PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dimainkan oleh dua regu yang saling memasukkan bola ke keranjang lawan
menggunakan kaki untuk menendang bola dan menggiring bola. Regu yang
yang dimainkan oleh regu, yang masing-masing terdiri atas lima orang
teknik dasar dengan baik. Oleh karena itu menembak unsur dasar yang
bolabasket.
bisa dijadikan ajang untuk mengembangkan diri dan kerjasama dengan teman
1
satu tim, tetapi juga untuk pengembangan kecerdasan emosional, kebugaran
tubuh dan lebih-lebih lagu untuk prestasi serta sebagai gaya hidup (life style)
yang sehat, berjiwa pantang menyerah, semangat dan disiplin tinggi yang
yang terbaik, semangat juang yang tinggi untuk menjadi yang terbaik,
Untuk dapat bermain bolabasket dengan baik dan benar, peserta didik
kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, dan lompat serta unsur kekuatan,
2
Dalam menunjang proses pembelajaran maka diadakan kegiatan
satu upaya pembinaan pada siswa dalam bentuk latihan-latihan khusus agar
lapangan masih terlihat jelas, kondisi ring basket rusak satu, jaring basketnya
rusak (tidak ada), jumlah bola 10 bola dan siswa yang mengikuti
tahun. Siswa yang sering berlatih biasanya masuk dalam tim tanpa
subyektif maka kemungkinan siswa jarang latihan tidak terpilih dalam tim.
3
kelincahan, dan kekuatan otot lengan yang berbeda-beda dengan keterampilan
dasar bermain bolabasket. Untuk dapat bermain bolabasket dengan baik dan
terdiri dari mengoper bola, menggiring bola, menembak, dan olah kaki.
bolabasket. Tinggi badan adalah jarak maksimal dari vertex ke telapak kaki,
tinggi badan yang ideal dalam permainan bolabasket, akan lebih mudah
kelincahan ialah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu
untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu
dari lawan agar bisa memasukkan bola ke dalam ring basket. Kaitannya
dengan kekuatan otot lengan, kekuatan otot lengan dapat membantu pemain
4
SMP Negari 2 Piyungan, Kabupaten Bantul belum pernah diadakan
B. Identifikasi Masalah
bolabasket.
ekstrakurikuler bolabasket.
5
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
bolabasket?
ekstrakurikuler bolabasket?
E. Tujuan Penelitian
6
1. Besarnya hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan dasar
bermain bolabasket.
bermain bolabasket.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
7
ekstrakurikuler bolabasket, sehingga pelatih dapat memantau
3. Bagi Sekolah
4. Bagi siswa
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Bolabasket
yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri atas 5
orang pemain. Permainan ini bertujuan untuk mancari nilai atau angka
berikut:
1. Chest Pass
9
pertandingan bolabasket. Passing dengan cara ini menghasilkan
2. Overhead Pass
3. Bounce Pass
pantulan.
10
c. Menembak (Shooting)
pertandingan.
tegak, kaki sejajar atau kaki kanan di depan (bagi yang tidak
11
2) Tembakan dua tangan
diluruskan serempak.
3) Tembakan lay up
kaki menempel pada lantai, posisi kepala, dan leher tegak, pandangan
rata-rata air dada dibusungkan, perut datar, tarik nafas beberapa saat
bolabasket. Menurut Tim Anatomi (2001: 10) tinggi badan adalah jarak
12
postur yang tinggi untuk memudahkan setiap pemain dalam bermain
tinggi akan mencapai ring basket lebih mudah dibandingkan dengan yang
3. Hakikat Kelincahan
cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa
13
a. Jenis tes kelincahan
mengubah arah.
2. Squart Trust
atas.
3. Dogging Run
ke atas.
10 tahun ke atas.
5. Hexagonal Obstacle
10 tahun ke atas.
14
6. Side Steping Test
mengubah arah.
15
Menurut Rusli Lutan (2002: 56) kekuatan otot lengan adalah
dari jarak 3 point area tentunya kekuatan yang dibutuhkan semakin besar
otot terbagi lagi menjadi berbagai bagian, salah satunya adalah kekuatan
push up.
aktivitas otot untuk mengatasi tenaga atau beban yang datang dari luar
diberikan.
16
5. Hakikat Keterampilan
suatu perbuatan atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat
kemampuan yang beragam yang dimiliki oleh setiap orang dalam bidang
yang penting yang harus diperhatikan oleh siswa. Setiap siswa harus
Karena keterampilan yang baik berawal dari usaha dan latihan yang
dilakukan oleh setiap individu. Siswa perlu melakukan latihan yang rutin
6. Karakteristik Siswa
17
a) Jasmani
terbatas.
daripada putri.
menjadi baik.
c) Sosial
7. Hakikat Ekstrakurikuler
18
memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata
musik, mading, pramuka, tonti, KIR, dan lain sebagainya. Beberapa jenis
19
bolabasket, koordinasi dengan keterampilan dasar bermain bolabasket,
metode survai dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan
dengan satuan centimeter, tes kecepatan menggunakan salah satu item tes
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) ada hubungan antara tinggi
20
ada hubungan antara koordinasi dengan keterampilan dasar bermain
korelasi 0.805. (4) ada hubungan antara tinggi badan, kecepatan, dan
2. Penelitian ini dilakukan oleh Tri Juniyanto (2011) dengan judul Hubungan
Kabupaten Sleman.
survai dengan instrumen berupa tes dan pengukuran yang terdiri dari tes
vertical jump (TKJI), tes mematulkan bola ke tembok (STO), tes tinggi
badan dan tes menembak bola ke ring basket (STO). Subjek dalam
anak yang terdiri dari 20 siswa putri dan 20 siswa putra. Teknik analisis
21
data menggunakan korelasi product moment dan analisis regresi ganda
dengan uji F.
(0,369) > r tabel (0,312) hubungan antara koordinasi mata tangan (X2)
shoot underbasket (Y) r hitung sebesar ( 0,679) > r tabel (0,312). Nilai F
mata tangan (X2), dan tinggi badan (X3) dengan kemampuan shoot
C. Kerangka Berfikir
keterampilan teknik dasar bolabasket adalah faktor yang penting yang harus
memiliki tinggi badan yang ideal dalam permainan bolabasket, akan lebih
maka ia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu
22
keseimbangan dan kesadaran sikap tubuhnya, sehingga seorang pemain dapat
membantu pemain dalam melakukan shooting atau tembakan dari jarak jauh.
Keterampilan yang baik berawal dari usaha dan latihan yang dilakukan.
perlu diadakan sebuah pengukuran atau tes hal ini dimaksudkan apabila
Bantul.
D. Hipotesis Penelitian
23
1. Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan tingkat
ekstrakurikuler bolabasket.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
bolabasket tersebut adalah Johnson Basket Ball Test dengan validitas 0,79
kali, dari tiga kali melakukan tes diambil yang terbaik sebagai data. Tes
X1
Y
X2
X3
25
Keterangan :
kecepatan dan gerak berubah arah. Diukur dengan shuttle run atau lari
beban yaitu diukur dangan tes TKJI untuk usia 13-15 tahun. Gantung
siku tekuk untuk putri dan gantung angkat tubuh untuk putra.
detik.
26
C. Populasi Penelitian
Tes tinggi badan yaitu diukur dari telapak kaki sampai kepala bagian atas
atau vertex. Kepala dan lehar dalam posisi tegak, posisi kaki rapat dan
lurus, punggung sejajar dengan garis lurus, pandangan mata kearah depan,
hasil dalam tes tinggi badan ini dicatat dalam satuan cm.
validitas tes sebesar -0,853 dan reliabilitas tes sebesar -0,255. Menurut
dapat diukur dengan tes kelincahan yang dinamakan shuttle run siswa lari
bolak-balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain sebanyak kira-
27
atas sampai dengan mencapai sikap tergantung siku tekuk, dagu berada di
atas palang tunggal. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh
detik.
digunakan tes keterampilan Jonhson Basket Ball Test. Pelaksanaan tes ini
dilakukan sebanyak satu kali setiap testi. Hasil tes shooting dicatat dengan
jumlah tembakan terbanyak yang masuk dalam waktu 30 detik, hasil tes
melemparkan bola ke tembok dari belakang garis batas, dan hasil tes
waktu 30 detik.
b. Stopwatch, bolabasket
28
d. Untuk penelitian ini bangku (hurdle) dimodifikasi dengan
feet/ 1,80 m.
1. Petunjuk Pelaksanaan :
29
b. Melempar bola ke arah sasaran (Passing)
60 inch
1 25 inch
2 10 inch
40 inch
14 inch
12 m
14 f
Keterangan
1 inchi (0,0254)
1 feet (0,3m)
Pelaksanaan :
atas kepala.
terbesar.
30
4. Skor tertinggi 30, dan terendah 0.
6f
31
moment dan analisis regresi berganda.
1. Nilai Tes
perlu diganti dengan ukuran yang sama, satuan pengganti ini adalah
menggunakan T-skor. Rumus T-skor untuk item tes tinggi badan, tes
Keterangan :
X = Mean (rata-rata)
X = Angka kasar yang diketahui
SD = Standard deviasi angka kasar
Rumus T-skor untuk item kekuatan otot lengan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
X = Mean (rata-rata)
X = Angka kasar yang diketahui
SD = Standard deviasi angka kasar
32
Evolution yang rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
yaitu mencari hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot
untuk menguji analisis sebagai berikut : (a) mencari persamaan regresi, (b)
mencari koefisien korelasi ganda, (c) mencari F reg, dan (d) mencari
YY== a1
a1 X1
X1 ++a2
a2 X2
X2++ a3
a3 X3+K
X3+K
Keterangan:
33
2) Mencari koefisien korelasi ganda
a1 ∑ x 1 y + a2 ∑ x 2 y+ a3 ∑ x 3 y
∑ y²
Keterangan :
3) Mencari F reg
ditentukan dengan uji F reg. Apabila p < 0,05 maka ada hubungan
apabila p > 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara
sebagai berikut :
34
Keterangan :
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu tiga variabel bebas yang terdiri
dari tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan, serta satu variabel
diperlukan berbagai item instrument tes, diantaranya yaitu: tes tinggi badan
(shuttle run) untuk mengukur kelincahan, tes gantung siku tekuk untuk
mengukur kekuatan otot lengan dan Johnson Basket Ball Test untuk
36
data dalam bentuk distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: (1)
KI= 1 + (3,3) log n, dan (3) menentukan panjang interval (PI) dengan rumus:
PI= R/KI. Berikut adalah pemaparan secara deskriptif hasil tes tinggi badan,
tes kelincahan, tes kekuatan otot lengan dan tes keterampilan dasar
kaki. Data tinggi badan dapat diperoleh dengan cara mengukur subyek
analisis statistik sederhana hasil tes tinggi badan pada siswa peserta
37
Tabel 1. Analisis Statistik Data Hasil Tes Tinggi Badan
No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan
1 Mean 50.00
2 Skor Maksimum 70.45
3 Skor Minimum 31.57
4 Median 47.77
5 Rentang 38.89
6 Jumlah Interval 6.00
7 Panjang interval 6.48
Berdasarkan analisis statistik data hasil tes tinggi badan pada siswa
Bantul di atas, maka apabila data hasil tes tinggi badan pada siswa peserta
Persentase Presentase
No Interval Frekuensi
Relatif Komulatif
1 31.57−38.05 4 13.33% 13.33%
2 38.06−44.54 6 20.00% 33.33%
3 44.55−51.03 9 30.00% 63.33%
4 51.04−57.52 3 10.00% 73.33%
5 57.53−64.01 4 13.33% 86.67%
6 64.02−70.50 4 13.33% 100%
Jumlah 30 100%
38
31.57−38.05. Terdapat 6 siswa atau sebesar 20.00% yang memiliki nilai t-
sebesar 30.00% yang memiliki nilai t-score tinggi badan pada interval
sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score tinggi badan pada interval
57.53−64.01 dan terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai
memperjelas data pada tabel distribusi frekuensi di atas, maka data yang
dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Pemain
kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat
39
pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu keseimbangan dan kesadaran
dengan cara malakukan tes shuttle run, yaitu lari bolak-balik secepatnya
dari titik satu ke titik yang lain sebanyak kira-kira 10 kali, dengan jarak
statistik hasil tes shuttle run pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket
Bantul di atas, maka apabila data hasil tes kelincahan pada siswa peserta
40
Tabel 4. Kategori Skor Data Hasil Tes Kelincahan
Persentase Presentase
No Interval Frekuensi
Relatif Komulatif
1 20.62−28.68 2 6.67% 6.67%
2 28.69−36.75 1 3.33% 10.00%
3 36.76−44.82 4 13.33% 23.33%
4 44.83−52.89 12 40.00% 63.33%
5 52.90−60.96 9 30.00% 93.33%
6 60.97−69.03 2 6.67% 100 %
Jumlah 30 100%
dan terdapat 2 siswa atau sebesar 6.67% yang memiliki nilai t-score
41
Gambar 5. Histogram Kategori Skor Data Hasil Tes Kelincahan
diukur tes gantung siku tekuk. Berikut adalah ringkasan data dalam bentuk
analisis statistik hasil tes gantung siku tekuk pada siswa peserta
42
ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul,
Tabel 5. Analisis Statistik Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan (Leg
Dynamometer)
No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan
1 Mean 50.00
2 Skor Maksimum 70.22
3 Skor Minimum 30.52
4 Median 48.16
5 Rentang 39.70
6 Jumlah Interval 6.00
7 Panjang interval 6.62
Kabupaten Bantul di atas, maka apabila data hasil tes kekuatan otot
Persentase Presentase
No Interval Frekuensi
Relatif Komulatif
1 30.52−37.14 4 13.33% 13.33%
2 37.15−43.77 3 10.00% 23.33%
3 43.78−50.40 12 40.00% 63.33%
4 50.41−57.03 5 16.67% 80.00%
5 57.04−63.66 2 6.67% 86.67%
6 63.67−70.29 4 13.33% 100%
Jumlah 30 100%
43
bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, terdapat 4 siswa
atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada
sebesar 16.67% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada
nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 57.04−63.66 dan terdapat 4
siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot
t bel distribusi frekuensi di ata , maka data yang diperoleh dita pilkan
44
4. Hasil Tes Keterampilan Dasar Bolabasket
yang penting dan harus diperhatikan baik oleh guru maupun siswa. Setiap
kemampuan yang beragam yang dimiliki oleh setiap orang dalam bidang
tertentu yang dilakukan secara baik dan benar. Seorang pemain bolabasket
dengan dasar yang baik maka akan lebih mudah untuk dikembangkan.
bolabasket diukur dengan Jonhson Basket Ball Test terdiri atas 3 item,
ringkasan data dalam bentuk analisis statistik hasil dari Jonhson Basket
Excel 2010.
45
Tabel 7. Analisis Statistik Data Hasil Tes Keterampilan Dasar
Bolabasket
No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan
1 Mean 50.00
2 Skor Maksimum 67.70
3 Skor Minimum 28.98
4 Median 51.11
5 Rentang 38.72
6 Jumlah Interval 6.00
7 Panjang interval 6.45
berikut.
46
terdapat 3 siswa atau sebesar 16.67% yang memiliki nilai t-score
siswa atau sebesar 16.67% yang memiliki nilai t-score keterampilan dasar
memperjelas data pada tabel distribusi frekuensi di atas, maka data yang
47
B. Analisis Data
ini adalah jika koefisien korelasi lebih besar dari 0.05, maka tidak ada
48
dari korelasi product momentnya adalah 0,812<0,360. Maka terdapat
akan masuk pada kriteria sangatt kuat, yaitu pada interval koefisien 0.80-
teknik korelasi product moment. Berikut ini adalah rumusan dan hasil
49
Tabel 10. Tabel Hasil Uji Korelasi Product moment (b)
akan masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799
50
3. Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan dengan Tingkat
Keterampilan Dasar Bolabasket
moment. Berikut ini adalah rumusan dan hasil pengujian korelasi product
IBM Version.
51
variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket diperoleh nilai korelasi
korelasi akan masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien
Dalam penelitian ini uji regresi berganda dilakukan dengan bantuan SPSS
19.0 IBM Version. Pengambilan keputusan pada uji regresi berganda ini
adalah jika nilai koefisien hitung pada uji regresi berganda kurang dari
terikat, sebaliknya jika diperoleh nilai koefisien hitung pada uji regresi
berganda lebih dari 0.05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara
52
Piyungan, Kabupaten Bantul dengan uji regresi berganda memaanfaatkan
(0.05 ) yang dipaparkan pada tabel di atas, diperoleh hasil F hit yaitu
38,925 dengan koefisien korelasi yang lebih kecil dari signifikasi hitung
pada α = 5%. F table dapat diketahui dengan cara mencari nilai F pada dk
bahwa ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan
C. Pembahasan
53
ukuran 7 dan untuk putri menggunakan bola berukuran 6 untuk kategori
remaja dan dewasa. Bolabasket dimainkan dilapangan oleh dua regu yang
ciri khas permainan ini adalah memainkan bola dengan menggunakan seluruh
anggota tubuh.
dan pivot atau olah kaki yang dilakukan secara continue atau secara terus
menerus hingga seorang atlet mahir dan mampu melakukan gerakan tersebut
dengan baik dan benar. Terdapat berbagai faktor yang sangatt mempengaruhi
54
untuk mengukur tinggi badan, tes lari bolak-balik (shuttle run) untuk
mengukur kelincahan, tes gantung siku tekuk untuk mengukur kekuatan otot
lengan dan Johnson Basket Ball Test untuk mengetahui keterampilan dasar
bolabasket diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000 yang lebih kecil dari
0.05 dan nilai korelasi sebesar 0.812, yang bila dimasukkan ke dalam tabel
kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria sangatt kuat, yaitu pada
sangat kuat.
lebih keil dari 0.05 dan nilai korelasi sebesar 0.759, yang bila dimasukkan ke
dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria kuat, yaitu
55
Berdasarkan hasil dari korelasi product moment terhadap kekuatan
probabilitas sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 dan nilai korelasi sebesar
0.627, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan
masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799 sehingga
dengan hasil bahwa harga F hit>F tab yaitu 38.925>2.96 berarti ada
terikat dan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat
seorang pemain basket yang berbadan tinggi akan mencapai ring basket lebih
56
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain
hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke dalam ring basket.
akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu keseimbangan
shooting, apalagi jika tembakan dilakukan dari jarak 3 point area tentunya
diinginkan. Pada atlet basket, kakuatan otot lengan dapat ditingkatkan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah dengan pull up, gantung siku tekuk, push
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dilakukan pembahasan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat
dan nilai korelasi sebesar 0.759, yang bila dimasukkan ke dalam tabel
kriteria koefisien korelasi product moment masuk pada kriteria kuat, yaitu
3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat
58
probabilitas hitung yang lebih kecil dari koefisien korelasi 5%
B. Implikasi
hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot
59
ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini tetap tidak luput dari kesalahan dan kekurangan hal-hal yang
adalah:
Piyungan, Kabupaten Bantul ini dilakukan pada sore hari dan waktu yang
60
akan menggunakan Johnson Basket Ball Test, sampel yang digunakan
D. Saran-Saran
2. Saran yang kedua adalah bagi guru ekstrakurikuler bolabasket, baik pada
61
DAFTAR PUSTAKA
Akros Abidin. (1999). Bolabasket Kembar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat dengan Berolahraga. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
62
Sri Haryono. (2008). Pedoman Praktek Laboratorium Mata Kuliah Tas Dan
Pengukuran Olahraga. Semarang: Prodi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, FIK UNNES.
Suharno HP. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP.
Tri Junianto. (2011). Hubungan Antara Power Tungkai, Koordinasi Mata Tangan
dan Tinggi Badan Dengan Kemampuan Shoot Underbasket Peserta
Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 4 Wates, Kab.
Kulonprogo. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
63