Anda di halaman 1dari 5

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR ORBITA

3.1 Pengkajian
Menurut (2015), pengkajian pada tumor mata, yaitu :
1. Identitas Klien
Data klien berisi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan ,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs.
2. Penanggung Jawab
Data penanggung jawab berisi nama, agama, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan alamat
3. Pengkajian Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama. keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian
dan apakah klien mengalami gangguan penglihatan/adanya benjolan pada
mata.
b. Riwayat kesehatan sekarang, riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit. Apakah ada benjolan pada daerah sekitar mata/dahi,
ada perasaan yang tidak nyaman akibat adanya benjolan, nyeri, takut.
Tampak benjolan pada daerah orbita, kaji ukuran benjolan, jenis benjolan
(keras, lunak, mobile/tidak ).
c. Riwayat kesehatan yang lalu, riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien). Apakah klien punya riwayat
trauma pada mata atau riwayat penyakit tumor, memiliki faktor resiko
penyakit mata (memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat penyakit
mata dalam keluarga seperti glaukoma, atau mengkonsumsi obat-obatan
yang mempengaruhi mata).
d. Riwayat kesehatan keluarga, adakah riwayat penyakit yang sama diderita
oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat
genetis maupun tidak). Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah
terkena penyakit tumor mata, tumor lain, atau penyakit degeneratif
lainnya.
4. Pemeriksaan Fisik Fokus
a. Aktivitas/ Istirahat, gejala perubahan aktivitas biasanya / hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan
b. Makanan/ cairan, adanya mual / muntah (glaucoma akut)
c. Neurosensori, adanya gejala berupa gangguan penglihatan (kabur/ tak
jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa
di ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/
pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. Perubahan
kacamata / pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Adanya
tanda tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil
menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaucoma
akut). Peningkatan air mata.
d. Nyeri/ kenyamanan, adanya gejala ketidaknyamanan ringan/ mata berair
(glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat menetap atau tekanan pada
sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)

3.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut NANDA-Asuhan Keperawatan Mata tahun 2015
Diagnosa keperawatan pada tumor orbita, yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya massa pada mata
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori dari organ penerima.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping
penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan
penampilan.
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
3.3 Intervensi
Menurut NANDA-Asuhan Keperawatan Mata tahun 2015:
Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan adanya massa pada mata

Tujuan : setelah mendapat tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri klien
berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil :
1. Klien melaporkan nyeri berkurang dengan scala 2-3
2. Ekspresi wajah tenang
3. klien dapat istirahat dan tidu

NO Intervensi Rasional
1. Kaji intensitas nyeri 1. Mengetahui skala nyeri pasien
2. Ajarkan dan anjurkan pasien 2. Mengurangi nyeri secara
untuk mengurangi nyeri secara nonfarmakologi
nonfarmakologi dengan teknik
distraksi
3. Anjurkan pasien untuk banyak
3. Untuk membantu pemulihan
beristirahat
tubuh
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
4. Mengurangi nyeri secara
pemberian antinyeri
farmakologi

Diagnosa 2 : Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan


gangguan penerimaan sensori dari organ penerima.
Tujuan : Setelah mendapat tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat
mempertahankan ketajaman lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan
lebih lanjut, dengan kriteria hasil:
1. Berpartisipasi dalam program pengobatan.
2. Mengenal gagguan sensori dan berkompensasi terhadap pengobatan.
3. Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

Intervensi Rasional
1. Orientasikan pasien terhadap 1. Memberikan peningkatan,
lingkungan, staf, orang lain di kenyamanan, dan kekeluargaan, serta
areanya. mampu menurunkan cemas.

2. Memungkinkan pasien melihat objek


2. Letakkan barang yang
lebih muda dan memudahkan
dibutuhkan atau posisi bell
panggilan untuk pertolongan bila
pemanggil dalam jankauan.
dibutuhkan.
3. Sementara intervensi dini mencegah
3. Dorong mengekspresikan kebutaan, pasien menghadapi
perasaan tentang kehilangan kemungkinan atau mengalami
atau kemungkinan kehilangan pengalaman kehilangan penglihatan
penglihatan sebagian atau total. Meskipun
kehilangan penglihatan telah terjadi
dan tidak dapat diperbaiki,
kehilangan lebih lanjut dapat dicegah

Diagnosa 3 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek


samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada
perubahan penampilan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam, klien tidak terjadi
gangguan citra diri, dengan kriteria hasil
1. Menyatakan penerimaan situasi diri.
2. Memasukkan perubahan konsep diri tanpa harga diri negatif

Intervensi Rasional
1. Gali perasaan dan perhatian 1. Meningkatkan keterbukaan klien
anak terhadap penampilannya.
2. Meningkatkan harga diri klien.
2. Dukung sosialisasi dengan
orang-orang disekitar klien.
3. Anjurakan untuk memakai 3. Menutupi kekurangan dan
kacamata hitam meningkatkan citra diri klie

Diagnosa 4 : Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi


Tujuan : Pasien dapat memahami dan mengerti kondisi penyakitnya, dengan
kriteria hasil:
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit dan kondisi
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar.
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan
perawat/ tim kesehatan lainnya

Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang 1. Pengetahuan mengenai penyakitnya
tingkat pengetahuan pasien Lebih detail
mengenai proses penyakit yang
spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari
2. Klien menghindari hal-hal yang dapat
penyakit dan bagaimana hal ini
mnyebabkan penyakit tersebut.
berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi
3. Gambarkan tanda dan gejalah
3. Klien tidak lagi cemas berlebihan dan
yang biasa muncul pada
segera memeriksakan diri di pelayanan
penyakit.
kesehatan apabila timbul tanda dan
gejala tersebut

Anda mungkin juga menyukai