Oleh
NAMA : ANGELIA ASTRIA
NIM : 31160048
ASISTEN : YUMECHRIS AMEKAN, S.Si, M. Biotech.
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat dilepaskan dari larutan asam dan
larutan basa. Contohnya dalam budidaya ikan, kita harus mengetahui tingkat keasamaan
atau kebasaan pada air yang digunakan dengan menghitung tingkat pH–nya. Kita dapat
menghitung tingkat pH-nya apabila kita mengetahui konsentrasi larutan tersebut. Salah
satu langkah yang paling efektif dan tepat adalah dengan melakukan titrasi. Penentuan
normalitas NaOH dengan larutan standar asam oksalat dan penetapan kadar asam cuka
perdagangan selalu dilakukan dengan cara titrasi. Penetapan kadar asam cuka
perdagangan dilakukan untuk mengetahui kebenaran kadar yang tertera pada etiket asam
cuka yang dijual di pasaran. Oleh sebab itu, di lakukan praktikum ini untuk memahami
prinsip titrasi asam basa.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memahami prinsip titrasi asam basa,
menentukan harga konstanta keasaman (ka) dari asam karbonat, menentukan massa
molekul dari asam mono basis murni, menentukan normalitas larutan NaOH denga
larutan standar asam oksalat dan menetapkan kadar asam cuka perdagangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik
dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-].
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik
akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Pada saat terjadi perubahan warna
indikator, titrasi dihentikan. Indikator berubah warna pada saat titik ekuivalen. Pada saat
titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka
hal ini dapat ditulis sebagai berikut:
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka
rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa
dihitung konsentrasi titran tersebut. Larutan yang mempunyai konsentrasi molar yang
diketahui, dapat dengan mudah digunakan untuk reaksi-reaksi yang melibatkan prosedur
kuantitatif. Kuantitas zat terlarut dalam suatu volume larutan itu, dimana volume itu diukur
dengan teliti, dapat diketahui dengan tepat dari hubungan dasar berikut ini:
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buret 50 mL 2 buah, neraca
analitik 1 buah, pH meter 1 set, labu erlenmeyer 250 mL 6 buah, corong gelas 2 buah,
labu ukur 100 dan 250 mL masing-masing 1 buah, pipet gondok 25 dan 10 mL masing-
masing 1 buah, pipet ukur 10 mL 1 buah, gelas beker 150 mL 2 buah dan pengaduk 1
buah.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah asam oksalat padat
0,63 gram, larutan NaOH 0,1 M, larutan HCl 0,1 M, larutan Na 2CO3 0,1 M, larutan asam
cuka/asam asetat perdagangan, larutan asam lemah monobasis (cuplikan) CH 3COOH,
indicator fenolftalin dan air suling.
C. Cara Kerja
a. Titrasi Asam Basa
i. Menentukan Normalitas Larutan Naoh
Melarutkan 0,63 gram asam oksalat (C2H2O4) dengan air suling sebanyak 100
mL
b. Konstanta Keasaman
Mengisi biuret dengan larutan standar HCl 0,1 M dan memasangnya di atas
larutan Na2CO3 yang akan dititrasi.
Membuat kurva
Menambahkan hubungan
indicator pp 2antara pH larutan
tetes pada larutanvsgaram
volume
Nalarutan penitrir dan
2CO3 dan mengukur
menentukan harga ka1 dan ka2 dengan menggunakan persamaan pH = pKa
pH-nya.
Menambahkan larutan HCl kedalam
1 larutan 1Na2CO3 dan mengukur pH
danpada
pH =setiap penambahan
pKa1 + pKa
larutan 2 2 1 mL2HCl.
ii. Menentukan Harga Ka dan Massa Molekul Cuplikan Asam Monobasis
Murni
Mengambil larutan cuplikan yang telah dibuat dari pengenceran 100 kali
cuplikan asam murni sebanyak 20 mL
Pada awal proses titrasi, larutan asam oksalat 0,05 M yang telah diencerkan di
titrasikan pada larutan NaOH yang telah di teteskan indicator fenolftalin sebanyak tiga
tetes. Ketika fenolftalin yang berwarna bening dan bersifat asam diteteskan pada NaOH
yang basa maka fenolftalin akan terionisasi menjadi ion hidronium dan basa konjugatnya
(berwarna ungu). Ion hidroksida pada NaOH akan bereaksi dengan ion hidronium
membentuk molekul air (H2O) sehingga ion hidronium pada produk semakin berkurang
dan ion hidronium pada reaktan berpindah ke produk(ke kanan) untuk menggantikan ion
hidronium yang semakin berkurang, sehingga reaksi cenderung dominan ke arah kanan
( semakin banyak basa konjugat yang terbentuk) dan menyebabkan larutan NaOH
berwarna ungu ketika diteteskan fenolftalin sebanyak tiga tetes.
Ketika asam oksalat yang bersifat asam ditambahkan pada larutan NaOH yang
telah diteteskan fenolftalin sebanyak tiga tetes, maka ion hidronium pada fenolftalin/Hln
semakin bertambah dan berlebih. Ion hidronium akan bereaksi dengan basa konjugat In - (
berwarna ungu) membentuk Hln berwarna bening dan reaksi cenderung ke arah kiri.
Inilah yang menyebabkan warna merah jambu pada larutan NaOH yang telah ditetesi
fenolftalin berubah warna bening ketika dititrasi dengan asam oksalat. Ketika titrasi asam
oksalat kedalam larutan NaOH sudah menghasilkan warna bening, inilah yang dikatakan
mol asam oksalat = mol NaOH atau sudah mencapai titik ekivalen.
Untuk menentukan kadar asam cuka perdagangan, asam asetat yang telah
diencerkan dan ditetesi dengan indicator fenolftalin sebanyak tiga tetes dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 M. Fenolftalin yang semula berwarna bening tidak memberikan
perubahan warna ketika diteteskan pada asam asetat sebab ion H + berikatan dengan ion
ln(berwarna ungu) pada fenolftalin sehingga membentuk Hln(berwarna bening). Ketika
larutan NaOH yang mengandung ion hidroksida diteteskan pada asam asetat, ion
hidroksida akan berikatan dengan ion hidronium membentuk air (H2O) sehingga ion
hidronuim pada asam asetat semakin berkurang. Ion hidronium pada reaktan
menggantikan ion hidronium yang hilang karena bereaksi dengan ion hidroksida
sehingga reaksi cenderung ke arah produk(kanan) dan menyebabkan semakin banyak ion
ln- yang terbentuk (berwarna ungu). Ketika ion hidronuim pada reaktan tidak dapat
mengimbangi jumlah ion ln-(warna ungu) maka akan tampak warna merah jambu.
Ketika asam asetat telah berubah warna merah jambu, inilah yang dikatakan mol
NaOH=mol asam asetat perdagangan atau sudah mencapai titik ekivalen.
a. Menentukan normalitas larutan NaOH
i. Konsentrasi asam oksalat sebagai larutan stock primer
Diketahui:
Massa asam oksalat (C2H2O4.2H2O) = 0,63 g
Mr asam oksalat = 126 g/mol
Volume asam oksalat = 100 mL = 0,1 L
Molaritas asam oksalat =
massa asamoksalat 0,63 g
( )/ vol larutan asam oksalat = (
Mr asam oksalat 126 g /mol
)/0,1L=
0,005 mol / 0,1 L=0,05 M(konsentrasi asam oksalat)
g 25 mL
=
[1 × ( )
mL 100
×1000
L
]
= 4,17 mol/L = 4,17 M
60 g/mol
N = M × n = 4,17 M × 1 = 4,17 N
1 1
pH = pKa 1 + pKa 2
2 2
1 1
pKa 1 = pH ekuivalen - pKa 2 = 9,20 – 5,635
2 2
pKa=¿ 2.3,565=7,13
pKa2 = 11,27
KURVA
14
12
10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12
Dari data diatas kita dapat menentukan harga Ka dan massa molekul
cuplikan asam monobasis murni.
Diperoleh volume akhir titrasi = wolume ekuivalen = 32 mL
3,2 mmol NaOH ≈ 3,2 mmol CH3COOH (pada saat titik ekiuvalen)
n 3,2 mol
MCH3COOH= = =0,16 M
v 20 mL
Konsentrasi garam CH3COONa:
n 3,2 mol
[CH3COONa] = = =0,062 M
vtotal 52 mL
Mencari pKa CH3COOH:
1 1 1
pH ekuivalen = pKw + pKa + log [G]
2 2 2
2pH = pKw + pKa + log [G]
pKa =2pH – pKw – log[G]
=2 × 7,53 – 14 + 1,208 =2,268
pKa= -log Ka
Ka = 10-pKa = 10-2,268 = 0,005
Diketahui:
P= Massa jenis asam = 1,05 g/mL
K= Kemurnian asam = 100%
V= Volume NaOH = 20 mL = 0,02 L
M= Molaritas NaOH = 0,1 mol/ L
Dari data diatas maka massa molekul CH3COOH:
0,03× 1,05× 100
BM = = 15,75 g/mol
0,02× 0,1
pH CH3COOH
[Cite your source
KURVA
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
KESIMPULAN
Brady, James E. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi 5. Jakarta: Binarupa
Aksara.