Anda di halaman 1dari 4

10416026 – Widi Hadiyatna

ART NOUVEAU DAN ART DECO


Art Nouveau dan Art Deco adalah dua aliran seni yang muncul dibagian akhir abad 19 dan
berlanjut ke paruh pertama abad 20. Aliran seni tersebut mencakup seni grafis ,seni rupa, furniture,
interior dan arsitektur. Kedua aliran ini seolah bersaudara . Art Deco muncul segera setelah Art
Nouveau tenggelam. Tapi keduanya memiliki akar dan semangat yang berbeda. Namun begitu,
keduanya merupakan cerminan dari reaksi masyarakat atas gejolak di zamannya.Dalam hal ini
masyarakat diwakili oleh seniman-seniman di zamannya.
Di akhir abad 19 dan awal abad 20 dunia menyaksikan perubahan yang luar biasa dalam
bidang sosial dan teknologi. Masa–masa itu, terutama di Eropah adalah masa menikmati
kekayaan yang didapat dari negeri-negeri jajahannya di Afrika, Asia, Amerika dan Australia.
Peruba6han sosial dan kemajuan teknologi merombak pula pandangan tentang seni. Namun ada
jugay7 yang mengatakan bahwa art nouveau dan art deco awalnya adalah dua seni grafis yang
dipengaruhi oleh gerakan persaudaraan rahasia Freemasons atau sebaliknya Freemasons
memanfaatkan kepopuleran keduanya untuk seni grafisnya, walahualam. Tapi sekarang maksud
tulisan ini adalah mencoba menunjukan apa yang membedakan keduanya:

1. Art Nouveau:

Art Nouveau yang muncul di sekitar tahun 1861 di Inggris sering dilihat sebagai
pemberontakan atas nilai-nilai Victoria (ratu Inggris waktu itu). Bentuk-bentuk artistik di zaman itu
sangat berkiblat pada gaya klasik Yunani Roma yang didominasi oleh bentuk-bentuk geometris
primer seperti segi tiga, segi empat, elips dan lingkaran. Para pencetus Art Nouveau seperti
desainer William Morris dipihak lain berpendapat bahwa garis lurus dan sudut tegak lurus seperti
yang terdapat pada bentuk-bentuk geometris primitif tidak pernah hadir dalam jagat raya ini.
Bahkan dalam tubuh manusia dan benda-benda organisme lainnya tidak akan ditemui satupun
garis lurus.

Maka para artis art nouveau mengkreasikan suatu bentuk seni yang menghindari bahkan
menentang bentuk garis lurus dan sudut siku-siku dan bentuk geometris primitif lainnya.Mereka
menciptakan karya-karya yang penuh garis lengkung.
10416026 – Widi Hadiyatna

Dibidang grafis dan seni rupa pola-pola desainnya mengadopsi bentuk wanita (muda) dan
bunga penuh dengan garis-garis lengkung (undulating). Juga binatang binatang seperti capung
dan kupu-kupu yang kebetulan sayapnya punya pola gambar yang sesuai dengan semangat gaya
Art Nouveau. Imaje yang terkenal mungkin kap lampu karya Tiffany dari New York yang terbuat
dari kaca patri berwarna warni.

Di bidang arsitektur, karya mereka seperti bukan didesain diatas meja gambar, tapi
laksana tunas yang muncul sendiri dari permukaan bumi. Beberapa contoh yang amat terkenal
didunia adalah Templo Expiatory de la Sagrada Familia ( Gereja Penebusan Dosa Keluarga Suci)
di Barcelona (1883- dan sampai sekarang belum selesai)karya Arsitek Spanyol Antonio Gaudi.

Kemudian karya arsitek Belgia Victor Horta, satu town house di Rue Americaine,
Brussels(1898) yang sekarang dijadikan Museum Horta sejak 1969 .Arsitek Perancis Stephen
Sauvestre yang membantu Gustav Eiffel membangun Menara Eiffel juga memberi sedikit
sentuhan Art Nouveau pada menara tersebut (dibangun tahun 1887-1889).

Art Nouveau dizamannya memang, dilihat dari kacamata sekarangpun , cukup


menggairahkan rasa seni, tetapi bentuk gaya seni ini kurang bisa memenuhi tuntutan zaman yang
segera datang kemudian. Revolusi industri menuntut apapun yang diproduksi harus bisa dibuat
dalam jumlah besar, dengan biaya yang murah dan dengan kecepatan tinggi. Bentuk bentuk aliran
garis lengkung sangat sulit dibuat, mahal, dan lagi memakan waktu. Aliran Art Nouveau ini
menghilang pelan-pelan di sekitar tahun 1910. Namun di tahun 1960 an Art Nouveau seperti
dihidupkan kembali. Dimasa munculnya generasi hippies art nouveau diadopsi dalam ekspresi
ekspresi grafis seperti dalam poster dan dalam cover album rekaman musik mereka karena sangat
cocok dengan semangat seni mereka yang sedikit banyak dipengaruhi oleh halunisasi narkotika.
10416026 – Widi Hadiyatna

2. Art Deco:

Gaya art Deco adalah penyambutan atas tibanya masa dimana dunia seolah bergerak
lebih cepat,lebih banyak dan lebih jauh disebabkan oleh perkembangan teknologi transportasi. Hal
tersebut tercermin dari pengadopsian bentuk-bentuk ramping dan streamline. Art Deco juga bisa
dikatakan bersumber dari kesadaran akan kebutuhan untuk menyederhanakan bentuk bentuk
rumit Art Nouveau.

Tokoh-tokoh yang dianggap sebagai pelopor gaya kesenian Art Deco adalah antara lain
perancang pakaian Paul Poiret (1879-1944) dan seorang jauhari dan pengrajin kaca warna
bernama Rene Lalique . Di bidang lain seorang produser tari ballet Rusia Sergei Diaghilev juga
merancang dekor panggungnya dengan gaya ini.

Anehnya garis-garis menerus Art Deco kemudian berkembang menjadi lebih geometris
dan lebih linear ketika objek-objek Art Deco semakin dibuat secara massal. Art Deco menemukan
sarana ekspresinya di produk-produk industri seperti lokomotif, radio, jukebox,pesawat udara,
kapal pesiar dan juga pencakar langit.
10416026 – Widi Hadiyatna

Di bidang arsitektur sendiri, desakan ekspresi Art Deco muncul di Chrysler Building di kota
New York yang dirancang oleh William van Allen. Juga kita bisa temui gaya ini didalam rancangan
interior dari Gedung Radio Music City Hall oleh Donald Deskey juga di kota New York.

Yang menarik adalah, di puncak kegairahan Art Deco inilah bangunan-bangunan publik
seperti stasiun, hotel dan lain jenis bangunan , sedang dibangun di Indonesia, Hindia Belanda
waktu itu. Maka Art Deco bagaikan wabah atau bagaikan api yang menjalar mencapai negeri kita
melalui arsitek-arsitek dari Negeri Belanda seperti Prof.Ir. Charles Proper Schoemaker dengan
karyanya Hotel Preanger dan Villa Isola di Bandung, dan Albert Frederik Aalbers yang merancang
Hotel Savoy Homan. Jejak Art Deco di Jakarta diantaranya adalah Stasiun Kota karya arsitek
Belanda Johan Lowrens Ghijsels (1882-1947)
.

Anda mungkin juga menyukai