Anda di halaman 1dari 12

KETERAMPILAN BERTANYA DAN MENGADAKAN VARIASI

A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah pondasi utama bagi manusia. Seseorang akan
menjadi bermutu, berwawasan dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan
juga dikatakan bermutu apabila mencetak insan-insan yang benar-benar
berpendidikan. Untuk mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu dan
berkelas juga harus diperhatikan dari berbagai unsur yang terlibat dalam
proses mendidik tersebut. Pengajar atau pendidik adalah unsur yang sangat
berpengaruh dan berperan penting dalam proses pendidikan tersebut, oleh
karena itu perlu adanya pendidik yang benar-benar profesional.
Dalam mengajar dibutuhkan pendidik yang benar-benar profesional,
tidak hanya dituntut untuk dapat mengajar saja, dan juga menguasai kelas,
namun jauh dari itu pendidik harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill
yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya
kepada peserta didik.
Banyak kita temui terkadang pendidik hanya asal-asalan dalam
mengajar, dan tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar,
sehingga hasilnya tidak maksimal. Oleh karena itu, perlu keterampilan
khusus yang dimiliki oleh seorang pendidik.
Pertanyaan untuk murid adalah pertanyaan yang diharapkan akan
memberi umpan balik positif bagi murid. Dengan pertanyaan-pertanyaan
yang dilontarkan oleh pengajar dalam proses pembelajaran diharapkan
murid terpacu dan tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar dan
tidak hanya itu murid juga tertantang pada suatu pembahasan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu pendidik haruslah terampil dalam bertanya.
Demikian juga halnya dengan keterampilan mengadakan dalam variasi
juga sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan
mengajar Kejenuhan atau kebosanan sering dialami oleh peserta didik.
Ditambah lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman, guru yang kurang
menyejukkan hati peserta didik dan materi yang diajarkan kurang menarik,

1
hal ini merupakan hal yang tidak diingikan atau dikehendaki oleh peserta
didik, sesuatu yang membosankan merupakan sesutu yang tidak
menyenangkan. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum tentu
mengatasi persoalan yang terjadi, namun dengan bervariasinya kegiatan
pembelajaran yang diberikan akan menghilangkan kejenuhan atau kebosan
peserta didik, karena setiap anak memerlukan variasi untuk
perkembangannya dalam pembelajaran.
Di dalam ketrampilan mengajar yang beraneka ragam begitu banyak
variasi yang bisa digunakan agar pemahaman siswa bisa terfokus pada
pembelajaran. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat
variasi dalam pembelajarandiantaranyavariasi gaya mengajar, variasi
dalam menggunakan media,variasi dalam interaksi antara guru dengan
siswa. Hal ini diperlukan agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara
maksimal karena kebutuhan setiap dalam memahami materi pelajaran
tidak sama.
Dalam pelaksanaanya variasi harus dimiliki oleh setiap orang yang
sedang mengajar karena hal ini betujuan agar anak didik bisa lebih
memahami apa yang disampaikan dalam pembelajaran berjalan sesuai
dengan harapan.

B. PEMBAHASAN
B.1. Keterampilan Bertanya
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua
suku yaitu ” terampil dan tanya”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia
“bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan
keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti memilki arti “cakap
dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan demikian
keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah

2
kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau
penjelasan dari orang lain, atau pihak pihak menjadi lawan bicara.1
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu
proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran.
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau
menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran
akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru
menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik
hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak
siswa berpikir.2
Adapun komponen yang termasuk ke dalam bertanya meliputi:
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
2. Pemberian acuan, supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam
menagajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi- informasi
yang menjadi acuan pertanyaan.
3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta: pemusatan dapat dikerjakan
dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang
kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.
4. Pemindahan giliran menjawab.
5. Melakukan penyebaran pertanyaan.
6. Pemberian waktu berpikir.

1
Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini,( Surabaya: Terbit
Terang, 1999 ), hlm. 306.

2
Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta
: Rineka Cipta,2000) , hlm .157.

3
7. Pemberian tuntutan.3
Sering kali pertanyaan yang diberikan oleh guru tidak terjawab
oleh siswa, bukan karena siswa tidak mampu menjawab tetapi karena
gurunya kurang menguasai dalam menyusun pertanyaan. Suatu
pertanyaan yang baik mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Kalimatnya singkat dan jelas.
2. Tujuannya jelas, tidak terlalu umum dan luas.
3. Setiap pertanyaan hanya untuk satu masalah.
4. Mendorong anak untuk berpikir (kecuali kalau tujuannya sekedar
melatih mengingat- ingat fakta).
5. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
6. Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa.
7. Tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Disamping itu, ada beberapa teknik dalam menyapaikan
pertanyaan di depan kelas ialah sebagai berikut:
1. Mula- mula tunjukkan pertayaan kepada seluruh kelas agar semua siswa
turut berpikir dan merumuskan jawaban dalam hati masing- masing.
2. Berilah kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk menjawab,
artinya pertanyaan hendaknya merata bagi seluruh kelas.
3. Berilah waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum
menjawab.
4. Suasana dalam bertanya- menjawab hendaknya jangan tegang.
5. Apabila ada siswa yang tidak dapat menjawab, alihkan pertanyaan kepada
siswa yang lain agar siswa tersebut tidak menjadi malun dan buang- buang
waktu.
6. Pertanyaan yang diajukan hendaknya mengenai pokok- pokok yang
penting yang harus dimengerti oleh siswa sesuai denag tujuan
instruksional yan telah ditetapkan sebelumnya.

3
Zainal Asri, Micro Teaching, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 82.

4
7. Untuk menarik perhatian siswa dan melatih disiplin, satu dua pertanyaan
dapat ditujukan kepada siswa yang tidak memperhatikan.4

B.2. Jenis- Jenis Pertanyaan


a. Pertanyaan menurut maksudnya
1. Pertanyaan permintaan (copliance question), yakni pertanyaan yang
mengandung unsur suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi
perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak
mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah
tindakan siswa
2. Pertanyaan retoris (rhetorical question), yakni pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang
menjawabnya.
3. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang ditujukan
untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat
memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban
sebelumnya.
4. Pertanyaan menggali(probing question), yakni pertanyaan yang diarahkan
untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas
jawaban.

b. pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan


bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat
tinggi
1. Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan
yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat
fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yang
menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.

4
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 214.

5
2. Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang
diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak
hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa
yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan
kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
3. Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar
siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
4. Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat
menguraikan suatu konsep tertentu.
5. Pertanyaan sintesis, pertanyaan ini menghendaki agar siswa dapat
membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi
pembelajaran.
6. Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan
cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.5

B.3. Tujuan Keterampilan Bertanya

Adapun tujuan keterampilan bertanya yaitu:


.
1. Merangsang kemampuan berpikir.
2. Membantu siswa dalam belajar.
3. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
5. Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat
mengikuti sepenuhnya pembahasan dan pendalaman masalahnya,
kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain (bahan baru).
6. Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah
diajarkan kepada mereka.

5
Syaiful Bahri, Op.Cit., hlm.158.

6
7. Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat
mengerti / ditangkap oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan
mengukur kadar jelas tidaknya (pengertian mereka).
8. Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah
diketahui/dimengerti oleh murid-muridnya. 6

B.4. Keterampilan Mengadakan Variasi

Menurut kamus bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata


terampil yang berarti cakap dalam melaksanakan tugas.Sedangkan Variasi
berarti selingan. Jadi keterampilan mengadakan variasi ialah kecakapan
seorang guru dalam kegiatan pembelajaran untuk diketahui atau dipahami
oleh peserta didik dengan cara berseling-seling agar peserta didik lebih
mudah mengetahui atau memahami pembelajaran. maksudnya berseling-
seling ialah guru mengunakan cara yang berbeda-beda dalam
menyampaikan pembelajaran yang tidak monoton dengan satu cara saja.7
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi
ialah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru serta diamalkan oleh
guru tersebut dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kondisi
belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga peserta didik
tertarik dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan mengajar kejenuhan atau kebosanan sering dialami
oleh peserta didik. Ditambah lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman,
guru yang kurang menyejukkan hati peserta didik dan materi yang
diajarkan kurang menarik, hal ini merupakan hal yang tidak diingikan atau
dikehendaki oleh peserta didik, sesuatu yang membosankan merupakan
sesutu yang tidak menyenangkan. Dengan memperbaiki gaya mengajar
saja belum tentu mengatasi persoalan yang terjadi, namun dengan

6
http://irdahendro.blogspot.com/2012/03/teknik-bertanya.html diakses pada 12 Februari 2016
pukul 20.31. WIB.
7
Bambang Marhijanto, Op. Cit ., hlm. 306.

7
bervariasinya kegiatan pembelajaran yang diberikan akan menghilangkan
kejenuhan atau kebosan peserta didik..
Pada prinsipnya teknik dasar variasi dalam mengajar adalah:
1. Suara guru enak di dengar.
2. Tidak banyak melihat ke jendela saat sedang mengajar.
3. Melihatkan kegembiraan dan semangat.
4. Menggunakan isyarat mata, tangan, kepala dengan tepat.
5. Hafal nama- nama peserta didik di kelas dan memanggil namanya saat
diperlukan.
6. Variasikan peserta didik menjawab pertanyaan tidak pada orang
tertentu saja.
7. Mengadakan selingan yang menyegarkan.
8. Mempertimbangkan prinsip hadiah dan hukuman.8

B.5. Tujuan Dan Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi


Setiap usaha atau upaya yang dilakukan oleh guru pasti meiliki
tujuan dan maanfaat. Pengunaan Variasi dalam mengajar terutama
ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi dan belajar siswa.
Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian
mereka terpusat pada pembelajaran.
Tujuan penggunaan variasi ditujukan kepada anak didik dan
bermaksud :
1. Meningkatkan dan memelihara anak didik terhadap elevansi proses
belajar mengajar.
2. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu
melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui
penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias sehingga
meningkatkan iklim belajar siswa.

8
Zainal Asril, Op. Cit., hlm.89.

8
4. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
5. Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam
berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.9
Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi pembelajaran yang diajukan untuk mengatasi kebosanan
peserta didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa
menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi.
Tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuhkembangkan
perhatian dan minat peserta didik agar belajar lebih baik. Sedangkan
manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah:
1. Menumbuhkan perhatian peserta didik.
2. Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
proses pembelajaran.
3. Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses
pembelajaran, maka akan membentuk sikap positif bagi peserta
didik terhadap guru.
4. Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta
didik.
5. Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang
berbeda-beda.10

9
Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), hlm. 124.
10
Zainal Asri, Op. Cit., hlm. 86.

9
C. Kesimpulan
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu
proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran.
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau
menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
komponen yang termasuk ke dalam bertanya meliputi:
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
2. Pemberian acuan, supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam
menagajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi- informasi
yang menjadi acuan pertanyaan.
3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta: pemusatan dapat dikerjakan
dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang
kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.
4. Pemindahan giliran menjawab.
5. Melakukan penyebaran pertanyaan.
6. Pemberian waktu berpikir.
7. Pemberian tuntutan.
keterampilan mengadakan variasi ialah keterampilan yang
harus dimiliki oleh guru serta diamalkan oleh guru tersebut dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang
menyenangkan bagi peserta didik sehingga peserta didik tertarik dan
ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Teknik dasar variasi dalam mengajar adalah:
1. Suara guru enak di dengar.
2. Tidak banyak melihat ke jendela saat sedang mengajar.
3. Melihatkan kegembiraan dan semangat.
4. Menggunakan isyarat mata, tangan, kepala dengan tepat.
5. Hafal nama- nama peserta didik di kelas dan memanggil namanya saat
diperlukan.

10
6. Variasikan peserta didik menjawab pertanyaan tidak pada orang
tertentu saja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini , Surabaya:


Terbit Terang, 1999.
http://irdahendro.blogspot.com/2012/03/teknik-bertanya.html diakses pada 12
Februari 2016 pukul 20.31. WIB.
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003.
Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta : Rineka cipta, 2000.
Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka
Cipta, 2005.
Zainal Asri, Micro Teaching , Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
.

12

Anda mungkin juga menyukai