Anda di halaman 1dari 47

PENDEKATAN ARSITEKTUR ALAMI

ARSITEKTUR TROPIS

Pengertian

Arsitektur tropis merupakan arsitektur yang berada di daerah tropis dan telah beradaptasi
dengan iklim tropis. Indonesia sebagai daerah beriklim tropis memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap bentuk bangunan rumah tinggal, dalam hal ini khususnya rumah
tradisional. Kondisi iklim seperti temperatur udara, radiasi matahari, angin, kelembaban,
serta curah hujan, mempengaruhi desain dari rumah-rumah tradisional. Masyarakat pada
zaman dahulu dalam membangun rumahnya berusaha untuk menyesuaikan kondisi iklim
yang ada guna mendapatkan desain rumah yang nyaman dan aman.

Di samping itu, arsitektur rumah tradisional sebagai ungkapan bentuk rumah tinggal karya
manusia adalah merupakan salah satu unsur budaya yang tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat, suku
atau bangsa yang unsur-unsur dasarnya tetap bertahan untuk kurun waktu yang lama dan
tetap sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan suatu masyarakat, suku,
atau bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu, arsitektur tradisional, pada khususnya
arsitektur rumah tradisional, akan merupakan salah satu identitas sebagai pendukung
kebudayaan masyarakat, suku, atau bangsa tersebut.

Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis,
dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh
terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada
tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk
udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah
tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan
adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini
dalam tren yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu
sebagai representasi
dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos
lainnya.

Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab

Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan


bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor- faktor spesifik yang
hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur,
komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang
terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda
kondisi iklimnya. Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam
perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :

1. Kenyamanan Thermal

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi perolehan


panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta
mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam
yang panas.

Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang
mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan
tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap.
Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang
lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit
karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar
dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif
juga akan memperbesar tahan panas.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :

1.Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.

2.Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan
memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.

Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap
adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan
naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan
perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan
aliran panas yang besar.

2. Aliran Udara Melalui Bangunan

Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :

1.Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan,


membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri
serta menghilangkan bau.
2.Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu
mendinginkan bagian dalam bangunan.

Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperature
antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi.
Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara
yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada
umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal.
Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka.
Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat
diatur.

3. Radiasi Panas

Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan
dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat
digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).

Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi
penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada
permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
Penerangan Alami pada Siang Hari

Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :

1.Cahaya matahari langsung.

2.Cahaya matahari difus

Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan


siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak
dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan
penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu dimanfaatkan untuk
penerangan adalah cahaya langit.

Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya
langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi
dalam 3 (tiga) komponen :

1.Komponen langit.

2.Komponen refleksi luar

3.Komponen refleksi dalam

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat
penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :

1.Luas dan posisi lubang cahaya.

2.Lebar teritis

3.Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya


4.Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.

5.Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.

Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan
adanya penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain yang dilakukan, baik pada
model bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sederhana, faktor penerangan
siang hari

rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari luas lantai, dengan catatan
posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian normal pada langit, lebar sekitar 1 meter,
faktor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan dalam ruang sekitar 50% – 60% tidak ada
penghalang dimuka lubang dan kaca penutup adalah kaca bening

Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa
bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur,
kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, “Desain dengan Iklim”,
mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah iklim
yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang sebuah
rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari rumah
sampai ke warna
Ciri-Ciri

Mungkin untuk sebagian orang kata Tropis tidak asing lagi, karena Tropis merupakan
suatu gambaran keadaan posisi negara kita yang memiliki 2 musim (Hujan dan Kemarau).
Jika kita perhatikan lebih seksama terhadap bangunan-bangunan tradisional kita yang
beranekaragam dari sabang hingga merauke, kita akan kagum terhadap hasil karya para
perancangnya. Kita yakin saat itu pasti belum ada yang namanya pendidikan tentang
bangunan atau sejenisnya.

Tapi kita patut acungkan jempol, karena nenek moyang kita dapat menerapkan konsep
bangunan yang begitu maksimal terhadap bangunan-bangunannya. Mereka amat
memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya, bukan hanya faktor kenyamanan saja tapi
nilai estetika bisa kita rasakan dibeberapa sudut ruang baik interior atau eksteriornya.
Bahan yang digunakan juga kalau kita perhatikan sepertinya hasil pilihan yang terbaik
yang ada di daerahnya. Teknis pengerjaan sangat dituntut ketelitian dan keahlian.
Pemilihan warna yang sepertinya tetap konsisten dengan warna-warna alam. Urutan ruang
terbentuk akibat aktivitas sipemilik bangunan tersebut, demikian pula dengan tinggi
rendahnya ruang ini sangat berkaitan dengan kondisi sipemilik saat itu.

Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyak dengan
material loka dan alami. seperti kayu, bambu, dll.
Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arah pencahayaan matahari
pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukup nyaman dan sehat. Juga
sirkulasi udara yang dirasa akan cukup sebagai udara yang sehat

Ciri-ciri iklim tropis basah:


1.Curah hujan tinggi
2.Kelembaban tinggi
3.Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4.Angin (aliran udara) sedikit
5.Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6.Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air),
sehingga air tidak mudah menguap.
Ciri-ciri bangunan tropis:
1.Atap yang sebagian besar berbentuk runcing keatas, walaupun ada pula yang
melengkung.

2.Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias dan cahaya berlebihan.

3.Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lobang-lobang angin.

4.Banyak menggunakan material alam, seperti: Kayu, Batu, bambu, dll.

5.Dinding, Lantai, dll biasanya menggunakan warna-warna alam.

6.Tumbuh-tumbuhan, Air, dll disekitar bangunan sedapat mungkin didesain agar menjadi
satu kesatuan dengan bangunan.

7.Ukuran dan tataruang bangunan disesuai dengan kebutuhan.

8.Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.

Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa
bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur,
kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, “Desain dengan Iklim”,
mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah iklim
yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang sebuah
rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari rumah
sampai ke warna.
Rancangan rumah yang ideal untuk Anda yang tinggal di negara tropis adalah rumah yang
dapat mengakomodasi segala keadaan yang ada,baik itu saat musim panas atau musim
hujan. Adapun arsitektur yang baik dan tepat untuk Anda yang tinggal di daerah tropis
adalah arsitektur tropis urban. Pada gaya arsitektur ini banyak hal detail yang harus
diperhatikan. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan diantaranya yaitu:

1.Atap Rumah

Model atap apapun sebenarnya cocok untuk arsitektur tropis urban. Hal penting yang harus
diperhatikan adalah air dapat mengalir jatuh dari atap. Atap yang berbentuk pelana atau
perisai akan mendukung turunnya air sehingga cocok untuk rumah tropis urban Anda.
Kemiringan atap akan memungkinan air mengalir ke bawah dan adanya teritisan atau
overstek dapat melindungi dinding dan bukaan dari terpaan hujan dan sinar matahari.
2.Ventilasi dan Bukaan Udara yang Baik

Ventilasi, jendela, dan pintu merupakan sarana sirkulasi udara yang harus Anda miliki.
Ketiganya harus memungkinkan cukupnya aliran udara yang masuk untuk mengurangi
panas dan kelembaban di dalam rumah. Ventilasi silang dapat Anda hadirkan di dalam
ruangan supaya udara dapat bebas keluar masuk.

3.Material Low Maintenance

Terpaan sinar matahari dan hujan sepanjang tahun dapat membuat Anda harus cermat
dengan maintenance rumah. Anda dapat menggunaan material low maintenance seperti
kusen alumunium, batu untuk melapisi sebagaian dinding yang terekspos dapat menghemat
biaya renovasi Anda. Menghindari penggunaan kayu yang tidak panas dan hujan untuk
area luar adalah baik untuk Anda.

4.Secondary Skin

Secondary Skin adalah kulit kedua yang dapat Anda rancang untuk bagian rumah Anda
yang sering terpapar sinar matahari. Dengan kulit kedua ini cahaya matahari tidak akan
masuk secara langsung, tetapi dikurangi oleh kulit kedua. Kulit kedua pun dapat Anda
gunakan sekaligus untuk dekorasi rumah Anda.

5. Ruang Terbuka Elemen Air

Teras dan elemen air seperti kolam di rumah Anda akan dapat menurunkan suku di sekitar
rumah. Pada arsitektur tropis urban ruang yang terbuka dan penuh dengan tumbuhan hijau
dapat menjadi paru-paru dan sumber cahaya untuk rumah Anda.
Contoh Bangunan Dalam Negeri

1.

Meski menggunakan gaya desain yang modern dan atap tidak runcing seperti bangunan
tropis pada umumnya namun bangunan villa yang berada di daerah Seminyak Kuta Bali ini
tetap memunculkan nuansa alami Bali yang sangat khas, yaitu tropis dan hangat.

Bangunan tersebut didominasi oleh warna putih dari lantai, dinding dan atap. Suasana yang
lebih terang dan cerah hadir dari penggunaan warna ini. Kemudian dipadu dengan warna
hijau yang muncul dari aneka tumbuhan berukuran besar dan tinggi yang ditanam di
sekitar bangunan. Kombinasi dua warna ini memunculkan kesan yang sangat segar,
kontras namun tetap bisa menyatu.

Bangunan utama yang berada di belakang punya bentuk yang sangat indah, mewah dan
spektakuler. Terutama sekali pada bagian atapnya yang mendatar. Bentuknya memanjang
dan pada sisi yang berada di belakang terdapat garis lengkung yang menyatu dengan
bagian depan. Di tengah lengkungan ini terdapat cekungan yang bentuknya seperti
lingkaran dengan ukuran yang tidak begitu besar.

Yang paling menarik adalah, bagian yang berada disebelah kiri terdapat lubang yang
digunakan sebagai tempat tumbuhnya pohon kelapa. Batang pohon ini berada di dalam
ruang atau area bangunan, kemudian ditutup dengan suatu element yang bentuknya seperti
spiral. Sedang bagian yang berada di atas atap, terlihat sebagian batang dan daun kealapa
yang rimbun dan lebat.

Pada bagian tengah, terdapat lubang berbentuk segitiga sama sisi yang lancip. Jumlahnya
ada dua dan diletakan secara berdampingan atau berjejer kiri dan kanan. Lubang segitiga
ini lalu ditutup dengan kaca. Gunannya adalah untuk menciptakan sistem pencahayaan
alami dari sinar matahari.

Selanjutnya ruang yang ada dibangunan ini terbagi menjadi dua, lantai atas dan bawah.
Masing-asing ruang ini bersifat terbuka karena tidak ditutup dengan dinding atau tembok.
Di temapat tersebut terdapat beberapa tiang atau pilar penyangga bangunan yang diberi
warna abu-abu yang menghasilkan nuansa alami dan sejuk.

Bangunan lain yang berada disebelah kanan bangunan utama juga punya tampilan yang
tidak kalah indah, menarik dan dramatis. Bentuknya bundar, sehingga atapnya
menghasilkan wujud lingkaran besar. Posisinya berada di bawah atap bangunan utama,
sehingga terlihat menyatu. Atap tersebut ditutup dengan hamparan rumut hijau yang segar
dan sejuk. Pada bagian samping agak pinggir, terdapat lubang yang berbentuk lingkaran
juga.

Banguan ini juga terbagi menjadi dua atas dan bawah. Untuk ruang yang ada dibawah, juga
sama, dibiarkan terbuka tanpa ditutup dengan dinding. Sedangkan lantai yang ada di atas
bersifat tertutup. Separo dari dinding tertutup yang berada disebelah kiri, diberi ornament
dari kayu panjang yang disusun secara vertikal.

Susunan kayu ini diletakan atau ditata dari lantai dasar hingga berada di bagian bawah atap
atau plafon luar. Ornament ini mampu membuat tampilan bangunan terlihat makin indah,
cantik dan unik sekaligus megah.

Bangunan tambahan yang berada di depan atau sebelah kiri bangunan utama, meski terlihat
lebih sederhana namun tetap memberi nuansa yang makin mewah serta elegan. Bentuk
bangunan ini adalah kotak, di mana pada salah satu ujung atapnya yang datar, berada di
bawah dan menyatu dengan atap bangunan utama yang posisinya berada di tengah.

Halaman yang berada di depan dilengkapi dengan kolam yang airnya sangat bening dan
jernih. Kemudian halaman lain yang berada di tengah ditutup dengah rumput hijau.
Villa mewah di Bali yang bernuansa tropis dan alami ini makin terlihat indah dan cantik
dengan adanya tangga berundak yang berada didepan bangunan utama. Bentuk dari tangga
ini tidak lurus, namun membentuk lengkungan sepeti seperempat lingkaran. Element ini
mampu memberi nuansa yang makin artistik pada bangunan.

2.

Kediaman keluarga Abdulbar Mansoer dengan lahan seluas 450 m2 di Cibubur, Jakarta
Timur inimerupakan hasil kerja sama apik antara pemilik dan tim arsitek Dian Ridya
Prastiti dan Erfah Kusumawati dari konsultan Adya Duamitra.

Pertama, arsitek mengolah wujud hunian dua lantai plus basemen dengan mengacu pada
prinsip arsitektur tropis Massa bangunan yang berbentuk kotak geometris ini didominasi
oleh jendela kaca yang dinaungi oleh teritis dan dikombinasikan dengan dinding berlapis
batu andesit sehingga wajah rumah tampak alamiah.

Konsep desain ini berhasil mengoptimalkan sirkulasi udara, masuknya cahaya alami. Atap
hunian dirancang berupa beberapa bidang miring yang saling lepas sedangkan area masuk
utama (entrance) diolah dengan tangga dan teras agar memberi kesan dinamis.

Arsitek menata ruang dalamnya yaitu lantai bawah untuk ruangan publik sedangkan lantai
atas untuk kamar-kamar tidur. Untuk menghadirkan kesan lapang, arsitek merancang area
terbuka sampai ke plafon di atas ruangan makan dan pantri agar ruangan lantai bawah
serasa menyatu dengan ruangan lantai atas.
Halaman dalam (inner courtyard) juga diolah dengan kolam ikan dan balai-balai untuk
tempat duduk serta disekat oleh pintu kaca lipat-geser agar serasa menyatu dan menjadi
pusat orientasi bagi ruangan-ruangan di dalam rumah. Jarak antara lantai dan plafon pada
setiap lantai dibuat lebih tinggi dari umumnya sedangkan plafon di sekitar void didesain
mengikuti kemiringan bidang atap.

Untuk interiornya, arsitek mengolah tiap ruangan dengan nuansa minimalis misalnya,
suasana “maskulin” dan formal langsung terasa saat memasuki ruangan kerja. Beranjak ke
dalam, sebuah sofa yang besar, simpel berlapis kain warna merah menjadi aksen sekaligus
menghidupkan suasana.Di area makan, seperangkat kursi berlapis kain bermotif bulat khas
retro menjadi pusat perhatian (eye catcher.) Motif bulat juga diterapkan pada kaca ber-
finishing sandblast yang menyekat area bersantap ini.

Naik ke lantai atas, kamar tidur utama yang menyatu dengan kamar mandi dan lemari
simpan pakaian (walk in wardrobe) juga didesain homey dengan ranjang built in yang
didesain khusus dan menyatu dengan panel dekoratif dan hiasan foto yang atraktif.
Contoh Bangunan Luar Negeri

Bagi kita penduduk negara tropis, rumah berkonsep cottage dengan bangunan-bangunan
mungil yang tersebar dalam satu area sudah menjadi pemandangan umum. Tidak demikian
dengan para turis asing yang menyaksikan hal tersebut.

Begitu istimewanya bagi mereka, para turis pun bersemangat “membawa pulang”
keindahan yang mereka saksikan di negara-negara tropis, termasuk di Indonesia. Seperti
dikutip dalam situs real estat Curbed, sebuah rumah mewah di area Pantai Teluk, Longboat
Key, Florida, Amerika Serikat meniru desain resor dari Bali.

Meski disebut dengan “Ohana”, yang dalam Bahasa Hawaii berarti “keluarga”, namun
karakteristik properti tersebut sangat kentara meneriakkan “Bali” dari tampilannya.

Menurut Curbed, Anda tidak akan menemukan gaya arsitektur Polinesia pada “Ohana”.
Alih-alih, Anda justru segera teringat pada Pulau Dewata di Indonesia.

Guy Peterson merupakan arsitek di balik properti tersebut. Peterson ingin menjawab
permintaan kliennya dan membuat properti yang mampu memberikan privasi sekaligus
kemewahan untuk keluarga besar, khususnya untuk merayakan liburan bersama. Maka itu,
dia memberikan tiga paviliun yang masing-masing memiliki kamar tidur sendiri. Selain itu,
properti ini pun memiliki pantai pribadi berpasir putih, kolam renang berbentuk abstrak,
lapangan tenis, jalur masuk memutar, serta area parkir tersendiri.

Hampir mustahil menolak kenyamanan yang ditawarkan “Ohana”. Namun, ada lagi fakta
mengejutkan dari klien yang meminta Peterson mendesain rumah peristirahatan tersebut.
Keluarga yang meminta Peterson membangun rumah tersebut segera menjual properti ini
dengan harga fantastis.

Rumah peristirahatan yang memiliki jendela-jendela besar mengelilinginya, sentuhan akhir


istimewa dan tampak segar, serta pemandangan luar biasa tersebut dibanderol dengan
harga 22 juta dollar AS atau sekitar Rp 266,4 miliar. Angka ini merupakan harga tertinggi
sepanjang sejarah listing setempat.
ARSITEKTUR HIJAU

Pengertian

Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk
meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan
lingkungan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di
antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Dalam contoh
kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita.

Misalnya, dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 100 meter persegi, dengan
pemakaian lahan untuk bangunan adalah 60 meter persegi, maka sisa 40 meter persegi
lahan hijau, Jadi komposisinya adalah 60:40. Selain itu membuat atap dan dinding menjadi
konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam,
melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau
adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan
pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air
dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan.
Arsitektur hijau juga dapat direncanakan melalui tata letak, konstruksi, operasi dan
pemeliharaan bangunan.
PENGELOLAAN AIR

Dalam perencanaan sebuah bangunan, seorang arsitek selalu dihadapkan pada masalah
pengolahan air. Air hujan adalah salah satu yang perlu manajemen yang baik supaya tidak
mengganggu kenyamanan hidup kita. Air hujan jamaknya dialirkan melalui saluran-saluran
(vertikal maupun horizontal) yang ada di dalam lahan sebelum diteruskan ke sistem
drainase kota. Pengaliran dengan mengandalkan sistem drainae kota ini terbukti sudah
tidak efektif dalam mengelola air hujan.

Banjir besar di Jakarta tahun 2002 dan 2007 adalah bukti betapa lemahnya sistem drainase
kota menghadapi air hujan. Terlepas dari tingginya curah hujan, sistem drainae
kebanyakan kota di Indonesia memang sudah tidak memadai karena semrawutnya tata
ruang. Selain itu, kebiasaan hidup masyarakat membuang sampah ke sungai dan tinggal di
bantaran kali juga menyebabkan kurang berartinya system

drainase dalam menghadapi limpahan air hujan.

Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah menggunakan lubang resapan biopori
ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc, seorang Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB).
Resapan biopori meningkatkan daya resapan air hujan dengan memanfaatkan peran
aktifitas fauna tanah dan akar tanaman.Lubang resapan biopori adalah lubang silindris
berdiameter 10-30 cm yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman
sekitar 100 cm. Dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, lubang biopori
dibuat tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan
sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.

Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktifitas
fauna tanah atau akar tanaman. Kehadiran terowongan/lubang-lubang biopori kecil tersebut
secara langsung akan menambah bidang resapan air. Sebagai contoh, bila lubang dibuat
dengan diameter 10 cm dan dengan kedalaman 100 cm, maka luas bidang resapan akan
bertambah sebanyak 3140 cm² atau hampir 1/3 m².

Sementara, suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang
semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm² setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3.218 cm². Lubang biopori disebar
dalam jarak tertentu sesuai dengan luas lahan yang hendak dicover. Selain itu, biopori juga
bisa diterapkan diselokan yang seluruhnya tertutup semen. Dibutuhkan dua sampai tiga
kilogram sampah lapuk untuk sebuah lubang biopori.

Agar orang yang menginjaknya tidak terperosok, lubang ditutup dengan kawat jaring.
Selain memperbesar bidang resapan melalui aktivitas organisme tanah, lubang resapan
biopori juga memiliki dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Lubang resapan
biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik didalamnya.

Sampah inilah yang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan
kegiatan melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai
kompos. Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori akan berfungsi sekaligus
sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman. Sampai saat ini
belum ditemukan apa yang menjadi kelemahan lubang biopori. Sampah organik yang ada
pada lubang biopori dirasa tidak akan mengganggu karena cepat diuraikan.

Sampah akan sulit diuraikan jika lubang resapan terlalu besar dan tidak disebar. Karena itu
sampah harus disebarkan, jangan hanya berada disatu tempat. Hasilnya itu juga bisa
dijadikan kompos. Memakai lubang resapan biopori adalah tampaknya merupakan langkah
yang bijak dalam merencanakan sebuah lingkungan binaan. Arsitek sebagai perencana
seyogyanya tidak hanya memikirkan kepentingan bangunan yang dirancangannya, tetapi
juga memikirkan bagaimana rancangannya itu dapat mandiri dan tidak menambah beban
sistem drainase kota.
ECO ROOF

Di kawasan kota yang telanjur padat, memperoleh lahan terbuka bukanlah soal mudah.
DKI Jakarta dengan lahan seluas 66.126 hektar dan ruang hijau 9 persen atau 5.951 hektar,
perlu membebaskan sekitar 13.000 hektar lahan bila ingin memenuhi patokan lazim 30
persen lahan terbuka hijau. Jepang juga menghadapi persoalan sama. Sejak abad ke-17,
sifat land hungry (lapar lahan) dalam praktik mengonsumsi lahan perkotaan telah
menyebabkan tampilan kota di Jepang tak jauh berbeda dari kota besar Asia lainnya.

Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan sel-sel
hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak
dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang sejak
awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih ekstensif.

Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan perawatan
taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman perdu dengan
lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga lingkungan melalui
pemberlakuan berbagai tolok ukur bangunan ramah lingkungan, para perancang mulai
berpacu mencari solusi cerdas dalam memanfaatkan bidang datar atap bangunan.

Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya memadukan sistem bangunan
dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman melayang (sky garden).
Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya menghasilkan taman pasif, atap hijau
intensif dapat berperan sebagai taman aktif sebagaimana taman di darat.
Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap hijau intensif
mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan tanaman cukup rumit. Jenis
tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar sehingga mampu
menghadirkan satu kesatuan ekosistem. Walaupun investasi yang dibutuhkan untuk
membuat atap hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya peduli lingkungan ini bertentangan
dengan semangat mengejar keuntungan ekonomi, terbukti kini banyak fasilitas komersial
yang menerapkan konsep atap hijau intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park,
sebuah mal gaya hidup di pusat kota Osaka.

Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika dan penghematan
energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan kesehatan, pemanfaatan air hujan, serta
penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi juga penyediaan wahana titik temu
arsitektur dengan jaringan biotop lokal. Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani
bangunan dengan habitat alam yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota
lainnya.
ARSITEKTUR HIJAU DIRUMAH

Desain rumah yang green architecture bisa diterapkan dirumah kita. Sebagai sebuah
kesatuan antara arsitektur bangunan rumah dan taman tentu harus selaras. Untuk
mendekatkan diri dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di
taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke
taman samping, atau kamar mandi semi terbuka di taman samping. Sebaliknya, fungsi
ruang keluar menerus ke dalam ruang. Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur
menyatu secara fisik dan visual. Rumah dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien,
praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan.
Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih
baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang
sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air
bersih. Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis. Ketinggian lantai
yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon
hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass,
kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.

Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara
tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan. Keberadaan tanaman hidup di ruang
dalam atau di taman (void) berguna menjaga kestabilan suhu udara di dalam tetap segar
dan sejuk. Pintu dan jendela kaca selebar mungkin dan memakai tembok dan kusen
seminim mungkin menjadikan ruang terasa lega. Pintu dan jendela bisa dibuka selebar-
lebarnya. Lantai teras dan ruang dalam dibuat dari material sama dan menerus rata (tidak
ada beda ketinggian lantai) membuat kesatuan ruang terasa luas dan menyatu dengan ruang
luar di depannya.

Optimalisasi void menciptakan sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami yang sangat
membantu dalam penghematan energi. Desain void yang tepat dapat mengurangi
ketergantungan penerangan lampu listrik terutama di pagi hingga sore hari dan pemakaian
kipas angin atau pengondisi udara yang berlebihan. Void dalam bentuk taman (kering)
dapat berfungsi sebagai sumur resapan air. Persenyawaan bangunan dan taman dalam
konsep arsitektur hijau memiliki banyak keuntungan bagi rumah itu sendiri, lingkungan
sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Rumah sehat memiliki sistem terbuka. Maka,
setiap rumah yang dibangun berdasarkan konsep arsitektur hijau dapat mengurangi krisis
energi listrik dan BBM serta krisis kualitas lingkungan

Prinsip-Prinsip Arsitektur Hijau:

1.Hemat energi / Conserving energy: Pengoperasian bangunan harus meminimalkan


penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi
alam sekitar lokasi bangunan ).

2.Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus


berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.

3.Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya


alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa
mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya
alam.

4.Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut
/ Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak
kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak
aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

5.Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan
harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6.Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan
diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
Ciri-Ciri/Karakterristik

1.Sistem Ventilasi dirancang untuk pemanasan dan pendinginan yang efisien

2.Hemat energi pencahayaan dan peralatan.

3.Perlengkapan pipa air hemat.

4.Landsekap berencana untuk memaksimalkan energi surya pasif.

5.Minimal kerusakan pada habitat alam

6.Sumber listrik alternatif seperti tenaga surya atau tenaga angin.

7.Non-sintetik, bahan yang tidak beracun.

8.Lokal-diperoleh kayu dan batu.

9.Penggunaan kayu.

10.Adaptif penggunaan kembali bangunan tua.

11.Efisien dalam penggunaan energy dan sumber daya yang ada

12.Mampu menjaga keselamatan dan kesehatan penghuninya

13.Mampu mengurangi sampah,polusi. Dan kerusakan lingkungan

14.Penggunaan salvage arsitektur daur ulang

15.Penggunaan Ruang yang Efisien


Contoh Bangunan Dalam Negeri

National Frame Building Association memilih Masjid Al-Irsyad, di Kota Baru


Parahyangan, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat (KBB), menjadi satu-satunya
bangunan tempat peribadatan di Asia yang masuk 5 besar “Building of The Year 2010″.
Perhelatan akbar dari para arsitek seluruh dunia ini, menempatkan Masjid Al-Irsyad masuk
dalam kategori religious architecture.

Hal yang lebih membanggakan lagi, masjid berbentuk kotak ini menjadi satu-satunya
tempat peribadatan di luar gereja. Tempat peribadatan lainnya San Josemaria Escriva
Church dari Meksiko, Tampa Covenant Church dari Amerika Serikat, Kuokkaia Curch dari
Finlandia, dan Parish Church of St. Luke The Eva dari Prancis. Terpilihnya Masjid Al-
Irsyad lewat polling di internet di situs ArchDaily.com untuk kategori rumah ibadah.

ArchDaily adalah situs publikasi arsitektur terpopuler dan berada di peringkat teratas versi
Alexa Global Internet Traffic. Situs yang dikelola praktisi arsitektur dan media ini mulai
beroperasi sejak 2008. Kesuksesannya berasal dari seleksi yang ketat dalam memilih karya
yang layak dimuat. Sekitar 15 ribu karya arsitektur mencoba masuk ke ArchDaily setiap
tahun. Masjid Al-Irsyad tampil di antara 2.000 karya yang berhasil masuk.
Sekelompok kurator kemudian menyeleksi sekitar 2.000 karya tersebut untuk masuk dalam
14 kategori Building of the Year 2010. Setiap kategori terdiri atas lima karya arsitektur.
Setelah memilih 70 desain arsitektur terbaik, keputusan akhir diserahkan kepada pilihan
pembacanya. Pengelola situs mengeluarkan hasil voting pada 15 Februari dan kepopuleran
Masjid Al-Irsyad dikalahkan Gereja Tampa Covenant, Florida, Amerika Serikat.

Lalu, apa yang membuat Masjid Al Irsyad, yang artinya tempat pendidikan, ini berhasil
menyisihkan puluhan, bahkan mungkin ratusan tempat peribadatan lainnya? Sepintas
bentuk bangunan Masjid Al Irsyad tak menyerupai sebuah bangunan masjid pada
umumnya yang “selalu” memiliki kubah.

Bentuknya kotak atau kubus dengan warna dasar keabu-abuan. Namun setelah masuk ke
dalam masjid, kita akan merasakan sebuah kesejukan yang biasa ditemui di masjid-masjid.
Ornamen di dalam masjidnya sederhana, tapi bisa dikatakan luar biasa. Dikatakan luar
biasa karena arsitekturnya relatif sederhana. Tapi justru di situlah keunikannya, sederhana
tapi memiliki daya magis yang luar biasa.

Ketua DKM Masjid Al Irsyad, Adang Suryana memperkirakan, keunikan arsitekturlah


yang membuat Masjid Al Irsyad berhasil masuk 5 besar. Kekuatan Masjid Al Irsyad dari
simbol-simbol yang digambarkan, mulai dari halaman masjid sampai bangunannya.

Menurutnya, lansekap berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan


masjid, terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kabah. “Bangunan masjid
berbentuk kotak itulah yang terinspirasi dari bentuk Kabah yang sederhana. Meski
sederhana tapi mengandung makna yang sangat dalam,” kata Adang.

Dinding bangunan masjid bertuliskan dua kalimat syahadat dalam bentuk kaligrafi 3
dimensional raksasa, yang tersusun rapi dari bata berlubang. Dari sela-sela lubang itulah
berembus angin dan cahaya matahari.

Meski bangunan masjidnya hanya memiliki luas sekitar 1.100 meter persegi dengan daya
tampung sekitar 1.500 jemaah, namun memiliki 99 buah lampu yang bertuliskan 99 nama
suci Allah SWT atau Asmaul Husna. Pada malam hari, jika semua lampu itu menyala akan
terlihat kemegahannya.
Keunikan arsitektur lainnya terletak pada bentuk mihrabnya. Berbeda dengan mihrab
masjid pada umumnya yang tertutup rapat oleh dinding bangunan masjid, di Masjid Al
Irsyad, mihrabnya dibiarkan terbuka, sehingga nuansa alam pegunungan yang hijau terlihat
jelas. Satu lagi keunikannya, mimbar khatibnya dirancang di atas air jernih yang dihiasai
ikan berwarna-warni. Tepat di atas air berdiri bola besar, yang bertuliskan kaligrafi Allah
SWT

Masjid Al Irsyad berdiri di atas lahan 1.100 meter persegi, dengan luas tanah keseluruhan 1
hektare lebih. Berkat keunikan bangunannya itu, jemaah yang datang tidak didominasi
warga Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari Jakarta, luar Pulau Jawa, bahkan sampai
mancanegara.

“Turis asal Malaysia sempat datang ke Masjid Al Irsyad. Para turis ini sempat menyatakan
kekagumannya atas bentuk arsitektur bangunan Masjid Al Irsyad. Banyaknya orang luar
Bandung yang datang secara tidak langsung menjadikan Masjid Al Irsyad sebagai salah
satu tempat wisata religi baru,” ungkap Adang Suryana.

Masjid Al Irsyad mulai dibangun 7 September 2009 dan selesai 27 Agustus 2010. Bentuk
bangunan berupa kotak atau kubus ini merupakan buah karya Ridwan Kamil, salah seorang
arsitek ternama di Indonesia. Imam terkenal yang sering menjadi imam masjid antara lain
Ustaz Muhamad Suhud seorang Al-Hafiz (penghafal Alquran), dan Ustaz Mutakin Kirman,
Lc.
Contoh Bangunan di Luar Negeri

1.

Desain oleh WOHA untuk Parkroyal Hotel on Pickering, Singapura, skygarden ini tampil
menarik dan menakjubkan. Kawasan mewah di tengah kota Singapura itu akan
disemarakkan dengan hadirnya kumpulan jenis tanaman peneduh, aneka palem, serta
tanaman bunga yang dibentuk menjadi rimba tropis rimbun.

Tidak hanya menarik untuk orang-orang yang berlalu lalang, taman di atap gedung ini juga
menjadi daya tarik serangga dan burung-burung liar untuk hinggap dan berlama-lama
singgah. Tak pelak, ini akan menambah area hijau Hong Lim Park dan mendorong konsep
biodiversitas kota ini.

Didesain sebagai taman hotel dan perkantoran, proyek hijau ini akan menjadi semacam
bahan studi, bahwa arsitektur tidak hanya bisa menjaga kehijauan bangunan-bangunan
vertikal di tengah kota, namun juga menjadi bukti tentang cara mewujudkan arsitektur
yang terintegrasi serta berkelanjutan.

Taman ini berada tepat di jantung Singapura, lokasinya berada di antara kawasan central
business district (CBD) dan perkampungan China yang berwarna-warni, serta Clark Quay,
tepat
di depan Hong Lim Park. Taman ini akan menjadi sebuah kombinasi unik dan menarik dari
berbagai rupa seni taman bonsai, seni pahat, serta lanskap alami dan formasi batuan
menyerupai kontur persawahan di Asia.

Berbicara tentang arsitektur yang tropis dan hijau, kita bisa menengok karya dari arsitek
Bangladesh yaitu Kandaker Zakaria (Jewel), dinamakan sebagai Meghna Residence.
Arsitek menjadikan bangunan setinggi 5 lantai ini layaknya sebuah resort dengan banyak
taman dan juga kolam. Tanaman dan pohon tumbuh dalam bangunan dengan rambatan
pada dinding. Terkesan sangat sejuk.

Kolam renang dan pohon yang lumayan besar berada di lantai 5, sehingga seakan tidak
terasa berada di lantai atas sebuah bangunan. Sementara itu bunyi gemericik air terdengar
dari bawah hingga keatas.
Pemiliknya mengatakan bahwa ia menyukai suasana seperti pedesaan yang
mengingatkannya pada masa kecilnya di desa. Rumah ini adalah rumah dengan 5 lantai
yang mencakup lantai satu semi basement untuk fasilitas seperti sistem air, sistem energi,
parkir, lift dan sebagainya. Lantai dua untuk living room, ruang makan, ruang tamu. Lantai
tiga untuk ruang-ruang privat keluarga seperti ruang tidur, ruang makan, perpustakaan, dan
taman. Lantai empat digunakan untuk kolam renang, sedangkan lantai 5 juga terdapat
kolam renang, gymnasium, serta sauna.
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

Pengertian

Hemat energi adalah hal yang sangat dibutuhkan di era modern saat ini. Bicara tentang
penghematan energi dari hal arsitektur, tentulah tak lepas dari segi bangunan. Bangunan
zaman sekarang mulai bergeser dari yang namanya penghematan energi . Semua
mengutamakan aspek estetika tanpa menimbang dan memikirkan bahan bangunan yang
dipergunakan . Padahal, jika dilihat efeknya tentu lebih banyak efek negatif yang
ditimbulkan. Semakin banyak pemborosan energi , akan berdampak kurang baik untuk
masa-masa yang akan datang. Perlu diketahui, bahwa masalah pemborosan energi secara
umum sekitar 80% oleh faktor manusia dan 20% disebabkan oleh faktor teknis. Efisiensi
energi penekanannya lebih ke demand side management (DSM), di masyarakat kadangkala
efisiensi energi diartikan juga sebagai penghematan energi.
Menggunakan energi secara bijaksana bukan berarti penggunaan energi harus
mengorbankan kenyamanan, misalnya membaca buku di ruangan gelap untuk menghemat
lampu atau mematikan seluruh AC di gedung demi menghemat biaya listrik. Hal ini juga
mendesak kita untuk semakin kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi baru demi
pengunaan energi yang efisien dan bijaksana.

Contoh tindakan yang menggunakan energi secara efisien adalah :

1. menggunakan lampu tipe compact fluorescent lamp (CFL) sebagai pengganti


lampu pijar yang bisa menghemat penggunaan energi hingga 40% untuk
menghasilkan intensitas cahaya yang sama,
2. memperbanyak jendela di langit-langit (skylights), sehingga bisa menghindari
penggunaan lampu di siang hari.
3. menggunakan teknologi yang efisiensi energi,
4. mengaplikasikan teknologi proses produksi di industri yang hemat energi
Berikut adalah contoh penggunaan bahan bangunan hemat energi di gedung secara
garis besar :

1. Retrofitting Gedung

Proses merombak ulang sebuah bangunan, atau sebagai bagian dari bangunan yang telah
dibangun, guna memaksimalkan performa gedung. Proses ini meliputi analisa kondisi
gedung pada saat ini dan solusi yang memungkinkan gedung untuk beroperasi secara
maksimal.Retrofitting ini juga meliputi beberapa pendekatan yang terdiri dari ilmu-ilmu
yang berbeda seperti arsitektur, struktur gedung dapat dirombak agar lebih efisien misalnya
dalam pemanfaatan cahaya alami, selain itu penempatan dinding yang strategis, langit
cahaya alami di dalam ruangan. Sedangkan dari segi desain interior, penempatan furnitur
dan pemilihan bahan bangunan juga mempengaruhi tingkat kenyamanan penggunaan
gedung.
2. Gedung harus memiliki sistem operasional dan peralatan yang juga hemat energi
misalnya sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning) yang efisien,
pencahayaan alami yang maksimal serta peralatan yang hemat energi.
3. Desain gedung hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang
mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah
lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden,
green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran
berkurang, ruang hijau bertambah).

Berikut adalah bahan bangunan hemat energy yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari,

1. Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama
dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep
bangunan ramah lingkungan.
2. kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan yang tak
terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang .
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari
bahan bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu lebih kuat,
antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga
tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan
desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
3. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai
generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat
didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas
perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus
mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat,
tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja,
tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
4. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu
bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan
bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya
serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

5. Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu


bentuk inovasi desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan,
pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan
warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang
bervariasi.
Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan
bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet.
Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil
artistik.

6. Konsep ramah lingkungan juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank
dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass
dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki
sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat
lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat,
serta tidak membutuhkan perawatan khusus..
7. Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan
memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek
(korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan.
Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari
timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus
ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap
bangunan.
Beberapa contoh gambar bahan bangunan hemat energi:
Prinsip-prinsip bangunan hemat energi tersebut antara lain:

a. Flutuation

Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan sebagai tempat
membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan seharusnya mencerminkan
hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari pada itu membiarkan suatu
proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi
akan berhasil dalam menghubungkan orang-orang dengan kenyataan pada lokasi tersebut.

b. Stratification

Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya muncul keluar dari
interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat. Semacam organisasi yang
membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu.

c. Interdependence (saling ketergantungan)

Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal
balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari
bagian bangunan, saling ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya
berkelanjutan sepanjang umur bangunan.

Eko arsitektur menonjolkan arsitektur yang berkualitas tinggi meskipun kualitas di bidang
arsitektur sulit diukur dan ditentukan, takada garis batas yang jelas antara arsitektur yang
bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa saja. Fenomena yang ada adalah kualitas
arsitektur yang hanya memperhatikan bentuk dan konstruksi gedung dan cenderung kurang
memperhatikan kualitas hidup dan keinginan pemakainya, padahal mereka adalah tokoh
utama yang jelas.

Dalam pandangan eko-arsitektur gedung dianggap sebagai makhluk atau organik, berarti
bahwa bidang batasan antara bagian luar dan dalam gedung tersebut, yaitu dinding, lantai,
dan atap dapat dimengerti sebagai kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri dan pakaian
sebagai kulit pertama dan ke dua). Dan harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas,
menguap, menyerap, melindungi, menyekat, dan mengatur (udara, kelembaban, kepanasan,
kebisingan, kecelakaan, dan sebagainya). Oleh karena itu sangat penting untuk mengatur
sistem hubungan yang dinamis antara bagian dalam dan luar gedung. Dan eko-arsitektur
senantiasa menuntut agar arsitek (perencana) dan penguna gedung berada dalam satu
landasan yang jelas.

Pada perkembangannya ekoarsitektur disebut juga dengan istilah greenarchitecture


(arsitektur hijau) mengingat subyek arsitektur dan konteks lingkungannya bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dari hasil arsitektur dan lingkungannya. Dalam perspektif lebih
luas, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi,
udara, air, dan energi yang perlu dilestarikan. Ekoarsitektur atau arsitektur hijau ini dapat
disebut juga sebagai arsitektur hemat energi yaitu salah satu tipologi arsitektur yang ber-
orientasi pada konservasi lingkungan global alami.

standar-standar yang harus ada dalam bangunan hemat energi, yaitu:

 SNI 6389:2011, Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.


 SNI 6390:2011, Konservasi energi tata udara bangunan gedung.
 SNI 6197:2011, Konservasi energi pada sistem pencahayaan.
 SNI 6196:2011, Prosedur audit energi pada bangunan gedung.
Contoh Bangunan Dalam Negeri

Bandung - Rumah botol milik arsitek kondang dari Bandung M. Ridwan Kamil, ST.,
MUD ini memang patut diacungi jempol. Rumah yang memanfaatkan botol bekas
minuman berenergi ini mendapat gelar juara dalam Green Design Award 2009, yang
diselenggarakan oleh BCI Asia. Rumah tinggalnya yang memanfaatkan botol bekas
minuman berenergi itu ternyata berhasil menyisihkan karya delapan puluh peserta lain dari
delapan negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina,
Hongkong, dan Cina. Sungguh benar-benar prestasi anak bangsa yang sangat
membanggakan.

Rumah ini menghabiskan 30.000 botol bekas yang berdiri di atas tanah seluas 373 meter
persegi, di kawasan Cigadung Selatan, Bandung. Selain ramah lingkungan, rumah botol
juga berjasa dalam penghematan energi. Dindingnya yang terbuat dari kaca, membuat sinar
matahari lebih mudah masuk sehingga tidak perlu menyalakan lampu pada siang hari.

Bermula dari ide saat melihat pekerja bangunan di rumahnya yang sering minum minuman
berenergi, ide memanfaatkan botol bekas pun muncul. “Ide membuat rumah botol itu
datang dari pekerja yang menggarap rumah saya. Mereka itu sering mengonsumsi
minuman berenergi itu. Botol-botolnya jadi sampah. Dari situ mulai ada ide, apalagi
warnanya cokelat, senada dengan warna kayu,” ucap pria kelahiran Bandung, 4 Oktober
1971 itu.
Bentuk rumah botol didesain memiliki dua sayap, yakni sayap depan dan belakang. Di
bagian tengah rumah terdapat sebuah taman. Desain ini sengaja untuk bisa menangkap
sinar matahari lebih banyak. Akibatnya, cahaya matahari bisa masuk dari tiga sisi rumah.

Bentuk bangunan yang memiliki dua sayap juga membuat udara mengalir bebas. Sehingga
rumah tersebut lebih mengandalkan udara alami ketimbang alat pendingin. Udara panas di
luar juga tidak membuat gerah di dalam. Radiasi panas terperangkap di dalam botol-botol
bekas yang menjadi dinding rumah.

Di bagian luar lantai dua, juga tampak botol-botol itu disusun seperti kubus seukuran
50x50 centimeter. Kubus-kubus dari susunan botol bekas itu diselingi dengan kaca-kaca
dengan ukuran serupa. Rumah botol ini beralamat di Jalan Cigadung Selatan, Nomor
VII/a28, Kota Bandung.

Setelah nanti resmi dilantik sebagai Wali Kota Bandung periode 2013-2018,rencana rumah
botol ini akan dijadikan sebagai galery seni atau galery foto.

Berikut sajikan foto keunikan rumah botol milik Ridwan Kamil tersebut :
Contoh Bangunan Di Luar Negeri

1.

Kota Dezhou dengan perusahaan China Solar Lembah host beberapa industri yang inovatif
membuat komponen untuk masa depan surya kita. Tapi produk surya mereka tidak hanya
diproduksi di sini, mereka juga diterapkan di seluruh kota Dezhou.

Seorang pengunjung pertama kali Dezhou akan terkesan oleh jumlah besar kolektor surya
terlihat pada atap. Dan satu akan lebih terkesan melihat bahwa jalur umum di dekat pusat
kota danau menarik dan mengesankan kota diterangi oleh penerangan umum surya,
menyimpan energi siang hari selama waktu malam pencahayaan dan menghilangkan stres
dari grid listrik.
Pusat kongres yang mengesankan, adalah sebuah karya dari aplikasi energi surya dalam
dirinya sendiri.

Prinsip surya pasif, aktif surya untuk pemanasan dan aktif surya untuk listrik digabungkan
dalam sebuah bangunan yang mengesankan dan elegan
2.

PUTRAJAYA – Pusat Energi ASEAN menganugerahkan penghargaan tertinggi ASEAN


Energy Awards untuk bangunan di Malaysia, Diamond Building (Bangunan Berlian).
Bangunan delapan lantai tersebut dinobatkan sebagai bangunan paling hemat energi di
ASEAN.

Diamond Building merupakan markas dari Komisi Energi Malaysia (Suruhanjaya Tenaga)
yang berlokasi di Putrajaya. Bangunan ini memiliki desain yang pasif dan struktur hemat
energi yang dirancang menggunakan cahaya alami dan mengonsumsi sepertiga energi dari
bangunan konvensional seukurannya.

Bangunan yang selesai dibangun pada 2009 ini juga memperoleh peringkat Platinum
dalam Indeks Bangunan Hijau Malaysia (GBI) dan program Green Mark di Singapura.
Bangunan ini dinamakan berlian karena bentuknya yang unik mirip batu permata. Di
bagian atas gedung ada panel surya photovoltaic (PV), yang menghasilkan sekitar 10
persen dari kebutuhan energi bangunan.
Sementara sistem penampung air hujan mampu menghemat sekitar 70 hingga 80 persen
dari penggunaan air di bangunan. Bentuk bangunan yang piramida terbalik memungkinkan
atapnya diisi banyak panel surya dan lebih banyak ruang di tanah untuk tanaman hijau.

Inti bangunan adalah pusat atrium besar yang dirancang untuk menerima dan mengatur
sinar matahari menggunakan sistem roller-blind otomatis yang responsif terhadap
intensitas serta sudut kejadian sinar matahari.

Seperti dikutip laman Inhabitat, Selasa (16/10/2102), Diamond Building dirancang oleh
NR Architect dari Kuala Lumpur bersama dengan arsitek asal Thailand Soontorn
Boonyatikam sebagai pemimpin proyek. Sementara konsultan IEN dari Kuala Lumpur
menyediakan jasa desain berkelanjutan dan teknik.

IEN mengatakan bahwa bangunan ini melindungi diri sendiri dari radiasi sinar matahari
melalui fasad. Sedangkan atrium mengoptimalkan sinar matahari menyebar ke seluruh
bangunan. (NJB)

3.

Disebut nol energi karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu memproduksi
energi untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan panel tenaga matahari. BCA
Academy juga memanfaatkan kekayaan alam semaksimal mungkin.
Selain menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi, mereka juga menampung air
hujan untuk digunakan sebagai toilet. Hampir tidak ada sisi gedung yang tidak terkena
sinar matahari sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan, terutama di
siang hari.

Dibandingkan dengan gedung-gedung dengan kapasitas serupa, penggunaan energi di BCA


Academy jauh lebih hemat. Berdasarkan tarif listrik 21,69 sen per kwh, bangunan ini
berhasil menghemat pengeluaran hingga 84.000 dollar Singapura per tahun.

Sejumlah fitur menarik dari bangunan seluas 4.500 meter persegi itu antara lain sistem
peneduh yang ditempatkan secara strategis sehingga bangunan terlindung dari terik
matahari, namun interior bangunan tetap mendapat cahaya alami.

Di negara tropis, penggunaan energi listrik terbesar adalah untuk air conditioner. Para
arsitek BCA menyiasati tingginya temperatur dengan tanaman rambat yang ditanam secara
vertikal. Ada dua manfaat sekaligus dengan sistem ini, yaitu dinding terlindung dari
paparan langsung sinar matahari sekaligus untuk menurunkan temperatur dalam ruangan.

Anda mungkin juga menyukai