Anda di halaman 1dari 30

WORKOVER ACIDIZING

AND FRACTURING

Dr.Ir. Sudjati Rachmat, DEA


Workover sangat diperlukan karena berbagai
alasan:
– perbaikan pada sumur-sumur untuk meningkatkan
produksi,
– mengurangi produksi air atau gas yang
berlebihan,
– memperbaiki kerusakan peralatan produksi.

Workover juga dilakukan pada sumur-sumur


yang dikategorikan tidak mempunyai
persoalan tertentu.
– untuk mendapatkan produksi tambahan dgn cara
recompletion atau multi completion,
– tujuan evaluasi.
Analisa dan Alasan Dilakukan
Perawatan Sumur
• Sumur-sumur rewel
Dalam kategori ini sumur rewel dapat dibagi
sebagai berikut:
– Produksi yang sangat kecil
– Produksi air yang sangat berlebihan
– Produksi gas yang sangat berlebihan
– Kerusakan mekanis
Alasan utama yang menyebabkan suatu
sumur tidak lagi dapat berproduksi
adalah:
• Tekanan reservoir yang sangat rendah
• Formation damage/kerusakan di sekitar
lubang bor
• Permeabilitas yang rendah
• Pemasangan alat yang tidak tepat
• Artificial lift yang tidak cukup
• Hambatan-hambatan di dalam lubang
sumur
Produksi air dapat disebabkan oleh:
• Reservoir itu sendiri (coning atau fingering).
• Penyebab lain seperti kebocoran casing,
penyemenan yang kurang sempurna, atau
komunikasi yang timbul dalam completion itu sendiri.

Produksi air menyebabkan biaya operasi yang lebih


tinggi terutama dalam hal pengangkatan, pemisahan
dan pembuangannya.

Coning dan fingering dapat diperkecil bila produksi


total dikurangi.

Produksi gas dalam suatu sumur minyak dapat


dihasilkan dari:
• Gas yang terlarut dalam minyak
• Gas bebas, yaitu dari gas cap atau dari satu
lapisan gas tertentu di atasnya.
Termasuk kerusakan mekanis adalah:
• Penyemenan kurang sempurna
• Kebocoran pada selubung (casing)
• Komunikasi dalam lubang bor pada multiple
completion
• Peralatan rusak
– Kebocoran tubing atau packer
– Kerusakan casing
– Kerusakan artificial lift terpasang.
Gambar 2 Contoh-contoh Penyemenan Yang Jelek
• Sumur-sumur yang masih berproduksi baik
• Operasi Workover
– Membunuh Sumur
Cara membunuh sumur contoh di lapangan:
» Lepaskan tekanan dari sumur
» Pompakan 10 – 20 bbls air formasi ke
dalam sumur
» Isi sumur dengan minyak dari lapangan
tersebut
» Sirkulasi dengan air garam dari lapangan
» Sirkulasi dengan lumpur
– Blowout Preventer
– Fluida Workover
Fluida workover biasanya dikategorikan
sebagai berikut:
– Fluida yang diproduksikan (minyak atau air
formasi)
– Air garam
– Air segar
– Lumpur pemboran (bentonite gels)
– Air asin dengan gels
– Emulsi air
– Emulsi minyak
– Diesel
– Foam
Pemilihan fluida workover didasarkan atas
pertimbangan seperti:
– Kemudahan untuk didapat (availability)
– Biaya
– Kerusakan formasi
– Stabilitas
– Kemudahan untuk memperberat dan biayanya
– Tekanan formasi
– Tujuan workover
– Lokasi sumur
Jenis-jenis Kerja Ulang
• Contoh kerja ulang yang dilakukan bila
“produksi sangat kecil” adalah:
– Stimulasi
– Fracturing
– Penggantian peralatan yang kurang tepat.
• Contoh kerja ulang karena “produksi air
atau gas yang sangat berlebihan”
adalah:
– Penyemenan ulang (block squeeze)
– Menutup salah satu lapisan yang dicurigai
sebagi air/gas.
• Contoh kerja ulang yang dilakukan karena
kerusakan mekanis adalah:
– Mengganti peralatan produksi yang rusak
– Pengontrolan pasir (gravel pack, sand
consolidation)
– Memperbaiki kerusakan pada salah satu string
bila ada multiple completion.

• Contoh kerja ulang untuk meningkatkan


produksi adalah:
– Pembukaan lapisan baru
– Stimulasi
– Fracturing.
Pengasaman (Acidizing)
• Ada tiga cara yang dipakai dalam pengasaman :
– Matrix Acidizing
Tujuan : untuk mendapatkan penetrasi yang uniform
secara radial pada formasi.
– Acid Fracturing
` Kemampuan asam memakan (etched) permukaan
rekahan batuan dan meningkatkan konduktivitas
fluida pada rekahan.
– Acid Washing
Menghilangkan endapan yang dapat larut dalam
asam atau untuk membuka saluran-saluran pada
lubang perforasi.
Acidizing Operation
Larutan Asam Yang Umum Digunakan
Density vs Konsentrasi Asam HCl Pada Air Murni
• Asam konvensional dapat digolongkan
sebagai:
– Asam Mineral
• Asam hydro chlorida
• Asam hydro chloride-florida
– Asam Organik
• Asam formic
• Asam asetat
– Asam Tepung
• Asam sulfamic dan Asam chloriacetic
– Campuran asam hybrid
• Asam acetic – hydrochloric
• Asam formic – hydrochloric
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Reaksi Pengasaman
• Tekanan
• Konsentrasi alam
• Temperatur
• Tipe asam
• Keseimbangan kimia
• Perbandingan luas permukaan dengan volume
asam
• Karakteristik formasi
Pemilihan Cara Pengasaman
• Pengasaman Matrik, digunakan untuk tujuan
berikut:
– Menghilangkan formation damage baik pada lime
stone atau sandstone.
– Untuk mendapatkan kenaikan produktivitas
sebesar 1 – ½ pada formasi yang tidak ada
damage.
• Fracturing dengan asam dipilih dalam hal:
– Formasi sangat dalam dan keras sehingga
penggunaan propping agents tidak cukup untuk
menahan fracture tetap terbuka.
– Konduktivitas fracture yang ada ditingkatkan
– Membuat suatu daerah dgn permeabilitas yang
kontras dgn cara memakan permukaan fracture
yang ada.
Bahan-bahan Kimia Tambahan untuk
Asam (Additives)
• Inhibitors - Pencegah korosi pada pipa
• Surfactant - Membuat batuan tetap suka akan
air
• Complexing Agents - Bila ada unsur besi dalam
formasi
• Gelling Agents: mempunyai dua tujuan dalam
pengasaman, yaitu:
– Mengurangi friksi
– Memperlambat reaksi asam
• Diverting Agents:
– Membuat pengasaman terdistribusi lebih merata
dengan cara menutup sementara zona yang lebih
permabel.
• Pengasaman Batuan Pasir (Sandstone)
Pengasaman pada batuan pasir dari limestoe
terletak pada sifat-sifat batuan pasir.

• Sifat-sifat Asam Hydrochlorida –


Hydrofluorida (HCl – HF)
Disebut mud acid karena kemampuannya untuk
melarutkan partikel lumpur pemboran.
– Salah satu yang ditimbulkan oleh asam ini adalah
pori-pori batuan dapat tersumbat karena endapan
hasil reaksi HF dengan pasir (SiO2).
– Tetapi endapan ini terjadi bila ada sentuhan dgn air
garam.
Treatment dengan Asam HCl – HF
• Preflush
Sebagai bahan preflush yang dipakai adalah
hydrochlorida yang berfungsi ganda.
• Mud acid
Berfungsi untuk membersihakan dan bisanya adalah
campuran (3% HF, 12% HCl) dengan kandungan
inhibitor yang cukup dan surfactant.
• After flush
Terdiri dari diesel yang mengandung 10% mutual
solvent (EGMBE, ethylene glycol monobutyl ether).

Mutual solvent membuat permukaan formasi tetap


water wet.
• Fracturing dengan Asam
Suatu rekahan (crach) atau fracture terbentuk dalam formasi
selanjutnya asam dipompakan untuk memakai dinding rekahan
dan membentuk aliran yang tetap terbuka waktu sumur
berproduksi.

• Desain Fracturing.
Prosedur berikut disarankan untuk mendesain suatu fracturing:
– Kumpulakan semua data yang diperlukan oleh perusahaan
jasa untuk membuat suatu program komputer untuk desain.
– Tentukan fluida apa yang akan dipakai sebagai pemula
(pad)
– Suatu program untuk memperkirakan rate injeksi diperlukan.
– Pilih dan tentukan volume pemula untuk mendapatkan
fracture yang cukup panjang. Volume yang semakin besar
adalah semakin baik.
– Gunakan kira-kira 50 gal asam/ft vertikal untuk tiap 25 – 50 ft
panjang fracture.
HYDRAULICALLY
FRACTURING
Gambar 3 Perbedaan Antara Sumur Yang Difracturing
Dengan Sumur Yang Diasam
Hidraulically
Fracturing
Gas Fracturing
Proppant

Anda mungkin juga menyukai