PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada bayi baru lahir menggunakan 7
langkah manajemen varney dan melakukan pendokumentasian menggunakan SOAP
secara komperhensif.
1
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengajian data
2. Mahasiswa mampu menenyukan identifikasi diagnosa dan masalah
3. Mahasiswa mampu menentukan antisipasi masalah potensial
4. Mahasiswa mampu menentukan identifikasi kebutuhan segera
5. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan
6. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
(IBG, Manuaba, 2002)
2.1.4 Diagnosa dan Gejala Klinis
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnese sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus
prematurus dan lahir mati
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
e. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau
perdarahan anterpartum
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine
d. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
(Rustam Mochtar, 2002)
2.1.5 Gambaran Umum BBLR
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala relatif lebih besar
7. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas)
10. Kepala tidak mampu tegak
11. Pernafasan sekitar 45 – 50 kali per menit
12. Frekuensi nadi 100 – 140 kali per menit (Manuaba, 1998: 328)
2.1.6 Penanganan
1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat
a. Bayi berat badan dibawah 2 kg 350 C
b. Bayi berat badan 2 kg – 2,5 kg 340 C
c. Suhu incubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu sekitar 24-270 C
2. Mencegah infeksi dengan ketat
4
3. BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi
4. Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikendalikan dengan seksama konsentrasi
yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan timbulnya kerusakan
jaringan pada retina bayi sehingga menimbulkan kebutaan. Bisa diberikan
melalui kateter hidung
5. Pengawasan nutrisi / ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian nutrisi harus
dilakukan dengan cermat
a. Reflek hisap baik – ASI ½ jam setelah lahir
b. Reflek hisap lemah ASI khusus dengan sonde
c. Frekuensi
a) BB < 1250 gr = 24 x minum / hari
b) BB 1250 – 2000 = 12 x minum / hari.
c) BB >2000 gr = 8 x minum / hari
d. Jumlah cairan
a) Hari I : 60 cc/ kg / BB / hari
b) Hari II : 90 cc/ kg / BB / hari
c) Hari III : 120 cc/ kg / BB / hari
d) Hari IV : 150 cc/ kg / BB / hari
e. Pemberian intravena bila :
a) Gangguan pernafasan
b) Oral tidak mencukupi
f. Penimbangan dengan ketat
a) Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
b) Beberapa bayi sangat kecil yang lambat menambah menambah
berat badan, mungkin menderita asidosis metabolic, tetapi ia akan
tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi dengan natrium bikarbonal
c) Bayi tidak boleh kehilangan lebih dari 10 % berat badan
Lahirnya dan ia akan memperoleh kembali berat badannya dalam 10-14
hari
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
2.3.1 Pengkajian Data
Pada pengkajian data yang perlu dikaji adalah tanggal, jam, tempat pengkajian.
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi :
Tanggal lahir:
Jam :
BB :
TB :
5
Jenis kelamin :
Umur :
6
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita menular seperti HIV/AIDS, hepatitis
dan TBC, penyakit menahun seperti jantung, ginjal, maupun penyakit menurun
seperti hipertensi, diabetes melitus, maupun asma.
5. Riwayat Antenatal, Natal dan Post Natal
a. Riwayat Antenatal
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit kronis, ibu tidak memiliki
riwayat darah tinggi. nutrisi ibu selama hamil tercukupi dengan baik rutin
periksa kehamilan ke bidan 8 kali. ibu mendapat imunisasi TT, tablet Fe dan
vitamin.
b. Riwayat Natal
Usia kehamilan 38 minggu, dilakukan secara SC tanggal 5 maret 2016 jam
15.25 WIB, berat badan lahir 4100 gram, panjang badan lahir 53 cm, lingkar
kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm, setelah bayi lahir menangis kuat.
6. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Riwayat Pertumbuhan
BB : 2300 gram
PB : 45 cm
b. Riwayat Perkembangan
Bayi kecil
Pergerakan aktif dan keadaan umum cukup
Bayi menangis lemah
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/U :
Kemampuan menghisap : bayi mampu menghisap dengan kuat atau tidak
Gerak : gerakan aktif dan menangis atau tidak
Warna : kemerahan atau pucat
TTV
Nadi :
Suhu :
RR :
BB :
TB :
Lila :
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala&rambut : warna rambut, ada kutu atau tidak, rontok atau tidak,
ada ketombe atau tidak
Wajah : bentuk muka, pucat atau tidak, odema atau tidak,
Hiperpigmentasi
Ubun-ubun : lunak atau keras, sutura terpisah atau tidak
Mata : simetris atau tidak, warna konjungtiva dan sklera,
reflek pupil
7
Hidung : bersih, simetris atau tidak, ada atau tidak pernafasan
cuping hidung, ada atau tidak polip
Mulut : bibir simetris atau tidak, kering atau tidak, ada atau
tidak pembesaran kelenjar tonsil, ada sekret atau tidak
Telinga : simetris atau tidak, bersih, ada serumen atau tidak
Leher : bersih, ada pembesaran vena jugularis atau tidak
Dada : bentuk dada, ada retraksi dinding dada atau tidak
Tali pusat : ada kelainan dan ada perdarahan atau tidak
Genetalia : labia mayora minora lengkap atau tidak, ada keputihan
abnormal atau tidak
Ekstremitas atas : jumlah jari, warna kuku
Ekstremitas bawah : jumlah jari, warna kuku
2. Pemeriksaan Neurologis
a. Reflek Moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan, bayi bergerak
terkejut (+) baik.
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam (+) baik.
c. Reflek rooting/mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari, bayi menoleh (+) baik.
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian di beri puting ibu, bayi berusaha menghisap
(+) baik.
8
e. Reflek glabella
Saat disentuh pangkal hidung dengan jari, bayi mengedipkan mata (+) baik
f. Reflek gland
Saat bayi disentuh pada llipatan paha kanan dan kiri dengan jari tangan maka
ia akan berusaha mengangkat pahanya (+) baik
g. Reflek konjungtiva mandibula
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata keatas (+) baik
3. Pemeriksaan Antopometri
BB : ….. gram
TB : ….. cm
LK : ….. cm
LD : ….. cm
LP : ….. cm
LILA : ….. cm
9
- Potensial terjadinya infeksi tetanus neonatorum
2.2.5 Intervensi
Tanggal :
Jam :
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari dengan BBLR (bayi berat lahir rendah)
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x24 jam,
diharapkan masalah pada klien dapat teratasi dan tidak terjadi
komplikasi.
Kriteria hasil : Keadaan Umum bayi baik
Tidak ada tanda-tanda infeksi
TTV dalam batas normal
N :
S :
RR :
BB :
PB :
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam melaksanakan tindakan.
2. Lakukan observasi TTV setiap jam
R/ sebagai deteksi dini adanya komplikasi dan parameter keadaan ibu.
3. Lakukan observasi input dan output merupakan deteksi
keseimbangan elektrolit dalam tubuh
R/ dengan observasi inpu dan output merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ agar bayi dapat berkembang dan bertahan jika kebutuhan nutrisi terpenuhi
5. Lakukan perawatan tali pusat
R/ penanganan segera BBL dengan BBLR
10
6. Lakukan kolaborasi dengan dr spesialis anak untuk pemberian terapi
R/ untuk antisipasi masalah dependen
2.3.6 Implementasi
Tanggal :
Jam :
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari dengan BBLR (bayi berat lahir rendah)
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga terlebih dahulu,
memperkenalkan diri kepada pasien untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan oleh petugas kesehatan.
2. Melakukan pemeriksaan padtanda-tanda vital yang merupakan salah
satu parameter awal untuk deteksi dini adanya komplikasi
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
K/U :
N :
S :
RR :
4. Melakukan observasi input dan output pada bayi, mengobservasi BAB dan BAK
bayi.
5. Melakukan tidakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi, memberikan
ASI pada bayi.
6. Melakukan perawatan tali pusat dengan mengganti kasa steril.
7. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, menyelimuti,
membungkus tangan dan kaki bayi dengan sarung tangan dan kaki, serta
menyiapkan tempat yang kering dan hangt.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk tindakan lebih
lanjut guna mengantisipasi masalah potensial dan memberikan terapi.
2.3.7 Evaluasi
Tanggal :
Jam :
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari dengan BBLR (bayi berat lahir rendah)
S : Berisi data subyektif ibu hamil
O : Berisi data obyektif ibu hamil
A : Berisi diagnosa ibu hamil
P : Berisi penatalaksaan yang dilakukan pada ibu hami
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA BAYI
11
NY “S” USIA 0 HARI DENGAN BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
DI RSUI MADINAH KASEMBON
12
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Riwayat Pertumbuhan
BB : 2300 gram
PB : 45 cm
b. Riwayat Perkembangan
Bayi kecil
Pergerakan aktif dan keadaan umum cukup
Bayi menangis lemah
B. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Kemampuan menghisap : bayi belum mampu menghisap dengan kuat
Gerak : aktif dan menangis
Warna : kemerahan
1. Tanda-tanda Vital
N : 142 kali/menit
S : 36,90 C
RR : 42 kali/menit
BB : 2300 gram
PB : 45 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala & rambut : Bentuk simetris, tidak teraba ada benjolan lunak pada
kepala bayi (caput succedaneum), tidak ada
cephalhematoma
Wajah : Tidak eritema, tidak abrasi, tidak ekimosis
Ubun-ubun : Lunak, sutura terpisah
Mata : Simetris, sklera tidak ikterik
Telinga : Simetris, tidak ada cairan yang keluar
Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Baik, tidak ada kelainan
Telinga : simetris, tidak terdapat serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : Simetris, tidak terdengan Ronchi dan Wheezing
Tali pusat : Tidak terjadi perdarahan dan tidak ada kelainan
Genetalia : Pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, 2 testis
belum turun ke skrotum, terdapat anus
Ekstrimitas : Simetris, tidak ada kelainan jari tangan dan kaki
lengkap, reflek menggenggam kuat
3. Pemeriksaan Neurologis
a. Reflek Moro
13
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan, bayi bergerak
terkejut (+) baik.
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam (+) baik.
c. Reflek rooting/mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari, bayi menoleh (+) baik.
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian di beri puting ibu, bayi berusaha menghisap (+)
baik.
e. Reflek glabella
Saat disentuh pangkal hidung dengan jari, bayi mengedipkan mata (+) baik
f. Reflek gland
Saat bayi disentuh pada llipatan paha kanan dan kiri dengan jari tangan maka
ia akan berusaha mengangkat pahanya (+) baik
g. Reflek konjungtiva mandibula
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata keatas (+) baik
4. Pemeriksaan Antopometri
BB : 2300 gram
TB : 45 cm
LK : 29 cm
LD : 26 cm
LP : 23 cm
LILA : 11 cm
14
S : 36,90 C
RR : 42 kali/menit
Masalah : Gangguan kebutuhan nutrisi
Gangguan keseimbangan suhu tubuh
Kebutuhan : Pemenuhan nutrisi
Perawatan tali pusat
Suhu ruang cukup
15
R/ dengan observasi inpu dan output merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
10. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ agar bayi dapat berkembang dan bertahan jika kebutuhan nutrisi terpenuhi
11. Lakukan perawatan tali pusat
R/ penanganan segera BBL dengan BBLR
16
12. Lakukan kolaborasi dengan dr spesialis anak untuk pemberian terapi
R/ untuk antisipasi masalah dependen
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 25 Februari 2016
Jam : 03.45 WIB
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari dengan BBLR (bayi berat lahir rendah)
4. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga terlebih dahulu,
memperkenalkan diri kepada pasien untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan oleh petugas kesehatan.
5. Melakukan pemeriksaan padtanda-tanda vital yang merupakan salah
satu parameter awal untuk deteksi dini adanya komplikasi
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
K/U : cukup
N : 142 x/menit
S : 36,90 C
RR : 42 x/menit
4. Melakukan observasi input dan output pada bayi, mengobservasi BAB dan BAK
bayi.
5. Melakukan tidakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi, memberikan
ASI pada bayi.
6. Melakukan perawatan tali pusat dengan mengganti kasa steril.
7. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, menyelimuti,
membungkus tangan dan kaki bayi dengan sarung tangan dan kaki, serta
menyiapkan tempat yang kering dan hangt.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk tindakan lebih
lanjut guna mengantisipasi masalah potensial dan memberikan terapi.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 25 Februari 2016
Jam : 04.00 WIB
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari dengan BBLR (bayi berat lahir rendah)
S : ibu mengatakan berat bayinya masih kecil
O : K/U : cukup
BB : 2300 gram
PB : 45 cm
N : 142 kali/menit
S : 36,90 C
RR : 42 kali/menit
A-S : 7-9
17
A : Bayi Ny “S” usia 0 hari dengan BBLR (bayi berat lahir rendah)
P : - lakukan perawatan tali pusat setiap kali bayi selesai
dimandikan
- ASI BBLR 60 cc 8 kali minum/hari atau apabila bayi
menangis
18
- Imunisasi bayi sesuai jadwal
- Bayi boleh pulang
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By Ny“S” di RSUI Madinah
Kasembon pada tanggal 25 Februari 2016 maka dikatakan bahwa pada kasus tersebut
diharapkan dengan intervensi yang benar dan didukung implementasi yang maksimal
pada By Ny. “S” serta pemberian KIE yang jelas diharapkan keluarga biasa mengerti
keadaan pasien dan bisa melaksanakan semua yang telah dianjurkan sehingga dapat
menghasilkan hasil yang baik.
Demikian penulis dapat memberikan asuhan kebidanan dengan memeprhatikan
setiap gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak terjadi masalah lain
bisa merugikan pasien.
5.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan hendaknya selalu meningkatkan mutu dalam pelayanan
kebidanan khususnya pada masa nifas, dengan menggunakan metode pendekatan
manajemen varney dalam upaya deteksi dini adanya infeksi dan komplikasi pada
ibu nifas.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat mengetahui akan pentingnya perawatan payudara
pada masa hamil dan menyusui untuk mencegah komplikasi lain yang mungkin
timbul.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menguasai materi tentang bendungan ASI dan
melaksanakan 7 langkah varney asuhan kebidanan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Rusepno, Husein Alatas. 2005. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2.: Info Medika, Jakart .
22