Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI KANKER MAMAE


1. Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan
payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri atas kelenjar susu (kelenjar
pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan
penunjang payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara
yang berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudara menyebabkan sel
dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah
banyak secara tidak terkendali. (Mardiana, 2004)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Lynda Juall Carpenito, 1995).
2. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun faktor
resiko sebagai pemicu timbulnya kanker payudara antara lain sebagai
berikut.
a. Konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi, tetapi rendah serat
terlalu banyak. Makanan seperti itu banyak mengandung zat karsinogen
yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker.
b. Hormon tertentu digunakan secara berlebihan, seperti hormone penambah
gairah seksual.
c. Pil kontrasepsi digunakan pada usia muda. Penelitian membuktikan
bahwa wanita usia dini yang memakai alat kontrasepsi oral sangat tinggi
resikonya terserang kanker payudara.
d. Terapi radiasi pada daerah sekitar dada dan payudara pernah dilakukan.

1
e. Kontaminasi senyawa kimia berlebihan, baik langsung maupun tidak
langsung.
f. Wanita bekerja pada malam hari.
g. Wanita mengalami masa menopause setelah umur 50 tahun.
h. Wanita tidak pernah melahirkan anak.
i. Wanitamelahirkan anak setelah umur 35 tahun.
j. Wanita tidak pernah menyusui.
k. Anggota keluarga pernah terkena kanker payudara.
l. Wanita terlalu cepat mendapat menstruasi pertama, yaitu kurang dari umur
10 tahun.
m. Wanita terlalu banyak mengkonsumsi alcohol. (Mardiana, 2004)
Menurut C. J. H. Van de Velde
a. Ca Payudara yang terdahulu
Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ
berpasangan
b. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,
dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
c. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah
ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat.
d. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan
berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor
yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.
e. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun
Menarche kurang dari 12 tahun

2
f. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai
resiko lebih besar untuk terkena kanker.
g. Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada
sistem duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel
– sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira –
kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari carsinoma
mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )

3
Pathway

Faktor predisposisi dan


resiko tinggi hyperplasia
pada sel mammae

Mendesak jaringan Mendesak sel syaraf Mendesak pembuluh


sekitar darah

Interupsi sel syaraf


Menekan jaringan pada Aliran darah terhambat
mammae
Nyeri
Hypoxia
Peningkatan konsistensi
mammae
Nekrosis jaringan

Mamma bengkak Ukuran mammae Bakteri patogen


abnormal

Massa tumor mendesak Resiko infeksi


ke jaringan luar

Mammae asimetrik Defisiensi pengetahuan

Gangguan citra tubuh Ansietas

Perfusi jaringan terganggu Infiltrasi pleura parietale Mensuplai nutria ke


jaringan Ca
Ulkus Ekspansi paru menurun

Hipermetabolisme ke
Kerusakan integritas Ketidakefektifan pola jaringan
kulit/jaringan napas

Hipermetabolisme
jaringan lain 
4
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Berat badan turun
kebutuhan tubuh
Tanda Gejala
1. Timbul rasa sakit atau nyeri pada ayudara.
2. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
3. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakkan.
4. Mulai timbul luka pada payudara dan putting susu seperti koreng atau eksim.
5. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk.
6. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari
putting susu. (Mardiana, 2004)

h. Tahapan Kanker Mamae


Tumor mempunyai tahap I-IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang
terkena,dan metastasis.
1. Tahap I : tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe negative, tidak
terdeteksi metastasis.
2. Tahap II : tumor lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus
limfe tak terfiksasi negative atau positif, tidak terdeteksi metastasis.
3. Tahap III : tumor lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan ukuran berapa
saja dengan invasi kulit atau dinding dada atau nodus limfe terfiksasi
positif dalam area klavikular tanpa bukti metastasis.
4. Tahap IV : tumor dalam ukuran berapa saja dengan nodus limfe positif
atau negative dengan metastasis jauh. (Baughman, 2000)

5
i. Metastasis Kanker Mammae
Metastasis kanker payudara dapat terjadi melalui dua jalan;

1. Metastasis melalui system vena


Metastasis kanker payudara melalui system vena, akan menyebabkan
terjadinya metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat
pula metastasis ke vertebra secara langsung, melalui vena- vena kecil yang
bermuara ke dalam vena interkostalis, dimana vena interkostalis ini akan
bermuara ke dalam vena vertebralis. Vena mammaria interna merupakan jalan
utama metastasis kanker payudara ke paru-paru melalui system vena.
2. Metastasis kanker payudara melalui sitem limfe:
Metastasis melalui limfe ini pertamakali akan mengenai kelenjar getah bening
regional.
a. Metastasis ke kelenjar getah bening aksila
Metastasis utama karsinoma mamma melalui system limfe kekelenjar
adalah ke kelenjar getah bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya
hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
1. Metastases ke kelenjar getah bening sentral (Central nodes).
Kelenjar getah bening sentral ini merupakan kelenjar getah bening
yang sering terkena metastase. Menurut beberapa penyelidikan, hampi
90% metastase ke kelenjar aksila adalah ke getah bening sentral.
2. Metastse ke kelenjar getah bening interpektoral (Rotter’s nodes).
3. Metastase ke kelenjar getah bening subklavikula.
4. Metastase ke kelenjar getah bening ini adalah paling jarang terjadi
disbanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila lainnya.

Metastase ke kelenjar getah bening aksila kontra lateral. Jalan metastase


ke kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masi belum jelas.
Bila metastasetersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke
aksila kontralateral tanpa metastase ke payudara kontralateral. Diduga

6
jalan metastase tersebut melalui deep lympatic fascial plexus dibawah
payudra kontralateral, melalui kolateral simpatik.

b. Metastase ke kelenjar getah bening supraklavikula


Bila metastase karsinoma mamma telah sampai ke kelenjar getah bening
subklavikula, ini berarti bahwa metastasis tinggal 3-4 cm dari grand
central limfatik terminus yang terletak dekat pertemuan v. subklavikula
dan v. jugularis interna. Bilas sentinel nodes yang terletak disekitar grand
central limfatik terminus telah tekena metastasis, dapat terjadi stasis aliran
limfe. Sengingga bias terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar getah
bening supraklavkula, dan terjadi metastasis ke kelenjar
tersebut.penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung.dapat
pula terjadi penyebaran ke kelenjar supraklavikula secara langsung dari
kelenjar supraklavikula tanpa melalui sentinel nodes.
c. Metastase ke kelenjar getah bening mamaria interna
Metastasis ke kelenjar mammaria interna ternyata lebih sering dari yang
diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma disentral dan kwadran
medial. Dan biasanya terjadi setelah terjadi metastasis ke aksila.
d. Metastasis ke hepar
Selain melaui system vena, ternyata dapt terjadi metastasis karsinoma
mamma ke hepar melalui system limfe. Keadaan ini terjadi bilatumor
terletak ditepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui saluran
limfe yang berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi
metastasis ke kelenjar preperikardial, akan terjadi stasis aliran limfe, dan
biasa terjadi aliran balik limfe ke hepar, dan terjadi metastasis di hepar.

7
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
1. Pengkajian
a. Pre Operasi
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawman. Pada tahap ini akan
dilakukan pengumpulan data penganalisaan data; perumusan masalah dan
diagnosa keperawatan. Pada, pasien pre operatif dengan Ca mammae
ditemukan data yang bermasalah .
1) Data subjektif
Pasien mengatakan merasa tidak enak, mengeluh sakit pada payudara pasien
mengungkapkan perasaan tidak menentu, pasien mengatakan khawatir
dengan keadaan, hilangnya bagian tubuh, pasien mengeluh takut dan
khawatir dengan tindakan operasi.
2) Data objektif
Pasien merintih dan meringis, teraba benjolan pada payudara, keluar cairan,
dari puting susu/payudara berdarah, terdapat lekukan pada kulit (akibat
distorsi ligamentum cooper).
Dari data diatas dapat dirumuskan diagnosa, keperawatan pada pasien
dengan Ca mammae adalah sebagai berikut :
a) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker
b) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder dan imunosupresi
c) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh
b. Post Operasi
Pada bagian post opcrasi dengan C a mammae ditemukan data yang bermasalah :
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh sakit pada luka oper:asi, mengeluh malu dengan keadaan
hilangnya payudara, pasien mengatakan- merasa takut terhadap penolakan
orang lain, pasien mengatakan kebutuhannya masih dibantu oleh keluarga,

8
pasien mengatakan kurang mengetahui bagaimana perawatan dan proses
penyakit.
2) Data objektif
Adanya luka pembedahan, pasien tampak merintih dan meringis, pasien
tampak dibantu oleh keluarga, pembatasi rentang gerak pasien tampak lemah,
pasien bertanya-tanya tentang penyakit dan keadaannya.
Dari data diatas dapat dirumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
post operatif dengan Ca mammae adalah sebagai berikut:
a) Nyeri akut berhubungah dengan prosedur pembedahan
b) Risiko infeksi berhubungan (dengan sisi masuknya organisme sekunder
terhadap pembedahan (luka operasi)
c) Harga diri rendah berhubungan perubahan penampilan sekunder terhadap
hilangnya bagian tubuh.
d) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
sekunder terhadap hilangnya bagiah tubuh.
e) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan
f) Kurang pengetahuan berhubungan dengan, kurang terpajan informasi
2. Perencanaan
a. Pre Operatif
Merupakan langkah kedua dari proses keperawatan yang mencakup prioritas
kererawatan dan rencana keperawatan. Perencanaan perawatan dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan menurut Doenges (2000) dan Lynda Juall
Carpenito (2000).
1) Prioritas diagnosa keperawatan
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang dikeluhkan oleh
pasien kehidupan yaitu :
a) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker
b) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder dan imunosupresi

9
c) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh
Dari data diatas maka dilakukan rencana keperawatan (Marlyn E. Doenges.
2000) yaitu :
(1) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker
Tujuan : Nyeri dapat terkontrol
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol; mengungkapkan metode
untuk meredakan nyeri.
Intervensi :
Evaluasi derajat. nyeri/rasa tidak nyaman dengan menggunakan skala 0-10.
Observasi adanya tanda-tanda non verbal dari nyeri tersebut (Rasional
mengajurkan pasien untuk “melokalisasi/ mengetahui” nyeri yang menunjukkan
adanya perubahan adanya perbaikan). Observasi tanda--tanda vital tiap 6 jam
(rasional: dengan mengkaji tanda-tanda vitat dapat mengidentfikasi rasa nyeri).
Ajarkan tehnik distraksi (misalnya: membaca, mengobrol) dan relaksasi
(misalnya : nafas dalam) (Rasionaf : Distraksi seperti: membaca, majalah,
mengobrol dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri dan relaksasi seperti
latihan nafas dalam dapat menurunkan- ketegangan otot). Anjurkan untuk
mengatur posisi nyaman untuk menguerangi nyeri (Rasional: dengan posisi yang
nyaman dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi evaluasi derajat
nyeri/rasa tidak nyaman dengan menggunakan skala 0-10. (untuk mengetahui
kuantitas nyeri yang menunjukkan adanya perubahan dan perbaikan).
(2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder dan imunosupresi .
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : Tanda-tanda, infeksi tidak ada, menunjukkan prilaku untuk
meningkatkan penyembuhan.
Intervensi
Observasi tanda-tanda vital terutama suhu, kaji tanda-tanda infeksi seperti (kalor,
rubor, tumor, dolor, fungsi laesa) (Rasional dengan mengobservasi tanda-tanda

10
infeksi akan mempermudah penanganan terhadap infeksi). Tingkatkan upaya
pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang benar (Rasional: mencegah
timbulnya infeksi silang (infeksi nosokormial), kolaborasi dalam pemeriksaan
nilai lab WBC.

(3) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh


Tujuan : Ansietas dapat berkurang dan terkontrol/ diatasi.
Kriteria hasil : Mengatakan takut dan cemas menurun dan dapat ditangani, pasien
tampak tenang.
Intervensi
Berikan informasi tentang diagnosis, harapan. intervensi pembedahan dan terapi
yang akan datang . (Rasional: mengetahui apa yang diharapkan dapat
menurunkan ansietas). Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik
(Rasional: pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan
perasaan kontrol dan mengurangi ansietas). Beri inotivasi pada pasien (Rasional:
dengan motivasi pasien akan merasa. dirinya lebih berarti). Berikan lingkungan
perhatian, keterlibatan dan Penerimaan untuk pasien/orang terdekat anjurkan
orang terdekat ada kapanpun diinginkan (Rasional: waktu dan privasi diperlukan
untuk memberikan dukungan, diskusi perasaan tentang antisipasi kehilangan dan
masalah lain).
mengidentifikasi organisme sehingga dapat. Memberikan antibiotik yang
terbaik).

b. Post Operasi
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang dikeluhkan oleh
pasien:
(1) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pemlbedahan
(2) Risiko infeksi berhubungan dengan sisi masuknya organisme sekooder
terhadap pembedahan (luka operasi)

11
(3) Harga diri rendah berhuhungan perubahan penampilan terhadap hal sekunder
hilangnya bagian tubuh
(4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder
terhadap hilangnya bagian tubuh.
(5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan.
(6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi
Dari data diatas maka dilakukan rencana keperawatan (Marlyn E. Doenges. 2000)
yaitu :
Rencana keperawatan
(1) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan
Tujuan : Nyeri dapat terkontrol
Kriteria hasil : Pasien tampak rileks, pasien dapat mengontrol nyeri
Intervensi
Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (rasional dengan mengkaji tanda-tanda vital
dapat mengidentifikasi rasa nyeri). Anjurkan pasien untuk mengatur posisi yang
nyaman untuk mengurangi nyeri (rasional: dengan posisi yang nyaman dapat
mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi). Ajarkan pasien untuk melakukan
tehnik relaksasi (misalnya : nafas dalam) dan distraksi (misalnya: membaca;
mengobrol) (Rasionan dengan relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri
dan distraksi dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri). Delegatif dalam
pemberian analgetik (Rasional: dengan memberikan analgetik dapat menurunkan
nyeri atau spasme otot)
(2) Risiko infeksi berhubungan dengansisi masuknya organisme sekunder
terhadap pembedahan (luka operasi)
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi, menunjukkan pertumbuhan jaringan.

12
Intervensi
Observasi tanda-tanda infeksi sepertikalor, rubor, tumor, dolor, fungsio laesa
(Rasional: dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi akan mempermudah
penanganan terhadap infeksi). Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (Rasional:
dengan mengobservasi tanda-tanda vital dapat mengetahui terjadi infeksi
khususnya melalui peningkatan suhu tubuh). Rawat luka dengan tehnik aseptik
(Rasional: Bila balutan kotor dan basah dapat menyebabkan iritasi dan
memberikan media. untuk pertumbuhan bakteri). Kosongkan drain luka secara
periodik catat jumlah dan karakteristik drainase (Rasional : akulumasi cairan
meningkatkan penyembuhan da menurunkan kerentanan terhadap infeksi).
Delegatif pemberian antibiotik sesuai fudikasi (Rasional : dengan pemberian
antibiotik dapat membunuh perkembangan kuman).
(3) Harga diri rendah berhubungan perubahan penampilan terhadap hal
sekunder hilangnya bagian tubuh
Tujuan : Harga diri pasien meningkat
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan penerimaan diri dalam situasi, pasien tampak
tenang, pasiep kooperatjf dalam program pengobatan.
Intervensi :
Berikan dukungan emosional (Rasional: kehilangan payudara menyebabkan
reaksi perasaan perubahan gambaran diri). Dorong pasien untuk
mengekspresikan perasaan misal: marah, berduka (Rasional : kehilangan bagian
tubuh dan menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses kehilangan
yang membutuhkan penerimaan). Berikan penguatan positif untuk
meningkatkan/ perbaikan dan partisipasi program pengobatan (Rasional :
mendorong keianjutan prilaku sehat).
(4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
sekunder terhadap hilangnya bagian tubuh
Tujuan : Gangguan citra tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil : Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan.

13
Intervensi.
Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa kanker
payudara, pengobatannya, dampak yang diharapkan atas gaya hidup. (Rasional
meningkatkan penerimaan terhadap perubahan yang terjadi).Evaluasi perasaan
pasien mengenai kehilangan payudara pada identitas seksual, hubungan dan citra
tubuhnya (Rasional: meningkatkan kesadaran diri pasien). Bantu pasien untuk
memisahkan penampilan tisik dati perasaan makna diri (Rasional: meningkatkan
citra diri yang positif). Ijinkan pasien mengungkapkan emosi negatif seperti
marah (Rasional : meningkatkan koping, ini adalah reaksi normal terhadap
kehilangan).
(5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ ketidaknyamanan
Tujuan : Pasien mampu melakukan aktivitas atau mobilitas secara bertahap
Kriteria hasil : Pasien mampu melakukan mobilisasi dini secara bertahap.
Intervensi
Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang. (Rasional : memberi dan
meningkatkan relaksasi guna melepaskan ketergantungan setelah operasi). Bantu
dan dorong dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan (Rasional :
meningkatkat kemampuan olot dan sirkulasi). Latih dan awasi pasien untuk
melakukan gerak aktif rnaupun pasif (Rasional: untuk melatih mobilisasi dan
memudahkan resolusi inflamasi jaringan yang cedera). Libatkan pasien dan
keluarga dalam pemenuhan ADL (Rasional: memenuhi kebutuhan ADL pasien
dan menghemat energi, cegah kelelahan).
(6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah
Kriteria hasil : Pasien mengatakan paham dengan proses penyakit dan
pengobatan pasien berpartisipasi pada program pengobatan.
Intervensi
Kaji tingkat pemahaman pasien tentang proses penyakit. (Rasional:
mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan). Beri informasi tentang

14
penyakitnya (Rasional memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat
membuat pilihan yang; tepat dan dapat menurunkan ansietas). Diskusikan
perlunya keseimbangan kesehatan. nutrisi, makan dan pemasukan cairan yang.
Adekuat (Rasional : memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan).
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan
keperawatan oleh perawat dan klien hal-hal yang harus diperhatikan ketika
melakukan pelaksanaan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal,
intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Gaffar, La Ode
Jumadi, 1999).
4. Evaluasi
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang. diharapkan adalah
sesuai dengan rencana tujuan yaitu:
1) Pre Operatif
a) Nyeri dapat dikontrol
b) Infeksi tidak terjadi
c) Ansietas dapat berkurang dan terkontrolidiatasi
2) Post Operatif
a) Nyeri dapat dikontrol
b) lnfeksi tidak terjadi
c) Harga diri pasien meningkat
d) Ganguan citra tubuh tidak terjadi
e) Pasien mampu. melakukan aktivitas atau mobilitas secara bertahap
f) Pengetahuan pasien bertambah

15
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, Chrisdiono M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :


EGC

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku Untuk Brunner
& Suddarth. Jakarta : EGC

C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono” Penerbit
Kedokteran, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi,
edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

Carpenitto Linda Jual, 2000, Asuhan Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Doengoes Marillyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa : I
Made Kariasa dan Ni Made Sumarwati, Editor : Monica Ester, Edisi 3,
EGC, Jakarta.

Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.


Jakarta

Harmanto, Ning. 2006. Ibu Sehat dan Cantik Dengan Herbal. Jakarta : Elex Media
Komputindo

16
Ilmu Kandungan, 1999, Editor : Hanifa Wiknjosastro dkk, Edisi II, Cetakan 3,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Mardiana, Lina. 2004. Kanker Pada Wanita. Jakarta : Penebar Swadaya

Dewi, Rizka. 2011. Fibro adenoma mamae.


http://putririzkadewi.blogspot.co.id/2011/09/fibroadenoma-mammae.html.
28 September 2017. 22.00 WITA.

17

Anda mungkin juga menyukai