Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 2 :
Habibah (1413153062)
Mochamad Guntur (1413153081)
Nisa Fauziyah Insani (1413153088)
Matematika A / III
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam istilah singkat terkenal dengan proses memanusiakan manusia. Ini
berarti bahwa pendidikan merupakan usaha yang kiat dan sadar agar menjadikan manusia
menjadi manusia seutuhnya dan berakhlakul karimah. Seperti yang di kutip dalam UU pasal 3
yang intinya adalah pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga demokratis serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan tersebut, maka perlu adanya bimbingan dan konseling
agar dapat lebih mudah dalam merealisasikannya. Ini dikarenakan bimbingan dan konseling
mempunyai tujuan dan fungsi yang sealur dengan falsafah pendidikan yang intinya agar
menjadikan manusia yang berakhlakul karimah. Maka pada kesempatan kali ini, pembahasan
pemakalah adalah mengenai tujuan, fungsi bimbingan dan konseling di sekolah khususnya, dan
upaya yang dapat ditempuh agar tujuan dan fungsi tersebut dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Dari pamaparan latar belakang, dapat dihasilkan beberapa permasalahan, diantaranya :
1. Apa tujuan bimbingan dan konseling di sekolah?
2. Apa fungsi bimbingan dan konseling di sekolah?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Mengetahui fungsi dan konseling di sekolah.
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan
dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah:
Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti
semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan
norma agama.
Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial ekonomi.
Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli
bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam
suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Pribadi yang sehat ialah apabila apabila ia mampu menerima dirinya sebagaimana adanya
dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dnegan penerimaan dirinya itu. Jika
F. Kesimpulan
Tujuan bimbingan secara umum adalah membantu konseli agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan
karir. Dalam bidang pribadi dan sosialnya, diharapkan konseli dapat mengenal potensi dalam
dirinya dan kehipan lingkungan masyarakatnya. Dalam bidang akademik, diharapkan konseli
dapat mencapai pembelajaran yang ingin ditempuh, sukses dalam belajar , dan lain-
lain. Sedangkan dalam hal karir atau lebih dikenal dengan dunia pekerjaan, diharapkan
konseli dapat memahami kemampuannya dalam memahami pekerjaan, dan bersikap positif
dalam pekerjaannya, dan lain – lain.
G. Daftar Pustaka
UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003, Jakarta : Sinar Grafika,
2008
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005
Sutirna, Bimbingan Dan Konseling; Pendidikan Formal, Nonformal, Dan Informal,
Yokyakarta : Andi Offset, 2013
Muhammad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan, Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Tinggi,
1988
Prayitno, Konseling Pancawaskita Kerangka Konseling Eklektik, Padang: Progam Studi
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP, 1998