Bab IX Manajemen Proyek
Bab IX Manajemen Proyek
PRODUKTIVITAS TAMBANG
(1)
Produktivitas tidak sama dengan produksi. Produksi, unjuk kerja dan hasil-
hasil yang dicapai adalah komponen-komponen dari usaha-usaha
produktivitas, tetapi istilah-istilah tersebut tidak ekivalen. Konsep produktivitas
dicetuskan pertama kali oleh David Ricardo.
2. Wabster
Produktivitas adalah keluaran fisik per unit dari usaha produktif.
Produktivitas adalah tingkat keefektifan dari manajemen industri di dalam
penggunaan fasilitas-fasilitas untuk produksi. Produktivitas adalah
keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.
3. John Kendrick
Produktivitas adalah hubungan antara keluaran dari barang-barang dan
pelayanan dengan masukan-masukan dari sumber daya manusia dan
bukan manusia, yang digunakan dalam proses produksi.
4. Jackson Grayson
X-1
Produktivitas adalah apa yang didapatkan dari suatu aktivitas dari apa
yang dimasukkan atau keluaran dibagi masukkan.
5. Paul Mali
Produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya digunakan
bersama di dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-
hasil.
Produktivitas adalah mencapai tingkat (level) tertinggi dari unjuk kerja
(performance) dengan pemakaian dari sumber daya yang minim.
Bagian pertama adalah suatu kumpulan hasil-hasil, merupakan hal yang
penting, karena tanpa suatu kumpulan hasil-hasil berarti bukan
produktivitas. Hal ini menunjukkan keefektifan di dalam mencapai suatu
tujuan. Bagian kedua menyatakan pemakaian sumber daya. Konsep
produktivitas ini menspesifikasikan jumlah, tipe dan tingkat dari sumber
daya yang diperlukan. Hal ini menunjukkan keefisienan dari pencapaian
hasil dengan pemakaian sumber daya yang minimal.
Jadi dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah suatu kombinasi dari
efektif dan efisiensi atau :
X-2
2. Ruang Lingkup Industri, hanya memperhitungkan factor yang
berhubungan dan berakibat terhadap industri tertentu seperti industri
ruang angkasa, minyak, pertambangan, kesehatan, dan lain-lain
3. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi, lebih memungkinkan
melihat hubungan timbal balik antar factor untuk diukur, dan dapat
dibandingkan dengan perusahaan atau organisasi lain. Sebagai contoh
produk per jam kerja
4. Ruang Lingkup Pekerjaan Perorangan, sangat dipengaruhi oleh
lingkungan pekerjaan dan ketersediaan peralatan proses. Hal ini sudah
lebih kompleks karena adanya factor motivasi yang tidak dapat diukur,
sedangkan motivasi sangat mempengaruhi hasil pekerjaan
X-3
Jumah Keluaran Keluaran
Produktivitas
Jumlah Masukan Modal
Keluaran Keluaran
Produktivi tas Total
Tenaga kerja Modal Material Energi
(S C MP) - E
Produktivi tas Total
(W B) (Kw Kf).Fb.df
X-4
dimana :
S = penjualan Kw = modal kerja
C = persediaan Kf = modal tetap
MP = bahan yang dibuat sendiri Fb = faktor penyesuaian kontribusi
walaupun dapat dibeli di penanaman modal
df = faktor penyesuaian perubahan
pasaran
W = gaji dan upah kerja
B = tunjangan S+C+MP-E = keluaran total
model ini masih mencerminkan secara jelas konsep produktivitas Ricardo yl,
dengansegala sifatnya yaitu bahwa produktivitas merupakan perbandingan
output, produktivitas lebih berfungsi dan dinyatakan sebagai indeks, dan
semua output maupun input diagregasikan.
X-5
Perusahaan dapat memanfaatkan indeks produktivitas ini di dalam
menganalisa dan mengevaluasi perubahan-perubahan ongkos pada setiap
masukan, tetapi dengan syarat yang penting adalah semua masukan
dinyatakan dengan harga yang tetap yang diambil dari periode dasar.
Produktivitas ekonomi
ton/shift ton
Biaya modal/shif t Biaya tenaga kerja/shift Biaya operasi/shift $
Dengan memandang nilai per ton batubara yang diproduksi maka didapat
suatu nisbah dari produktivitas yaitu :
Efisiensi ekonomi
ton/shift x nilai dolar/ton nilai$
Biaya modal/shift Biaya tenaga kerja/shift Biaya operasi/shift biaya$
X-6
adalah hasil yang diberikan untuk setiap satuan waktu bekerja yang
dinyatakan dalam bentuk :
(5)
10.3.1. Perhitungan produktivitas tenaga kerja tambang (overall mine
labour productivity) PT. INCO Indonesia.
WMT.SSP
P.T.K
manshift
dimana :
P.T.K = produktivitas tenaga kerja
WMT.SSP = wet metric ton screening station product yang merupakan
produk akhir dari Departemen Tambang sebagai bahan baku
pabrik
Manshift = jam kerja yang dibayar untuk seluruh Departemen Tambang
dari manajemen, geologi, operasi, engineering dan
pemeliharaan
Semua operasi pekerjaan pembuatan jalan tambang, pengupasan tanah dan
operasi penambangannya sendiri termasuk perhitungan di dalam
menghasilkan produk akhir Departemen Tambang (SSP).
X-7
c) Geologi : semua pegawai
d) Engineering : semua pegawai
e) Bagian pemeliharaan :
Tingkat pertama : - perbaikan lapangan
- pemeliharaan pencegahan (bottom shop)
Tingkat kedua : - pemeliharaan
- pembuatan komponen (top shop)
f) Manajemen : setingkat superintendent
(6)
10.3.2. Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja PT. Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) dan PN. Tambang Batubara
ton
P.T.K
manshift
dimana :
P.T.K = produktivitas tenaga kerja
Ton = produksi yang dihasilkan dari tambang
Manshift = jam kerja yang terjadi untuk seluruh pegawai yang dapat
dihitung untuk :
1. Jam kerja untuk Dinas Tambang Terbuka dan Tambang
Dalam
2. Jam kerja untuk seluruh pegawai sampai ke Kuasa Direksi,
tidak termasuk pegawai di Kantor Pusat Jakarta.
X-8
INCO Indonesia serta hasil perhitungan di PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) dan PN. Tambang Batubara seperti yang terlihat pada
lampiran 1.
(1)
10.4. MODEL PRODUKTIVITAS M.E. MUNDEL
X-9
/b = periode dasar (base period)
1. SUM RI/b = RIP/1b + RIP/2b + RIP/3b
2. SUM RI/m = RIP/1m + RIP/2m + RIP/3m
3. SUM AO/b = AOP/1b + AOP/2b + AOP/3b
4. SUM AO/m = AOP/1m + AOP/2m + AOP/3m
5. RIP/1 = masukan sumber modal
6. RIP/2 = masukan sumber energi, peralatan dan tenaga kerja
langsung
7. RIP/3 = masukan sumber tidak langsung
8. AOP/1 = pengembalian ongkos modal (capital cost recovery)
9. AOP/2 = pengembalian ongkos buruh langsung (direct labor
recovery)
10. AOP/3 = pengembalian ongkos tidak langsung (indirect cost
recovery)
X-10
$T/b = ongkos suku cadang peralatan dan pemeliharaan, perioda
dasar
$L/b = ongkos tenaga kerja langsung, perioda dasar
$E/m = ongkos energi, perioda pengukuran menggunakan besaran
tahun pengukuran tetapi nilai unit perioda dasar dalam $
$T/m = ongkos suku cadang peralatan dan pemeliharaan, perioda
pengukuran pada nilai perioda dasar
H/b = jam tenaga kerja langsung, perioda dasar
H/m = jam tenaga kerja langsung, perioda pengukuran
Catatan :
1. Harga perioda dasar digunakan untuk $E/m dan $T/m mengisolasikan
perhitungan dari faktor selain faktor pasar yang berpengaruh pada
item ini. Tidak digunakan indeks harga agar item ini tidak diperlukan
bergerak dengan indeks ini.
H/m
2. Digunakan $L/b x mengatur gaji ke nilai pada perioda dasar,
H/b
juga tanpa ketergantungan pada indeks harga.
c. RIP/3b = aktual ongkos $ x jumlah dari nilai $ dari semua kategori,
perioda dasar
RIP/3m = HA/M/m x HR/M/b + HA/S/m x HR/S/b…+ HA/Z/m x HR/Z/b
HR/M/b = gaji/jam rata-rata, bagian manajemen (M), perioda dasar
dalam $.
HR/S/b = gaji/jam rata-rata, pengawasan (S), perioda dasar dalam $
HR/R/b = gaji/jam rata-rata, pengawasan ®, perioda dasar dalam $
HR/C/b = gaji/jam rata-rata, juru ketik (C), perioda dasar dalam $
HR/O/b = gaji/jam rata-rata, yang lainnya (O), perioda dasar, dibagi
harga kontrak oleh jumlah jam dari tenaga kerja yang
dipasok dan digunakan sebagai pengganti tingkat gaji
dasar tahunan
X-11
HA/M/b = jam kerja aktual, bagian manajemen M, perioda dasar b
dan dengan pengertian yang sama untuk grup yang
berbeda oleh perubahan jangka menengah ke S,R, dll.
Catatan :
Dalam RIP/3/m gaji/jam adalah tingkat perioda dasar karena penurunan
setiap masukan secara terpisah, hal ini tidak sama jika semua tingkat gaji
akan dikoreksi oleh indeks harga.
d. AOP/1b = Q1/b x ST1/1 x ($1x $1E/b + $1T/b) … + ST1/N x ($NE/b x
$NE/b) + $NT/b + Qi/b dan seterusnya, untuk semua
produk dan tahap proses
Q1/b = jumlah produk 1, perioda dasar
Q2/b = jumlah produk 2, perioda dasar
:
:
QN/b = jumlah produk N, perioda dasar
Sti/1 = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk 1 pada
fasilitas 1
ST2/1 = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produki 2 pada
fasilitas 1
Sti/N = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk I pada
fasilitas N
e. AOP/2b = (Q1/lb x STL/1 x $L/b) = (Q2/lb + STL2/1 x $L/b) + … +
(Qi/Nb x STLN/1 x $L/b)
STL1/1 = waktu standar buruh untuk unit terpakai dari produk 1 pada
fasilitas 1
STL2/1 = waktu standar buruh untuk unit terpakai dari produk 2 pada
fasilitas 1
STLi/1 = waktu standar buruh untuk unit terpakai dari produk I pada
fasilitas N
X-12
AOP/1m = AOP/1b dan
AOP/2m = AOP/2b, kecuali
i. Semua Q dari perioda pengukuran
ii. Setiap peralatan dihapuskan, diganti atau ditambahkan, harus diatur di
dalam algoritma C
iii. Semua $ adalah nilai perioda dasar, kecuali pada peralatan baru, dan
diambil dari perhitungan untuk RIP/1.
f. AOP/3b = RIP/3b
AOP/1m AOP/2m
AOP/3m = x RIP/3b
AOP/1b AOP/2b
Perioda dasar menyatakan beberapa perioda dan telah lampau dari
kinerja dihubungkan dengan perioda waktu biasa dari suatu perioda waktu
yang umum.
Perioda pengukuran menyatakan beberapa perioda waktu setelah perioda
dasar.
Sum AO / m
Bila P Sum RI / m P = Indeks Produktivitas
Sum AO / b
Sum RI / b
SUM AO / m
= indeks kinerja sekarang
SUM RI / m
SUM AO / b
= indeks kinerja pasar
SUM RI / b
SUM AO / m
= indeks keluaran
SUM RI / b
SUM RI / m
= indeks masukan
SUM RI / m
Pada dasarnya model M.E. Mundel ini adalah “kuantifikasi” dan “agregasi”
keluaran maupun masukan. Umumnya metoda kuantifikasi dan agregasi
X-13
masukan adalah dalam istilah tenaga kerja (man power) adalah waktu kerja
(man hours) atau (man years).
X-14
4. Perhitungan keluaran yang tidak merupakan keluaran akhir
5. Perhitunga keluaran yang tidak berhubungan dengan masukan
(3)
Penurunan produktivitas merupakan masalah yang sangat serius. Beberapa
penyebabnya secara umum adalah :
1. Peraturan dan hukum pemerintah yang mengharuskan penambahan
pengeluaran/biaya dalam menjalankan bisnis tanpa merubah produktivitas
dalam jangka pendek seperti perlindungan terhadap lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dll
2. Hukum dan peraturan tersebut mengakibatkan pertambahan jumlah
pegawai. Dengan masuknya pekerja wanita dan golongan minoritas telah
mengakibatkan turunnya produktivitas pada awal periode
3. Manajer-manajer di Amerika memiliki orientasi pada profit dalam
pengambilan keputusan jangka pendek. Dengan adanya tekanan dari
para pemegang saham, bursa saham dan lembaga keuangan, mereka
cenderung menunda penelitian-penelitian penting, pengembangan, dan
investasi di sektor baru. Hal ini mengakibatkan turunnya turunnya
produktivitas dalam kurun waktu yang lama. Peraturan mengenai
perpajakan juga telah membuat perusahaan untuk tidak melakukan
inovasi dan investasi di sektor yang baru
4. Sistem perekonomian sekarang lebih mengacu pada sektor jasa daripada
manufaktur padahal produktivitas lebih sulit dicapai pada sektor jasa jika
dibandingkan dengan proses produksi
X-15
5. Adanya pertentangan dengan persatuan buruh turut mendukung turunnya
produktivitas. Sejumlah negosiasi dalam peraturan mengenai upah telah
memberikan dampak buruk dalam persaingan pasar dunia
6. Organisasi pegawai mengakibatkan terjadinya penolakan sistem
pemberian bonus yang dilakukan jika ada kenaikan produktivitas.
Buruknya tindakan para pekerja akibat tidak adanya jaminan kerja,
pekerjaan yang kurang berarti, manajer yang otoriter dalam pengambilan
keputusan yang berpengaruh terhadap kualitas kerja.
(2)
Menurut hasil pengamatan pada tambang batubara bawah tanah, telah
terjadi penurunan produktivitas setiap tahunnya sejak tahun 1969. Hal ini
terjadi pula pada tambang-tambang terbuka walaupun penurunannya lebih
rendah.
X-16
Health and Safety Act 1969 merupakan penyebab terburuk dengan memaksa
perusahaan tambang batubara untuk melakukan penambangan terhadap
tambang-tambang yang tidak produktif dan memerlukan biaya besar.
X-17
- Dicipline (disiplin)
- Tools and equipment (peralatan)
- Supervisory structure (struktur supervisor)
- Supervisory planning (perencanaan supervisor)
- Maintenance programs (program perawatan)
- Operational direction (pengarahan terhadap operasional kerja)
- Authority (otoritas)
- Management support (dukungan manajemen)
- Communication (komunikasi vertikal dan horizontal)
Manajemen memegang peranan penting dalam masalah ini. Oleh karena itu,
perusahaan harus memiliki program rutin untuk mengevaluasi kinerja
tambang.
(4)
10.5. PRODUKTIVITAS PER SHIFT OPERASI
10.5.1. Produktivitas
pengeboran
Produktivitas pengeboran bergantung pada densitas batuan, pola
pengeboran, dan laju penetrasi. Densitas batuan dapat diukur atau
diperkirakan dari tabel spesific gravity. Pola pengeboran dapat diatur dengan
pengalaman operasi atau diperkirakan dengan menggunakan rumus yang
didasarkan pada diameter lubang, tinggi jenjang, kedalaman subgrade,
powder factor, dan densitas batuan. Besarnya laju penetrasi dapat
diperkirakan berdasarkan pada pengalaman operasi atau uji pengeboran.
Waktu pengeboran rata-rata down the hole untuk tiap shift (8 jam) biasanya
5,5 jam. Tetapi waktu tersebut sensitif terhadap tinggi jenjang dan laju
penetrasi. Jenjang yang rendah dan atau batuan yang lunak akan
X-18
menghasilkan waktu pengeboran yang lebih singkat tiap shift karena lebih
banyak waktu yang diperlukan untuk menggerakan bor dari lubang ke lubang.
Contoh produktivitas bor dapat dilihat pada tabel di bawah.
10.5.2. Produktivitas
pemuatan
X-19
dapat dilihat pada lampiran. Asumsi yang digunakan pada perhitungan
tersebut adalah waktu efektif dalam satu shift 350 menit.
10.5.3. Produktivitas
pengangkutan
Sehingga produktivitas truk per shift = Jumlah muatan per shift x kapasitas
truk x loading factor
X-20
Tambang
Messina (Tvl)
Afrika 100% swasta
1. Development 1904 1,15% Cu Sub. Cav. 1,4
Selatan (100% public)
CO. Ltd.
Serrouvile, 100% swasta
2. Serrouvile 1973 36% Fe R&P 64
Perancis (Arbed)
Amax Chemical 100% swasta
3. Meksiko 1952 16% K2 R&P 52
Corp. Carlsbad (Amax Inc)
R&P
New Market
100% swasta Shrinkage
4. Mine Jefferson A.S. 1963 27% Zn 24
(Asarco Inc) stoping
County, Tem
Benching
Mac Leod Mine, 100% swasta
5. Algona Ore Div. Kanada (Algona Steel 1939 34,6% Fe Sub bl. 44
Ontario Corp)
50% Shell Sub bl.
Windana Nickel Australia
6. 50% Western 1978 2% Ni C&F 11
Project Laicaton Barat
Mining Corp Sub Cav
Soroako INCO
7. Indonesia Swasta 19.. 2% Ni Open Pit 13,16 x)
Indonesia
50% Hecta Mining
Lakestor Mine Bl Cav
Co.
8. Casa Grandi, A.S. 1976 1% Cu Pa Cav 24
50% El Paso
Arizona Sub Cav
Natural Gas & Co
C&F
25% AMAX
Open
BCL Ltd. Selebi- 25% AAC of SA 1,80% Cu
9. Bostwana 1973 stoping 3,10
Pikwe 15% Bostwana 1,25 % Ni
with Post
35% Public
fill
Mosaboni Group
R&P
10. Mines India 100% Pemerintah 1924 1,35% Cu 0,75
C&F
Mosaboni-Bihor
3,27% Pb Bl Cav
7,14 % Zu C&F
11. Cerro de Pasco Peru 100% Pemerintah 1901 3,34
2.802/ton Sq set
Ag Arch block
Codelco,
12. Chili 100% Pemerintah 1905 1,59% Cu Bl Cav. 25
Rancagua
Fosdalens
13. Norway 100% Pemerintah 1906 30% Fe Sub Cav 16
Bergverks A/S
Bukit Asam
14. Sumatera Indonesia Pemerintah 1918 Batubara Strip Mine 1,11*)
Selatan
Ombilin
15. Indonesia Pemerintah 1892 Batubara Strip Mine 3,22**)
Sumatera Barat
Ombilin Longwall R
16. Indonesia Pemerintah 1892 Batubara 1,50**)
Sumatera Barat & P, Cav
Tambang
Seluruh A.S.
17. A.S. Campuran Batubara Bawah 15,60***)
(1968 – 1978)
Tanah
Keterangan :
x) = Bulan Januari 1994
*) = Rata-rata selama tahun 1979 – 1981
**) = Rata-rata selama tahun 1979 – 1982
***) = Proyeksi
X-21
- sub Cav. = Sublevel caving
-R&P = Room And Pillar
- Sub bl = Sublevel blast hole
-C&F = Cut and Fill
- pa cav = panel caving
sq set = square set
Blasting parameters
Bench height 50 ft
Subgrade drilling 10 ft
Hole depth 60 ft
Hole diameter 12.25 in.
Explosive specific gravity (ANFO) 0.82 gr/cm3
Powder factor 0.35 lb/ton
Powder rise 30 ft
Stemming height 30 ft
Column load 41.88 lb/ft
Burden 30 ft
Spacing 30 ft
Tons drilled/hole 3,600 tons
Drilling productivity
Tons/ft drilled 60.00 tons/ft
Penetration rate 70 ft/hr
Down the hole drilling, time/shift 5.5 hr
Ft drilled/operating shift 385 ft
Tons drilled/operating shift 23,100 tons
Scheduled days/year 360 days
Shifts/day 3 shifts
Total scheduled shifts/year 1,080 shifts
Maximum drill utilization 60%
Maximum operating shifts/year 648 shifts
Maximum tons x 1000/drill year 14,969 kt
Average tons drilled/scheduled shift 13,860 tons
Type of equipment
Shovel 25 cu yd
Truck 170 ton
X-22
Material to load ore and waste
In situ density 12.50 cu ft/ton
Swell factor 1.33
Loose density 16.63 cu ft/ton
Bench height 50 ft
Productivity/load
Shovel bucket size 25 cu yd
Bucket fill factor 90%
Truck size 170 ton
Theoritical passes to load 4.65 passes
Average swing cycle time 5 passes
Spot time between loads 32 sec
Total time/load 15 sec
Productivity/shift
Effective minutes/shift 350 min
Average truck loads/shift 119 load
Truck load factor 95%
Average truck load 161.5 tons
Average shovel production/operating shift 19,218 tons
Productivity/year
Scheduled days/year 360 days
Shifts/day 3 shifts
Total scheduled shifts/year 1,080 shifts
Maximum shovel utilization 75 %
Maximum operating shifts/year 810 shifts
Maximum tons x 1000/shovel year 15,567 kt
1. Arif, Irwandy, Dr. Ir. M.Sc., “Konsep Sistem Kerja, Sistem Produksi, dan
Manajemen Industri Pertambangan”, Diktat Pendidikan dan Pelatihan
Mine Management, LAPI-ITB, 1999
2. Britton, Scott G., “Practical Coal Mine Management”, John Wiley &
Sons,Inc., 1981, USA
3. Flippo, Edwin B., “Personnel Management”, 6 th edition, McGraw-Hill Book
Company, 1984, San Jose
4. Kennedy, Bruce A., “Surface Mining”, 2nd edition, 1990
X-23
5. ….., Data dari PT. INCO Indonesia, tidak dipublikasikan
6. ….., Data dari PT. (Persero) Tambang Batubara Bukit Asam, tidak
dipublikasikan
7. ….., Data dari PN. Tambang Batubara, tidak dipublikasikan
X-24