Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengakhiri abad ke dua puluh dan memasuki abad ke dua puluh satu,
berbagai jenis organisasi termasuk organisasi niaga, organisasi di lingkungan
pemerintahan, organisasi sosial yang bersifat nirlaba akan menghadapi
perubahan dengan variasi, intensitas dan cakupan yang belum pernah
dialami sebelumnya. Di masa depan berbagai jenis organisasi tersebut hanya
akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap terhadap perubahan yang
pasti akan terjadi. Manajer masa kini dan masa depan akan dituntut untuk tidak
sekadar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak
sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai bentuk
perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang
diperlukan.
Memang benar bahwa organisasi tidak pernah statik dan tidak pula
bergerak pada kondisi kekosongan. Tuntutan mewujudkan perubahan dapat
timbul dari dua sumber, yaitu dari dalam organisasi sendiri dan dari
lingkungannya. Dengan perkataan lain, setiap organisasi harus selalu peka
terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok
dengan siapa organisasi berinteraksi berbagai kelompok itu dikenal dengan
istilah pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu para manajer,
para karyawan, para pemegang saham, pemasok, pelanggan, serikat pekerja dan
pemerintah.
Para manajer sebagai salah satu pihak yang berkepentingan berada pada
garis terdepan dalam mewujudkan perubahan karena mereka dituntut dan diberi
tanggung jawab oleh berbagai pihak yang berkepentingan lainnya untuk
mampu menjalankan roda organisasi sedemikian rupa sehingga produk yang,
dihasilkan—yang bagi organisasi bisnis dapat berupa barang dan atau jasa—
diminati oleh para pelanggan yang gaya, perilaku dan preferensinya selalu
berubah. Keberhasilan para manajer menanggapi perubahan yang terjadi

1
memerlukan gaya manajerial yang sesuai dengan tuntutan perubahan itu.
Para karyawan sebagai pihak yang berkepentingan secara operasional dan
mental harus pula dipersiapkan untuk menerima perubahan karena hanya
dengan demikianlah produktivitas kerjanya dapat ditingkatkan, frekuensi
kemangkirannya dapat dikurangi hingga menjadi seminimal mungkin,
keinginan pindah ke organisasi atau perusahaan lain dapat dihilangkan atau
paling sedikit ditekan dan kepuasan kerjanya dapat ditingkatkan pula.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengembangan organisasi seharusnya dilakukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Organisasi
Para pemegang saham, sebagai pihak yang berkepentingan, dapat
dipastikan mengharapkan dividen atas modal yang ditanamkannya (Return On
Investment). Suatu perusahaan diharapkan mampu bersaing di pasaran dengan
perusahaan lain yang menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa yang
sejenis dengan penguasaan pangsa pasar yang menjamin perusahaan dapat
meraih keuntungan pada tingkat yang wajar.
Keberhasilan dunia usaha penting bagi pemerintah suatu negara bukan
hanya dilihat dari sudut penerimaan negara berupa pajak dengan berbagai
jenisnya, seperti pajak penghasilan perorangan, pajak penghasilan badan, pajak
penjualan, pajak pertambahan nilai, pajak kekayaan, pajak barang mewah,,
pajak ekspor dan mungkin berbagai jenis pajak lainnya, akan tetapi juga dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan kesenjangan
sosial, mengatasi pengangguran, ketaatan warga masyarakat pada berbagai
peraturan perundangundangan, ketertiban masyarakat, akselerasi pembangunan
nasional—khususnya pembangunan ekonomi—dan pelestarian lingkungan.
Tuntutan berbagai pihak yang berkepentingan itu pada gilirannya
mengharuskan para manajer dalam dunia bisnis untuk setalu terlibat dalam
perubahan. Instrumen ilmiah untuk mewujudkan perubahan tersebut dikenal
dengan Pengembangan Organisasi (Organizational Development) suatu
disiplin ilmiah baru yang sangat banyak kaitannya dengan masalah-masalah
perilaku organisasi. Pengalaman banyak prang menunjukkan bahwa instrumen
tersebut ternyata sangat bermanfaat bagi organisasi untuk menghadapi berbagai
perubahan yang pasti terjadi.
Artinya, telah terbukti bahwa teknik-teknik pengembangan organisasi
—selanjutnya dalam karya tulis ini disingkat dengan PO—memungkinkan
organisasi meningkatkan efektivitas dan kemampuannya beradaptasi dengan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah.

3
PO dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektivitas
dan kesehatan organisasi karena PO mengandung unsur-unsur:
1. terencana,
2. mencakup seluruh organisasi,
3. berdampak jangka panjang,
4. melibatkan manajemen puncak,
5. menggunakan berbagai bentuk intervensi berdasarkan pendekatan
keperilakuan.
Dengan perkataan lain, upaya-upaya PO merupakan pendekatan yang
terprogram dan sistematik dalam mewujudkan perubahan. Sasaran utamanya
ialah:
1. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka;
2. Mengembangkan potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri para
anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata,
3. Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerja sama antara manajemen
dengan para anggota organisasi untuk menemukan caracara yang lebih baik
demi tercapainya tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi
sebagai keseluruhan.

Ciri-ciri PO yang efektif adalah sebagai berikut:


1. PO merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan
organisasional. Perubahan dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas
dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat tentang wilayah
permasa-lahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. PO harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena
dampak perubahan yang akan terjadi. Artinya, keterlibatan dan partisipasi
para anggota organisasi merupakan suatu keharusan mutlak.
3. Program PO menekankan cara-cara baru yang diperlukan guns
meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi terlepas dari tipe dan struktur organisasi yang
diberlakukan dan digunakan.

4
4. PO mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa dalam
meningkatkan efektivitas organisasi, pengembangan potensi manusia harus
men-jadi bagian yang penting
5. PO menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu
mem-perhitungkan pentingnya interrelasi, interaksi dan interdependensi
antara ber-bagai satuan kerja sebagai bagian integral dari suatu sistem yang
utuh.
6. PO menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas
organisasi.

B. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan


Berbagai faktor yang mengakibatkan timbulnya tantangan dan perubahan
tersebut diidentifikasikan dan dibahas di bawah ini.
1. Tantangan Utama di Masa Depan
Dewasa ini terdapat semacam konsensus di kalangan para ilmuwan
khususnya mereka yang mendalami teori dan praktek-praktek organisasi
bahwa tantangan sentral yang dihadapi oleh umat manusia dewasa ini, yang
diperkirakan akan terus berlanjut ke masa depan, ialah membuat semua
jenis organisasi menjadi organisasi yang lebih baik. Pada dasarnya yang
dimaksud dengan organisasi yang lebih baik adalah organisasi yang
semakin tinggi tingkat efektivitasnya dalam upaya organisasi yang
bersangkutan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, bagaimanapun
bentuknya, apa pun strateginya, dalam bidang apa pun ia bergerak dan
tidak perduli besarannya.
Pandangan demikian kian menonjol karena semakin disadari bahwa
manusia modem adalah manusia organisasi. Sejak dalam kandungan ibunya
hingga masuk ke liang kubur, manusia dewasa ini memuaskan berbagai
kebutuhan dan memelihara berbagai kepentingannya melalui jalur berbagai
organisasi. Karena manusia merupakan makhluk yang dinamis, baik secara
internal dalam organisasi maupun secara eksternal, dalam arti interaksinya
dengan lingkungannya, manusia selalu berada pada kondisi cair, yang

5
berarti dituntut terus berubah dan bahkan ada kalanya berada pada situasi
ketidakseimbangan atau disekuilibrium. Oleh karena itu pengenalan
berbagai faktor yang menjadi penyebab timbulnya tuntutan mewujudkan
perubahan terencana merupakan aspek yang amat penting dari kehidupan
organisasional manusia.
2. Perubahan Dalam Konfigurasi Ketenagakerjaan
Para ilmuwan dan pemerhati konfigurasi ketenagakerjaan menunjuk
pada kenyataan bahwa generasi pekerja yang berbeda menganut nilai
kekaryaan yang berlainan pula. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh
sementara ilmuwan di Amerika Serikat membuktikan bahwa:
a. Tenaga kerja berusia 50 tahun ke atas menganut nilai loyalitas kepada
pengguna tenaga kerja; dengan kata lain, loyal kepada organisasi yang
mempekerjakannya.
b. Tenaga kerja usia 40 tahunan hanya loyal pada diri sendiri.
c. Mereka yang lahir pada dekade enam puluhan menunjukkan loyalitas
kepada karier yang berarti bahwa jika seseorang mulai berkarya pada
suatu bidang profesi tertentu seperti di bank misalnya yang
bersangkutan akan terus menekuni karier di bidang tersebut, meskipun
tidak berarti bekerja hanya pada suatu bank hingga yang bersangkutan
mencapai usia pensiun.
d. Tenaga kerja berusia muda menempatkan fleksibititas dan kesantaian
sebagai nilai kekaryaan pada peringkat atas dibarungi oleh nilai
kepuasan kerja yang tinggi dan hubungan yang serasi dengan sesama.
Meskipun benar bahwa validitas hasil penelitian tersebut masih harus
dikaji apabila digunakan dalam menentukan nilai-nilai kekaryaan yang
digunakan oleh para pekerja di berbagai tempat lain di luar di mans
penelitian itu dilakukan, namun kiranya secara ilmiah tetap dapat
dipertanggungjawabkan apabila dikatakan bahwa terjadi pergeseran nilai
kekaryaan yang dianut oleh para pekerja yang berbeda kategori umur.
Perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh berbagai kelompok tenaga kerja pasti
mempunyai implikasi terhadap, berbagai aspek manajemen organisasi,

6
terutama dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
Aspek kedua yang menyangkut konfigurasi tenaga kerja adalah
keaneka-ragamannya. Keanekaragaman yang paling menonjol terlihat pada
makin banyaknya wanita karier dalam berbagai jenis organisasi dan apabila
dilihat dari segi jabatan yang dipangku, tidak sedikit wanita yang bahkan
mencapai posisi manajemen puncak. Dan hal ini terlihat dalam semua jenis
organisasi. Berbagai faktor penyebabnya antara lain ialah:
a. Perubahan mendasar tentang persepsi masyarakat mengenai peranan
wanita.
b. Kesamaan kesempatan mengecap pendidikan, termasuk pendidikan
tinggi.
c. Pertimbangan ekonomi.
d. Kaum wanita sebagai pencari nafkah utama.
3. Tingkat Pendidikan Para Pekerja
Kenyataan menunjukkan bahwa baik di, negara-negara industri yang
sudah maju maupun di negara-negara dunia ketiga, tingkat pendidikan
formal para warga masyarakat semakin tinggi. Makin tingginya tingkat
pendidikan formal tersebut antara lain berakibat pada peningkatan harapan
dalam hat karier dan perolehan pekerjaan serta penghasilan. Akan tetapi di
sisi lain, lapangan kerja yang tersedia tidak selalu sesuai dengan tingkat dan
jenis pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja
tersebut.
Dalam situasi demikian, terdapat dua konsekuensi yang harus
dihadapi oleh organisasi pengguna tenaga kerja, yaitu:
1. Menyelenggarakan pelatihan secara intensif dan terprogram agar para
pegawai memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, atau
2. Menawarkan pekerjaan yang sebenarnya memerlukan pengetahuan dan
keterampilan yang lebih rendah dari yang dimiliki oleh para pekerja
berkat pendidikan formal yang pernah ditempuhnya yang apabila
diterima oleh pekerja yang bersangkutan berarti tingkat imbalan yang
diperoleh pun lebih rendah dari apa yang semula diharapkannya.

7
Jelaslah bahwa konfigurasi ketenagakerjaan menuntut kesiapan dan
kesediaan manajemen melakukan perubahan, bukan hanya dalam bentuk
berbagai kebijaksanaan manajemen sumber daya manusia, akan tetapi juga
yang menyangkut kultur organisasi, etos kerja dan persepsi tentang
pentingnya pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia,
4. Teknologi
Tidak dapat disangkal bahwa teknologi dewasa ini berkembang
dengan amat pesat, bahkan pada tingkat kepesatan yang belum pernah
dialami oleh umat manusia sebelumnya. Revolusi teknologi transportasi,
komunikasi dan informasi berlangsung demikian cepatnya sehingga
berakibat pada perubahan persepsi manusia tentang ruang, jarak dan waktu,
seolah-olah hukum alam tentang ketiga hal tersebut sudah tidak berlaku
lagi. Para ahli memperkirakan bahwa perkembangan teknologi akan
berlangsung lebih pesat lagi di masa depan dengan segala dampaknya bagi
semua segi kehidupan umat manusia.
Sudan jelas bahwa ke tiga jenis revolusi tersebut berpengaruh sangat
kuat pada kehidupan organisasional, baik disoroti dari segi proses
manajemen mulai dari perumusan strategi, perencanaan, pemilihan tipe dan
struktur organisasi, pengelolaan berbagai sumber dana dan daya terutama
pengelolaan sumber daya manusia penyelenggaraan seluruh kegiatan
operasional, teknik pengendalian dan pengawasan, penilaian dan umpan
batik maupun pada bidang-bidang fungsional manajemen seperti produksi,
pemasaran, keuangan, akunting dan bahkan manajemen perkantoran.
Tegasnya menyentuh seluruh proses pengambilan keputusan, baik yang
sifatnya strategic, operasional mau-pun fungsional.
Di bidang produksi, misalnya, salah satu penerapan teknologi adalah
pemanfaatan robot yang ternyata berakibat bukan hanya pada percepatan
proses produksi, akan tetapi juga pada peningkatan jumlah produk yang
di-hasilkan dengan mute yang sesuai dengan tuntutan pasar dan cetera para
konsumen. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah populasi robot di dunia
akan terns meningkat di masa depan dan penggunaannya pun akan semakin

8
beraneka ragam. Misalnya, pengiriman robot ke dasar taut yang dalam
pengumpulan informasi tentang penyebab tenggelamnya kapal tertentu di
masa lalu yang sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan oleh
manusia.
Dapat dipastikan bahwa teknologi informasi mempunyai dampak
paling kuat dan aplikasi paling beraneka ragam dalam kehidupan dunia
bisnis di masa depan. Telecommuting, teleconferencing, jalan raya
informasi dengan Internetnya, kantor tanpa kertas, electronic mail, faksimili
yang mengawinkan teknologi komunikasi dengan teknologi komputer dan
otomatisasi kegiatan kesekretariatan adalah beberapa contoh aktual yang
sekarang sudah merupakan kenyataan.
Kesemuanya itu pasti memerlukan penerapan teknik-teknik PO secara
tepat, seperti misalnya menciptakan organisasi yang lebih organik dan datar
mengganti tipe organisasi yang mekanistik dan birokratik atau piramidal.
Perhatian harus pula ditujukan pada terjadinya peralihan kinerja dari
individual ke arah kinerja tim, suatu hal yang merupakan sasaran PO.
5. Situasi Perekonomian
Dalam bidang perekonomian, dunia mengalami berbagai
perkembangan, baik yang positif maupun yang negatif yang pada
gilirannya berakibat pada perubahan dalam cara mengelola organisasi
pada tingkat mikro. Berbagai kejutan terjadi yang menuntut perubahan
dalam kehidupan organisasional.
Gejala lain pada tingkat negara ialah makin menggeloranya gerakan
swastanisasi dari badan-badan usaha milik negara. Tidak sedikit negara,
termasuk negara-negara industri maju yang kapitalistik yang menjual
perusahaan-perusahaan milik negara ke pihak swasta. Swastanisasi terjadi
baik karena pertimbangan bahwa perusahaan milik negara tertentu terns
merugi dan dikelola secara tidak efisien yang berarti bahwa badan usaha
tersebut hanya menjadi beban negara secara financial maupun karena
bidang-bidang usaha tertentu yang secara tradisional dikelola oleh aparat
perekonomian dan negara sudah ditangani pula oleh para pengusaha swasta

9
dengan hasil yang memuaskan, dalam arti berhasil meraih keuntungan. jika
swastanisasi badan-badan usaha milik negara itu tidak terjadi berarti akan
terjadi persaingan yang semakin sengit dalam negeri suatu negara.
Contoh-contohnya adalah perusahaan penerbangan, perusahaan ekstraktif
seperti tambang, telekomunikasi, perhotelan, industri pariwisata dan
industri hiburan seperti televisi.
Semua gejala dan perkembangan tersebut berangkat dari dan
bermuara pada kepentingan nasional negara yang bersangkutan di bidang
ekonomi. Artinya, setiap negara bangsa mendambakan terwujudnya
kemandirian ekonomi dan terjadinya akselerasi pembangunan ekonomi
sebagai wahana meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat,
menghilangkan atau paling sedikit mengurangi jumlah penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan bagaimanapun garis kemiskinan itu
ditentukan dan menghindari gejolak yang ditimbulkan oleh kesenjangan
atau kecemburuan social.
Kesemuanya itu hanya mungkin terjadi dengan sikap tanggap dan
kemampuan mengantisipasi perubahan yang ada kalanya berlangsung
dengan kecepatan yang tidak terduga atau mungkin sulit diperkirakan
sebelumnya. Berarti secara, terencana dan terprogram melakukan PO.
6. Berbagai Kecenderungan Sosial
Usahawan yang menghasilkan barang atau jasa tertentu biasanya
mengamati perilaku pelanggannya. Preferensi pelanggan sering berubah.
Faktor-faktor penyebabnya pun dapat beraneka ragam seperti tingkat
pendidikan yang makin tinggi, kemampuan finansial yang meningkat,
perubahan status sosial, pertimbangan gengsi atau karena adanya produk
tertentu yang sedang trendy. Agar tidak kehilangan para pelanggan dan
nasabah, faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan memperhitungkan
dampaknya terhadap proses produksi, pemasaran, teknik menjual,
pelayanan puma jual, dan bahkan juga dalam teknik membungkusnya.
Kecenderungan lain yang perlu mendapat perhatian dalam
manajemen bisnis di masa depan berkaitan dengan pergeseran persepsi

10
tentang hakikat kehidupan berkeluarga. Disenangi atau tidak, tampaknya
terjadi degradasi dalam banyak masyarakat dalam hal kesakralan lembaga
pernikahan. Tiga bentuk degradasi yang dewasa ini sudah tampak jelas
ialah:
1. Makin banyaknya pasangan suami istri yang bercerai dengan berbagai
alasan seperti konflik yang tidak terselesaikan, ketidakserasian
mengenai makna dan konsekuensi kehidupan bersama, pelecehan satu
pihak terhadap yang lain, termasuk kehidupan seks yang tidak
kompatibel.
2. Banyaknya wanita yang menjadi ibu tanpa suami karena hubungan seks
di luar pernikahan resmi.
3. Dua anak manusia sejenis yang menikah seperti kaum homo-seksual
dan lesbian yang di berbagai negara bahkan dibenarkan dan dilindungi
oleh undang-undang.
7. Faktor Geopolitik
Pada penghujung dekade delapan puluhan terjadi berbagai perubahan
mendasar dalam percaturan politik dunia. Berbagai contoh adalah sebagai
berikut:
Yang pertama ialah runtuhnya pemerintahan diktatorial yang
menganut paham komunisme di negara-negara, Eropa Timur yang
berakibat pada bubarnya apa yang pernah dikenal sebagai Blok Timur
yang sayap militernya dikenal dengan Pakta Warsawa.
Yang kedua adalah runtuhnya tembok Berlin dan menyatunya
kembali bangsa jerman dalam suatu negara federal dengan segala
konsekuensinya di bidang politik, ekonomi, industri, moneter,
ketenagakerjaan dan berbagai aspek kehidupan lainnya yang hingga
sekarang pun belum sepenuhnya tertangani secara tuntas.
Yang ketiga ialah bubarnya Uni Soviet sebagai suatu negara dan
lahirnya Konfederasi Negara-negara Merdeka yang terdiri dari hanya
sebahagian negara yang tadinya merupakan bagian Uni Soviet karma
sebahagian lagi menyatakan diri sebagai negara yang merdeka dan

11
berdaulat yang tidak lagi terikat secara politik dan ekonomi dengan apa
yang tadinya dikenal sebagai Uni Soviet.
Yang keempat ialah bahwa ketiga perkembangan politik tersebut
memang mengakhiri Perang Dingin, yang telah berlangsung sejak
berakhirnya Perang Dunia II antara negara-negara yang tergabung dalam
Blok Barat vis a vis negara-negara yang menjadi anggota.
Yang kelima ialah perubahan yang terjadi di Afrika Selatan dengan
matinya apartheid dan naiknya Nelson Mandela ke puncak kekuasaan di
negara tersebut. Perkembangan ini penting bukan hanya dari segi
geopolitik, akan tetapi juga dari segi ekonomi karena seperti dimaklumi
Afrika Selatan merupakan salah satu negara terkaya di Benua Afrika.
Yang keenam ialah keterbukaan Republik Rakyat Cina melalui
program modernisasi yang dikumandangkan oleh Deng Xiaoping, yang
jelas berpengaruh tidak hanya pada penduduknya yang berjumlah 1.2
milyar orang itu, akan tetapi juga bagi seluruh dunia.
Yang ketujuh ialah lahirnya negara-negara baru berdasarkan etnik
atau, agama dengan gerakan memisahkan diri dari negara asalnya, seperti
yang sedang terjadi di kawasan yang tadinya dikenal dengan negara
Yugoslavia.
Yang kedelapan ialah munculnya gerakan-gerakan agama yang
funda-mentalistik yang di berbagai negara merupakan ancaman terhadap
orde kenegaraan yang sudah mapan.
Yang kesembilan ialah orientasi baru di Australia yang tampaknya
mengarah pada dua hal, yaitu bahwa di masa mendatang negara tersebut
akan menempatkan dirinya sebagai bagian Asia Pasifik dan tidak lagi
menganggap diri sebagai bagian dari Eropa dan terlihatnya gejala
menjadikan Australia se-bagai suatu republik.
Yang kesepuluh ialah bahwa dewasa ini terdapat semacam konsensus
di kalangan para politisi bahwa para negarawan yang menjadikan ideologi
komunisme sebagai panglima telah gagal mensejahterakan rakyatnya dan
bahwa instrumen yang ampuh untuk peningkatan kesejahteraan rakyat itu

12
ialah dengan mengelola perekonomian berdasarkan mekanisme pasar.
Bagi dunia bisnis, perubahan di bidang geopolitik itu antara lain
berarti terbukanya pasaran baru yang sangat luas dengan jumlah penduduk
yang sangat besar sebagai potensi pembeli berbagai komoditi yang mereka
produksikan untuk diekspor yang jelas merupakan peluang yang harus
dimanfaatkan. Kesemuanya itu membuktikan betapa pentingnya
manajemen peka terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai segi
kehidupan manusia, bukan hanya pada lingkungan internalnya, akan tetapi
juga pada lingkungan eksternal yang bersifat nasional, regional dan bahkan
internasional.
8. Persaingan
Telah dimaklumi bahwa salah satu ciri dunia bisnis dewasa ini ialah
lahirnya korporasi multi nasional yang:
1. wilayah operasinya dapat meliputi jurisdiksi banyak negara;
2. tidak sedikit di antaranya yang penghasilannya melebihi anggaran
belanja tahunan banyak negara;
3. menguasai teknologi canggih tetapi enggan mengalihkannya ke pihak
lain;
4. proses produksi barang yang dihasilkannya terjadi di berbagai negara;
5. penguasaan pangsa pasar yang tinggi;
6. mengkaburkan batas-batas jurisdiksi berbagai negara bangsa.
Kenyataan tersebut pada gilirannya menumbuhkan persaingan tajam
bukan hanya di antara perusahaan-perusahaan multi nasional, akan tetapi
juga antara mereka dengan perusahaan-perusahaan besar di negara-negara
dunia ke tiga, karna berbagai perusahaan bergerak di pasaran yang sama
untuk komoditi sejenis.
Sifat persaingan tersebut menuntut perusahaan-perusahaan itu untuk:
a. mempertahankan keunggulan kompetitif yang dimilikinya,
b. meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dan dipasarkan,
c. menjamin kontinuitas suplai barang yang dijualnya disertai pelayanan
purna jual yang dapat diandalkan,

13
d. menjual produknya dengan harga bersaing dengan produk lain yang
sejenis yang dipasarkan oleh perusahaan pesaing.
Dalam situasi demikian, setiap, perusahaan dituntut agar mampu
meningkatkan daya saingnya. Salah satu wahana yang diperlukan untuk itu
ialah manajemen yang inovatif, suatu hal yang menjadi sasaran PO.
9. Pelestarian Lingkungan
Pemeliharaan keseimbangan "eco-system" merupakan implikasi yang
lain. Pelestarian flora dan fauna di darat dan di laut merupakan salah satu
cara untuk menjamin keseimbangan dimaksud. Artinya, punahnya flora
dan fauna di darat dan di laut akan berakibat pada terganggunya
keseimbangan itu. Oleh karena itu harus ada upaya yang secara sadar,
sistematik dan terprogram disertai oleh pengawasan yang ketat dalam
melindungi flora dan fauna tersebut.
Implikasi ketiga ialah terjadinya polusi udara. Karena proses
industrialisasi, berbagai pabrik turut meningkatkan pengotoran udara.
Makin banyak-nya kendaraan bermotor dan meningkatnya penggunaan alai
pendingin seperti AC, kulkas, freezer mengakibatkan tingginya kadar
karbon monoksida dan karbon dioksida di udara.
Upaya pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab
pemerintah, atau tanggung jawab sebagian masyarakat, melainkan
tanggung jawab bersama. Dunia bisnis, baik sebagai keseluruhan maupun
pada tingkat mikro, harus berperan serta secara aktif karena sesungguhnya
adalah demi kepentingan dunia usaha tersebut untuk menunjukkan
kepedulian pada pelestarian lingkungan. Artinya, dengan lingkungan yang
bersih dan sehat, para konsumen akan berada pada kondisi sehat pula dan
dengan demikian akan semakin mampu meningkatkan produktivitas dan
penghasilannya yang pada gilirannya memungkinkan mereka
membelanjakan sebagian penghasilannya untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya. Penulis menyebut hal ini sebagai orientasi baru dalam
lingkungan dunia bisnis yang hanya dapat diterapkan secara efektif melalui
PO.

14
C. Perubahan Terencana
Salah satu pembenaran yang paling kuat bagi PO ialah pandangan yang
mengatakan bahwa agar berhasil pada dekade sekarang dan siap memasuki
abad ke XXI, perusahaan harus mampu mewujudkan perubahan. Ciri-ciri
perubahan yang berhasil itu antara lain ialah:
a. kemampuan bergerak lebih cepat dalam arti lebih inovatif dan tanggap
terhadap tuntutan lingkungannya;
b. sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mute produk yang
dihasilkan, berupa barang dan atau jasa;
c. peningkatan keterlibatan para anggota organisasi dalam proses
pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut karier, pekerjaan dan
penghasilannya;
d. orientasi pada pelanggan yang kemampuan membeli, preferensi dan
kecenderungannya berperilaku selalu berubah;
e. organisasi yang strukturnya menjurus kepada bentuk yang semakin datar
dan bukan piramidal, antara lain berkat penerapan teknologi dan perubahan
kultur organisasi.
Ciri-ciri organisasi demikian merupakan produk keberhasilan manajerial
memberikan tanggapan yang tepat terhadap:
1. persaingan baru, baik domestik maupun karena kehadiran korporasi multi
nasional;
2. pelanggan yang berubah dalam gaya hidup dan karena
kecenderungan-kecenderungan sosial yang terjadi;
3. teknologi dan penggunaannya dalam proses produksi, pengambilan
keputusan dan komunikasi;
4. ketidakpastian dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang poli-tik dan
sosial budaya;
5. pergeseran dalam kultur organisasi yang selaku pemberi makna kehidupan
organisasional yang disepakati bersama menyangkut berbagai hal seperti
persepsi tentang jarak kekuasaan, kesediaan mengambil risiko, bahasa, pola
perilaku, sistem nilai, perasaan, sikap, pola interaksi, norma-norma

15
kelompok dan bahkan tats busana.
6. kontrak psikologis, yaitu kesepakatan tidak tertulis antara suatu organisasi
dengan para anggotanya, terutama disoroti dari sudut pandangan harapan
individu dari organisasi dan sebaliknya.
Jelaslah bahwa karena kondisi pasar, produk dan persaingan, manajemen
selalu dihadapkan pada perubahan. Para manajer masa depan harus merupakan
pakar-pakar pembaruan. Tugas para manajer di masa depan akan semakin
dinamis dan penuh dengan tantangan. Menerapkan teknik-teknik PO secara
tepat berarti meletakkan fokus perhatian pada perubahan sistem organisasi
dengan penekanan pada hakikat situasional suatu permasalahan dan
dam-paknya pada organisasi sebagai keseluruhan.
Penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa terdapat delapan faktor
yang digunakan para manajer yang berhasil melakukan perubahan organisasi,
yaitu:
1. Kesempatan dengan pemanfaatan informasi. Organisasi yang memperbarui
dirinya menentukan arah yang akan ditempuh di masa depan, tanpa terlibat
dalam perumusan strategi secara rinci. Organisasi yang memperbarui
dirinya memperlakukan informasi sebagai keunggulan dan fleksibilitas
sebagai senjata pamungkasnya.
2. Penentuan arah dan pemberdayaan sumber daya manusia. Organisasi yang
memperbarui dirinya memperlakukan semua anggota organisasi sebagai
sumber masukan yang kreatif. Karena memandang para anggota
organisasi sebagai insan yang matang dan bertanggung jawab, pengendalian
tidak dilakukan secara ketat sebab para anggota organisasi komit untuk
meraih hasil yang diharapkan bersama.
3. Fakta yang bersahabat. Para manajer perubahan memperlakukan fakta
kemampuan akta sebagai teman karena infomiasi dan fakta meningkatkan
mereka mengambil keputusan secara efektif.
4. Cermin yang berbeda. Manajer yang berhasil memperbarui organisasi yang
dipimpinnya ternyata adalah manajer yang mau mendengar semua pihak
yang hasilnya dimanfaatkan untuk mengantisipasi timbulnya krisis.

16
Artinya, ia bersedia menggunakan cermin lain di samping cermin
manajerialnya sendiri.
5. Pengembangan kerja sama tim dan penumbuhan iklim saling mempercayai.
Dengan mengelak keterlibatan dalam percaturan kekuasaan dalam
organisasi, manajer pembaru berupaya mengembangkan kerja sama tim dan
menumbuhkan Serta memelihara iklim saling mempercayai di kalangan
para bawahannya.
6. Stabilitas dalam dinamika. Para pembaru mampu menemukan
keseimbangan antara gerakan pembaruan dan perubahan dengan
pemeliharaan stabilitas. Artinya, berhasil diupayakan terjadinya perubahan
tanpa berakibat pada kegoncangan organisasi.
7. Sikap dan perhatian. Dalam organisasi yang mampu berubah, tindak-an dan
perilaku manajerial yang demokratis menonjol yang berarti bahwa manajer
di dalamnya tidak sekadar mampu memberikan perintah.
8. Misi dan komitmen. Organisasi yang dikelola para pembaru memberikan
perhatian besar pada kejelasan misi organisasi dan merinci misi tersebut
menjadi bagian kegiatan operasional. Dengan demikian setiap orang
mengetahui kontribusi apa yang dapat diberikannya secara maksimal demi
keberhasilan organisasi di mana ia berkarya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PO dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektivitas
dan kesehatan organisasi karena PO mengandung unsur-unsur:
1. terencana,
2. mencakup seluruh organisasi,
3. berdampak jangka panjang,
4. melibatkan manajemen puncak,
5. menggunakan berbagai bentuk intervensi berdasarkan pendekatan
keperilakuan.
Berbagai faktor yang mengakibatkan timbulnya tantangan dan perubahan
tersebut diidentifikasikan dan dibahas di bawah ini.
1. Tantangan Utama di Masa Depan
2. Perubahan Dalam Konfigurasi Ketenagakerjaan
3. Tingkat Pendidikan Para Pekerja
4. Teknologi
5. Situasi Perekonomian
6. Berbagai Kecenderungan Sosial
7. Faktor Geopolitik
8. Persaingan
9. Pelestarian Lingkungan

18
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, dkk. 2003. Perilaku Organisasi. Malang : Bayumedia.


Indrawijaya, Adam. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung :
Sinar Baru
Moekijat. 2005. Pengembangan Organisasi. Bandung : Mandar Maju.
Sigit, Soehardi. 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : BPFE UST.
Siagian, Sondang. 2012. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

19
PENGEMBANGAN ORGANISASI

OLEH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2016

20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah ini dapat
kami selesaikan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen serta teman-teman yang
memberikan dukungan moral dalam penyusunannya. Penyusunan ini harus kami
selesaikan untuk memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya
baik berupa penulisan serta isi. Untuk itu kami mengharap saran yang membangun
dari pembaca sebagai penyempurnaan dari makalah yang kami susun. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, Februari 2016

Penyusun

i
21
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3


A. Pengembangan Organisasi ..................................................... 3
B. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan ...................................... 5
1. Tantangan Utama di Masa Depan ................................... 5
2. Perubahan Dalam Konfigurasi Ketenagakerjaan ............. 6
3. Tingkat Pendidikan Para Pekerja ..................................... 7
4. Teknologi ......................................................................... 8
5. Situasi Perekonomian ...................................................... 9
6. Berbagai Kecenderungan Sosial ...................................... 10
7. Faktor Geopolitik ............................................................. 11
8. Persaingan ........................................................................ 13
9. Pelestarian Lingkungan ................................................... 14
C. Perubahan Terencana ............................................................. 15

BAB III PENUTUP ............................................................................... 18


A. Kesimpulan ............................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
22

Anda mungkin juga menyukai