Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS YOGA TERHADAP NYERI DISMENORE PADA

REMAJA
Melda Friska Manurung1, Sri Utami2, Siti Rahmalia HD3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : meldafriska26@yahoo.com

Abstrak
Dismenore meningkat dan rasa sakit berlebihan saat menstruasi. Ada beberapa
penatalaksanaan nyeri untuk mengatasi nyeri dismenore, salah satunya adalah
dengan yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas yoga dalam
menurunkan intensitas nyeri dismenore. Desain penelitian ini adalah "Eksperimen
Quasy" dengan menggunakan "grup kontrol non-ekuivalen" yang dibagi menjadi
grup eksperimen dan grup kontrol. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 7
Pekanbaru, jumlah 30 siswa diambil menggunakan teknik simple random
sampling. Alat ukur yang digunakan adalah observasi.Tindakan lembar dilakukan
selama 45 menit 3x untuk istirahat 5 menit setiap kali perawatan. Analisis yang
digunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan Mann Whitney dan
Wilcoxon. Penelitian ini menemukan penurunan intensitas nyeri dismenore pada
kelompok eksperimen setelah diberi yoga (nilai p 0,000 <α 0,05). Hasil penelitian
ini yang merekomdasikan yoga dapat digunakan untuk wanita muda, terutama
wanita yang memiliki dismenore untuk mengurangi intensitas nyeri dismenorea

Abstract
Dysmenorrhea is increasing and excessive pain during menstruation. There is
some pain management to overcome the pain of dysmenorrhea, one of which is
with yoga. This study aims to determine the effectiveness of yoga to decrease the
intensity of dysmenorrhea pain. The design of this research study "Quasy
experiment" using "non-equivalent kontrol group" which is divided into an
experimental group and a control group. The study was conducted at SMK Negeri
7 Pekanbaru, the number of 30 students were taken using simple random sampling
technique. Measuring instruments used are observasi.Tindakan sheet was
conducted for 45 minutes 3x to rest 5 minutes each treatment. The analysis used
univariate and bivariate analysis using the Mann Whitney and Wilcoxon. The
study found a decrease in the intensity of dysmenorrhea pain in the experimental
group after given yoga (p value 0,000 < α 0,05) The results of this study that
merekomdasikan yoga can be used for young women, especially women who
have dysmenorrhea to reduce the intensity
of pain dysmenorrhoea.
kanak-kanak menuju masa dewasa
PENDAHULUAN (Potter & Perry, 2005). Masa remaja
Remaja adalah periode terbagi atas tiga tahap yaitu masa
perkembangan dimana individu remaja awal: usia sebelas tahun
mengalami perubahan dari masa sampai empat belas tahun, masa
remaja pertengahan, usia lima belas oleh deskripsi individu tentang nyeri
tahun sampai tujuh belas tahun dan atau persepsi pengalaman nyeri
masa remaja akhir, usia delapan belas (Kelly, 2007).
tahun sampai dua puluh tahun (Wong, Dismenore terjadi karena
2008). Masa remaja adalah masa endometrium dalam fase sekresi
peralihan dari masa kanak-kanak ke memproduksi prostaglandin
masa dewasa yaitu antara usia sebelas berlebihan, prostaglandin (PGF-2α)
tahun sampai empat belas tahun yang menyebabkan hipertonus dan
hingga dua puluh tahun (Wong, vasokontriksi pada miometrium
2008). sehingga mengakibatkan iskemia,
Pada fase ini terjadi perubahan- disintegrasi endometrium,
perubahan secara biologis, kognitif, perdarahan, dan nyeri (Morgan &
maupun psikologis. Perubahan- Hamilton, 2003; Wiknjosastro, 2007;
perubahan ini memiliki implikasi Hillard, 2006). Dismenore
pada remaja yaitu remaja agar dapat berdasarkan penyebabnya dapat
memahami hal-hal yang menjadi dibedakan menjadi dua yaitu:
fakor resiko kesehatan, promosi dismenorea sekunder dan dismenorea
kesehatan, dan perilaku yang dapat primer. Dismenorea sekunder adalah
beresiko terhadap kesehatan. nyeri haid yang disebabka oleh
Perubahan biologis yang mendasar kelainan ginekologi misalnya
pada remaja disebut pubertas, endometriosis, infeksi rahim,
gangguan menstruasi yang sering kista/polip, tumor sekitar kandungan
dialami perempuan seperti nyeri perut atau kelainan kedudukan rahim yang
bagian bawah, menstruasi yang tidak dapat menganggu organ dan jaringan
teratur, nyeri pinggang, dan salah sekitarnya (Wiknjosatro, 2008).
satunya yaitu dismenore (Kasdu, Penyebab dismenorea sekunder
2005). Hasil penelitian Cakir M, et lainnya yaitu karena pemakaian
al., (2000) di Amerika presentase kontrasepsi Intra Uteri Device (IUD),
kejadian dismenore merupakan dismenorea sekunder lebih jarang
gangguan menstruasi dengan ditemukan pada remaja, biasanya
prevalensi terbesar 63,5%, diikuti terjadi pada usia 25 tahun.
oleh ketidak teraturan menstruasi Dismenorea primer merupakan nyeri
31,2% (dalam Sumawati, 2010). haid karena aktivitas uterus, tanpa
Dismenore adalah nyeri selama adanya kondisi patologis dari pelvis.
menstruasi yang disebabkan oleh Beberapa faktor penyebab dismenorea
kejang otot uterus (Willson & Price, primer, antara lain faktor kejiwaan,
2006). Penyebab terjadinya faktor konstitusi, faktor obstruksi
dismenore dikarenakan adanya kanalis servikalis
peningkatan kadar prostaglandin. (Wiknjosastro, 2009 ).
Peningkatan ini akan mengakibatkan Prevalensi dismenorea di dunia
kontraksi uterus dan vasokonstriksi sangat besar yaitu, rata-rata lebih dari
pembuluh darah. Aliran darah yang 50% perempuan di setiap dunia
menuju uterus menurun sehingga mengalaminya (French, 2005), dalam
uterus tidak mendapat suplai oksingen Ningsih, 2011). Presentase dismenore
yang adekuat yang menyebabkan di Amerika Serikat diperkirakan
nyeri intensitas nyeri dipengaruhi hampir 90% wanita mengalami
dismenore dan 10-15% diantaranya yang memiliki jumlah siswi terbanyak
mengalami dismenore berat (Calis, didaerah Rumbai. Observasi yang
2011). Prevalensi di Malaysia didapatkan adalah bahwa SMK
prevalensi dismenore pada remaja Negeri 7 Pekanbaru siswisiswinya
sebanyak 62,3% (Liliwati, Vera & tidak pernah mendapatkan
Khairani, 2007). Prevalensi penyuluhan tentang kesehatan.
dismenore di Swedia 72%, dan Observasi yang dilakukan mengenai
prevalensi dismenore di Indonesia dismenore pada 12 siswi, keseluruhan
sebesar 64,25% yang terdiri dari siswi tersebut mengalami dismenore.
54,88% dismenore primer dan 9,36% Selain itu data penunjang lainnya
dismenore sekunder didapatkan dari informasi UKS 8 dari
(Husain, 2013). 12 orang siswi yang mengalami nyeri
Upaya penanganan untuk dismenore mereka mengatasi dengan
mengurangi dismenore adalah dengan menggunakan obat anti nyeri
pemberian terapi farmakologi seperti menstruasi, 2 dari 12 orang mengatasi
obat analgetik, terapi hormonal terapi dengan minyak kayu putih,
dengan obat non steroid anti beristirahat di UKS dan di kelas.
prostaglandin dan dilatasi kanalis Selain itu 2 orang siswi yang
servikanalis (Mitayani, 2011). mengalami nyeri dismenore dibawa
Pengaruh nonfarmakologis juga ke puskesmas dengan keluhan nyeri
diperlukan untuk mengurangi hebat. Mengurangi nyeri dismenore
dismenore, salah satunya dengan dapat menggunakan berbangai
menggunakan teknik relaksasi, olah alternatif salah satunya dengan yoga,
raga dan yoga (Asmadi, 2008). yoga merupakan alternatif untuk
Yoga merupakan tehnik yang mengurangi nyeri dismenore dan
mengajarkan seperti tehnik relaksasi, mudah dilakukan dalam kehidupan
pernafasan, dan posisi tubuh untuk seharihari. Keuntungan yoga adalah
meningkatkan kekuatan, salah satunya mudah dilakukan untuk
keseimbangan dan mengurangi rasa mengurangi nyeri dismenore.
nyeri. Beberapa gerakan yoga mampu Berdasarkan fenomena diatas dan
mengubah pola penerimaan rasa sakit studi pendahuluan yang dilakukan,
ke fase yang lebih menenangkan yaitu maka peneliti tertarik untuk
Pose Upavishta melakukan penelitian tentang
Konasana, Buddha Kosana, Janu “Efektifitas Yoga Terhadap Nyeri
Shirsasana, Supta Baddha Dismenore Pada Remaja ”
Konasana, Mudhasana Penelitian ini bertujuan untuk
(Pujiastuti & Sindhu, 2014). melihat efektifitas yoga terhadap
Frekuensi latihan yoga dapat nyeri dismenore pada remaja.
dilakukan 10-15 menit atau sebanyak Perbandingan nyeri setelah tindakan
dua kali dalam sepuluh hitungan, pada kelompok eksperimen dan
sambil mengatur nafas dalam (Senior, kelompok kontrol. Penelitian ini
2008). bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Hasil studi pendahuluan yang keperawatan, bagi sekolah, Teknik
dilakukan di SMK Negeri 7 yoga dapat diaplikasikan oleh
Pekanbaru pada bulan Desember masyarakat khususnya para remaja
2014. Sekolah ini merupakan sekolah putri untuk mengatasi dismenore
sehingga remaja tetap merasa nyaman penelitian yang melibatkan dua
pada saat menstruasi dengan kelompok yaitu kelompok eksperimen
demikian konsentrasi belajar tidak yang diberi perlakuan dan kelompok
terganggu serta meningkatkan kontrol yang tidak diberi perlakukan
kualitas hidup remaja untuk (Hidayat, 2008). Kelompok
bersekolah. Bagi peneliti selanjutnya eksperimen dilakukan pengukuran
hasil penelitian ini dapat menjadi sebelum intervensi (pretest),
dasar sumber data bagi peneliti diberikan intervensi kombinasi yoga
selanjutnya yang ingin melakukan selama 45 menit sebanyak 3x dengan
penelitian, terutama tentang istirahat 5 menit dan setelah
mengaplikasikan teknik yoga intervensi dilakukan pengukuran
terhadap penurunan nyeri dismenore. (posttets). Sedangkan kelompok
kontrol tidak dilakukan intervensi
METODOLOGI PENELITIAN namun tetap dilakukan pengukuran
Desain penelitian adalah pretest dan posttest. Pengukuran
bentuk rancangan yang digunakan intensitas nyeri dismenorea
dalam melakukan prosedur penelitian menggunakan skala nyeri yaitu
(Hidayat, 2007). Penelitian ini Numeric Rating Scale (NRS). Sampel
merupakan penelitian kuantitatif dalam penelitian ini adalah 30 siswi
dengan rancangan quasy experiment, SMK Negeri 7 Pekanbaru
melakukan pendekatan rancangan yang telah memenuhi
peneliti non-equivalent control group kriteria inklusi. Teknik pengambilan
design. Non-equivalent control group sampel yang digunakan yaitu teknik
adalah sebuah rancangan penelitian random sampling dengan sistem
dengan melibatkan dua kelompok undian untuk menetapkan 15 sampel
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen dan 15 sampel
kelompok kontrol (Hidayat, 2008). kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen dilakukan
pengukuran sebelum diberikan HASIL PENELITIAN
intervensi/perlakuan (pre-test) dan Berdasarkan penelitian
dilakukan pengukuran setelah didapatkan hasil sebagai berikut:
diberikan intervensi/perlakukan (post- 1. Analisa univariat
test). Sedangkan pada kelompok Tabel 1
kontrol tidak dilakukan intervensi Gambaran karakteristik
namun tetap dilakukan pengukuran responden
pre-test dan pos-test (Tjokonegoro & Total p value
Sudarsono, 2007). Karakteristik (n=30)
Sampel pada penelitian ini N %
adalah pasien yang mengalami Umur:
dismenore sebanyak 30 responden. a. 16-17 14 46,7
Desain penelitian yang digunakan b. 17-18 16 53,3 0,714
dalam penelitian ini adalah Quasi Jumlah 30 100
experimental dengan rancangan Suk
penelitian yaitu non-equivalent u
kontrol group. Nonequivalent kontrol res
group adalah sebuah rancangan
pon kelompok eksperimen dan
den kelompok kontrol
a.Melayu 2 6,7 Intensitas Mean SD Min Max
b.Minang 12 40,0 Nyeri
0,999
c.Jawa 14 46,7 Dismenorea
d.Batak 2 6,7 Setelah
Jumlah 30 100 Diberikan
Dari tabel 1 diketahui bahwa Intervensi
umur responden sebagian besar Eksperimen 4,20 0,41 4 5
adalah rentang 17-18 tahun
Kontrol 5,20 0,56 4 6
sebanyak 16 orang (53,3%).
Sedangkan distribusi responden Tabel 3 diketahui bahwa rata-
menurut suku yang terbanyak rata intensitas nyeri dismenorea
adalah suku jawa dengan jumlah pada kelompok eksperimen setelah
14 orang (46,7%). diberi perlakuan adalah
4,20 dengan standar deviasi 0,41.
Sedangkan rata-rata intensitas
Tabel 2
nyeri dismenorea pada kelompok
Rata-rata penurunan intensitas
kontrol setelah tanpa diberikan
nyeri dismenorea sebelum
perlakuan adalah 5,20 dengan
diberikan intervensi pada
deviasi 0,56.
kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
2. Analisa bivariat
Intensitas Nyeri Mean SD Min Max Tabel 4
Dismenorea Untuk mengidentifikasikan
sebelum perbedaan penurunan intensitas
Diberikan nyeri dismenorea antara kelompok
Intervensi eksperimen dan kelompok kontrol
Eksperimen 5,20 0,41 5 6 dengan menggunakan uji t
0,64 independent yaitu uji Mann-
Kontrol 5,13 4 6 Whitney.
Tabel 2 diketahui bahwa rata- Penurunan intensitas nyeri
rata intensitas nyeri dismenorea dismenorea setelah diberikan
pada kelompok eksperimen intervensi pada kelompok
sebelum diberi perlakuan adalah eksperimen dan kelompok kontrol
5,20 dengan standar deviasi 0,41. Variabel Mean SD P N
Kelompok 4,20 0,41 15
Sedangkan rata-rata intensitas Eksperimen
nyeri dismenorea pada kelompok 0,000
Kelompok 5,20 0.,56 15
kontrol sebelum tanpa diberikan Kontrol
perlakuan adalah 5,13 dengan Tabel 4 menunjukkan penurunan
deviasi 0,6 setelah diberikan yoga. Hasil yang
diperoleh p value = 0,000 p<α
Tabel 3 (0,05), maka dapat disimpulkan
Rata-rata penurunan intensitas ada perbedaan intensitas nyeri
nyeri dismenorea setelah dismenore setelah diberikan yoga.
diberikan intervensi pada
Tabel 5 seks sekunder dan hormon tubuh
Penurunan intensitas nyeri tidak stabil sehingga dapat
dismenorea pada kelompok merangsang hormon prostaglandin
eksperimen sebelum dan setelah yang menyebabkan kontraksi uterus
diberikan kombinasi yoga meningkat dan terjadi dismenorea
Variabel Mean SD p value N(Manuaba, Manuaba, dan Manuaba,
Sebelum 5,20 0,41 152009).
Intervensi Hasil penelitian yang telah
dilakukan di SMK Negeri 7
Setelah 4,20 0,41 15 Pekanbaru, didapatkan hasil
Intervensi bahwa suku responden terbanyak
0,000 adalah suku Jawa (46,7%). Hal ini
Tabel 5 menunjukkan terjadi karena lokasi penelitian
perbedaan ratarata (pre-post) merupakan daerah yang dominan
kelompok eksperimen dan masyarakat memiliki suku Jawa
kelompok kontrol. p-value 0,000 < sehingga kebanyakan siswi yang ada
α (0,05) dan dapat disimpulkan di SMK N 7 Pekanbaru adalah suku
terdapat perbedaan intensitas nyeri Jawa. Potter dan Perry (2005),
sebelum diberikan intervensi dan keyakinan dan nilai-nilai budaya
setelah diberikan intervensi pada mempengaruhi cara individu
kelompok eksperimen. mengatasi nyeri. Karena setiap
individu mempelajari apa yang
PEMBAHASAN diharapkan dan yang diterima oleh
1. Karakteristik responden kebudayaan mereka.
Hasil penelitian yang telah Hasil penelitian yang telah
dilakukan di SMK Negeri 7 dilakukan di SMK Negeri 7
Pekanbaru, didapatkan hasil bahwa Pekanbaru pada 30 responden yang
umur responden terbanyak berada dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu
pada rentang umur 17-18 tahun kelompok eksperimen dan kelompok
(53,3%). Hasil penelitian ini sesuai kontrol. Kelompok eksperimen
dengan penelitian yang dilakukan diberikan yoga selama 45 menit
oleh Kirana dan Kartini (2013) sedangkan kelompok kontrol tidak
dengan hasil bahwa dismenorea pada diberikan perlakukan. Pada kedua
umumnya terjadi pada umur >17 kelompok dilakukan pengukuran
tahun. Serta penelitian yang dilakukan intensitas nyeri dismenorea
oleh Novia dan Puspitasari (2008) menggunakan Numeric Rating Scale
dengan hasil bahwa dismenorea pada (NRS).
umumnya terjadi pada responden Pengukuran intensitas nyeri
berumur 15-25 tahun karena pada dismenorea didapatkan hasil rata-rata
umur tersebut wanita beresiko penurunan intensitas nyeri
menderita dismenorea primer. dismenorea sebelum diberikan yoga
Dismenorea pada umumnya yaitu 5,20 pada kelompok eksperimen
terjadi 2-3 tahun setelah menarche dan 5,13 pada kelompok kontrol.
yang ideal adalah 1215 tahun Sedangkan ratarata penurunan
sehingga dismenorea lebih banyak intensitas nyeri dismenorea setelah
terjadi pada usia 17-18 tahun. Pada diberikan yoga yaitu 4,20 pada
umur tersebut terjadi perkembangan
kelompok eksperimen dan 5,20 pada latihan pemanasan dapat bermanfaat
kelompok kontrol. untuk mengurangi dismenore.
Hasil uji Mann-Whitney untuk Yoga adalah suatu cara tehnik
perbandingan intensitas nyeri sesudah relaksasi, tehnik relaksasi
antara kelompok eksperimen yang memberikan efek distraksi yang dapat
diberikan perlakuan dengan kelompok mengurangkan nyeri kram abdomen
kontrol yang tidak diberikan akibat dismenorea (Pujiastuti &
perlakuan menunjukkan nilai p-value Sindhu, 2014). Efek relaksasi juga
0,000 nilai p-value < α (0,05), artinya memberikan individu kontrol diri
yoga efektif dalam menurunkan ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
intensitas nyeri dismenore. Hasil nyeri, stres fisik, emosi serta
akhir menunjukkan bahwa responden menstimulus pelepasan endorfin
mengalami penurunan tingkat stress (Simkin, Whalley, & Keppler, 2008).
dengan p-value 0,000 < α (0,05), Pelepasan endorfin dapat
maka dapat disimpulkan bahwa ada meningkatkan respons saraf
perbedaan rata-rata penurunan parasimpatis yang mengakibatkan
intensitas nyeri dismenorea setelah vasodilatasi pembuluh darah seluruh
diberikan yoga pada kelompok tubuh dan uterus serta meningkatkan
eksperimen dan kelompok kontrol aliran darah uterus sehingga
yang tidak diberikan intervensi, mengurangi intensitas nyeri
sehingga Ha diterima. Bare dan dismenorea (Ernawati et al., 2010).
Smeltzer (2002) tingkat stress juga Setelah yoga didapatkan bahwa
mempengaruhi terhadap kejadian intensitas nyeri dismenorea yang
dismenore karena stress menimbulkan dialami responden mengalami
penekanan sensasi saraf-saraf pinggul penurunan. Menurut Simkin et al
dan otot-otot punggung bahwa (2008) pernapasan lambat bertujuan
sehingga menyebabkan dismenore. untuk memberikan efek rileks serta
Penelitian lain yang kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
mendukung penelitian ini adalah nyaman atau nyeri, stres fisik dan
penelitian yang dilakukan oleh emosi pada nyeri. Selain itu, sesuai
Kartika (2012) tentang penurunan pendapat dari Anggriana (2010)
tingkat dismenore pada mahasiswa lakukan pemanasan ringan dengan
Fakutas Ilmu Keperawatan UNPAD tarik nafas dalam dengan menghitung
dengan menggunakan yoga. 1,2,3 didalam hati dan hembuskan
Penelitian tersebut dilakukan pada 20 secara perlahan-lahan, kemudian
orang responden. Hasil nya lemaskan otot-otot tangan, kaki,
menunjukkan bahwa responden pinggang dan leher. Tujuannya untuk
mengalami penurunan intensitas nyeri menaikkan suhu tubuh, meningkatkan
dengan (p-value = 0,000). Pujiastuti deyut nadi dan mengurangi
(2014), yoga hanya melibatkan sistem kemungkinan cidera.
otot dan respirasi dan tidak Siswi yang mengalami dismenorea
membutuhkan alat lain sehingga yang diberikan yoga merasakan rasa
mudah dilakukan kapan saja atau rileks yang mengurangi kontraksi
sewaktu-waktu. Sehingga, latihan uterus dan kram abdomen. Efek
seperti dengan menggerakkan relaksasi menyebabkan peningkatan
panggul, dengan posisi lutut, dada dan respons saraf parasimpatis yang
mengakibatkann efek vasodilatasi Saran
pembuluh darah uterus sehingga 1. Bagi Insitusi Pendidikan
aliran darah uterus meningkat dan Insitusi pendidikan diharapkan
kontraksi uterus berkurang. Serta dapat meningkatkan
stimulus mekanoresptor pada kulit perkembangan ilmu pengetahuan
abdomen memberikan efek relaksasi dan menjadikan penelitian ini
otot abdomen dan distraksi sehingga sebagai evidence based practice
kram abdomen yang dirasakan dalam penanganan nyeri seperti
menjadi berkurang. Maka dapat dismenorea atau masalah
disimpulkan bahwa yoga mengurangi kesehatan lain untuk masa yang
intensitas nyeri dismenorea dengan akan datang.
menstimulus mekanoresptor 2. Bagi masyarakat
abdomen, memberikan efek relaksasi, Masyarakat khususnya remaja
dan distraksi. putri diharapkan dapat
menggunakan yoga untuk
PENUTUP Kesimpulan menangani nyeri dismenorea dan
Penelitian tentang “Efektivitas menghindari penggunaan teknik
yoga terhadap nyeri dismenore pada farmakologi untuk penanganan
remaja” yang nyeri dismenorea.
telah dilakukan maka dapat 3. Bagi peneliti selanjutnya
disimpulkan usia responden yang Peneliti berikutnya
banyak mengalami dismenore adalah menyarankan untuk dilakukan
remaja yang umur 17-18 yaitu penelitian lebih lanjut yang
sebanyak 16 orang (53,3%), berhubungan dengan dismenore
sedangkan suku responden yang seperti pengaruh kombinasi yoga
mengalami dismenore yang sering & aroma teh/ aroma terapi
terjadi adalah Jawa sebanyak 14 terhadap tingkat nyeri dismenore.
orang (46,7%). Rata-rata intensitas
nyeri setelah diberikan perlakuan UCAPAN TERIMAKASIH
pada kelompok eksperimen adalah Terimakasih kepada Universitas Riau
4,20 dengan p value < α (0,05), melalui Lembaga Penelitian
sehingga dapat disimpulkan ada Universitas Riau serta
perbedaan sebelum diberikan Program Studi Ilmu Keperawatan
perlakukan dan sesudah perlakuan yang telah memberikan kesempatan
pada kelompok eksperimen. Rata-rata untuk dapat mempublikasikan skripsi
intensitas nyeri pada sebelum pada ini dan responden.
kelompok kontrol adalah (5,13%) dan
sesudah (5,20%) dengan p value < α 1. Melda Friska Manurung
(0,05), sehingga dapat disimpulkan Mahasiswa
tidak ada perbedaan sebelum dan Program Studi Ilmu Keperawatan
sesudah pada kelompok kontrol. Universitas Riau, Indonesia
Sedangkan perbandingan sesudah Ns. Sri Utami, M.Med: Dosen
antara kelompok eksperimen dan Bidang
kelompok kontrol p value < α (0,05) 2. Keilmuan Keperawatan Martenitas
sehingga dapat disimpulkan Program Studi Ilmu Keperawatan
Ho ditolak. Hal ini berarti yoga efektif Universitas Riau,
dalam menurunkan nyeri dismenore.
Indonesia teknik analisis data. Jakarta:
3. Siti Rahmalia HD, SKp., MNS: Salemba Medika
Dosen Bidang Keperawatan Kasdu, D. (2005). Solusi problem
Medikal Bedah Program Studi wanita dewasa. Jakarta: Puspa
Ilmu Keperawatan Universitas Swara
Riau, Indonesia Kelly, Tracey. (2007). 50 Rahasia
alami meringankan sindrom
DAFTAR PUSTAKA pramenstruasi. Jakarta:
Asmadi. (2008). Teknik procedural Erlangga
keperawatan: Konsep dan Kirana, D. P., & Kartini, A. (2013).
aplikasi kebutuhan dasar klien. Hubungan asupan gizi dan
Jakarta: Salemba medika polamenstruasi dengan
Calis, A. K. (2011). Dysmenorhea. kejadian anemia pada remaja
Diperoleh dari: http// putri di SMAN 2 Semarang.
emedicine.medscape.com. Diperoleh pada tanggal
Diakses tanggal 10 Februari 11 Mei 2015 di
2015 http://eprints.undip.ac.id
Ernawati, Hartiti, T., & Idris, H. Mitayani. (2011). Asuhan
(2010). Terapi relaksasi keperawatan martenitas.
terhadap nyeri dismenore pada Jakarta: Salemba Medika
mahasiswi universitas Manuaba, I. A. C,. Manuaba, I. B. G.
muhammadiyah semarang. F., & Manuaba, I. B. G.
Prosiding Seminar Nasional (2009). Memahami kesehatan
UNIMUS, 106-113. Diperoleh reproduksi wanita. Jakarta:
pada tanggal 23 Januari 2015 di EGC
http://jurnal.unimus.ac.id/index. Ningsih, R. (2011). Efektifitas paket
php/psn1 pereda terhadap intensitas
2012010/article/view/54/28 nyeri pada remaja dengan
Husain, O. (2013). Hubungan dismenore di SMAN
pengetahuan tentang dismenore Kecamatan Curup. Diperoleh
dengan upaya penanganan tanggal
pada siswi kelas X di SMKN 1 11 januari 2015 dari
Batudaa. Di peroleh pada http;//www.lontar.ui.ac.id
tanggal 3 Desember 2014 di Novia, I., & Puspitasari, N. (2008).
http://kim.ung.ac.id/index.php/ Faktor resiko yang
KIMFIK mempengaruhi kejadian
K/article/download/2841/2817 dismenore primer, 96-103.
Hillard, P. A. J. (2006). Dysmenorrhea: Diunduh pada tanggal 28
Pediatrics in Review. 27: 64-71. November di
Holder http://eprints.undip.ac.id/1607
7/1/Sri_P urwanti.pdf
Hidayat, A. A. A. (2008). Riset
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).
keperawatan dan teknik
Fundamental keperawatan:
penulisan ilmiah. Jakarta:
Konsep, proses, dan praktik.
Salemba Medika
(Ed. 4). Jakarta:
Hidayat, A. A. (2007). Metode
EGC
penelitian keperawatan dan
Simkin, P., Whalley, J., & Keppler, bidang kedokteran. Jakarta:
A. (2008). Fakultas Kedokteran
Panduan lengkap kehamilan, Universitas Indonesia
melahirkan, dan bayi. Jakarta: Wong, dkk. (ed.). (2008). Buku
ARCAN ajar keperawatan
Sindhu, Pujiastuti. (2014). Panduan pediatrik. (Vol 1).
lengkap yoga untuk hidup Jakarta: EGC
sehat dan seimbang. Bandung: Wilson, L. M. & Price, S.A.
Qanita (2006). Patofisiologi: Konsep
Senior. (2008). Latihan perengangan. klinis prosesproses penyakit.
Diperoleh 26 januari 2015 dari Jakarta: penerbit Buku
http://www.ciberned.cbn.net.i Kedokteran EGC
d Winkjosastro, Syaifudin. A.
Siahaan, K., Ermiati., & Maryati, I. B., & Rachimmadhi,
(2012). Penurunan tingkat T. (2008). Ilmu
dismenore pada mahasiswa kandungan. Jakarta: PT. Bina
fakultas ilmu keperawatan Pustaka
UNPAD dengan Sarwono Prawirohardjo
menggunakan yoga. Diunduh Wiknjosastro, H. (ed.). (2009).
pada tanggal 11 januari 2015 Ilmu kandungan. Jakarta:
dari Pustaka Sarwono
http;//jurnal.Unpad.ac.id/ejour Prawirohardjo
nal/articl e/viewfile/709/755
Tjokronegoro, A., & Sudarsono, S.
(2007). Metode penelitian
STUDY JURNAL
Uraian menggunakan PICO ( Problem, Intervention, Comparison, Outcome)

Problem:
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami dismenorea sebanyak
30 responden siswa SMK Negeri 7 Pekanbaru

Intervention:
Kelompok eksperimen dilakukan pengukuran sebelum intervensi (pretest),
diberikan intervensi kombinasi yoga selama 45 menit sebanyak 3x dengan
istirahat 5 menit dan setelah intervensi dilakukan pengukuran (posttets).
Sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi namun tetap dilakukan
pengukuran pretest dan posttest. Pengukuran intensitas nyeri dismenorea
menggunakan skala nyeri yaitu Numeric Rating Scale (NRS).

Keterangan : “gerakan yoga Pose Upavishta Konasana, Buddha Kosana, Janu


Shirsasana, Supta Baddha Konasana, Mudhasana”.

Comparison:
Jurnal : The study found a decrease in the intensity of dysmenorrhea pain in the
experimental group after given yoga (p value 0,000 < α 0,05) The results of this
study that merekomdasikan yoga can be used for young women, especially women
who have dysmenorrhea to reduce the intensity of pain dysmenorrhoea.
Penelitian ini menemukan penurunan intensitas nyeri dismenorea pada kelompok
eksperimen setelah diberi yoga (nilai p 0,000 <α 0,05). Hasil penelitian ini yang
merekomdasikan yoga dapat digunakan untuk wanita muda, terutama wanita yang
memiliki dismenore untuk mengurangi intensitas nyeri dismenorea.

Jurnal : The Wilcoxon signal rank test reveals which means that there is a
significant influence of oga motions oward the decreased dismenore pain. The
recommendation of this research is that yoga can be used as a good
selfintervention or assisted-intervention reference to overcome dismenore pain.
Hasil analisis wilxocon signal rank test yang artinya ada pengaruh yang
signifikan antara gerakan yoga dengan penurunan nyeri dismenorea.
Rekomendasi penelitian ini adalah agar dapat menjadi acuan interensi baik secara
mandiri amupun dibantu dalam mengatasi nyeri dismeorea dengan gerakan yoga.

Out Come:
Yoga efektif menurunkan nyeri dismenorea dan menghindari penggunaan tekhnik
farmakologi untuk penanganan nyeri dismenorhea.

No. Komponen Aspek Hasil Analisa


1. Dimensi Abstrak Penelitian ini adalah untuk
Substantif dan mengetahui efektivitas yoga
Teori terhadap nyeri dismenorea pada
remaja.
Kesimpulannya adalah berarti
yoga efektif dalam menurunkan
nyeri dismenorea.
Pendahuluan Upaya penanganan untuk
mengurangi dismenorea adalah
dengan pemberian terapi
farmakologi seperti obat
analgetik, terapi hormonal terapi
dengan obat non steroid anti
prostaglandin dan dilatasi kanalis
servikanalis.

 Dismenorea terjadi karena


endometrium dalam fase
sekresi memproduksi
prostaglandin berlebihan,
prostaglandin (PGF-2α) yang
menyebabkan hipertonus dan
vasokontriksi pada
miometrium sehingga
mengakibatkan iskemia,
disintegrasi endometrium,
perdarahan, dan nyeri
 Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui efektifitas
yoga dalam menurunkan
intensitas nyeri dismenore
pada remaja.
Kerangka Teori  Yoga merupakan tehnik yang
mengajarkan seperti tehnik
relaksasi, pernafasan, dan
posisi tubuh untuk
meningkatkan kekuatan,
keseimbangan dan
mengurangi rasa nyeri.
Beberapa gerakan yoga
mampu mengubah pola
penerimaan rasa sakit ke fase
yang lebih menenangkan
yaitu Pose Upavishta
Konasana, Buddha Kosana,
Janu Shirsasana, Supta
Baddha Konasana
Mudhasana.
 Respon remaja dengan
dismenorea dalam kaitannya
gerakan yoga selalu menjadi
subyek kontroversi meskipun
terdapat kemajuan dalam
pengurangan rasa sakit akibat
dismenorhea.
2. Dimensi Desain Penelitian  Penelitian Kuantitatif.
Metodologi  Gerakan yoga (variabel
independen).
 Pengurangan rasa sakit akibat
dismenorea (variabel
dependen).
 Metode adalah random
sampling
Sampel  Sampel ini terdiri dari 30
responden antara lain 15
sampel kelompok eksperimen
dan 15 sampel kelompok
kontrol. Kelompok
eksperimen dilakukan
pengukuran sebelum
intervensi (pretest), diberikan
intervensi kombinasi yoga
selama 45 menit sebanyak 3x
dengan istirahat 5 menit dan
setelah intervensi dilakukan
pengukuran (posttets).
Sedangkan kelompok kontrol
tidak dilakukan intervensi
namun tetap dilakukan
pengukuran pretest dan
posttest.
 Dengan kriteria inklusi
sebagai berikut: (A)
mengalami gangguan nyeri
dismenorhea; (B) pada
remaja di SMKN 7
Pekanbaru. (C) bersedia tidak
menggunakan obat anti nyeri.
(D). Kriteria nyeri haid
Instrumen  Numeric Rating Scale (NRS)
Penelitian
Analisis Statik  Quasy Experiment Dengan
Pretes Dan Post Test.
 Hasil Uji Mann-Whitney
Untuk Perbandingan
Intensitas Nyeri Sesudah
Antara Kelompok
Eksperimen Yang Diberikan
Perlakuan Dengan Kelompok
Kontrol Yang Tidak
Diberikan Perlakuan
Menunjukkan Nilai P-Value
0,000 Nilai P-Value < Α
(0,05), Artinya Yoga Efektif
Dalam Menurunkan
Intensitas Nyeri Dismenore.
Hasil Akhir Menunjukkan
Bahwa Responden
Mengalami Penurunan
Tingkat Stress Dengan P-
Value 0,000 < Α (0,05),
Maka Dapat Disimpulkan
Bahwa Ada Perbedaan Rata-
Rata Penurunan Intensitas
Nyeri Dismenorea Setelah
Diberikan Yoga Pada
Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol Yang
Tidak Diberikan Intervensi,
Sehingga Ha Diterima.
3. Dimensi Pembahansan  Yoga adalah suatu cara
Interpretasi tehnik relaksasi, tehnik
relaksasi memberikan efek
distraksi yang dapat
mengurangkan nyeri kram
abdomen akibat dismenorea.
 Efek relaksasi juga
memberikan individu kontrol
diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres
fisik, emosi serta
menstimulus pelepasan
endorphin.
 Pelepasan endorfin dapat
meningkatkan respons saraf
parasimpatis yang
mengakibatkan vasodilatasi
pembuluh darah seluruh
tubuh dan uterus serta
meningkatkan aliran darah
uterus sehingga mengurangi
intensitas nyeri dismenorea
(Ernawati et al., 2010).
4. Dimensi Etik Subjek  Sebanyak 30 orang remaja di
penelitian SMK NEGERI 7 Pekanbaru
pada bulan Desember 2014
Dilema Etik dan –
Hukum
Pelanggaran –
Prinsip Etik
5. Presentasi dan Kejelasan
Penulisan Informasi
Teknik
Penulisan
6. Daftar Pustaka  Friska,melda, dkk. 2015
Efektivitas yoga terhadap
nyeri dismenorhea pada
remaja. Pekanbaru:
Universitas Riau
 Mustika Ayu Dewi, dkk.
2016. Pengaruh Gerakan
Yoga Terhadap Penurunan
Nyeri Dismenore Pada Siswi
SMP Al-Fattah Semarang.
Semarang: SMP Al-Fattah

Anda mungkin juga menyukai