Anda di halaman 1dari 11

Idea Nursing Journal

Vol.3 No.5
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENCEGAHAN DEKUBITUS
PADA PASIEN STROKE DI RSUDZA BANDA ACEH

Relationship between Family Supports with Decubitus Prevention among Stroke


Patients in RSUDZA Banda Aceh

Marlina1*, Elva Mumtazia2


1
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
2
Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail : linanajnan@yahoo.co.id

ABSTRAK
Dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang terjadi ketika adanya jaringan lunak yang tertekan di
antara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam jangka waktu yang lama. Dekubitus dapat terjadi
pada pasien yang menjalani terapi tirah baring yang lama seperti pasien stroke. Upaya pencegahan dekubitus
harus terus dilakukan sejak dini dengan melibatkan seluruh komponen termasuk keluarga. Keluarga yang
mempunyai fungsi perawatan kesehatan diharapkan dapat merawat pasien stroke sehingga dapat mencegah
terjadinya dekubitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
pencegahan dekubitus pada pasien stroke di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
2012. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif. Desain penelitian cross sectional study melalui pendekatan
purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 pasien stroke. Pengumpulan data dengan membagi
kuisioner yang terdiri dari 27 item pernyataan dalam skala likert dan lembar observasi. Metode analisis data
dengan menggunakan uji statistik chi-square, hasil penelitian tidak ada hubungan antara dukungan keluarga
(p-value 1,00) yang terdiri dari dukungan sosial keluarga (p-value: 0,517), dukungan penilaian (p-value
1,00), dukungan tambahan (p-value 1,00) dan dukungan emosional (p-value = 1,00) dengan pencegahan
dekubitus pada pasien stroke. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan pencegahan dekubitus pada pasien stroke di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan keluarga agar dapat memberikan dukungan
sepenuhnya pada anggota keluarga yang mengalami stroke dalam upaya pencegahan dekubitus.

Kata kunci: stroke, pencegahan dekubitus, dukungan keluarga

ABSTRACT
Decubitus is local tissue necrosis that occuring when a suppresed soft tissue between the bony external
surface in the long term. Decubitus can occur at patient that taking bedrest in a long time such as patient
with stroke. Decubitus should be prevented by involving all component included family. Family is expected
to assist the nurse in providing health services in the form of prevention and treatment patients decubitus.
The purpose of this research was figuring out the correlation between family support and the prevention of
decubitus in patient with stroke at neurological ward in dr. Zainoel Abidin General Hospital of Banda Aceh
in 2012. This was a descriptive correlative research with cross sectional study research design. Samples were
collected by using purposive sampling technique, amounting to 30 patients with stroke and their family. Data
were collected by using questionnaire comprising of 27 statement items in the form of likert scale and
observation sheet. Data were analyzed with chi-square statistic test. Results of the research showed that there
was no correlation between family social support (p-value = 1,00), assessment support (p-value = 1,00),
additional support (p-value = 1.00), emotional support (p-value = 1.00), and the prevention of decubitus in
patients. It can be concluded that there was no correlation between family support (p-value= 0,517) and the
prevention of decubitus in patients with stroke at dr. Zainoel Abidin General Hospital of Banda Aceh in 2012.
Suggestion for family is be able to give motivation to patient with stroke as prevention of decubitus.

Keywords: stroke, decubitus, prevention, family support

PENDAHULUAN sekurangnya 24 jam yang merupakan akibat


Stroke adalah suatu sindrom defisit dari gangguan sirkulasi ke otak (Simon,
neurologis yang terjadi dalam waktu Greenberg, & Aminoff, 2009, p.293). Stroke

28
Idea Nursing Journal
Vol.3 No.5
atau cedera serebrospinal merupakan berada di rentang antara 3%-11% (Potter and
masalah neurologik primer di Amerika Perry, 2005, p.1251). Penelitian Evans, et
Serikat dan dunia (Smeltzer & Bare, 2001, al., memperlihatkan bahwa di Amerika
p.2132). Insiden stroke secara nasional di Serikat sekitar 5% pasien yang dirawat di
Amerika Serikat adalah 750.000 jiwa per rumah sakit umum pemerintah mengalami
tahun, dengan 200.000 jiwa merupakan dekubitus selama dalam perawatan. Jika di
stroke rekuren (berulang). Angka kematian Amerika yang telah didukung oleh fasilitas
setiap tahun akibat stroke baru ataupun kesehatan yang terampil dan profesional,
rekuren adalah 200.000 jiwa (Price & dan tingkat pendidikan masyarakatnya yang
Wilson, 2005, p.1106). Saat ini, angka tinggi ternyata masih ada pasien yang
kejadian stroke di Indonesia pun meningkat terkena dekubitus, dapat dipastikan masalah
tajam melampaui penyakit yang selama ini tersebut akan lebih sering lagi dialami oleh
mendominasi angka kematian terbesar di pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit
Indonesia seperti jantung dan kanker. Dr. umum pemerintah di Indonesia.
Hardi Pranata, salah seorang pengurus Klub Dekubitus merupakan salah satu
Pencegahan Stroke (Yastroki) mengatakan masalah serius kesehatan keluarga. AHCPR
bahwa angka kejadian stroke di Indonesia (Agency for Health Care Policy and.
merupakan angka tertinggi dibandingkan Research), 1994, mengemukakan bahwa
dengan negara-negara lain yang memiliki ketika dekubitus terjadi maka lama
resiko sama dengan Indonesia (Gemari, perawatan dan biaya perawatan rumah sakit
2008, p.63). Upaya penyembuhan stroke akan meningkat (Potter & Perry, 2005,
yang biasanya dilakukan selama ini adalah p.1251). Oleh karena itu, tindakan
terapi tirah baring. Permasalahan yang pencegahan dekubitus harus terus dilakukan
muncul adalah ketika pasien stroke sedini mungkin dan secara terus menerus.
menjalani terapi tirah baring, bisa saja akan Keluarga dapat membantu perawat
menghabiskan waktu dengan berbaring di memberikan pelayanan pencegahan dan
tempat tidur, akibatnya adalah sangat rentan perawatan dekubitus yang optimal kepada
terkena dekubitus (Hickey, 2003, p.33). pasien (Surjati, Diharjo, & Haryani, 2005,
Dekubitus merupakan nekrosis p.33).
jaringan lokal yang cenderung terjadi karena Keluarga merupakan unit pelayanan
adanya penekanan jaringan lunak di antara kesehatan yang terdepan dalam
tonjolan tulang dengan permukaan eksternal meningkatkan derajat kesehatan. Menurut
dalam jangka waktu yang lama. Pasien yang Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
berbaring atau duduk dalam waktu yang 1998, keluarga adalah unit terkecil dari
lama akan terjadi perpindahan berat badan masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
ke penonjolan tulang pasien dan serta beberapa orang yang berkumpul dan
menimbulkan tekanan. Tekanan ini akan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
menyebabkan penurunan suplai darah pada ketergantungan (Sudiharto, 2007, p.22).
jaringan tubuh sehingga terjadi iskemik. Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi
Penurunan aliran darah (iskemik) ini dapat perawatan kesehatan yang menunjukkan
menyebabkan terjadinya kerusakan kemampuan keluarga untuk merawat
integritas kulit dan jika tidak tertangani akan anggota keluarga yang mengalami masalah
mengakibatkan munculnya dekubitus (Potter kesehatan (Sudiharto, 2007, p.24). Keluarga
and Perry, 2005, p.1257). mempunyai dukungan yang sangat
Penelitian Allman, 1989, mempengaruhi kesehatan anggota
menyebutkan bahwa angka prevalensi keluarganya. Dukungan tersebut meliputi
dekubitus yang dilaporkan dari rumah sakit dukungan sosial, penilaian, tambahan dan

29
Idea Nursing Journal
Cut Husna
ISSN: 2087-2879
emosional (Friedman, Bowden, & Jones, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
2010, p.445). Abidin Banda Aceh Tahun 2012?”
Rumah Sakit Umum Daerah Tujuan umum penelitian ini untuk
dr.Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai mengetahui hubungan antara dukungan
rumah sakit tipe A terbesar di Provinsi Aceh keluarga dengan pencegahan dekubitus
dan merupakan tempat rujukan pasien pada pasien stroke di ruang rawat saraf
gangguan neurologis menunjukkan data Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
bahwa angka kejadian pasien stroke sejak Abidin Banda Aceh tahun 2012.
Januari tahun 2010 sampai 18 November Tujuan khusus penelitian ini untuk
2011 adalah sebanyak 667 pasien. Pasien mengetahui hubungan antara dukungan
stroke yang mengalami dekubitus sejak sosial keluarga dengan pencegahan
Januari sampai Desember tahun 2010 adalah dekubitus pada pasien stroke di ruang rawat
sebanyak 23 pasien sedangkan pada tahun saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
2011 sejak Januari sampai 18 November Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012,
tercatat ada 2 pasien. untuk mengetahui hubungan antara
Keterangan yang didapatkan dari dukungan penilaian keluarga dengan
perawat ruangan tersebut bahwa pasien Pencegahan dekubitus pada pasien stroke di
stroke dengan dekubitus yang berada di ruang rawat saraf Rumah Sakit Umum
rumah sakit saat ini merupakan pasien yang Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun
sebelumnya menjalani perawatan di rumah, 2012, untuk mengetahui hubungan antara
kemudian ketika terjadi dekubitus, baru dukungan tambahan keluarga dengan
dibawa ke rumah sakit. Keterangan ini Pencegahan dekubitus pada pasien stroke di
mungkin menunjukkan bahwa keluarga yang ruang rawat saraf Rumah Sakit Umum
merawat pasien stroke di rumah umumnya Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2012
tidak mengetahui tindakan pencegahan tahun 2012, dan untuk mengetahui
dekubitus, sehingga dukungan yang hubungan antara dukungan emosional
diberikan kepada pasien stroke tidak keluarga dengan pencegahan dekubitus
maksimal dan menyebabkan kejadian pada pasien stroke di ruang rawat saraf
dekubitus masih dapat terjadi di masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin
Berdasarkan fenomena ini, maka peneliti Banda Aceh tahun 2012.
tertarik untuk meneliti hubungan dukungan
keluarga dengan pencegahan dekubitus pada METODE
pasien stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Metode penelitian ini menggunakan
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. metode penelitian deskriptif korelatif, yaitu
Kejadian dekubitus pada pasien stroke suatu metode penelitian yang dilakukan
masih saja terjadi di masyarakat. Sedangkan dengan tujuan utama untuk mencari ada
keluarga mempunyai fungsi dan dukungan tidaknya korelasi (hubungan) antara 2 (dua)
yang diyakini sangat membantu dalam variable, dalam penelitian ini akan di
pencapaian dan peningkatan kesehatan identifikasi hubungan dukungan keluarga
anggota keluarganya. Berdasarkan uraian dengan pencegahan dekubitus pada pasien
pada latar belakang di atas, maka yang stroke di ruang rawat saraf Rumah Sakit
menjadi permasalahan dalam penelitian ini Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
adalah “Apakah Ada Hubungan Dukungan Aceh. Desain penelitian yang digunakan
Keluarga Dengan Pencegahan Dekubitus adalah cross sectional study, yaitu subjek
Pada Pasien Stroke di Ruang Rawat Saraf penelitian diobservasi pada waktu yang
sama (Notoatmodjo, 2010, p. 142).

30
Idea Nursing Journal
Vol.3 No.5
Populasi dalam penelitian ini adalah responden yaitu keluarga pasien untuk
seluruh pasien stroke dan keluarganya di menandatangani surat persetujuan responden
ruang rawat saraf Rumah Sakit Umum yang telah disediakan; setelah keluarga
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pasien menandatangani surat persetujuan,
selama penelitian berlangsung yaitu peneliti akan memberikan kuesioner kepada
sejumlah 30 pasien. keluarga pasien; dan peneliti meminta
Teknik pengambilan sampel yang keluarga pasien untuk dapat mengisi
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner selanjutnya peneliti
nonprobability sampling yaitu pengambilan mengobservasi kekuatan otot dan keadaan
sampel yang tidak didasarkan atas kulit pasien. Kuesioner yang sudah diisi
kemungkinan yang tidak dapat akan diperiksa kelengkapan datanya.
diperhitungkan (Notoatmojo, 2010, p.124). Setelah seluruh data terkumpul dan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian selesai dilakukan, selanjutnya
purposive sampling yaitu sampel penelitian peneliti melaporkan kembali pada Bidang
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu Penelitian dan Pengembangan untuk
yang dibuat oleh peneliti sendiri mendapatkan surat keterangan telah selesai
(Notoadmodjo, 2002, p.88). melakukan penelitian dari direktur.
Tempat penelitian ini dilakukan di Analisa data menggunakan univariat
ruang rawat saraf Rumah Sakit Umum dan bivariat dengan alasan Analisa bivariat
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. digunakan terhadap dua variabel yang
Penelitian ini telah dilaksanakan pada diduga berhubungan atau berkorelasi
tanggal 25 April sampai 10 Juni 2012. (Notoadmodjo, 2002, p.188). Analisa pada
Setelah mendapatkan izin dari Rumah penelitian ini menggunakan uji chi-square
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin test yaitu Fisher’s Exact Test dengan tabel
Banda Aceh, peneliti melakukan kontigensi 2 x 2 dan derajat kebebasan (df)
pengumpulan data terhadap 30 responden
=1 serta tingkat kemaknaan ( = 0,05.
dengan tahap sebagai berikut: peneliti
meminta bantuan tiga orang enumerator agar Pengambilan keputusan ada tidaknya
pengumpulan data dapat lebih mudah. hubungan berdasarkan nilai probabilitas (P-
Ketiga enumerator tersebut sebelumnya value) yang dibandingkan dengan nilai
telah diberi latihan dan penjelasan mengenai tingkat kemaknaan. Apabila P-value lebih
penelitian dan cara-cara yang harus besar dari 0,05, maka Ho diterima,
dilakukan dalam pengumpulan data dari sedangkan jika P-value lebih kecil dari 0,05
responden; selanjutnya peneliti dan maka Ho ditolak (Arifin, 2009 & Hastono
enumerator mendatangi calon responden. 2007, p.339 & p. 57).
Peneliti kemudian memperkenalkan diri
serta menjelaskan tujuan penelitian kepada HASIL
Untuk mengetahui hubungan
calon responden dan menerangkan bahwa
dukungan keluarga dengan pencegahan
penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi
dekubitus pada pasien stroke di ruang rawat
responden. Kerahasiaan catatan mengenai
saraf di Rumah sakit Umum Daerah dr.
data responden dijaga dengan cara tidak
Zainoel Abidin Banda Aceh. Analisa
menuliskan nama responden pada kuesioner,
dilakukan berdasarkan hasil penelitian pada
serta data-data yang diperoleh dari
tabel 5.3 sampai dengan 5.7 dengan cara
responden hanya akan digunakan untuk
memasukkan hasil kategori-kategori
kepentingan penelitian; setelah memberi
responden ke dalam tabel contingency 2x2
penjelasan, peneliti meminta kesediaan

31
Idea Nursing Journal
Cut Husna
ISSN: 2087-2879
melalui komputerisasi serta menggunakan
derajat tingkat kemaknaan 95% atau nilai α
Tabel. 1. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke di
Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 (n=30)
Pencegahan dekubitus
Dukungan Sosial
Tidak Terjadi Terjadi Total α P-value

F % F % F %
Baik 8 28,6 1 50 penilaian
9 keluarga yang baik dan terjadi
30
Kurang 20 71,4 1 50 dekubitus.
21 70Melalui 0,05
uji statistik0,517
dengan
Jumlah 28 100 2 100 30
Fisher’s 100 Test, didapatkan bahwa nilai
Exact
= 0,05. Keputusan statistik diambil p-value = 1,00. Berarti p-value > 0,05
berdasarkan P-value. Jika P-value < 0,05 sehingga hipotesa null (H0) diterima dan Ha
maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan ditolak. Ini menunjukkan bahwa tidak ada
jika P-value ≥ 0,05, maka Ho diterima dan hubungan antara dukungan penilaian
Ha ditolak. Hasil analisa statistik dapat keluarga dengan pencegahan dekubitus pada
dilihat pada tabel 1. pasien stroke di ruang rawat saraf Rumah
Berdasarkan pada tabel 1 dapat Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
diketahui bahwa terdapat 8 responden Banda Aceh Tahun 2012
mendapatkan dukungan sosial keluarga yang Berdasarkan pada table 3 di atas,
baik dan tidak terjadi dekubitus, 1 responden dapat diketahui bahwa terdapat 14
mendapat dukungan keluarga yang baik dan responden yang mendapatkan dukungan
terjadi dekubitus. Melalui uji statistik tambahan keluarga yang baik dan tidak
dengan Fisher’s Exact Test, didapatkan terjadi dekubitus, 1 responden mendapat
bahwa nilai p-value = 0,517. Berarti p-value dukungan tambahan keluarga yang baik dan
> 0,05 sehingga hipotesa null (H0) diterima terjadi dekubitus. Melalui uji statistik
dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa dengan Fisher’s Exact Test, didapatkan
tidak ada hubungan antara dukungan sosial bahwa nilai p-value = 1 Berarti p-value >
keluarga dengan pencegahan dekubitus pada 0,05, sehingga hipotesa null (H0) diterima
pasien stroke di ruang rawat saraf Rumah dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin tidak ada hubungan antara dukungan
Banda Aceh Tahun 2012. tambahan keluarga dengan pencegahan
Berdasarkan pada tabel 2, dapat
dekubitus pada pasien stroke di ruang rawat
diketahui bahwa terdapat 15 responden
saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
yang mendapatkan dukungan penilaian
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012.
keluarga yang baik dan tidak terjadi
dekubitus, 1 responden mendapat dukungan

Tabel. 2. Hubungan Dukungan Penilaian Keluarga Dengan Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke di
Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 (n=30)
Pencegahan dekubitus
Dukungan penilaian
Tidak DukunganTerjadi
Tabel 3. Hubungan Tambahan KeluargaTotal α Dekubitus
Dengan Pencegahan P-value
Pada Pasien Stroke di
Terjadi
Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 ( n=30)
F % F % F %
Pencegahan dekubitus
Baik Dukungan15Tambahan
53,6 1 50 16 53,3
Kurang 13 46,4 1 50
Tidak Terjadi 14 Terjadi46,7 0,05
Total 1,00 α P-value
Jumlah 29 100 2 100 30 100
F % F % F %
32
Baik 14 50 1 50 15 50
Kurang 14 50 1 50 15 50 0,05 1,00
Jumlah 28 100 1 100 30 100
Idea Nursing Journal
Vol.3 No.5

Berdasarkan pada tabel 4, dapat


diketahui bahwa terdapat 15 responden menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang mendapatkan dukungan emosional antara dukungan keluarga dengan
keluarga yang baik dan tidak terjadi pencegahan dekubitus pada pasien stroke di
dekubitus, 1 responden mendapat dukungan ruang rawat saraf Rumah Sakit Umum
emosional keluarga yang baik dan terjadi Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
dekubitus. Melalui uji statistik dengan Tahun 2012.
Fisher’s Exact Test, didapatkan bahwa
nilai p-value = 1 (Lampiran 18). Berarti p- DISKUSI
value > 0,05 sehingga hipotesa null (H0) Hubungan dukungan sosial keluarga
diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan dengan pencegahan dekubitus pada pasien
bahwa tidak ada hubungan antara dukungan stroke di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
emosional keluarga dengan pencegahan Abidin Banda Aceh tahun 2012
dekubitus pada pasien stroke di ruang rawat menunjukkan ada 20 pasien kurang
saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. mendapatkan dukungan sosial keluarga dan
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012. tidak dekubitus, sedangkan 1 pasien juga
Berdasarkan pada table 5, dapat kurang mendapatkandukungan sosial
diketahui bahwa terdapat 12 responden keluarga dan terjadi dekubitus. Hasil analisa
yang mendapatkan dukungan keluarga yang Fisher’s Exact Test, diperoleh nilai P-value
baik dan tidak terjadi dekubitus, 1 responden = 0,517 atau dengan kata lain P-value > α,
mendapat dukungan keluarga yang baik dan maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa null
terjadi dekubitus. Melalui uji statistik (H0) diterima, yang berarti tidak ada
dengan Fisher’s Exact Test, didapatkan hubungan antara dukungan sosial keluarga
bahwa nilai p-value = 1,00 (Lampiran 18). dengan pencegahan dekubitus pada pasien
Berarti p-value > 0,05 sehingga hipotesa null stroke.
(H0) diterima dan Ha ditolak yang

Tabel 4. Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke di
Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 (n=30)
Pencegahan dekubitus
Dukungan Emosional
Tidak Terjadi Terjadi Total α P-value

F % F % F %
Baik 15 53,6 1 50 16 53,3
Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke di Ruang
Kurang 13 46,4 1 50 14 46,7 0,05 1,00
Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 (n=30)
Jumlah 28 100 2 100 30 100
Pencegahan dekubitus
Dukungan Keluarga
Tidak Terjadi Terjadi Total α P-value

F % F % F %
33 Baik 12 42,9 1 50 13 43,3
Kurang 16 57,1 1 50 17 56,7 0,05 1,00
Jumlah 28 100 1 100 30 100
Idea Nursing Journal
Cut Husna
ISSN: 2087-2879

dapat dicegah dengan informasi yang


Penatalaksanaan penyakit diberikan oleh tenaga kesehatan.
membutuhkan kerjasama antara pasien, Hubungan dukungan penilaian
keluarga dan tenaga kesehatan. Pasien dan keluarga dengan pencegahan dekubitus
keluarga perlu memahami mengenai pada pasien stroke di Rumah Sakit Umum
penyakit yang dialami pasien. Menurut dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012
Zaidin Ali (2006, p.18), ketika ada anggota diketahui bahwa terdapat 15 responden
keluarga yang sakit, maka keluarga yang mendapatkan dukungan penilaian
cenderung menjadi reaktor terhadap masalah keluarga yang baik dan tidak terjadi
kesehatan anggotanya. Keluarga akan dekubitus, 1 responden mendapat dukungan
mencari informasi mengenai kesembuhan penilaian keluarga yang baik dan terjadi
dan kesehatan anggota keluarganya dari dekubitus. Hasil analisa melalui Fisher’s
berbagai sumber. Informasi yang adekuat Exact Test, diperoleh nilai P-value = 1,00
dapat menjadi acuan dalam melakukan atau dengan kata lain P-value > α. Maka
perawatan pasien. dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (H 0)
Hasil penelitian di Rumah Sakit diterima, yang berarti tidak ada hubungan
Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda antara dukungan penilaian keluarga dengan
Aceh Tahun 2012 menyebutkan bahwa tidak pencegahan dekubitus pada pasien stroke.
ada hubungan antara dukungan sosial Dukungan penilaian keluarga meliputi
keluarga dengan pencegahan dekubitus pada upaya keluarga yang bertindak sebagai
pasien stroke. Hal ini disebabkan karena sebuah bimbingan umpan balik,
pasien berada di rumah sakit yang memiliki membimbing dan menengahi pemecahan
fasilitas dan tenaga kesehatan yang cukup. masalah dan sebagai sumber validator
Keluarga menyatakan bahwa selama berada identitas anggota keluarganya (Friedman,
di rumah sakit, tenaga kesehatan seperti Bowden & Jones (2010, p.446).
perawat memberikan informasi kesehatan Pada penelitian ini, dukungan
kepada keluarga namun tidak menyebutkan penilaian yang diharapkan dilakukan oleh
secara spesifik bahwa informasi tersebut keluarga adalah keluarga menghargai pasien
mengenai pencegahan dekubitus. Informasi dengan meminta persetujuannya terlebih
yang diberikan oleh perawat sebagian besar dahulu untuk mengubah posisinya, keluarga
mencakup pencegahan dekubitus, seperti memperhatikan pasien setiap saat, keluarga
membalikkan tubuh pasien secara berkala tidak membiarkan pasien berbaring lebih
yang bertujuan untuk memperlancar aliran dari 4 jam, dan keluarga menanyakan
darah pada tubuh pasien sehingga walaupun kesulitan yang dialami pasien. Pada pasien
keluarga kurang aktif dalam mencari stroke umumnya akan terjadi kesulitan
informasi kesehatan, kejadian dekubitus dalam pengucapan kalimat yang
berhubungan dengan cedera saraf sehingga
pasien tidak bisa mengungkapan
kesulitannya kepada keluarga. Dengan
memperhatikan keadaan pasien setiap saat,
maka keluarga dapat mengetahui kesulitan

34
Idea Nursing Journal
Vol.3 No.5
yang dialami pasien walaupun pasien tidak p.446). Keluarga dapat membantu dalam
memberitahukannya. upaya pencegahan dekubitus seperti
Hasil penelitian di Rumah Sakit perawatan kulit, yang meliputi higienis dan
Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda perawatan kulit topikal; pencegahan
Aceh menyebutkan bahwa 60% keluarga mekanik dan pendukung untuk permukaan
menyatakan selalu memperhatikan keadaan yang meliputi pemberian posisi, penggunaan
pasien. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tempat tidur dan kasur teurapetik; dan
tidak terdapat hubungan antara dukungan pendidikan (Potter & Perry, 2005, p.1273).
penilaian keluarga dengan pencegahan Penelitian terkait pernah dilakukan oleh
dekubitus pada pasien stroke. Hal ini terjadi Surjati Diharjo dan rekannya (2005) di
karena nilai kekuatan otot pasien yang Rumah Sakit Umum Pemerintah dr. Sardjito
memungkinkan pasien untuk aktif Jogjakarta. Hasil yang diperoleh yaitu
menggerakkan badannya. Sebagian besar dukungan tambahan yang diberikan keluarga
pasien mampu untuk bergerak sendiri dan adalah sangat baik. Dari 25 responden yang
tidak perlu diminta persetujuan oleh diteliti, terdapat 13 responden dengan nilai
keluarga terlebih dahulu untuk bergerak dan 75% yang dikategorikan sangat baik dalam
membalikkan tubuhnya sendiri. Dapat memberikan dukungan tambahan kepada
disimpulkan bahwa walaupun keluarga pasien stroke dalam upaya pencegahan
selalu memperhatikan keadaan pasien setiap dekubitus.
saat tidak mempengaruhi terhadap Bertolak dengan penelitian terkait di
efektivitas pencegahan dekubitus karena atas, perolehan hasil penelitian yang
pasien dapat melakukan salah satu upaya melibatkan 30 responden di Rumah Sakit
pencegahan dekubitus secara mandiri Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda
(sedikit dibantu oleh keluarga) yaitu Aceh Tahun 2012 menunjukkan bahwa
menggerakkan tubuh ke kiri dan ke kanan hanya 50% yang memberikan dukungan
secara aktif. tambahan yang baik kepada pasien stroke.
Hubungan dukungan tambahan Hasil ini berimbang dengan jumlah pasien
keluarga dengan pencegahan dekubitus pada yang kurang mendapat dukungan tambahan
pasien stroke di Rumah Sakit Umum dr. sehingga tidak terdapat hubungan antara
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012 dukungan keluarga dengan pencegahan
diketahui bahwa terdapat 14 responden dekubitus pada pasien stroke. Hal ini
yang mendapatkan dukungan tambahan disebabkan oleh tingkat ketergantungan dan
keluarga yang baik dan tidak terjadi kekuatan otot pasien stroke. Aktivitas sehari-
dekubitus, 1 responden mendapat dukungan hari masih dapat dikerjakan oleh pasien
tambahan keluarga yang baik dan terjadi walaupun hanya sedikit. Demikian halnya
dekubitus. Hasil analisa melalui Fisher’s kekuatan otot yang dimiliki oleh pasien.
Exact Test, diperoleh nilai P-value = 1,00 66,7% pasien memiliki nilai 5 pada kekuatan
atau dengan kata lain P-value > α. Maka otot tangan kiri. Pada tangan kanan, 46,7%
dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (H0) pasien memiliki nilai kekuatan otot 5,
diterima, yang berarti tidak ada hubungan selebihnya pasien memiliki nilai kekuatan
antara dukungan tambahan keluarga dengan otot 4 (23,3%). Pada kaki kiri, terdapat 50%
pencegahan dekubitus pada pasien stroke. pasien memiliki nilai 5 pada kekuatan otot.
Dukungan tambahan keluarga Sedangkan pada kaki kanan, terapat 33,3%
merupakan bentuk dukungan yang memiliki nilai 5 pada kekuatan otot.
didapatkan dari keluarga yang menjadi Menurut Djohan (2006), kekuatan
sumber pertolongan praktis dan konkret bagi otot dapat mempengaruhi pergerakan pasien.
pasien (Friedman, Bowden & Jones (2010, Kekuatan otot yang normal meliputi

35
Idea Nursing Journal
Cut Husna
ISSN: 2087-2879
kontraksi otot yang membuat tubuh dapat keluarga sangat penting bagi pasien.
bergerak melawan gravitasi. Pada pasien Dukungan emosional pada dasarnya adalah
dengan kerusakan otak yang bermakna, upaya untuk memberikan rasa aman
kekuatan otot akan menjadi sangat lemah (Maurice, 2007 , p.94).
sehingga menyebabkan pergerakan sangat Hasil penelitian di Rumah Sakit
terbatas. Smeltzer & Bare (2001, p.406) Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda
menyebutkan bahwa salah satu penyebab Aceh menyebutkan bahwa tidak ada
terjadinya dekubitus adalah immobilisasi hubungan antara dukungan emosional
(pasien tidak bergerak). Bila pasien tidak keluarga dengan pencegahan penyakit
aktif bergerak, jaringan kulit dan subkutan dekubitus pada pasien stroke. Hal ini dapat
mengalami penekanan oleh benda dimana disebabkan oleh adaptasi pasien yang baik
pasien beristirahat, seperti kasur, tempat terhadap stressor. Potter & Perry (2005,
duduk atau traksi. Immobilitas yang lama p.477) menyebutkan bahwa salah satu satu
menjadi penyebab terjadinya dekubitus. faktor yang dapat mempengaruhi
Pada penelitian ini, sebagian besar kemampuan pasien untuk menghadapi stress
keluarga pasien menyatakan bahwa pasien adalah pengalaman seseorang dengan
aktif untuk merubah posisinya sendiri dan stressor serupa atau penilaian pasien
keluarga hanya sedikit membantu sehingga terhadap penyakit. Penilaian pasien terhadap
walaupun dukungan tambahan belum penyakit mempengaruhi sikap dan harapan
maksimal diberikan oleh keluarga, dekubitus yang erat kaitannya dengan spiritualitas
dapat dicegah dengan mobilisasi pasien yang pasien. Penilaian pasien terhadap penyakit
aktif. yang dialami bisa saja dipandang sebagai
Hubungan dukungan emosional hukuman dari Tuhan sehingga pasien
keluarga dengan pencegahan dekubitus pada menyalahkan diri terus menerus dan sulit
pasien stroke di Rumah Sakit Umum dr. mempunyai harapan untuk sembuh.
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012 Sebaliknya, pasien yang tidak memandang
diketahui bahwa terdapat 15 responden demikian akan memiliki harapan hidup lebih
yang mendapatkan dukungan emosional tinggi.
keluarga yang baik dan tidak terjadi Pada penelitian ini, sebagian besar
dekubitus, 1 responden mendapat dukungan keluarga pasien menyebutkan bahwa pasien
emosional keluarga yang baik dan terjadi jarang mengeluh mengenai penyakit yang
dekubitus. Hasil analisa melalui Fisher’s dialami. Pasien terlihat tabah dengan
Exact Test, diperoleh nilai p-value = 1,00 penyakit yang dialami. Hasil wawancara dan
atau dengan kata lain P > α. Maka dapat pengamatan terhadap keluarga menyatakan
disimpulkan bahwa hipotesa null (H0) bahwa seluruh pasien yang menjadi sampel
diterima, yang berarti tidak ada hubungan adalah beragama Islam. Sebagian besar
antara dukungan emosional keluarga orang yang beragama Islam mempercayai
dengan pencegahan dekubitus pada pasien bahwa penyakit yang dialami oleh seseorang
stroke. Smeltzer & Bare (2001, p.145) merupakan cobaan untuk melatih kesabaran
menyatakan bahwa adanya penyakit dapat dan menghapus dosa sehingga dapat
menimbulkan berbagai perasaan pada membuat seseorang tabah dengan kondisi
pasien. Beberapa reaksi emosional yang yang dialaminya. Dengan demikian,
biasanya dialami pasien adalah ansitas, walaupun tidak terdapat hubungan antara
kemarahan, rasa bersalah, dan hilang dukungan emosional keluarga dengan
harapan (Smeltzer & Bare, 2001, p.145). pencegahan dekubitus, dekubitus dapat
Dukungan emosional yang diberikan

36
Idea Nursing Journal
Vol.3 No.5
dicegah dengan adaptasi dan penilaian tingkat ketergantungan parsial dan kekuatan
pasien yang baik terhadap penyakit. otot yang umumnya baik yang dimiliki oleh
Hubungan dukungan keluarga dengan pasien dapat mempengaruhi dukungan yang
pencegahan dekubitus pada pasien stroke di diberikan oleh keluarga. Tersampainya
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin informasi kesehatan ditunjang dengan
Banda Aceh tahun 2012 diketahui bahwa perawatan yang baik oleh tenaga kesehatan
terdapat 12 responden yang mendapatkan di rumah sakit tersebut dapat mempengaruhi
dukungan keluarga yang baik dan tidak sikap keluarga dalam memberikan dukungan
terjadi dekubitus, 1 responden mendapat kepada pasien.
dukungan keluarga yang baik dan terjadi
dekubitus. Hasil analisa chi square test, KESIMPULAN
diperoleh nilai P-value = 1,00 atau dengan Berdasarkan hasil pembahasan, maka
kata lain P-value > α. Maka dapat dapat disimpulkan bahwa: tidak terdapat
disimpulkan bahwa hipotesa null (H0) hubungan antara dukungan keluarga dengan
diterima, yang berarti tidak ada hubungan pencegahan dekubitus pada pasien stroke di
antara dukungan emosional keluarga Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit Umum
dengan pencegahan dekubitus pada pasien Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh;
stroke. Penelitian yang dilakukan oleh tidak terdapat hubungan antara dukungan
Hutapea (2004) yang melihat pengaruh sosial keluarga dengan pencegahan
dukungan keluarga terhadap kepatuhan dekubitus pada pasien stroke di Ruang
minum obat anti tuberculosis pada pasien Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
TB didapatkan bahwa keluarga sangat Zainoel Abidin Banda Aceh; tidak terdapat
berperan dalam meningkatkan kepatuhan hubungan antara dukungan penilaian
pasien untuk minum obat secara teratur. keluarga dengan pencegahan dekubitus pada
Keluarga memiliki beberapa fungsi. pasien stroke di Ruang Rawat Saraf Rumah
Diantaranya adalah fungsi pemenuhan Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
kesehatan yaitu keluarga diharapkan dapat Banda Aceh; tidak terdapat hubungan antara
memenuhi kebutuhan kesehatan dalam dukungan tambahan keluarga dengan
rangka melindungi dan pencegahan terhadap pencegahan dekubitus pada pasien stroke di
penyakit yang mungkin dialami oleh Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit Umum
keluarga (Suprajitno, 2003, p.14). Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh; dan
Berdasarkan penelitian terkait yang telah tidak terdapat hubungan antara dukungan
disebutkan di atas dan didukung dengan emosional keluarga dengan pencegahan
konsep keluarga, seharusnya terdapat dekubitus pada pasien stroke di Ruang
hubungan antara dukungan keluarga dengan Rawat Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
pencegahan dekubitus pada pasien stroke, Zainoel Abidin Banda Aceh.
namun hasil penelitian di Rumah Sakit Secara khusus, saran peneliti bagi
Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda perawat Ruang Rawat Saraf Rumah Sakit
Aceh Tahun 2012 menyebutkan bahwa tidak Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
terdapat hubungan antara dukungan keluarga aceh agar lebih meningkatkan pendidikan
dengan pencegahan dekubitus pada pasien kesehatan kepada pasien stroke dan
stroke. Hal ini disebabkan karena tidak keluarganya mengenai dekubitus dan
efektifnya komponen dukungan yang pencegahannya. Bagi keluarga pasien
diberikan keluarga terhadap pasien yang diharapkan dapat lebih memberikan
meliputi dukungan sosial, penilaian, dukungan kepada pasien stroke dalam upaya
tambahan dan emosional, ditunjang dengan

37
Idea Nursing Journal
Cut Husna
ISSN: 2087-2879
pencegahan dekubitus, baik ketika berada di
rumah sakit maupun di rumah. Potter, & Perry. (2005). Buku ajar
fundamental keperawatan: Konsep,
proses dan praktik, Volume 1, Edisi
KEPUSTAKAAN
4. Jakarta: EGC.
Arifin, J. (2009). Mengungkap kedahsyatan
205 fungsi terapan microsoft office Potter, & Perry. (2005). Buku ajar
excell. Jakarta: PT.Elex Media fundamental keperawatan: Konsep,
Komputindo. proses dan praktik, Volume 2, Edisi
4. Jakarta: EGC.
Djohan. (2006). Terapi musik, teori dan
aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Price, & Wilson. (2005). Patofisiologi:
Galangpress. konsep klinis proses-proses
penyakit, Volume 2, Edisi 6. Jakarta:
Friedman, Bowden & Jones. (2002). Buku EGC.
ajar keperawatan keluarga: Riset,
teori, & praktik, Edisi 5. Jakarta: Simon, P., Greenberg, A., & Aminoff, J.
ECG. (2009). Clinical neurology, 7th Ed.
Mc Graw Hill Companies, Inc.
Gemari. (2008). Stroke di Indonesia tambah
besar, Edisi 94. Dikutip pada 12 Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku
November 2011, dari: ajar keperawatan medikal bedah
http://www.gemari.or.id/file/edisi94/g Brunner & Suddarth, Volume 1.
emari9433.pdf Jakarta: EGC.
Hastono, S. P. (2007). Analisis data Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku
kesehatan. Jakarta: Universitas ajar keperawatan medikal bedah
Indonesia. Brunner & Suddarth, Volume 3.
Jakarta: EGC.
Hickey, J. V. (2003). The clinical practice of
neurological and neurosurgical Sudiharto. (2007). Asuhan keperawatan
nursing, 5th Ed. Lippincott Williams & keluarga dengan pendekatan
Wilkins. keperawatan transkultural. Jakarta:
EGC.
Hutapea, T. P. (2004). Pengaruh dukungan
keluarga terhadap kepatuhan minum Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan
obat anti Tuberkulosis. Dikutip pada Keluarga:Aplikasi Dalam Praktik.
29 Juni 2012, dari: Jakarta: EGC.
http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Apri
l09/Dukungan%20Keluarga.pdf Surjati, Diharjo, & Haryani. (2005).
Keterlibatan Keluarga Dalam Upaya
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Pencegahan Dekubitus Pada
penelitian kesehatan. Jakarta: PT Pasien Defisit Neurologis. Dikutip
Rineka Cipta. pada 12 November 2011, dari: http://i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi dataId=8684
penelitian kesehatan, Edisi Revisi
Jakarta: PT Rineka Cipta.

38

Anda mungkin juga menyukai