Anda di halaman 1dari 5

PSIKOLOGI HUMANISTIK, BEHAVIORISME DAN PSIKOANALISA

DHENY TIYAN IRAWAN


18511078
2PA09
PSIKOLOGI HUMANISTIK
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psokologi kemanusiaan adalah suatu
pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan
perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik
adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya merupakan pelengkap
bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan Sexton, 2005 ).
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu …
1. psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan
untuk memahami sifat dan keadaan manusia
2. psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah
penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia
3. psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaeah
yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi
Latar Belakang Psikologi Humanistik
Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun
1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad
pertengahan.
Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan
behaviorisme seta dipandang sebagai ” kekuatan ketiga ” dalam aliran psikologi.
Psikoanalisis ” Sigmun Freud ” : berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang
dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat.
Psikoanalisis berkeyakinan bahwa prilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak
sadar dalam diri .
Behaviorisme ” Ivan Pavlov ” : meyakini bahwa semua prilaku dikendalikan oleh faktor
eksternal dari lingkungan .
Humanistik ” Abraham Maslow ” : memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi
yang dimiliki manusia, hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi
dan aktualisasi diri seseorang .
Tokoh Humanistik, salah satunya adalah Maslow
Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia ada dua hal, yaitu;
1. suatu usaha yang positif untuk berkembang
2. kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Menurut Maslow, setiap orang memiliki rasa takut, seperti takut untuk berusaha atau
berkembang, takut mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah dimiliki, dsb.
tetapi hal itu mendorongnya untuk bisa maju ke arah kesempurnaan, kepercayaan diri dan pada
saat itu juga dia dapat menerima diri sendiri.
Mengenahi kebutuhan manusia, Maslow membaginya menjadi bermacam-macam hierarki.
Kebutuha Fisiologis

Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti,
makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat,
buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan, seks.

Kebutuhan akan Rasa Aman


Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman
mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi, dan keteraturan akan menjadi kebutuhan
yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat
menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.
Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai
timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha
seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk
menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan, dan
seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
Kebutuhan akan Harga Diri
Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri.
Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan
dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.

Kebutuhan akan Aktualisasi Diri


Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan
potensi diri.
Penulisan ini bukan dikarenakan gusar denganb psykologi para penegak hukum, hanya sebuah
kajian ilmiah saja….

SUMBER : http://edukasi.kompasiana.com/2010/07/01/psikologi-humanistik-182333.html

PSIKOLOGI BEHAVIORISME

Sistem psikologi behaviorisme ini merupakan transisi dari sistem sebelumnya. Psikologi
behaviorismememaknai psikologi sebagai studi tentang perilaku dan sistem ini mendapat
dukungan kuat dalam perkembangannya di abad 20 Amerika Serikat.
Dalam pandangannya, perilaku yang dapat diamati dan dikuantifikasi memiliki maknanya
sendiri, bukan hanya berfungsi sebagai perwujudan peristiwa-peristiwa mental yang
mendasarinya.

Gerakan ini secara formal diawali oleh seorang psikolog Amerika bernama John Broadus
Watson (1878-1958) dengan makalahnya berjudul “Psychology as the Behaviorist Views It”
dan dipublikasikan pada tahun 1913.

Watson mengusulkan peralihan dari pemikiran radikal yang membahas perkembangan


psikologi bedasarkan kesadaran dan proses mental. Watson mendukung perilaku tampak yang
dapat diamati sebagai satu-satunya subjek pembahasan yang masuk akal bagi ilmu pengetahuan
psikologi.

Sistem Watson yang memfokuskan pada kemampuan adaptasi perilaku terhadap stimuli
lingkungan, menawarkan ilmu psikologi yang positif dan objektif dan pada tahun 1930
behaviorisme menjadi sistem dominan dalam psikologi Amerika.

Watson sangat berhasil dalam mengawali perubahan perkembangan psikologi. Sehingga


behaviorisme secara bertahap berkembang dari definisi awal watson
menjadi behaviorisme yang mencakup rangakaian aktivitas manusia dan infra manusia yang
luas dan dipelajari melalui beragam metodologi empiris.

Psikologi behaviorisme sebagai disiplin empiris yang mempelajari perilaku sebagai adaptasi
terhadap stimuli lingkungan. Inti utama behaviorisme adalah bahwa organisme mempelajari
adaptasi perilaku dan pembelajaran tersebut dikendalikan oleh prinsip-prinsip asosiasi.

Pendekatan empiris berdasarkan pengkajian asosiasi dalam psikologi behavioristik yang


secara umum mengikuti pendapat para filsuf inggris dan juga konsep locke tentang kepasifan
mental yang bermakna bahwa isi pikiran bergantung pada lingkungan.

Psikologi behaviorisme juga berfundamental pada refleksiologi. Meskipun penelitian tentang


perolehan refleks dilakukan sebelum diterbitkannya tulisan-tulisan Watson, karena penelitian
ini sebagian besar dilakukan oleh peneliti berkebangsaan rusia seperti Ivan Petrovich Pavlov
(1849-1936).

Tetapi kelompok ilmuwan rusia tersebut memberikan dampak besar bagi behaviorisme
setelah publikasi tulisan-tulisan Watson dan berperan sebagai kekuatan untuk memperluas
formulasi aslinya.

Sumber :
http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-behaviorisme/

PSIKOLOGI PSIKOANALISA
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis
merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi
dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik
penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu (1) Psikoanalisis adalah pengetahuan
psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku
manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa
dewasa, (2) Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran
(bawah sadar), (3) Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan
mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992):
 Teori mengenai kepribadian & psikopatologi
 Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan
individu yang tidak disadari
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu (1) Psikologi dalam, karena menurut
Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih
besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya
lebih dalam, (2) Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem
dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar
energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis: Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan
diri.
KONSEP MANUSIA DALAM PSIKOANALISIS
Gnothi Seauthon…! Kenalilah dirimu…! Motto ini telah mengusik para filusuf untuk
mencoba memahami dirinya. Konon, motto inilah yang mendorong berkembangnya ilmu
filsafat di Yunani. Dan ternyata hingga saat ini pun masih relevan
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia telah melahirkan banyak
teori-teori tentang manusia, tetapi empat pendekatan yang paling dominan dan berpengaruh
adalah : Psikoanalisis, Behaviorisme, Psikologi Kognitif, dan Psikologi
Humanistis. Psikoanalisismelukiskan manusia sebagai makhlik yang digerakkan oleh
keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens).
Di sisi lain, menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan
irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu
pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa
aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian
menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada
dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud
luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi tidak
linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa
yang dibayangkan pada orang tersebut.
Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia
adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan
cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu
akan punah. Dan struktur kepribadian Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia
itu terdiri dari id, ego dan superego.
Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem
kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang
bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan
berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar
nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia
merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan
oleh dorongan ego.

Anda mungkin juga menyukai