Anda di halaman 1dari 10

Jurnal MAKSIPRENEUR, Vol. II, No. 2, Juni 2013, hal.

17 – 26

MOTIVASI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM


KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDUSTRI
KERAJINAN KULIT DI YOGYAKARTA
Eny Sulistyowati (sulis1165@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Proklamasi 45

ABSTRACT. This study aims to determine the motivation and consumer behavior housewife
and working woman in buying industri leather craft in Yogyakarta as well as to determine
differences in motivation and behavior in both the consumer groups. By knowing the
motivation and behavior of the consumer businesses industry leather craft can determine
appropriate marketing strategy with the behavior of the market segment, so that could have
an impact on the success of the business. From the results of recent research indicates that
the information obtained by the two consumer groups are obtained from your friends as
much as 52%, the rest of the other. Consumer behavior based on the influence in the
purchase of leather, for the respondents indicate that employee that affect the purchase of
craft leather 56% from friends, 19% from advertising, 17% from relation and 8% of the
others. As for the housewife respondents shows that 32% of a friend, 32% of siblings, 24%
from advertising and 12% from others. Consumer motivation in buying leather by the price
factor of employee respondents showed a mean of 3.52 and respondents housewife at 3.53
which means it is very strong. Consumer motivation in buying leather craft design based on
factors of employee respondents showed a mean 2.84 and respondents housewife at 3.11
which means strong. Consumer motivation in buying leather by the quality factor of employee
respondents and respondents showed a mean of 2.68 by 2.82 housewife meaning strong.
There is no difference between the consumer motivation housewife and employee

Key words: motivation - behavior - leather craft industry

I. PENDAHULUAN
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah tujuan wisata kedua setelah Bali.
Hal ini merupakan potensi pasar untuk industri pariwisata yang berdampak pada luasnya
pasar hasil kerajinan yang menjadi buah tangan para wisatawan. Industri kerajinan kulit
merupakan komoditas khas budaya daerah khususnya Yogyakarta. Jenis produk hasil industri
kerajinan kulit yang dihasilkan oleh perajin daerah Yogyakarta meliputi tas, sepatu, dompet,
ikat pinggang dan sebagainya. Sementara industri yang mengolah bahan baku kulit di
Yogyakarta bermacam macam, antara lain perusahaan barang-barang kulit, perusahaan kulit
sungging atau hiasan kulit.
Dalam penelitian ini akan difokuskan pada perilaku konsumen secara mikro khususnya
kalangan wanita dewasa yang lebih dominan dalam menentukan keputusan pembelian produk
kerajinan kulit. Kaum wanita biasanya lebih memiliki motivasi yang tinggi dalam membeli
khususnya produk produk fashion termasuk di dalamnya fashion yang berbahan baku kulit.
Kategori wanita dewasa dalam penelitian adalah wanita yang sudah berusia 18 tahun ke atas
(ibu rumah tangga dan karyawan), yang mempunyai kemampuan menentukan dan
mengambil keputusan sendiri untuk memilih, kemudian membeli atau tidak membeli produk
kerajinan kulit yang akan dipakainya. Pemilihan dan keputusan didasarkan pada

Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013 17


pertimbangan berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor faktor tersebut
diantaranya menyangkut design produk, harga dan kualitas produk industri kerajinan kulit.
Produk kerajinan kulit yang memiliki segmen pasar wanita dewasa sangat rentan terhadap
perubahan design atau mode, sehingga variabel design menjadi faktor yang dipertimbangkan
oleh kaum wanita dewasa. Demikian juga dengan variabel harga, mengingat produk kerajinan
kulit yang beredar di pasar bermacam-macam kwalitas, ada yang murni kulit ada yang
campuran sehingga mempengaruhi pertimbangan harga bagi konsumen dalam mengambil
keputusan membeli. Atas dasar hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil
tema penelitian dengan judul : “Motivasi dan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian
Produk Industri Kerajinan Kulit di Yogyakarta”.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimana motivasi (ibu rumah tangga dan karyawati) dalam membeli produk industri
kerajinan kulit di kota Yogyakarta, bagaimana perilaku konsumen dalam membeli industri
kerajinan kulit di kota Yogyakarta ,apakah ada perbedaan motivasi konsumen (ibu rumah
tangga dan karyawati) dalam membeli produk industri kerajinan kulit di kota Yogyakarta.
Dengan mengetahui motivasi ibu rumah tangga serta karyawati dalam pembelian
produk industri kerjainan kulit, mengetahui perilaku ibu rumah tangga dan karyawati dalam
pembelian produk industri kerajinan kulit, dan mengetahui perbedaan motivasi konsumen ibu
rumah tangga dan karyawati dalam pembelian produk industri kerajinan kulit di kota
Yogyakarta diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk industri kerajinan
kulit khususnya di Yogyakarta.

II. KAJIAN PUSTAKA


a. Pemasaran dan Konsep Pemasaran
Definisi pemasaran adalah suatu sistim keseluruhan dari kegiatan atau bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial. ( Basu Swasta, 2002). Dalam rangka mengenal pasar sasaran yang akan dan telah
dimasuki, diperlukan adanya suatu konsep pemasaran dengan maksud agar segala kebijakan
yang berkenaan dengan pemasaran tidak akan sia-sia dan dapat diterapkan secara optimal.
Perusahaan yaang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor yang penting, akan
mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru
ini disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept).
Konsep pemasaran adalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan
bahwa tugas kunci organisasi adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar yang
menjadi sasaran dan menyesuaikan organisasi dengan tujuan memberikan kepuasan yang
diinginkan dengan lebih efektif dari pada yang diberikan pesaing. (Philip Kotler, 2005).
Berdasarkan konsep pemasaran, pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang perlu
diperhatikan, jika perusahaan bermaksud mempertahankan perusahaan, yaitu :
a. Orientasi kepada konsumen.
b. Penyesuaian kegiatan pemasaran secara integrasi
c. Kepuasan Konsumen.
Dalam konteks dimensi waktu jangka panjang, keadaan pasar sasaran perusahaan
jarang sekali didapati dalam keadaan statis. Pengaruh lingkungan yang bersifat ekternal
terhadap perusahaan selalu dinamis yang menyebabkan keadaan pasar sasaran selalu
berubah-ubah.
Nilai-nilai yang selalu berubah dalam kehidupan masyarakat, bertambahnya ilmu
pengetahuan, serta pesatnya teknologi merupakan hal yang harus dicermati oleh perusahaan.

18 Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013


Salah satu hal yang utama untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan mengindetifikasi
hal-hal yang mempengaruhi perilaku konsumen ke depan, sehingga pihak perusahaan bisa
mengikuti apa yang menjadi kemauan atau selera konsumen. Pola pemikiran yang dimikian
pada akhirnya akan menimbulkan suatu konsep pemasaran yang dinamakan konsep
pemasaran sosial (social marketing concept). Pemasaran sosial adalah konsep pemasaran
yang tidak hanya menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan serta keinginan yang datang
dari konsumen, namun juga pemenuhan keinginan dan kebutuhan yang ada pada masyarakat.

b. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,
dibeli, digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan/keinginan pasar yang
bersangkutan (Fandy Tjiptono, 2007)
Dalam mengembangkan suatu produk, perencanaan produk harus membagi produk
menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Produk formal, yaitu obyek fisik atau jasa yang ditawarkan di pasar dengan karakteristik
kualitas, ciri, model, merk.
b. Produk inti, yaitu keguanaan dan manfaat yang dicari pembeli.
c. Produk menyeluruh, yaitu keseluruhan faedah yang diterima seseorang sewaktu membeli
produk formal.

c. Perilaku Konsumen
Seluruh aktifitas perusahaan pada akhirnya diarahkan kepada pemikiran pemikiran
tentang bagaimana suatu produk yang dihasilkan dapat dirasakan sebagai sebuah kebutuhan
oleh konsumen. Jika produk yang dihasilkan perusahaan bisa memberikan kepuasan kepada
konsumen maka dorongan atau motivasi konsumen untuk membeli produk tersebut akan
muncul, sehinga akan timbul tingkah laku konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
Secara definisi perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat
dipengaruhi lingkungan (Philip Kotler, 2005). Perilaku Konsumen adalah tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Nugroho J Setiadi,
2003).

d. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


1) Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya meliputi:
a) Peranan Kebudayaan
Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia,
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai pengatur dan penentu tingkah laku
manusia dalam masyarakat yang ada (Basu Swastha, 2002). Berdasarkan pengertian
tersebut, maka segala kegiatan perusahaan harus mengarah kepada bagaimana produk
bisa diterima oleh masyarakat.
b) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah suatu kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam
sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota
dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkat laku yang sama (Philip
Kotler, 2002).
Kelas sosial mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:

Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013 19


1) Orang yang berada dalam setiap kelas sosial cenderung lebih berperilaku serupa dari
pada orang yang berasal dari kedua kelas sosial yang berbeda.
2) Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan
kelas sosialnya.
3) Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,
pendidikan, kekayaan dan orientasi terhadap nilai, dari pada hanya berdasarkan
sebuah variabel.
4) Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya dalam
masa hidupnya.

Perilaku sesorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok


referensi, keluarga, status dan peranan sosial.
a) Kelompok Referensi.
Sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah keelompok-kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Dalam sebuah kelompok referensi ada seorang pelopor opini (opinion
leader) yang dapat mempengaruhi anggotanya dalam membeli sesuatu. Oleh sebab itu
manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang menjadi pelopor opini dari suatu
kelompok.
b) Keluarga.
Peran dalam keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian berbeda-beda menurut
barang tertentu yang akan dibeli. Oleh sebab itu manajer pemasaran perlu mengetahui
siapa anggota keluarga yang mempunyai inisiatif menentukan pembelian, siapa yang
membeli dan siapa yang akan menggunakan produk yang akan dibeli.
c) Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam suatu kelompok dapat dijelaskan dengan pengertian dan
status sebuah peranan, terdiri dari aktifitas yang diperkirakan dilakukan oleh seseorang
sesuai dengan orang orang yang ada di sekitarnya. Setiap peranan akan membawa
status yang akan mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan
status di masyarakat.

2) Faktor Pribadi
Faktor pribadi dari setiap konsumen akan mempengaruhi juga keputusan pembelian
produk oleh konsumen tersebut. Faktor pribadi meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan,
kondisi ekonomi, gaya hidup seta kepribadian dan konsep diri.

3) Faktor Psikologis
Ada empat faktor dalam faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian akan sebuah produk.
1. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang aktif dimana yang memegang peranan bukan hanya
stimulus yang mengenainya, tetapi ia juga dipengaruhi sebagai keseluruhan dengan
pengalaman-pengalaman, motivasi dan sikap yang relevan terhadap stimulus tersebut.
(Saparinah Sadli, 1977).
2. Belajar
Proses pembelian oleh konsumen sebenarnya juga merupakan suatu proses belajar.
Konsumen akan mengambil hikmah dari pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi
suatu produk. Jika ternyata produk yang dikonsumsi itu mengecewakan, maka hal
tersebut tidak akan diulanginya lagi.
3. Kepercayaan dan sikap

20 Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013


Kepercayaan yang muncul dari konsumen terhadap sebuah produk, akan membentuk
suatu citra terhadap merk dan produk tersebut. Sedangkan sikap biasanya memberikan
penilaian menerima atau menolak terhadap produk atau jasa yang sedang dihadapinya.
Jadi sikap merupakan tanggapan yang diberikan terhadap suatu obyek yang diorganisisr
oleh suatu pengalaman, serta mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung
pada perilaku.
4. Motivasi
Ada 3 teori motivasi yang dominan dalam mempengaruhi pembentukan perilaku
konsumen dalam keputusan pembelian suatu produk. Ketiga teori tersebut adalah tori
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, Sigmud Freud dan Frederick Herzberg (Philip
Kotler, 2005). Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya setiap manusia
dalam bertindak selalu didorong oleh kebutuhan manusia yang tersusun dalam sebuah
jenjang (hirarki) dari tingkatan kebutuhan yang paling mendesak hingga tingkatan yang
kurang mendesak. Tingkatan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi
diri.
Setiap orang berusaha untuk memuaskan kebutuhannya yang paling mendasar, dan bila
berhasil memenuhinya maka akan menjadi pendorong untuk memenuhi kebutuhan pada
tingkat selanjutnya. Sedangkan teori motivasi dari Freud menyatakan bahwa kekuatan
psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku pembeli yang sebagian besar berasal dari
alam bawah sadar. Treud melihat bahwa seseorang menekan berbagai keinginan dan
dorongan kebagian bawah sadar dalam proses menjadi dewasa dan menerima aturan sosial
yang ada di sekitarnya. Semua keinginan atau dorongan tersebut tidak pernah terhapuskan
atau terkendali secara sempurna.
Teori motivasi Frederick Herzberg mengembangkan “teori dua faktor” yaitu motivasi
yang membedakan antara faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor-faktor
yang menyebabkan kepuasan. Teori motivasi ini mengandung dua implikasi. Pertama, para
penjual perlu berusaha untuk mencegah hal-hal yang tidak memuaskan konsumen. Kedua,
produk perlu mengenal secara cermat faktor-faktor utama yang memuaskan atau mendorong
konsumen untuk membeli produk dari produsen.

e. Pengaruh Motivasi Sebagai Dasar keputusan Pembelian


Titik sentral dari riset tentang motivasi sebagai keputusan pembelian adalah pencarian
jawaban atas pertanyaan mengapa tingkah laku manusia atau masyarakat tertentu demikian,
dari tidak begitu mengenai keputusan pemebelian dalam membeli suatu produk. Setiap riset
yang berkenaan dengan tingkah laku pembelian tersebut sangat penting dalam rangka
membantu usaha mempengaruhi pembelian merebut pasar potensial. Motivasi bisa diartikan
sebagai suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan untuk mendapatkan kepuasan. Motivasi sangat erat berhubungan dengan
kebutuhan, sehingga keputusan dirangsang melalui sebuah motif. Sebab bukan tidak mungkin
seseorang mempunyai kebutuhan yang belum muncul, sehingga kebutuhan ini menjadi
kurang kuat mengaktifkan perilakunya.
Demikian pula dengan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Proses
peembentukan keputusan pembelian selalu diawali dengan kebutuhan yang dirasakan. Suatu
kebutuhan akan membangun motivasi seseorang dalam bertindak untuk mencapai pemenuhan
kebutuhan tersebut. Perilaku konsumen sebagai suatu proses yang berupa pengambilan
keputusan dan kegiatan yang bersifat fisik, pada akhirnya akan melibatkan individu dalam
menilai, ia mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Secara garis
besar terdapat kekuatan besar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu kekuatan ekstern
dan intern.

Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013 21


Kekuatan ekstern akan dijabarkan lebih lanjut pada aspek-aspek yang berkaitan dengan
kebudayaan, kelas sosial, keluarga, kelompok refrensi, peranan dan ststus. Sedangkan
kekuatan intern akan dijabarkan lebih lanjut pada hal-hal yang berkaitan dengan faktor
pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, gaya hisup, usia daur hidup,
persepsi dan proses belajar, kepercayaan serta motivasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah “Ada perbedaan motivasi konsumen atara ibu rumah tangga dengan karyawan dalam
membeli produk industri kerajinan kulit di Yogyakarta”.

III. METODE PENELITIAN


a. Populasi dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa yang terdiri dari ibu rumah tangga
dan karyawati yang menggunakan industri produk kerajinan kulit di Yogyakarta, yang
berasal dari industri kerajinan kulit dengan berbagai model, merk, tingkat harga, atribut
produk serta fasilitas-fasilitas lain yang mendukung pembelian produk kerajinan kulit.
Sampel dari penelitian ini sebanyak 125 responden yang diambil dengan metode
convenien sampling.
b. Jenis Data dan Metode Pengambilan Data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yang diamati dan
dicatat untuk pertama kali. Data primer diperoleh dengan cara interview dan
penyebaran kuesioner.
Sedang data sekunder adalah data dari pihak lain yang bukan diusahakan
pengumpulannnya oleh peneliti, misalnya dari majalah, keterangan atau publikasi
lainnya.( Marzuki, 2002).
c. Metode Analaisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan:
1. Analisis Kualitatif, yaitu analisis data dengan cara identifikasi terhadap ada atau
tidak adanya nilai nominal variabel tertentu pada subyek penelitian.
2. Analisis Kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ada 3 macam analisis, yaitu:
a) Analisa Rata Rata Hitung (Mean)
Analisa ini digunakan untuk mengetahui bagaiman motivasi dan perilaku
konsumen dalam membeli produk kerajinan kulit di Yogayakarta.

Rumus rata rata hitung ( Sutrisno Hadi, 1993):

M=

Dimana :
M = mean, f = frekwensi, x = bobot nilai dan N = jumlah jawaban pada semua
alternatif.
Semua instrumen penelitian diberikan bobot dengan pilihan :
Sangat Setuju 4, Setuju 3 Tidak setuju 2 dan Sangat Tidak Setuju 1
Berdasarkan bobot dari setiap jawaban tersebut dibuat kelas interval dengan
kriteria sebagai berikut:
Motivasi Sangat Kuat 3,25 < M ≤ 4
Motivasi Kuat 2,50 < M ≤ 3,25
Motivasi Lemah 1,75 < M ≤ 2,50
Motivasi Sangat Lemah 1,00 < M ≤ 1,75

22 Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013


b. Analisa Chi-Kuadrat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan motivasi
konsumen (ibu rumah tangga dan karyawati) dalam membeli produk industri
kerajinan kulit di Yogyakarta.
Rumus Chi – kuadrat ( Jarwanto Pangestu, 1994) :

x2 =
Dimana :
nij = frekwensi pengamatan dari baris i dan kolom j
eij = frekwensi yang diharapkan dari baris i dan kolom j
i = baris
j = kolom
Untuk mencari frekwensi yang diharapkan dari (eij) dengan formula :
eij =
Kurva chi-kuadrat :

Ho Ditolak
Ho Diterima

X2 : 0,05
Rumusan Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan motivasi konsumen ibu rumah tangga dengan
konsumen karyawati dalam membeli industri kerajinan kulit di
Yogyakarta.
H1 = Ada perbedaan motivasi konsumen ibu rumah tangga dengan konsumen
karyawati dalam membeli industri kerajinan kulit di Yogyakarta.
Kriteria pengujian :
H0 diterima apabila : x2 hitung ≤ x2 tabel
H0 ditolak apabila : x2 hitung > x2 tabel

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Kriteria Responden
Kuesioner yang disebar kepada responden sebanyak 125 eksemplar, semua kembali dan
bisa diolah datanya. Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan dari responden
menunjukkan bahwa 36 responden atau 28,8% berusia 18 – 23 tahun, sebanyak 28
responden atau 22,4% responden berusia 24 – 29 tahun, sebanyak 61 responden atau
48,8% responden berusia di atas 30 tahun. Pembagian responden berdasarkan pekerjaan
menunjukkan bahwa 62 responden atau 49,6% responden berprofesi sebagai karyawati
dan 63 responden atau 50,4% responden dari kelompok ibu rumah tangga.

2. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk Industri Kerajinan Kulit


Analisis perilaku dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu yang
memberikan informasi tentang industri kerajinan kuli dan yang mempengaruhi dalam
pembelian industri kerjinan kulit terhadap konsumen.
a. Pihak Yang Memberikan Informasi Kepada Responden.
Berdasarkan pihak yang memberikan informasi tentang industri kerajinan kulit di
Yogyakarta kepada responden karyawati menunjukkan bahwa 15 responden atau
24% responden karyawati mendapatkan informasi dari saudara, 32 orang atau 52%

Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013 23


responden mendapatkan informasi tentang industri kulit dari teman, 10 orang atau
16% responden mendapatakan informasi dari iklan dan 5 orang atau 8% responden
mendapatkan informasi dari melihat di toko-toko. Sedangkan untuk responden ibu
rumah tangga menunjukkan bahwa 15 orang atau 24% responden mendapatkan
infoormasi dari saudara, 33 orang atau 52% responden mendapatkan informasi dari
teman, 10 orang atau 16% responden mendapatkan informasi dari iklan dan 5 orang
atau 8% responden mendapatkan informasi dari melihat di toko-toko.
b. Pihak Yang Mempengaruhi Pembelian
Berdasarkan siapa yang mempengaruhi responden karyawati dalam pembelian
industri kerajinan kulit, menunjukkan bahwa 10 orang atau 17% responden
karyawati dipengaruhi oleh saudara, 35 orang karyawati atau 56% dipengaruhi oleh
teman, 12 orang karyawati atau 19% dipengaruhi oleh iklan dan 5 orang karyawati
atau 8% dipengaruhi oleh lain-lain. Sedangkan untuk responden ibu rumah tangga
menunjukkan bahwa 20 orang responden atau 32% dipengaruhi oleh saudara, 20
orang responden atau 32% dipengaruhi oleh teman, 15 orang responden atau 24%
dipengaruhi oleh iklan dan 8 orang responden atau 12% dipengaruhi oleh lai-lain.

3. Analisis Motivasi Konsumen Dalam Membeli Produk Industri Kerajinan Kulit


a. Motivasi Konsumen Membeli Kerajinan Kulit Berdasarkan Harga
Berdasarkan hasil analisis mean diperoleh bahwa responden karyawati
menunjukkan mean sebesar 3,25 yang berarti motivasi pembelian karena harga
sangat kuat karena berada pada kelas interval 3,25 < M ≤ 4. Sedangkan untuk
responden ibu rumah tangga sebesar 3,53 yang berarti motivasi pembelian kerajinan
kulit dari faktor harga sangat kuat karena berada pada kelas interval 3,25 < M ≤ 4.
b. Motivasi Konsumen Membeli Kerajinan Kulit Berdasarkan Design
Berdasarkan hasil analisis mean diperoleh bahwa responden karyawati
menunjukkan mean sebesar 2,84 yang berarti motivasi pembelian karena design
kuat karena berada pada kelas interval 2,50 < M ≤ 3,25. Sedangkan untuk responden
ibu rumah tangga sebesar 3,11 yang berarti motivasi pembelian kerajinan kulit dari
faktor design kuat karena berada pada kelas interval 2,50 < M ≤ 3,25.
c. Motivasi Konsumen Membeli Kerajinan Kulit Berdasarkan Kualitas
Berdasarkan hasil analisis mean diperoleh bahwa responden karyawati
menunjukkan mean sebesar 2,68 yang berarti motivasi pembelian karena kualitas
kuat karena berada pada kelas interval 2,50 < M ≤ 3,25. Sedangkan untuk responden
ibu rumah tangga sebesar 2,82 yang berarti motivasi pembelian kerjinan kulit dari
faktor kualitas kuat karena berada pada kelas interval 2,50 < M ≤ 3,25.

4. Pengujian Hipotesis
a. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji chi-kuadrat diperoleh nilai chi-
kuadrat tabel sebesar 7,815 sedang nilai chi-kuadrat hitung dari variabel harga
sebesar 1,424 menunjukkan bahwa H0 diterima karena x2 hitung < dari x2 tabel. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan harga antara konsumen karyawati
dengan ibu rumah tangga dalam membeli industri kerajinan kulit dari faktor harga.
b. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji chi-kuadrat diperoleh nilai chi-
kuadrat tabel sebesar 7,815 sedang nilai chi-kuadrat hitung dari variabel design
sebesar 5,968 menunjukkan bahwa H0 diterima karena x2 hitung < dari x2 tabel. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan harga antara konsumen karyawati
dengan ibu rumah tangga dalam membeli industri kerjainan kulit dari faktor design.
c. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji chi-kuadrat diperoleh nilai chi-
kuadrat tabel sebesar 7,815 sedang nilai chi-kuadrat hitung dari variabel kualitas

24 Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013


sebesar 6,519 menunjukkan bahwa H0 diterima karena x2 hitung < dari x2 tabel. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan harga antara konsumen karyawati
dengan ibu rumah tangga dalam membeli industri kerjainan kulit dari faktor
kualitas.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hail analisis di atas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Perilaku konsumen berdasarkan yang memberikan informasi tentang kerajinan kulit
baik responden karyawati dan ibu rumah tangga menunjukkan bahwa informasi
terbesar diperoleh dari teman sebanyak 52%, selebihnya tersebar informasi yang
diperoleh melalui saudara, iklan dan melihat langsung di toko.
b. Perilaku konsumen berdasarkan yang memberikan pengaruh dalam pembelian
kerajinan kulit, untuk responden karyawati menunjukkan bahwa yang
mempengaruhi pembelian kerajinan kulit56% dari teman, 19% dari iklan, 17% dari
saudara dan 8% dari lain-lain. Sedangkan untuk responden ibu rumah tangga
menunjukkan 32% dari teman, 32% dari saudara, 24% dari iklan dan 12% dari lain-
lain.
c. Analisis Motivasi Konsumen Dalam Membeli Kerajinan Kulit di Kota Yogyakarta
Motivasi konsumen dalam membeli kerajinan kulit berdasarkan faktor harga dari
responden karyawati menunjukkan mean 3,52 dan responden ibu rumah tangga
sebesar 3,53 yang berarti sangat kuat.
Motivasi konsumen dalam membeli kerajinan kulit berdasarkan faktor design dari
responden karyawati menunjukkan mean 2,84 dan responden ibu rumah tangga
sebesar 3,11 yang berarti kuat.
Motivasi konsumen dalam membeli kerajinan kulit berdasarkan faktor kualitas dari
responden karyawati menunjukkan mean 2,68 dan responden ibu rumah tangga
sebesar 2,82 yang berarti kuat.
d. Berdasarkan hasil pengiujian hipotesis dengan uji chi-kuadrat baik dari faktor harga,
design maupun kualitas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi antara
responden karyawati maupun responden ibu rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh
hasil uji chi-kuadrat yang menunjukkan nilai x2 hitung dari ketiga faktor tersebut
( harga 1,424; design 5,968 dan kualitas 6,519 ) semua dibawah x2 tabel ( 7,815)
e.
2. Saran
a. Dari hasil analisa perilaku konsumen yang menunjukkan informasi dari teman paling
dominan, maka hendaknya pelaku industri kerajinan kulit lebih menitik beratkan
bagaimana produknya bisa memberikan kepuasan konsumen. Karena terbukti bahwa
informasi dari teman yang sudah menggunakan industri kulit sangat kuat.
b. Dari hasil perilaku berdasarkan yeng mempengaruhi pembelian dari teman dan
saudara, berarti kegiatan pemasran dari industri kerajinan kulit juga lebih
memfokuskan kepada kepuasan pengguna atau konsumen.
c. Berdasarkan uji perbedaan motivasi konsumen menunjukkan bahwa dari ketiga
faktor harga, design dan kualitas menunjukkan tidak ada perbedaan. Tetapi jika
dilihat dari nilai ujinya faktor kualitas menunujukkan nilai yang paling besar diantara
ketiganya, hal ini berarti bahwa faktor kualitas kerajinan kulit lebih menjadi
perhatian oleh konsumen baik karyawati maupun ibu rumah tangga.

Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013 25


DAFTAR PUSTAKA

Basu swastha, 2002, Azas – azas Marketing, Edisi ketiga, Liberty, Yogyakarta

Jarwanto P.S. Pangestu Subagyo, 1994, Statistif Induktif, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta

Marzuki, 2002, Metodologi Riset, edisi kedua, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII,
Yogyakarta

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, edisi kesatu, Kencana, Bogor

Philip Kotler, 2005, Manajemen Pemasaran, edisi kelima, PT Prehallindo, Jakarta

Fandy Tjiptono, 2007. Pemasaran Jasa, Bayumedia, Malang.

Saparinah Sadli, Persepsi Sosial Mengeai Perilaku Menyimpang, 1977, Penerbit Bulan
Bintang, Jakarta

Sutrisno Hadi, 1993, Methodologi Research, jilid ke 3, Andi Offset, Yogyakarta.

26 Jurnal Maksipreneur, Vol. II, No. 2, Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai