Aplikasi Link Budget Untuk Menghitung Kualitas Sinyal
Aplikasi Link Budget Untuk Menghitung Kualitas Sinyal
INSTITUT
TEKNOLOGI
ADHITAMA
SURABAYA
I'SNTHKTAN II"
2414
.-PERAN
AKADEMISI DAN PRAKT!SI
SEBAGAI INOVATOR TEKNOLOGI BANGSA INDONESIA
DALAM MENGHADAPI TANTANGAN PERSAINGAN GLOBAL "
ABSTRAK
PT. Artha Telekomindo sebagai salah satu Internet Service Provider (ISP) di Indonesia. khususnya di Surabaya,
sangat mementingkan kualitas pelayanan terhadap pelanggannya. Pada pelaksanaan pemeliharaan dan
pengembangan BTS untuk meningkatkan kualitas jaringan nirkabel, para teknisi PT. Artha Telekomindo cabang
Surabaya menghadapi kendala yaitu ketergantungan terhadap vendor yang membangun BTS. Ketergantungan itu
berupa analisa pemasangan antena baik dari perhitungan jarak jangkau atau kekuatan antena itu sendiri. Untuk itu
diperlukan sebuah aplikasi yang dapat melakukan analisa perhitungan kemampuan setiap antena jaringan nirkabel di
PT. Artha Telekomindo cabang Surabaya. Aplikasi ini menggunakan penerapan metode perhitungan Link Budget
dan fuzzy Sugeno. Setelah dilakukan perhitungan dengan Link Budget, akan dianalisa kelayakannya dengan metode
fuzzy Sugeno yaitu mulai proses fuzzifikasi, inferensi atau pembentukan aturan dan defuzzifikasi. Setelah dilakukan
pengujian sistem, didapat tingkat akurasi sebesar 85%. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat mempercepat
proses analisa perhitungan antena jaringan nirkabel yang dilakukan para teknisi PT. Artha Telekomindo cabang
Surabaya, dan dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
Kata Kunci : Internet Service Provider (ISP), Jaringan nirkabel, Link Budget, Fuzzy Sugeno, Received Signal
Level (RSL).
ABSTRACT
PT. Artha Telekomindo as one of the Internet Service Provider (ISP) in Indonesia. In Surabaya specially, attach
great importance to the quality of service to its customer. On the implementation of the maintenance and
development of BTS to increase the wireless network quality, all PT. Artha Telekomindo technician Surabaya
branch have a constraint that reliance on vendor that builds BTS. Dependence analysis of the antenna instalation
from the calculation range or range power of the antenna it self. It is necessary for an aplication that can do the
analysis calculation of the ability of each wireless network antenna at PT. Artha Telekomindo Surabaya branch.
This aplication use the implementation of calculation method Link Budget and Sugeno fuzzy. After calculation of
Link Budget, will be analyzed for feasibility with Sugeno fuzzy method that began the process of fuzzification,
inference or rules and defuzzification. After testing the system, obtained an accuracy rate of 85%. With the presence
of this aplication expected to provide benefits like accelerate process analysis calculate wireless network antenna by
all PT. Artha Telekomindo Surabaya branch technician, and can improve the quality of service to its customer.
Key words : Internet Service Provider (ISP), Jaringan nirkabel, Link Budget, Fuzzy Sugeno, Received Signal Level
(RSL).
- 122-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PENDAHULUAN
Munculnya teknologi jaringan nirkabel sebagai salah satu media komunikasi memberikan banyak
keunggulan dibandingkan dengan penggunaan media kabel, seperti keunggulan dalam kepraktisan,
efisiensi dan efektifitas. Semakin berkembangnya teknologi jaringan nirkabel tidak luput dari
perkembangan ilmu jaringan nirkabel yang digunakan dalam melakukan analisa terhadap perangkat
jaringan nirkabel, baik dari perancangan alat maupun perhitungan jarak jangkau sinyal yang dimiliki
antena jaringan nirkabel. Untuk perhitungan jarak jangkau ataupun kelayakan sinyal pada antena dapat
digunakan salah satu metode yaitu metode perhitungan Link Budget. Link Budget adalah metode yang
menghitung daya pancar, penguatan antena, received signal level (RSL) minimal dan cable loss untuk
mendapatkan kelayakan sinyal dari sebuah antena.
PT. Artha Telekomindo sebagai salah satu Internet Service Provider (ISP) di Indonesia. khususnya
di Surabaya, sangat mementingkan kualitas pelayanan terhadap pelanggannya. Hal ini dibuktikan dari
makin bertambahnya BTS-BTS baru di wilayah Surabaya dan sekitarnya, sehingga meningkatkan
kualitas dan memperluas jaringan nirkabel yang telah ada.
Pada pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan BTS untuk meningkatkan kualitas jaringan
nirkabel, para teknisi PT. Artha Telekomindo cabang Surabaya menghadapi kendala yaitu ketergantungan
terhadap vendor yang membangun BTS. Ketergantungan itu berupa analisa pemasangan antena baik dari
perhitungan jarak jangkau atau kekuatan antena itu sendiri. Untuk itu, diperlukan aplikasi untuk
menentukan kelayakan sinyal dengan metode link budge khusus untuk topologi point to point.
Sedangkan untuk analisa kelayakan sinyal digunakan metode fuzzy sugeno.
DASAR TEORI
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa telekomunikasi, PT. Artha Telekomindo Cabang
Surabaya sangat memperhatikan kepuasan pelanggan sebagai tolak ukur keberhasilan. Maka karena itu
PT. Artha Telekomindo Cabang Surabaya sangat memperhatikan kualitas sinyal Base Transciver Station
(BTS) yang berada di Surabaya. Topologi jaringan wireless pelanggan PT. Artha Telekomindo Cabang
Surabaya dapat dilihat pada Gambar 1.
Link budget adalah suatu metode untuk memperhitungkan power atau merencanakan kebutuhan
daya sehingga kualitas sinyal di penerima memenuhi standar yang diinginkan.
Menurut Onno dkk (2008), untuk melakukan perhitungan dalam metode link budget, ada beberapa
faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu daya pancar, minimal Received Signal Level (RSL),
penguatan antena dan kerugian kabel.
Ketika menghitung path loss, beberapa efek harus dipertimbangkan, yaitu kerugian di udara /
ruang (free space loss), redaman dan penyebaran. Daya sinyal akan berkurang oleh penyebaran geometris
dari muka gelombang, umumnya dikenal sebagai free space loss. Dengan mengabaikan semua hal, dua
radio yang jauh, penerimaan sinyal yang kecil lebih banyak karena free space loss. Hal ini tidak
tergantung lingkungan, hanya tergantung pada jarak dikarenakan kehilangan energi sinyal yang terpancar
/ menyebar sebagai fungsi jarak dari pemancar.
Persamaan untuk free space loss (Lfsl): (Onno dkk, 2008)
Lfsl = 32.4 + 20 * log (r) + 20 * log (f) ...........................................................(1)
- 123-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
dengan Lfsl dinyatakan dalam dB , r adalah jarak antara pemancar dan penerima dalam kilometer dan f
adalah frekuensi kerja dalam MHz.
Untuk penggabungan free space loss, redaman, dan penyebaran (scattering), didapatkan rumus
path loss L(dB) sebagai berikut: (Onno dkk, 2008)
L (dB) = 40 + 10 * n * log (r) + L (diizinkan) ....................................................(2)
Untuk perkiraan kasar kelayakan sambungan, dapat dievaluasi dengan free space loss. Lingkungan
dapat membawa kerugian sinyal lebih lanjut, dan harus dianggap sebuah evaluasi dari sambungan yang
lebih tepat. Lingkungan hidup sebenarnya adalah salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan.
Perlu diketahui bahwa jika dilakukan perhitungan path loss ternyata hanya perlu menambahkan
daya Transceiver (Tx) dari satu sisi link. Jika menggunakan radio yang berbeda di kedua sisi sambungan,
maka harus dihitung path loss dua kali, sekali untuk setiap arah (menggunakan daya Tx yang sesuai
untuk setiap perhitungan). Menambah semua penguatan dan mengurangi kerugian akan memberikan
rumus sebagai berikut : (Onno dkk, 2008)
Total Gain = Tx Power Radio 1 + Antena Gain Radio 1 – Cable Losses Radio 1
+ Antena Gain Radio 2 – Cable Losses Radio 2 ....................(3)
Jika sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan
tersebut layak. Sinyal yang diterima cukup kuat bagi radio untuk digunakan. Minimum RSL selalu
dinyatakan sebagai negatif dBm, sehingga -56 dBm adalah lebih besar dari -70 dBm. Pada suatu path,
variasi di path loss selama periode waktu tertentu dapat sangat besar, sehingga margin (perbedaan antara
tingkat sinyal dan menerima sinyal minimum) harus dipertimbangkan. Margin ini adalah jumlah sinyal di
atas kepekaan radio yang harus diterima untuk memastikan yang sambungan radio yang stabil dan
kualitas tinggi selama cuaca buruk dan gangguan atmosfir lainnya. Margin antara 10 hingga 15 dB
biasanya cukup. Untuk memberikan ruang untuk redaman dan untuk multipath dalam menerima sinyal
radio, margin 20dB harusnya cukup aman.
Setelah dihitung link budget di satu arah, ulangi perhitungan arah yang lain. Substitusi daya pancar
untuk radio yang kedua, dan dibandingkan hasil minimum terhadap tingkat menerima sinyal dari radio
pertama.
Untuk melakukan analisa kelayakan sinyal digunakan metode fuzzy Sugeno. Penalaran dengan
Metode Sugeno hampir sama dengan penalaran MAMDANI, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak
berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan
oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Ada 2 jenis model fuzzy Sugeno, yaitu: (Kusumadewi, 2010)
a. Model Fuzzy sugeno Orde-Nol
Secara umum bentuk model fuzzy sugeno Orde-Nol adalah :
IF (x1 is A1) • (x2 is A2) • (x3 is A3) • ... • (xN is AN) THEN z=k
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu konstanta (tegas)
sebagai konsekuen.
b. Model Fuzzy sugeno Orde-Satu
Secara umum bentuk model fuzzy sugeno Orde-Satu adalah :
IF (x1 is A1) • ... • (xN is AN) THEN z = p1*x1 + ... + pN*xN + q
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah suatu konstanta (tegas) ke-i
dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.
Suatu Sistem berbasis aturan fuzzy yang lengkap terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
1. Fuzzyfication
Fuzzyfication adalah fase pertama dari perhitungan samar yaitu pengubahan nilai tegas (crisp) ke nilai
samar. Proses fuzzyfikasi ditulis sebagai berikut : x = fuzzifier (x0) dengan x0 adalah sebuah vektor
nilai tegas dari suatu variabel input, x adalah vektor himpunan fuzzy yang didefinisikan sebagai
variabel, dan fuzzifier adalah sebuah operator fuzzyfikasi yang mengubah nilai tegas ke himpunan
samar. Inferensi fuzzy digunakan untuk merumuskan pemetaan himpunan output dengan prinsip
- 124-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
logika fuzzy (aturan if – Then). Teknik reasoning adalah cara tepat untuk menentukan nilai yang akan
digunakan sebagai masukan aksi kendali yang tepat.
Untuk mengubah bentuk masukan crisp kedalam masukan fuzzy, fungsi keanggotaan pertama kali
harus ditentukan untuk tiap masukan. Sekali fungsi keanggotaan ditentukan, fuzzyfikasi mengambil
nilai masukan secara realtime, seperti temperatur, dan membandingkannya dengan informasi fungsi
keanggotaan yang tersimpan untuk menghasilkan nilai masukan fuzzy.
2. Inference
Untuk membedakan dengan First-Order-Logic, secara sintaks, suatu aturan fuzzy dituliskan sebagai :
IF antecendent THEN consequent
Dalam suatu sistem berbasis aturan fuzzy, proses inference memperhitungkan semua aturan yang ada
dalam basis pengetahuan. Hasil dari proses inference dipresentasikan oleh suatu fuzzy set untuk setiap
variabel bebas (pada consequent). Derajat keanggotaan untuk setiap nilai variabel tidak bebas
menyatakan ukuran kompabilitas terhadap variabel bebas (pada antecendent).
3. Defuzzyfication
Didalam komposisi aturan menggunakan metode SUGENO, maka defuzzyfikasi dengan cara mencari
nilai rata – ratanya dengan rumus seperti pada persamaan (5).
................................(5)
- 125-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Start
End
Untuk menganalisa kualitas sinyal digunakan metode Fuzzy Sugeno. Pada sistem fuzzy yang akan
dibangun memiliki lima input / variabel yang akan di proses, yaitu AP receive (penerimaan Access
Point), AP SOM (margin Access Point), ST receive (penerimaan Station), ST SOM (margin Station) dan
jarak udara antar radio. Dari proses tersebut akan menghasilkan gain (penguatan) yang diperlukan.
Flowchart sistem fuzzy dapat dilihat pada Gambar 3.
- 126-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
start
AP receive,
AP SOM,
ST receive,
ST SOM,
Jarak
Fungsi
Keanggotaan
Derajat
Keanggotaan
Rule / Aturan
Defuzzyfication
Gain
end
- 127-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
- 128-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Dengan perhitungan fungsi keanggotaan diatas maka bisa di dapatkan derajat keanggotaan.
2. Pembentukan Aturan Fuzzy (Rule/Inferensi)
Metode inferensi fuzzy yang digunakan adalah Metode Sugeno Orde 1. Sesuai dengan variabel
dan himpunan yang ada, terdapat kombinasi AP receive, ST receive, AP SOM, ST SOM, Jarak
dan Penguatan / Gain.
3. Defuzzifikasi, didapat dengan cara mencari rata-rata seperti pada persamaan (5).
Diagram konteks dari aplikasi link budget dapat dilihat pada Gambar 7.
Data Hasil Perhitungan
Parameter Hitungan
Sistem Informasi
Administrator Manager
Perhitungan
IT Support
Diagram jenjang dari sistem yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 8.
0
APLIKASI LINK
BUDGET
Top Level
1 2 3 4
Level 0
Level 1
- 129-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Selain menampilkan nilai dari hasil perhitungan link budget, juga ditampilkan derajat keanggotaan dari
masing – masing nilai AP receive, AP SOM, ST receive, ST SOM dan jarak seperti pada Gambar 10.
- 130-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Pengujian aplikasi dilakukan dengan membandingkan antara data asli yang diambil berdasarkan
kondisi di lapangan dengan data hasil sistem. Data asli yang digunakan adalah data dari history proses
instalasi pelanggan baru SCBDnet cabang Surabaya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.
- 131-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2014 ISBN : 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Berdasarkan pada pengujian seperti pada Tabel 1, didapat nilai akurasi sebesar 85%. Dari Tabel
1, juga dapat diketahui bahwa terdapat beberapa pengujian yang tidak sesuai dimana berdasarkan hasil
hitungan aplikasi, tidak diperlukan penambahan gain, tetapi pada kenyataan di lapangan, link wireless
dinyatakan jelek. Penyebab terjadinya perbedaan antara hasil hitung aplikasi dan hasil di lapangan adalah
pengaruh faktor lain yang mempengaruhi kualitas dari link wireless tersebut, seperti keakuratan pointing
dan tingkat interferensi sinyal wireless. Selain itu penambahan gain yang dilakukan, lebih banyak dari
nilai gain yang direkomendasikan dari aplikasi, akan tetapi kondisi link bisa menjadi lebih baik.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi link budget ini mampu memperhitungkan berbagai kendala yang dapat mempengaruhi
kualitas sinyal jaringan nirkabel serta memberikan saran agar kualitas jaringan bisa menjadi maksimal
dengan tingkat akurasi sistem sebesar 85 %
2. Jumlah gain yang di rekomendasikan oleh aplikasi adalah jumlah gain minimal yang diperlukan agar
kualitas jaringan bisa lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Purbo, Onno W. dkk. (2007). “Jaringan Wireless di Dunia Berkembang (Edisi ke-2)”. Jakarta: Andi.
[2] Yani, Ahmad. (2008). “Panduan Menjadi Teknisi Jaringan Komputer”. Jakarta: Kawan Pustaka.
[3] Wardana. (2010). “Menjadi Master PHP dengan Framework Codeigniter”. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia.
[4] Kusumadewi, Sri. dkk. (2010). “Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan (Edisi 2)”.
Yogyakarta: Graha Ilmu
- 132-