Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN SIFAT BIOKIMIA

Mas’arisaldy Khairul Barkatullah1, Gusti Nor Aida Fasha1, Witiyasti Imaningsih2

1. Program studi S1 Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jendral Ahmad Yani
Km 36, Banjarbaru, 70713, lndonesia
2. Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jendral Ahmad
Yani Km 35,8 Banjarbaru, 70713, lndonesia

Email: khairulbktllh@gmail.com

Abstrak
Sifat biokimia suatu mikroba membantu mempercepat proses identifikasi dan
klasifikasi mikroba tersebut. Pada percobaan ini digunakan uji katalase, uji
produksi hidrogen sulfida, uji indol, dan tes hidrolisis gelatin. Hasil uji katalase
beragam, hasil uji produksi hidrogen sulfida adalah semuanya negatif, hasil uji
indol adalah semuanya negatif, hasil tes hidrolisis gelatin adalah E. coli positif, S.
aureus negatif. Setiap perlakuan memiliki hasil yang berbeda-beda pada
mikroorganisme tergantung pada mampu atau tidaknya bakteri tersebut memecah
bahan yang menjadi perlakuannya.
Keywords: Biokimia, Mikroba, Identifikasi

1. PENDAHULUAN
Sifat biokimia suatu mikroba membantu mempercepat proses identifikasi
dan klasifikasi mikroba tersebut. Uji atau tes yang lazim dilakukan pada mikroba
antara lain adalah catalase test, citrate test, uji koagulasi, uji DNase, hippurate
test, uji produksi hidrogen sulfida, uji indol, lecitihinase test, fermentasi asam
campur, tes oksidasi, tes potassium hidroksida, urease test, tes hidrolisis gelatin,
dan Voges-Proskauer (VP) test. Uji mikroba dilakukan pada mikroba terutama
untuk mendapatkan spesifikasi reaksi mikroba tersebut terhadap materi kimiawi
pada lingkungannya [1].
Bakteri aerobik dan bakteri anaerobik fakultatif memproduksi enzim
katalase. Fungsi enzim katalase adalah untuk melakukan detoksifikasi pada
hidrogen peroksida (H2O2). Bakteri anaerobik aerotoleran memiliki enzim
peroksidase, bukan enzim katalase. Bakteri anaerobik obligat tidak memiliki
dismutase superoksida dan katalase. Uji untuk mengetahui kandungan enzim
katalase dalam bakteri disebut catalase test, biasanya uji ini digunakan untuk
membedakan antara Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. yang positif
mengandung enzim katalase dengan Streptococcus sp. dan Enterococcus sp. yang
negatif mengandung enzim katalase [2].
Beberapa bakteria dapat melakukan metabolisme yang menghasilkan
senyawa mengandung sulfur ketika diberikan hidrogen sulfida (H2S). Hidrogen
sulfida toksik, mudah terbakar, dan aromanya menyengat. Jika besi yang dapat
larut atau garam timbal (e.g. ferric citrate) digunakan dalam medium berisi H2S
yang juga mengandung sodium thiosulfat (Na2S2O3) maka akan terjadi reaksi
dengan H2S. Uji ini disebut dengan uji produksi hidrogen sulfida yang biasanya
digunakan untuk diferensiasi Campylobacter sp. [3].
Bakteri yang mengandung enzim triptofanase dapat menghidrolisis asam
amino tryptophan menjadi indol, asam piruvat, dan amonia. Keberadaan indol
dapat ditunjukkan menggunakan reagen Kovác atau spot-indole test. Pada spot-
indole test, indol direaksikan dengan p-Dimethylaminocinnamaldehyde
membentuk kompleks merah. Uji indol mengkonfirmasi keberadaan strain
Eschericia coli atau Brachyspira sp. dengan kombinasi tes lain. Reagen Kovác
lebih sensitif dibanding spot-indole test namun tidak efektif digunakan untuk
bekteri anaerobik [4].
Uji hidrolisis gelatin digunakan untuk mendeteksi kemampuan organisme
membentuk gelatinase, sebuah enzim yang mampu me-liquify gelatin. Hidrolisis
gelatin mengindikasikan keberadaan gelatinase. Guna uji hidrolisis gelatin
membantu dalam identifikasi dan diferensiasi spesies Bacillus, Clostridium,
Proteus, Pseudomonas, dan Serratia [5].
2. METODE PENELITIAN
Uji Katalase. Gelas objek dibersihkan dan masing-masing biakan diambil dengan
lup inokulasi. Larutan H2O2 3% diteteskan tepat di atas bakteri tersebut. Adanya
gelembung-gelembung O2 yang terbentuk dari hasil masing-masing biakan bakteri
tersebut diamati pada gelas objek.
Produksi Indol. Medium Tryptone Broth diinokulasikan dengan masing-masing
biakan murni. Sampel kemudian diinkubasikan pada suhu 35-37ºC selama 24 jam.
Tabung yang berisi medium tanpa diinokulsikan digunakan sebagai kontrol.
Sebanyak 0,5 ml reagen Erlich ditambahkan ke dalam setiap tabung. Perubahan
yang terjadi dalam tabung diamati, jika terbentuk cincing berwarna mera
keunguan maka ada senyawa indol yang terbentuk.
Produksi H2S. Semua biakan diinokulasikan ke dalam medium TSIA miring
dengan tusuk tegak dan diakhiri dengan cara gores sejajar diatas media. Sampel
kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30-35ºC. Terbentuknya H2S
diamati dengan ditunjukkan oleh adanya warna hitam di sepanjang tusukan.
Perubahan warna pada medium tersebut diamati yang diakibatkan fermentasi
gula-gula dan adanya pembentukan gas.
Hidrolisis Gelatin. Tabung-tabung yang berisi nutrient gelatin disiapkan.
Masing-masing medium diinokulasikan dengan masing-masing biakan. Tabung-
tabung nutrient gelatin tanpa biakan digunakan sebagai kontrol. Sampel kemudian
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 1-7 hari atau sampai reaksi positif muncul.
Adanya hidrolisis di uji setelah 2 hari dan seterusnya dengan cara membenamkan
tabung yang berisi biakan ke dalam es yang sedang mencair atau potongan es.
Kontrol dan gelatin diamati, yang tidak terhidrolisis akan tetap cair.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Uji Katalase
NO Gambar Nama Biakan Hasil Pengujian

1
Escherichia coli (+)

2 Staphylococcus
aureus (+)

3 Enterobacter (-)
aerogenes

4.

Bacillus subtilis
(+)

5.

Proteus vulgaris (-)


Uji katalase atau catalase test mendeteksi bahwa ada enzim katalase pada
bakteria yang diuji pada saat di tambahkan H2O2. Reaksi tersebut membentuk 2
molekul air dan melepaskan O2 sehingga terbentuk gelembung udara. Reaksi dari
uji katalase adalah sebagai berikut:
Catalase
2 H2 O2 → 2H2 O + O2
Uji katalase pada Eschericia coli menunjukkan adanya gelembung yang
sesuai dengan definisi hasil positif uji katalase. Menurut literatur terdapat E. coli
yang merupakan bakteri catalase-positive yakni E. coli dengan strain INIA P114.
Maka dapat diduga bahwa E. coli yang diamati pada percobaan ini adalah E. coli
strain INIA P114 [6].
Uji katalase pada Staphylococcus aureus menunjukkan adanya gelembung
yang sesuai dengan definisi hasil positif uji katalase. Menurut literatur S. aureus
adalah bakteri yang mengandung enzim katalase sehingga dapat menekan
pertumbuhan free radicals. Hasil percobaan sesuai dengan literatur, menunjukkan
bahwa S. aureus memiliki enzim katalase [7].
Uji katalase pada spesies Enterobacter aerogenes atau yang sekarang
lazim dikenal sebagai Klebsiella aerogenes menunjukkan absennya gelembung
sehingga diduga K. aerogenes tidak mengandung enzim katalase. Menurut
literatur, strain A3CK, A7CK, dan A27CK dari genus Enterobacter mengandung
enzim katalase, analisis terhadap K. aerogenes juga menunjukkan adanya enzim
katalase berupa urease. Hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur, diduga
strain biakan yang digunakan berbeda atau terjadi kesalahan dalam prosedur
pengamatan [8, 9, 10].
Uji katalase pada Bacillus subtilis menunjukkan adanya gelembung,
pertanda adanya enzim katalase. Menurut literatur, seluruh Bacillus menunjukkan
hasil positif pada tes katalase. Hasil percobaan sesuai dengan literatur,
menunjukkan bahwa B. subtilis memiliki enzim katalase [11].
Uji katalase pada spesies Proteus vulgaris menunjukkan tidak ada
gelembung, pertanda negative-catalase. Menurut literatur, P. vulgaris
menunjukkan hasil positif pada tes katalase. Hasil percobaan yang negatif tidak
sesuai literatur, diduga karena kesalahan dalam prosedur pengamatan [12].
Tabel 2. Uji Produksi Indol
NO Gambar Nama Biakan Hasil Pengujian

1
Kontrol (-)
Enterobacter
2 aerogenes 1 dan 2 (-)

3 E. coli 1 dan 2 (-)

Ket : (+) terbentuk cincin (-) tidak terbentuk cincin


Produksi indol atau indole test yang digunakan pada percobaan ini secara
spesifiknya adalah spot-indole test (SIT) karena menggunakan reagen Ehrlich (p-
dimethylaminobenzaldehyde). Hasil positif SIT adalah terbentuknya cincin ungu.
Cincin tersebut dibuat oleh reaksi deaminasi reduktif tryptophan melalui molekul
intermediat asam indolpiruvat, dapat digambarkan sebagai berikut:

Hasil yang ditampilkan oleh Enterobacter aerogenes atau Klebsiella aerogenes


dan Eschericia coli menunjukkan hasil negatif, namun menurut literatur E. coli
adalah bakteri indol-positif [13, 14].

Tabel 3. Hasil Pengamatan Produksi H2S


No Gambar Nama Biakan Hasil Pengujiaan (3 X 24 Jam)

1
Kontrol (-)
B. subtilis
2 1 dan 2 (-)

3 P. vulgaris (-)
1 dan 2

Ket : (+) terbentuk H2S (-) tidak terbentuk H2S


Tes hidrogen sulfida menentukan adanya senyawa yang mengandung
sulfur dalam bakteri yang akan direduksi menjadi sulfida dalam proses
metabolisme. Tes ini menggunakan medium yang berisi senyawa besi (iron
compound). Hasil positif ditunjukkan adanya warna hitam yang berakibat dari
produksi sulfida dan penggabungannya dengan senyawa besi membentuk FeS
sesuai reaksi:
Fe+S=FeS
Hasil percobaan menunjukkan bahwa baik B. subtilis dan P. vulgaris tidak
membentuk sulfida sehingga tidak menunjukkan warna hitam. Hasil ini tidak
sesuai literatur yang menunjukkan bahwa genus Bacillus memproduksi H2S.
Ketidaksesuaian ini diduga disebabkan oleh kesalahan pada proses inkubasi atau
inokulasi [15].

Tabel 4. Hasil Pengamatan Hidrolisis Gelatin


NO Gambar Nama Biakan Hasil Pengujian

1
Kontrol (-)
E. coli
2 1 dan 2 (+)

3 S. aureus (-)
1 dan 2

Ket : (+) gelatin terhidrolisis (-) tidak terhidrolisis


Kemampuan bakteri untuk memproduksi gelatinase diuji pada uji gelatin.
Proses hidrolisisnya sendiri melalui dua reaksi sekuential yakni degradasi gelatin
menjadi polipeptida dan konversi polipeptida menjadi asam amino. Hasil positif
adalah liquification parsial maupun total pada tabung yang telah memadat [16].
Hasil percobaan adalah E. coli menunjukkan hidrolisis gelatin (terjadinya
liquification) sementara S. aureus menunjukkan tidak adanya hidrolisis gelatin.
Hal ini bertolak belakang dengan literatur yang menyatakan bahwa E. coli adalah
bakteri yang tidak akan melakukan liquification dan S. aureus adalah bakteri
dengan enzim gelatinase. Hasil yang tidak sesuai ini diduga karena inkubasi yang
kurang sempurna [17].
4. KESIMPULAN
Pengujian sifat biokimia merupakan rangkaian pengujian yang
menentukan sifat fisik atau kimiawi mikrobia terhadap komponen kimia di
sekitarnya. Setiap perlakuan memiliki hasil yang berbeda-beda pada
mikroorganisme tergantung pada mampu atau tidaknya bakteri tersebut memecah
bahan yang menjadi perlakuannya dan dari hal tersebut terlihat bahwa bakteri
memiliki fungsi tertentu dalam reaksi berupa penguraian atau pemecahan bahan
kimia yang mana hal tersebut mengakibatkan bakteri memiliki pembagian
kelompok sesuai dengan kemampuan dalam reaksinya terhadap bahan biokimia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fasman, G. D. 2018. Handbook of Biochemistry and Molecular Biology.
CRC, London.
[2] Tymoczko, J. L. 2013. Biochemistry: A Short Course. Macmillan
Education, New York.
[3] Amyes, S. G. B. 2013. Bacteria: a Very Short Introduction. Oxford
University Press, Oxford.
[4] Vergunst, A. C. 2014. Host-Bacteria Interactions: Methods and Protocols
1st Edition. Humana Press, New York
[5] Rae, P., M. Crane, R. Pattenden. 2017. Clinical Biochemistry. John Wiley &
Sons, New Jersey.
[6] Rodríguez, E., Á. Peirotén, J.M. Landete, M. Medina, & J.L. Arqués. 2015.
Gut catalase-positive bacteria cross-protect adjacent bifidobacteria
from oxidative stress. Microbes and environments 30(3): 270-272.
[7] Wang, Y., A.B. Hougaard, W. Paulander, L.H. Skibsted, H. Ingmer & M.L.
Andersen. 2015. Catalase expression is modulated by vancomycin
and ciprofloxacin and influences free radical formation in bacterial
cultures of Staphylococcus aureus. Applied and environmental
microbiology 81(18): 6393–6398.
[8] Ghosh, P. K., S. K. Sen, & T. K. Maiti. 2015. Production and metabolism of
IAA by Enterobacter spp.(Gammaproteobacteria) isolated from
root nodules of a legume Abrus precatorius L. Biocatalysis and
Agricultural Biotechnology, 4(3): 296-303.
[9] Menegassi, A., R. D. S. e Silva, C. R. Carlini, A. Mithöfer, & A. B. Becker-
Ritt. 2018. Analysis of Herbivore Stress-and Phytohormone-
Mediated Urease Expression in Soybean (Glycine max). Journal of
Plant Growth Regulation, 37(2): 419-425.
[10] Tindall, B. J.; Sutton, G.; Garrity, G. M. (2017). "Enterobacter aerogenes
Hormaeche and Edwards 1960 (Approved Lists 1980) and
Klebsiella mobilis Bascomb et al. 1971 (Approved Lists 1980)
share the same nomenclatural type (ATCC 13048) on the Approved
Lists and are homotypic synonyms, with consequences for the
name Klebsiella mobilis Bascomb et al. 1971 (Approved Lists
1980)". International Journal of Systematic and Evolutionary
Microbiology. 67(2): 502–504.
[11] Sopheap, E., Y. Inatsu, H. Thavrak, & B. Borarin. 2016. Isolation,
Characterization and Bio-control Activities of Bacillus subtilis
from in Fermented Soybean in Cambodia. In Proceedings of the
AFSA Conference 2016 on Food Safety and Food Security,
Bhubaneswar, India, 15-17 September, 2016: 6-15. Asian Food
Safety and Security Association (AFSA).
[12] Chauhan, A., Sadaf, D., Koul, S., Mir, K., Sharma, N., & Singh, R. (2015).
Drug’s resistant activity of Proteus vulgaris isolated from gut of
Mystus seenghala of northern Punjab region. Journal of Chemical
and Pharmaceutical Research, 7(12), 284-288.
[13] Lamb, A. C., R. A. Federico-Perez, & Z. L. Xue. 2015. Product in indole
detection by Ehrlich’s reagent. Analytical biochemistry 484: 21-23.
[14] Nursyam, H., A. A. Prihanto, N. I. Warasari, M. Saadah, R. E. Masrifa, N.
A. Nabila, & I. J. Siddiq. 2018. The isolation and identification of
endophytic bacteria from mangrove (Sonneratia alba) that produces
gelatinase. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science 137(1): 1–4
[15] Ali, A. E., M. J. Msarah, & A. M. Sahilah. 2017. Environment contaminant
of Bacillus cereus isolated from ready to eat meat curry collected at
various locations in Malaysia. International Food Research
Journal, 24(6): 2640-2644.
[16] Kaira, S. S., & C. Pai. 2017. Study of uropathogenic Escherichia coli with
special reference to its virulence factors. International Journal Of
Community Medicine And Public Health, 5(1): 177-181.
[17] Moore, G., G. Knight, A. Blann. 2016. Haematology. Oxford University
Press, Oxford.

Anda mungkin juga menyukai