasional
disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi
istilah/operasional lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Dengan
teramatinya konsep atau konstruk yang diteliti, peneliti akan mudah mengukurnya. Di
samping itu, pemaparan definisi istilah/ operasional secara jelas akan membuka kemungkinan
bagi orang lain untuk melakukan penelitian yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh
peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE


Bab ini memuat kajian pustaka yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam
kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah
menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
mengajukan hipotesis penelitian, peneliti wajib mengkaji kepustakaan tentang teori-teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel)
yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang diajukan. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti,
maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis
yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan
penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal
penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar
dan diskusi ilmiah, dan terbitan-terbitan resmi pemerintah atau lembaga-lembaga lain. Akan
lebih baik jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada
sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan
penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip
kemutakhiran, dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran adalah penggunaan
kepustakaan terbaru yang bisa dijangkau. Prinsip ini penting karena ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Sedangkan prinsip relevansi
adalah kesesuaian antara teori yang dikaji dengan masalah penelitian. Prinsip ini diperlukan
karena penguraian teori atau hasil penelitian mutakhir yang tidak ada sangkut pautnya dengan
masalah penelitian sangat kecil manfaatnya.

CHAPTER III RESEARCH METHOD


Metode penelitian mencakup: rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen
penelitian, prosedur pengumpulan data, dan analisis data.

A. Research Design
Bagian ini membahas rancangan penelitian yang tepat untuk digunakan menjawab
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada Bab I. Rancangan penelitian diartikan
sebagai strategi mengatur latar penilitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental,
rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk
mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-
variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu

3
mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, dalam bagian ini
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya;
apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan
komparasi kausal.
Di samping itu, dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian
serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Misalnya, jika penelitian tersebut
menggunakan rancangan eksperimental, variabel apa yang dijadikan sebagai variabel bebas
dan variabel apa yang dijadikan sebagai variabel terikat.

B. Population and Sample


Populasi atau subyek penelitian merupakan tempat diberlakukannya hasil-hasil
penelitian yang dilakukan dalam sampel. Oleh karena itu, karakteristik populasi dan sampel
penelitian harus sama, atau keadaan yang berlaku dalam sampel penelitian hendaknya
representatif dengan keadaan dalam populasi penelitian. Di dalam bagian populasi
dikemukakan karakteristik-karakteristik pokok yang mungkin merupakan ciri utama dari
populasi tersebut. Selanjutnya dikemukakan besarnya sampel serta prosedur dan teknik
pengambilan sampel.

C. Research Instrument
Pada bagian ini dikemukakan deskripsi tentang instrumen-instrumen penelitian yang
digunakan untuk memperoleh data penelitian, dan alasan pemilihannya. Jika instrumen
penelitian dikembangkan sendiri oleh peneliti, perlu dikemukakan prosedur
pengembangannya, serta informasi tentang tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan
(reliabilitas)nya. Jika instrumen yang digunakan diadaptasikan dari instrumen yang sudah
ada, tingkat kesahihan dan keandalannya perlu ditunjukkan. Disamping itu, perlu disajikan
tabel yang memuat rangkuman tentang instrumen penelitian yang digunakan dan data apa
saja yang diperlukan yang harus dicari dengan menggunakan instrumen penelitian tersebut.

D. Data Collection Procedure


Bagian ini menguraikan tentang jadwal pengumpulan data, langkah-langkah dan cara
pengumpulan data, dan personal pembantu pengumpul data. Bila ada penyimpangan-
penyimpangan selama proses pengumpulan data baik jadwal, personal, dan lain-lain, keadaan
itu perlu dikemukakan. Penyimpangan tersebut mungkin terjadi, tetapi diupayakan tidak
mempengaruhi hasil-hasil penelitian.

E. Data Analysis Procedure


Bagian ini menguraikan jenis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada
dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Pemilihan jenis statistik sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena
itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam pemilihan jenis statistik untuk analisis data adalah
ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.

CHAPTER IV RESEARCH FINDINGS AND DISCUSSION


Bab ini memuat temuan penelitian dan pembahasan yang mencakup: paparan data,
temuan penelitian meliputi pengujian normality dan homoginity, pengujian hipotesis, dan
interpretasi hasil, dan pembahasan.

4
A. Data Presentation
Pada bagian ini diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi
data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa
histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam
subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Materi yang disajikan dalam bagian ini adalah temuan-temuan yang penting dari
variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumusan-
rumusan dari perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut
diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan).
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel,
aaupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut
masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat
faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.

B. Research Findings
Pada bagian ini dikemukakan temuan atau hasil penelitian kuantitatif yang meliputi
testing normality and homoginity (linierity), testing hypothesis, dan interpretation of the
results and discussion.

1. Testing Normality and Homoginity (Linierity)


Sebelum dilakukan uji hipotesis, data penelitian harus memenuhi syarat uji hipotesis.
Untuk uji statisitik inferensial, data harus memenuhi uji normalitas dan uji homogeneitas.
Artinya data harus berdistribusi normal dan tidak melanggar syarat homogeneitas. Untuk uji
normalitas digunakan rumus Saphiro Wilk dan untuk uji homogeneitas, digunakan Levene
test.

2. Testing Hypothesis
Bagian ini mengemukakan pengujian hipotesis. Temuan penelitian yang berupa
statistik yang dipaparkan pada bagian sebelumnya dijadikan dasar dalam pengujian hipotesis
yang telah dituliskan dalam bab pendahuluan (Bab I). Sebagaimana dikemukakan di atas,
hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti. Oleh karena
itu, hipotesis tersebut masih perlu diuji dengan menggunakan taraf signifikansi tertentu, yakni
0,01 (1%) atau 0,05 (5%).
Untuk pengujiannya, hipotesis terlebih dahulu dituliskan dalam bentuk nol yang biasa
disebut hipotesis nol, yaitu penyangkalan terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel
yang diteliti sebagaimana yang tertuang dalam hipotesis penelitian.
Dalam pengujian hipotesis ini, ada dua kemungkinan keadaan yang akan menjadi
temuan penelitian. Kemungkinan keadaan pertama adalah bahwa hipotesis nol diterima
sehingga hipotesis penelitian ditolak. Keadaan ini didapatkan jika ternyata data yang
dikumpulkan oleh peneliti tidak mendukung hipotesis penelitian. Sedangkan kemungkinan
keadaan kedua adalah bahwa hipotesis nol ditolak sehingga hipotesis penelitian diterima.
Keadaan ini didapatkan jika data yang dianalisis mendukung hipotesis penelitiannya.

3. Interpretation of the Results


Setelah uji hipotesis dengan rumus statistik, hasil analisis harus ditafsirkan dengan
merujuk pada hipotesis yang telah dirumuskan. Penafsiran hasil analisis data harus
menjelaskan maksud dan maknanya. Misalnya setelah dilakukan uji hipotesis, ternyata nilai t
lebih kecil daripada nilai T table. Harus dijelaskan interpretasi dari uji hipotesis tersebut,
serta diberi penjelasan secukupnya.

5
C. Discussion
Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang dikemukakan di dalam bagian ini
mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah (1)
menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2)
manafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam
kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun
teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk
keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan
penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada
dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu
yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang
diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang
uraian yang telah ada di dalam Bab II.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang
relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil
penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung oleh hasil
penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil penelitian yang mendukung
penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini. Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik
jika di dalamnya dicantumkan juga temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama
peneliti mampu memberikan penjelasan teoritis ataupun metodologis bahwa temuannya
memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang
diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor
nonmetodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan
yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis,
misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan,
perlu diuraikan lebih lanjut letak ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan. Penjelasan
tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk
menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.

CHAPTER V CONCLUSION AND SUGGESTION


Pada Bab ini dimuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran.

A. Conclusion
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terkait
secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang
benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara
lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab
IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian,
hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.

6
B. Suggestion
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas
lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional.
Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam
menafsirkan atau melaksanakannya. Disamping itu, saran yang diajukan hendaknya telah
spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintahan ataupun
swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

Penjelasan Singkat
Outline Skripsi/Penelitian Kualitatif Prodi Tadris Bahasa Inggris

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis


pendekatan induktif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan
sesuai dengan konteks, melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung
dengan instrumen kunci peneliti itu sendiri. Proses dan makna perspektif subyek penelitian
lebih ditonjolkan. Skripsi hasil penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat
kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
Berikut ini dibahas bagian-bagian skripsi hasil penelitian kualitatif.

CHAPTER I INTRODUCTION
Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang
dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang
penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian,
kegunaan penelitian, dan definisi istilah/operasional.

A. Background of the Study


Pada bagian latar belakang ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi
penelitian itu. Maka dari itu, pada bagian ini perlu dipaparkan secara ringkas tentang teori,
hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun
pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang teliti. Dengan
demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

B. Research Problem
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan
dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-
variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek
penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan
mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai
dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat
sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan
studi pendahuluan di lapangan.
C. Objective of the Study

7
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi
dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan
menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk
kalimat pernyataan.

D. Scope and Limitation


Bagian ini mencakup dua hal yang berkaitan erat, yakni ruang lingkup penelitian dan
keterbatasan penelitian. Pada ruang lingkup penelitian hal-hal yang dikemukakan adalah
variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Uraian
ketiga ini tersebut dilakukan secara singkat karena maksud utamanya adalah untuk
memberikan gambaran utuh dan ringkas mengenai cakupan penelitian. Pembahasan secara
rinci dilakukan dalam bagian metode penelitian (Bab III).
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari
dalam penelitian. Keterbatasan ini bisa bersifat metodologis atau praktis. Keterbatasan
metodologis, misalnya, berupa kendala yang menyangkut teknik pemilihan sampel atau
instrumen pengumpul data yang diperlukan. Sedangkan keterbatasan praktis, misalnya,
berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak
memungkinkan peneliti mencari data yang diinginkan.

E. Significance of the Study


Dalam bagian ini dikemukakan beberapa bukti yang menunjukkan kemanfaatan
penelitian ini untuk dilakukan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Nilai kemanfaatan penelitian bisa mencakup kemanfaatan secara teoritis dan
secara praktis. Dalam banyak hal, paparan mengenai kegunaan penelitian ini menjadi acuan
utama untuk menilai apakah suatu penelitian itu layak untuk dilakukan atau tidak.

F. Definition of Key Terms


Dalam bagian ini dikemukakan beberapa hal yang perlu ditegaskan sehingga tidak
menimbulkan perbedaan penafsiran bagi pembaca, seperti: variabel yang dikaji, jabaran dari
masing-masing variabel, dan indikator-indikator dari masing-masing variabel, serta definisi
operasional variabel yang sifatnya abstrak.
Penyusunan definisi istilah/operasional perlu dilakukan. Definisi istilah/operasional
disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi
istilah/operasional lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Dengan
teramatinya konsep atau konstruk yang diteliti, peneliti akan mudah mengukurnya. Di
samping itu, pemaparan definisi istilah/ operasional secara jelas akan membuka kemungkinan
bagi orang lain untuk melakukan penelitian yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh
peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE


Bab ini memuat kajian pustaka yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam
penelitian kualitatif, kajian pustaka diarahkan pada penyajian informasi terkait yang
mendukung gambaran umum tentang fokus atau masalah penelitian. Teori yang dikaji ini
lebih lanjut digunakan sabagai landasan untuk memahami temuan yang diperoleh dan
landasan pengembangan teori baru.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal
penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar
dan diskusi ilmiah, dan terbitan-terbitan resmi pemerintah atau lembaga-lembaga lain. Akan
lebih baik jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada

8
sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan
penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip
kemutakhiran, dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran adalah penggunaan
kepustakaan terbaru yang bisa dijangkau. Prinsip ini penting karena ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Sedangkan prinsip relevansi
adalah kesesuaian antara teori yang dikaji dengan masalah penelitian. Prinsip ini diperlukan
karena penguraian teori atau hasil penelitian mutakhir yang tidak ada sangkut pautnya dengan
masalah penelitian sangat kecil manfaatnya.

CHAPTER III RESEARCH METHOD


Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
operasional yang menyangkut desain penelitian, subyek penelitian, sumber data, instrumen
penelitian, prosedur pengumpulan data, prosedur analisis data, dan pengecekan keabsahan
data.

A. Research Design
Pada bagian ini perlu dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian yang tepat, dan menyertakan alasan-alasan
singkat mengapa pendekatan tersebut digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi
teoritik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya
fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni
(hermeneutik). Juga perlu dikemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis,
studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau
penelitian kelas.

B. Subject of the Study


Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut informan yaitu yang dilibatkan
dalam penelitian. Informasi tentang subjek penelitian perlu dijelaskan pada bagian ini
termasuk karakteristik-karakteristiknya yang dipandang penting.

C. Source of Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, teknik penjaringan data dengan
keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan,
bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana
ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga
kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan
teknik bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh
kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk
mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi).
Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.

D. Research Instrument
Pada bagian ini dikemukakan deskripsi tentang instrumen-instrumen penelitian yang
digunakan untuk memperoleh data penelitian, dan alasan pemilihannya. Jika instrumen

9
penelitian dikembangkan sendiri oleh peneliti, perlu dikemukakan prosedur
pengembangannya, serta informasi tentang tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan
(reliabilitas) nya. Jika instrumen yang digunakan diadaptasikan dari instrumen yang sudah
ada, tingkat kesahihan dan keandalannya perlu ditunjukkan. Juga, perlu disajikan tabel yang
memuat rangkuman tentang instrumen penelitian yang digunakan dan data apa saja yang
diperlukan yang harus dicari dengan menggunakan instrumen penelitian tersebut.
Disamping itu, perlu disebutkan juga bahwa kehadiran peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus pengumpulan data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan,
tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena
itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran
peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah
peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh.
Disamping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti
oleh subjek atau informan.

E. Data Collection Procedure


Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman
data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan
disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan
memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan
observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis
rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini.
Selain itu, dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan
waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.

F. Data Analysis Procedure


Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar penelitian dapat
menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan
dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa
yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis,
analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik
nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya
diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.

G. Data Endorsment
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di
lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode,
peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan
pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke
latar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-
tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).

CHAPTER IV RESEARCH FINDINGS AND DISCUSSION


Bab ini memuat temuan penelitian dan pembahasan yang mencakup: paparan atau
deskripsi data, temuan penelitian atau hasil analisis data, dan pembahasan.

10
A. Data Presentation
Bagian ini memaparkan data yang diperoleh dengan menggunakan metode dan
prosedur yang diuraikan dalam Bab III. Paparan ini terdiri atas deskripsi data yang disajikan
dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Paparan data ini diperoleh dari
pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi
informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil
pengukuran).

B. Research Findings
Pada bagian ini diuraikan tentang temuan atau hasil penelitian kualitatif yang
merupakan hasil analisis data. Temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema,
kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Disamping itu, temuan penelitian ini dapat
juga berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi.

C. Discussion
Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan
dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya,
serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded
theory).

CHAPTER V CONCLUSION AND SUGGESTION


Bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian dan saran. Saran yang diajukan dapat
berupa rekomendasi, implikasi, dan tindak lanjut penelitian. Dalam penelitian kualitatif,
kesimpulan harus menunjukkan “makna’ temuan-temuan penelitian.

Penjelasan Singkat
Outline Skripsi/Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) Prodi Tadris Bahasa Inggris

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah
penelitian yang dilaksanakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah nyata dalam
proses belajar-mengajar di kelas sehingga tujuan pembelajaran yang yang telah ditetapkan
bisa dicapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini selalu berangkat dari
pengidentifikasian masalah kelas, pemilihan masalah yang akan dipecahkan, dan penetapan
kriteria keberhasilan pemecahan masalah yang dipilih. Selanjutnya, peneliti mengembangkan
strategi pembelajaran yang akan diterapkan untuk memecahkan masalah tersebut. Proses
penerapan strategi pembelajaran dan pencapaian kriteria keberhasilan pemecahan masalah
inilah yang dilaporkan dalam penelitian tindakan kelas. Berikut ini dibahas bagian-bagian
skripsi hasil penelitian tindakan kelas.

CHAPTER I INTRODUCTION
Pada dasarnya bagian pendahuluan skripsi hasil penelitian tindakan kelas mirip
dengan pendahuluan skripsi hasil penelitian kuantitatif atau kualitatif. Yang sedikit berbeda
adalah bagian latar belakang masalah.

11
A. Background of the Study
Pada bagian latar belakang ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi
penelitian itu. Maka dari itu, pada bagian ini perlu dipaparkan secara ringkas tentang teori,
hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun
pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang teliti. Dengan
demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Pada bagian ini juga berisi uraian tentang masalah-masalah yang terdapat di kelas,
misalnya masalah rendahnya prestasi belajar siswa. Disamping itu, dijelaskan juga tingkat
keseriusan masalah tersebut sehingga perlu dikembangkan suatu strategi tertentu untuk
mengatasinya.

B. Research Problem
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan
dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-
variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek
penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secra empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Tipe
rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas menyesuaiakan dengan karakteristik atau
tipe rumusan masalah dalam penelitian ini.

C. Objective of the Study


Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi
dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan
menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Rumusan tujuan penelitian tindakan kelas ditekankan pada upaya
menyelesaikan masalah dalam kelas, misalnya mengembangkan strategi pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris, dsb.

D. Scope and Limitation


Bagian ini mencakup dua hal yang berkaitan erat, yakni ruang lingkup penelitian dan
keterbatasan penelitian. Pada ruang lingkup penelitian hal-hal yang dikemukakan adalah
variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Uraian
ketiga ini tersebut dilakukan secara singkat karena maksud utamanya adalah untuk
memberikan gambaran utuh dan ringkas mengenai cakupan penelitian. Pembahasan secara
rinci dilakukan dalam bagian metode penelitian (Bab III).
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari
dalam penelitian. Keterbatasan ini bisa bersifat metodologis atau praktis. Keterbatasan
metodologis, misalnya, berupa kendala yang menyangkut teknik pemilihan sampel atau
instrumen pengumpul data yang diperlukan. Sedangkan keterbatasan praktis, misalnya,
berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak
memungkinkan peneliti mencari data yang diinginkan.

E. Significance of the Study


Dalam bagian ini dikemukakan beberapa bukti yang menunjukkan kemanfaatan
penelitian ini untuk dilakukan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Nilai kemanfaatan penelitian bisa mencakup kemanfaatan secara teoritis dan
secara praktis. Dalam banyak hal, paparan mengenai kegunaan penelitian ini menjadi acuan
utama untuk menilai apakah suatu penelitian itu layak untuk dilakukan atau tidak.

12
F. Definition of Key Terms
Dalam bagian ini dikemukakan beberapa hal yang perlu ditegaskan sehingga tidak
menimbulkan perbedaan penafsiran bagi pembaca, seperti: variabel yang dikaji, jabaran dari
masing-masing variabel, dan indikator-indikator dari masing-masing variabel, serta definisi
operasional variabel yang sifatnya abstrak.
Penyusunan definisi istilah/operasional perlu dilakukan. Definisi istilah/operasional
disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi
istilah/operasional lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Dengan
teramatinya konsep atau konstruk yang diteliti, peneliti akan mudah mengukurnya. Di
samping itu, pemaparan definisi istilah/ operasional secara jelas akan membuka kemungkinan
bagi orang lain untuk melakukan penelitian yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh
peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE


Bab ini memuat kajian pustaka yang relevan dengan masalah penelitian. Bahan-bahan
kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis,
skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, dan
terbitan-terbitan resmi pemerintah atau lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian
teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan
primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber
kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip
kemutakhiran, dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran adalah penggunaan
kepustakaan terbaru yang bisa dijangkau.Prinsip ini penting karena ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Sedangkan prinsip relevansi
adalah kesesuaian antara teori yang dikaji dengan masalah penelitian. Prinsip ini diperlukan
karena penguraian teori atau hasil penelitian mutakhir yang tidak ada sangkut pautnya dengan
masalah penelitian sangat kecil manfaatnya.

CHAPTER III RESEARCH METHOD


Metode penelitian mencakup: (1) rancangan penelitian, (2) seting dan subyek
penelitian, dan (3) prosedur penelitian.

A. Research Design
Bagian ini menegaskan bahwa rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas, yang diikuti dengan penjelasan konsep penelitian tindakan kelas dan mengapa
rancangan ini dipilih. Jika penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan berkolaborasi
dengan orang lain (misalnya guru kelas), hal tersebut harus pula ditegaskan pada bagian ini.

B. Setting and Subjects of the Study


Yang dimaksud dengan seting penelitian adalah tempat dan waktu pelaksanaan
penelitian. Dengan demikian, pada bagian ini dijelaskan tentang: identititas sekolah yang
meliputi nama dan alamatnya, dan waktu yang meliputi kapan dan berapa lama penelitian ini
dilakukan.

13
Sedangkan subyek penelitian adalah siswa yang dilibatkan dalam penelitian.
Informasi tentang siswa ini meliputi tingkat/kelas, jumlah, dan karakteristik-karakteristik lain
yang dipandang penting.

C. Research Procedures
Pada bagian prosedur penelitian ini dijelaskan tentang langkah-langkah tindakan kelas
yang dilalui, yang meliputi langkah penelitian awal, perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.

1. Preliminary Study
Penelitian tindakan kelas senantiasa diawali dengan penelitian awal (studi
pendahuluan) atau preliminary study. Penelitian awal ini adalah termasuk persiapan
penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan pengidentifikasian masalah yang terdapat di
kelas, penganalisisan tingkat keseriusan masalah, pencarian penyebab masalah yang
terjadi, dan pemilihan strategi pembelajaran yang cocok untuk mengobati atau
memecahkan masalah tersebut.

2. Planning
Pada bagian ini dideskripsikan perencanaan strategi pembelajaran yang telah dipilih
untuk dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Strategi
tersebut direncanakan dan dilaksanakan melalui putaran/siklus atau cycles. Selanjutnya,
dideskripsikan langkah-langkah antara lain mendesain prosedur strategi pembelajaran
yang akan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal hingga akhir, menyiapkan skenario
pelaksanaan pembelajaran dalam persiapan mengajar atau lesson plans yang disusun oleh
peneliti, mendesain alat pengumpul data penelitian atau research instruments, dan
menentukan kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas. Dalam mendesain instrumen
penelitian, perlu disajikan tabel yang memuat rangkuman tentang instrumen penelitian
yang digunakan dan data apa saja yang diperlukan yang harus dicari dengan menggunakan
instrumen penelitian tersebut. Untuk bagian perencanaan putaran (cycle) berikutnya
setelah putaran (cycle) pertama, harus dijelaskan pula perbedaan-perbedaan antara strategi
pembelajaran pada putaran (cycle) tersebut dengan strategi pembelajaran putaran (cycle)
sebelumnya sebagai wujud dari revisi strategi pembelajaran yang dilakukan.

3. Implementing
Bagian ini memuat penjelasan tentang pelaksanaan rencana strategi pembelajaran
yang telah disusun. Juga, dijelaskan tentang jumlah pertemuan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan sebelum dilakukan pengukuran atas hasil
pelaksanaan pembelajaran tersebut.

4. Observing
Pada bagian ini dijelaskan tentang pengumpulan data melalui tahapan-tahapan
pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpul data yang sudah direncanakan.
Pengumpulan data pada tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan oleh
peneliti dan kolaboratornya.

5. Reflecting
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk menilai apakah
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan strategi yang dikembangkan yang telah
dilakukan berhasil atau tidak, dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk itu, sebelum kesimpulan tentang keberhasilan kegiatan pembelajaran

14
tersebut diperoleh, peneliti harus menjelaskan terlebih terdahulu bagaimana teknik analisis
terhadap data yang telah terkumpul. Dengan demikian, refleksi ini memuat dua hal, yaitu
teknik analisis data dan evaluasi keberhasialn. Jika dari evaluasi disimpulkan bahwa
kegiatan pembelajaran itu masih belum berhasil dalam arti belum memecahkan masalah
yang ditetapkan, strategi pembelajaran tersebut perlu direvisi, yang selanjutnya menjadi
planning pada putaran (cycle) berikutnya.

CHAPTER IV RESEARCH FINDINGS AND DISCUSSION


Hasil penelitian tindakan kelas berupa deskripsi strategi pembelajaran yang
ditemukan telah mampu memecahkan masalah kelas yang ada. Karena strategi pembelajaran
tersebut dikembangkan melalui putaran (cycles) penelitian, pada Bab IV skripsi hasil
penelitian tindakan kelas ini memuat paparan temuan-temuan yang diperoleh mulai dari
putaran (cycle) pertama hingga putaran (cycle) terakhir. Juga, dideskripsikan revisi strategi
pembelajaran pada putaran (cycle) pertama hingga sebelum putaran (cycle) terakhir. Dengan
demikian pembaca akan bisa mengikuti proses pengembangan strategi pembelajaran yang
ditemukan serta tahapan terpecahkannya masalah kelas dengan menerapkan strategi
pembelajaran tersebut.
Disamping itu, dideskripsikan juga komentar-komentar peneliti tentang temuan yang
telah diperoleh dalam penelitiannya yang berupa pengembangan strategi pembelajaran dan
keefektifannya dalam memecahkan masalah kelas. Komentar bisa berupa kekuatan-kekuatan
strategi pembelajaran tersebut ditinjau dari teori-teori yang telah dikaji dan dipaparkan di Bab
II. Selain itu, bagian ini juga memuat kemungkinan keandalan strategi pembelajaran tersebut
bila digunakan pada seting dan subyek yang lain serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya.

CHAPTER V CONCLUSION AND SUGGESTION


Bagian ini memuat simpulan hasil penelitian dan saran. Saran yang diajukan dapat
berupa rekomendasi penerapan strategi pembelajaran tersebut atas keefektifannya dalam
menyelesaikan masalah kelas dan tindak lanjut penelitian.

Penjelasan Singkat
Outline Skripsi/Penelitian Pengembangan (Research and
Development) Prodi Tadris Bahasa Inggris

Penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah penelitian


yang menghasilkan rancangan atau produk dalam upaya memecahkan masalah actual.
Kegiatannya ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau
temuan-temuan penelitian untuk pemecahan masalah. Berikut ini dibahas bagian-bagian
skripsi hasil penelitian pengembangan.

CHAPTER I INTRODUCTION
Ada delapan hal pokok yang perlu dikemukakan dalam bab ini, yakni Latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spesifikasi produk, asumsi, ruang lingkup
dan keterbatasan, manfaat pengembangan, dan definisi istilah.

15
A. Background of the Study
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam
masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi
kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak
yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi
kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor
penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecahan masalah
beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah

B. Research Problem
Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada
bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan.
Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat,
jelas, dan diungkapkan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rumusan masalah hendaknya
disertai dengan alternatif pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu
yang dipilih sebagai cara pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.

C. Objective of the Study


Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan
dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan
ke pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.

D. Specification of the Product


Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik
produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua
identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk
lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, bahan ajar, modul, paket
pembelajaran, buku teks, alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki
spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris
memiliki spesifisikasi yang berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi
lainnya, meskipun di dalamnya dapat ditemukan komponen yang sama.

E. Assumption
Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan
karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur
pengembanganya. Asumsi hendaknya mengacu pada teori-teori yang teruji sahih, pandangan
ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan
menggunakan produk yang akan dikembangakan.

F. Scope and Limitation


Pada ruang lingkup pengembangan ini dijelaskan jenis produk yang dikembangkan
dengan alasan-alasan pemilihannya. Sedangkan keterbatasan pengembangan menunjukkan
keterbatasan produk yang dihasilkan untuk pemecahan masalah lebih luas oleh pengguna
berkaitan dengan asumsi dan kondisi dukungan yang digunakan.

16
G. Significance of the Study
Pada bagian ini dijelaskan manfaat produk pengembangan yang dihasilkan dalam
skala lebih luas. Maksudnya, produk yang dihasilkan dapat digunakan untuk memecahkan
masalah sejenis, atau digunakan dalam ruang dan waktu lain.

H. Definition of Key Terms


Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam
pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan
dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu
diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai
produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin
operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh
pembaca atau pemakai.

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE


Pada bab ini diuraikan konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan
pemecahan masalah atau pengembangan produk. Dalam kajian pustaka ini perlu dimasukkan
model dan prosedur untuk mendukung pembenaran pengembangan produk yang dipilih. Jika
memungkinkan dikemukakan juga produk pengembangan lain dalam upaya memecahkan
masalah yang sama atau serupa.
Kajian pustaka yang relevan dengan masalah penelitian dapat diangkat dari berbagai
sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks,
makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, dan terbitan-terbitan resmi pemerintah atau
lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-
temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang
isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan
sebagai penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip
kemutakhiran, dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran adalah penggunaan
kepustakaan terbaru yang bisa dijangkau.Prinsip ini penting karena ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Sedangkan prinsip relevansi
adalah kesesuaian antara teori yang dikaji dengan masalah penelitian. Prinsip ini diperlukan
karena penguraian teori atau hasil penelitian mutakhir yang tidak ada sangkut pautnya dengan
masalah penelitian sangat kecil manfaatnya.

CHAPTER III METHOD OF DEVELOPMENT


Metode pengembangan hendaknya membuat butir-butir: model pengembangan,
prosedur pengembangan, dan uji coba produk. Dalam butir uji coba produk perlu
diungkapkan desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan
teknik analisis data.

A. Model of Development
Dalam bagian model pengembangan ini perlu dikemukakan secara singkat struktur
model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Model pengembangan dapat
diambil dari model yang dibuat oleh ahli, atau dapat dibuat sendiri oleh peneliti. Wujudnya
dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural
adalah model yang bersifat deskriptif tentang langkah-langkah yang harus diikuti untuk

17
menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang merinci
bagian-bagian dan keterkaitan antarbagian suatu produk yang akan dikembangkan.
Sedangkan model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar
peristiwa.
Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model yang sudah ada atau
yang diambil dari model yang dibuat oleh ahli, maka pemilihannya perlu disertai dengan
alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.
Demikian juga, apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri oleh peneliti, maka
informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antar komponen dari model itu
perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraiain model diupayakan seoperasional mungkin
sebagai acuan dalam pengembangan produk.

B. Stages in Developing the Product


Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembang
dalam membuat produk. Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk. Apabila model pengembangannya adalah model
prosedural, maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti
yang terlihat dalam modelnya. Sedangkan apabila model pengembangannya adalah model
konseptual dan model teoritik, maka perlu disusun langkah-langkahnya dengan mengikuti
alur model.
Berikut ini contoh prosedur pengembangan. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut: Need Analysis (analisis kebutuhan terhadap produk), Description of the Purpose
(deskripsi tujuan pengembangan), Selection and Development of Material (pemilihan dan
pengembangan materi/bahan produk), Production of Proto-Material (draft pengembangan
produk atau materi/bahan ajar), Production of Pedagogical Material (materi produk atau
materi/bahan ajar), Expert Validation (validasi ahli terhadap produk), Field Testing (tes
produk/uji coba atau try out produk di lapangan), Evaluation and Revision (evaluasi dan
revisi produk), dan Final Product (produk akhir).
Dalam tahapan-tahapan pengembangan ini perlu dilaksanakan uji coba produk seperti
yang dikemukakan di atas. Uji coba produk dimaksudkan untuk menguji keefektifan,
efesiensi dan/atau daya tarik produk yang dihasilkan. Maka dalam tahap uji coba ini perlu
diuraikan desain uji coba, subjek uji data, jenis data, instrument pengumpul data, dan teknik
analisis data.
Pada desain uji coba, ada tiga tahapan uji coba yaitu uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Peneliti dapat menggunakan satu, dua, atau tiga
tahap, bergantung kebutuhannya. Desain uji coba dapat menggunakan salah satu model
penelitian kuantitatif seperti eksperimen atau studi deskriptif.

C. Subjects and Data of the Study


Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk
cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba dapat dipilih diantara (1) ahli tentang
produk atau perancang produk, dan/atau (2) konsumen pengguna produk. Teknik pemilihan
subjek seperti teknik pemilihan sampel pada penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif.
Sedangkan jenis data yang dikumpulkan disesuaikan dengan konteks pengembangan
dalam memecahkan masalah, misalnya ditekankan pada keefektifan, efisiensi, daya tarik, atau
ketiganya. Paparannya harus dikaitkan dengan desain dan subjek uji coba.

D. Technique of Data Collection


Bagian ini dikemukakan teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpul data dapat diadaptasi dari instrumen yang

18
sudah ada atau dapat dibuat sendiri. Darimana pun asalnya, instrument harus ditunjukkan
bukti validitas dan reliabilitasnya. Disamping itu, perlu disajikan tabel yang memuat
rangkuman tentang instrumen penelitian yang digunakan dan data apa saja yang diperlukan
yang harus dicari dengan menggunakan instrumen penelitian tersebut.

E. Technique of Data Analysis


Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganalisis data uji coba
dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang
digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila
teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.

CHAPTER IV RESULT OF DEVELOPMENT


Pada bab ini diuraikan tentang hasil pengembangan yang diperoleh melalui prosedur
pengembangan sesuai dengan model pengembangan yang diikuti.

A. Result of Need Analysis


Pada bagian ini dijelaskan tentang hasil analisis kebutuhan pembelajar terhadap
materi pengembangan yang diteliti. Need analysis dapat berasal dari hasil survey terhadap
responden (hasil kuisioner) dan/atau wawancara.

B. Description of the Purpose


Pada bagian ini dikemukakan diskripsi tentang tujuan pembuatan bahan ajar sesuai
dengan analisis kebutuhan.

C. Selection and Development of Material


Pada bagian ini diuraikan tentang model pengembangan yang dipilih sebagai dasar
dalam pengembangan produk atau materi/bahan ajar yang dibuat.

D. Production of Proto-Material
Pada bagian ini Selanjutnya pada bagian ini ditulis tentang draft pengembangan
produk atau materi/bahan ajar.

E. Production of Pedagogical Material


Pada bagian ini dijelaskan tentang materi bahan ajar/produk yang meliputi tujuan,
strategi, metode evaluasi, dan alokasi waktu.

F. Expert Validation
Pada bagian ini diuraikan hasil validasi pakar terhadap produk atau materi/bahan ajar
yang telah dikembangkan.

G. Field Testing
Pada bagian ini dikemukakan tentang uji coba atau try out produk hasil
pengembangan atau materi/bahan ajar pada kelas eksperimen. Hal ini untuk menentukan
apakah produk atau materi/bahan ajar yang kita buat tersebut efektif atau tidak ketika
diterapkan dalam proses pembelajaran.

H. Evaluation and Revision


Pada bagian ini dijelaskan tentang revisi dan evaluasi terhadap produk atau
materi/bahan ajar dan menjelaskan hasil revisi dan evaluasi tersebut.

19
I. Final Product
Pada bagian ini dijelaskan produk akhir dari penelitian pengembangan. Produknya
dapat berupa kurikulum, bahan ajar, modul, paket pembelajaran, buku teks, alat evaluasi,
model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pelatihan,
pembelajaran, atau pendidikan.

CHAPTER V CONCLUSION AND SUGGESTION


Pada bab ini dikemukakan simpulan hasil pengembangan dan saran untuk
pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan produk lebih lanjut.

A. Conclusion
Bagian ini memuat simpulan hasil pengembangan yang meliputi kajian terhadap
produk yang dianggap final. Kajian dilakukan secara objektif dan tuntas dikaitkan dengan
kajian kepustakaan yang mengarah pada peluang pemanfaatan produk untuk memecahkan
masalah.
Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan produk hendaknya dideskripsikan
secara lengkap dengan tinjauan yang komprehensif terhadap kaitan antara produk dengan
masalah yang ingin dipecahkannya. Peluang munculnya masalah lain dari pemanfaatan
produk juga perlu diidentifikasi, dan sekaligus disertai preskripsi bagaimana mengantisipasi
permasalahan baru itu.

B. Suggestion
Pengajuan saran dalam bagian ini diarahkan ketiga sisi, yaitu saran untuk keperluan
pemanfaatan produk, saran untuk diseminasi produk ke sasaran yang lebih luas, dan saran
untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
Setiap saran hendaknya didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yag telah
dibahas dalam butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya menggunakan pernyataan-
pernyataan yang jelas dan diusahakan agar saran yang satu secara eksplisit berbeda dari saran
lainnya. Argumentasi juga perlu disertakan dalam setiap saran yang diajukan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi STAIN
Palangka Raya. Palangka Raya: STAIN Palangka Raya.
2. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2007. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM). Edisi Keempat, Cetakan Ketiga. Malang:
Universitas Negeri Malang.
3. Tim Penyusun Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. 2012. Menulis Artikel untuk
Jurnal Ilmiah. In Saukah, A. & Guntur, M. (Eds.). Edisi Keenam, Cetakan Kedua.
Malang: Universitas Negeri Malang.

20

Anda mungkin juga menyukai