Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320271164

Inisiasi Pengembangan Pemasaran Ikan Teri (Stolephorus Spp.) dan


Pembentukan Kelembagaan dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Saramaake, Halmahera Timur (Initiation of Mark...

Article · January 2017

CITATIONS READS

3 380

5 authors, including:

Faleh setia budi Dian Herawati


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
18 PUBLICATIONS   22 CITATIONS    16 PUBLICATIONS   35 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sulistiono Sulistiono
Bogor Agricultural University
155 PUBLICATIONS   127 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

aquatic ecology of the segara anakan lagoon, Cilacap, Central Java Province, Indonesia, View project

Community development View project

All content following this page was uploaded by Sulistiono Sulistiono on 08 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Agrokreatif Mei 2017, Vol 3 (1): 6070
Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN 2460-8572, EISSN 2461-095X

Inisiasi Pengembangan Pemasaran Ikan Teri (Stolephorus Spp.) dan


Pembentukan Kelembagaan dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Saramaake, Halmahera Timur
(Initiation of Market Development of Anchovy (Stolephorus S pp.) and
Institution Establishment for Community Empowerment in Saramaake
Village, East Halmahera)
Ujang Sehabudin1, Faleh Setia Budi2, Dian Herawati2, Joko Purnomo3, Sulistiono4*
1DepartemenIlmu Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.
2Departemen Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.


3Departemen Pengolahan Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.


4Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.


* Penulis Korespondensi: onosulistiono@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu desa di wilayah Halmahera Timur yang dikenal dengan hasil tangkapan berupa ikan teri adalah
Desa Saramaake. Kebanyakan penduduk di desa ini memiliki penghasilan dari perikanan teri. Produksi ikan
teri cukup besar dan bervariasi dalam ukuran, namun demikian perluasan pasar dan kelembagaan yang baik
belum ada. Kegiatan ini dilakukan selama 7 bulan sejak Juni 2016Januari 2017, bertujuan untuk
mengembangkan pemasaran dan inisiasi kelembagaan, melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, pemasaran ikan teri kering yang semula dijual secara bulky (karung
besar), mulai dapat dijual dengan kemasan yang lebih kecil dan pemberian label (100, 200, 500, dan 1.000 g),
sedangkan ikan teri olahan dapat juga dipasarkan (ukuran 100 g). Jika sebelumnya pemasaran ikan teri kering
hanya dilakukan melalui pedagang pengumpul, saat ini pemasaran ikan tersebut dan olahannya dalam
kemasan kecil dapat dipasarkan ke tempat lain (kantor PT Antam di Ternate, Koperasi Antam di Buli, dan
Bandara Ternate). Kelembagaan telah dibentuk dengan nama KUB (kelompok usaha bersama) di desa ini (baik
untuk para nelayan, maupun pengolah ikan teri). Melalui pemasaran dan kelembagaan yang baik, para nelayan
dapat lebih mampu mengelola usahanya secara mandiri.

Kata kunci: Halmahera Timur, ikan teri, kelembagaan, pemasaran, Saramaake

ABSTRACT
One of the villages in East Halmahera which has been known as anchovy production area is Saramaake
Village. Commonly, a community in this village has an income from the anchovy fishery. The product of the
anchovy fish is high and various in size, while fish marketing increase and good institution did not establish
yet. This activity has been done for 7 months from June 2016January 2017, aimed to improve the product
marketing, and institution establishment through training and mentoring. According to the activity has been
done, marketing of the dried anchovy which was marketed previously in big size (bulky), it can be marketed in
small size with better packaging (100, 200, 500, and 1.000 g) and labelling, while the processed fish can be
marketed also in packaging (100 g) and labelling. The institution has been established a namely cooperative
small business group (KUB) both for fisherman and fish processing person. Through the marketing
development and institution establishment, fishermen can manage their fish product better.

Keywords: anchovy fish, East Halmahera, institution, marketing, Saramaake

PENDAHULUAN dari perairan. Sumber daya hayati banyak


terkandung di perairan tersebut, yang potensial
Indonesia merupakan suatu negara kepu- untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan
lauan, yang sebagian besar wilayahnya terdiri dalam rangka kesejahteraan masyarakat dan
bangsa. Salah satu wilayah perairan yang cukup
60
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif

banyak mengandung sumber daya tersebut pemberdayaan masyarakat di daerah Saramaake


adalah pantai dan pesisir. Wilayah pesisir dan (Kabuapaten Halmahera Timur) belum disam-
lautan tersebut memiliki arti sangat penting, paikan informasinya.
karena merupakan wilayah peralihan antara Kegiatan inisiasi pengembangan pemasaran
ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi dan pembentukan kelompok usaha bersama di-
sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang lakukan dengan tujuan; 1) Inisiasi peningkatan
sangat kaya. Namun demikian, karakteristik per- pemasaran ikan teri yang ditangkap oleh masya-
airan tersebut belum sepenuhnya dipahami dan rakat Desa Saramaake; dan 2) Menginisiasi pem-
diintegrasikan secara terpadu. Kebijakan peme- bentukan kelembagaan perikanan teri (KUB).
rintah yang sektoral dan bias daratan, men- Harapan dari hasil kegiatan ini masyarakat me-
jadikan lautan sebagai kolam sampah raksasa. miliki pemasaran yang lebih luas dan baik
Pemanfaatan kekayaan laut dari sisi sosial eko- dengan kelompok usaha bersama (KUB) sebagai
nomi masih terbatas pada kelompok pengusaha unit koordinasi kegiatan, sehingga mampu me-
besar dan pengusaha asing. Nelayan sebagai ningkatkan kesejahteraan.
bagian masyarakat dengan jumlah terbesar
merupakan kelompok profesi paling miskin di
Indonesia. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Salah satu sumber daya perikanan yang
cukup besar dan memberikan sumber ekonomi Waktu dan Tempat
bagi sebagian masyarakat Indonesia adalah ikan Kegiatan pengembangan masyarakat melalui
teri (Stolephorus spp). Ikan tersebut merupakan inisiasi pengembangan pemasaran dan pem-
salah satu komoditas penting bagi masyarakat bentukan kelompok usaha bersama (KUB) ini
Indonesia. Ikan teri tersebar dan dipasarkan dilakukan sejak Juni 2016Januari 2017 di Desa
hampir di seluruh wilayah Indonesia dan bahkan Saramaake, Kecamatan Wasile Selatan, Kabu-
merupakan salah satu komoditas ekspor penting paten Halmahera Timur, Maluku Utara (Gambar
diantaranya ke negara Singapura, Malaysia, Cina, 1).
Taiwan, Amerika, dan Jepang. Ikan teri cukup
banyak di pasar Buli dan Ternate, dan bahkan Bahan dan Alat
telah tersebar sampai pada beberapa wilayah di Bahan yang diperlukan dalam kegaiatan ini
Indonesia antara lain Manado, Surabaya, Maka- berupa ikan teri (baik dalam bentuk mentah
sar, dan lain-lain. maupun hasil olahan), pembungkus (plastik dan
Salah satu wilayah yang memiliki potensi aluminium foil), dan label. Sedangkan peralatan
sumber daya perikanan teri yang cukup besar yang diperlukan berupa berbagai peralatan untuk
adalah Desa Saramaake, Kecamatan Wasile kegiatan diskusi (kertas, infokus, dan peralatan
Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi tulis), dan peralatan pembungkusan (sealer) ikan
Maluku Utara. Desa Saramaake mempunyai luas teri. Selain itu, dalam distribusi produk diperlukan
4.000 ha. Sumber daya ikan teri (bahasa daerah sarana moda transportasi dan tempat pemasaran
ikan navi) yang cukup berlimpah terdapat di produk ikan teri (toko, warung, pasar, dan mart).
pantai desa ini. Total jumlah penduduk Desa
Saramaake mencapai 200 KK, 60 dari total Metode Pelaksanaan dan Data Analisis
penduduk tersebut merupakan nelayan dan si- Metode palaksanaan kegiatan secara umum
sanya petani/pekebun kelapa, PNS, dan pe- terdiri atas pelatihan dan pendampingan (total
dagang. peserta 15 orang). Namun demikian, sebelum
Informasi pemberdayaan masyarakat di be- dilakukan kegiatan pelatihan ataupun pen-
berapa wilayah pantai telah dipublikasikan, dampingan dilakukan pemetaan kebutuhan dan
antara lain: di wilayah Kecamatan Tobelo, Kabu- permasalahan terlebih dulu melalui metode
paten Halmahera Utara (Sipahelut 2010); Keca- survei, FGD dan diskusi dengan masyarakat
matan Lekok, Kabupaten Pasuruan (Nugroho (Gambar 2). Setelah pelatihan, dilakukan pen-
2015); Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera dampingan, dan dilanjutkan monitoring dan
Tengah (Sulistiono et al. 2012; Sulistiono et al. evaluasi (melalui survei dan diskusi) dengan
2015), Desa Balongan, Kabupaten Indramayu sasaran penerima program (pengembangan
(Darmansyah et al. 2016a), Desa Karangsong, pemasaran dan pembentukan kelompok) dan
Kabupaten Indramayu (Darmansyah et al. aparat desa.
2016b), dan Desa Majakerta, Kabupaten Inisiasi pengembangan pemasaran ikan teri
Indramayu (Maarif et al. 2016), namun kegiatan dilakukan untuk ikan teri kemasan, baik teri ke-
61
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070

Gambar 1 Lokasi kegiatan inisiasi pengembangan pemasaran ikan teri dan pembentukan kelompok usaha
bersama (KUB), di Desa Saramaake, Halmahera Timur, Maluku Utara.

kelembagaan berupa Kelompok Usaha Bersama


(KUB) dilakukan dalam rangka meningkatkan
bargainning position nelayan dan upaya me-
ningkatkan kesejahteraan nelayan. Data yang
didapat, dianalisis dan ditampilkan secara des-
kriptif melalui Excel.

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Pelaku Usaha Ikan Teri


Dikenal 4 istilah para pelaku usaha penang-
kapan teri di Desa Saramaake berdasarkan
perannya masing-masing, yaitu pemilik bagan
(tuan bagan), karyawan bagan, penjemur ikan,
dan pengumpul. Setiap bagan dikelola oleh 4
orang karyawan yang bertugas menangkap ikan
teri. Peran tuan bagan adalah menyiapkan se-
mua fasilitas penangkapan mulai dari bagan dan
bahan bakar. Akomodasi pada kegiatan pe-
nangkapan (konsumsi dan lain-lain) umumnya
menjadi tanggung jawab masing-masing kar-
yawan. Ikan hasil tangkapan nelayan bagan,
dibagi dengan pola yang disepakati oleh seluruh
pelaku usaha, yaitu 6 bagian untuk tuan bagan
Gambar 2 Diskusi dengan pelaku usaha ikan teri di dan 4 bagian untuk karyawan. Pembagian ini
Desa Saramaake, Halmahera Timur. bisa dalam bentuk ikan teri basah atau kering.
ring, mentah, maupun olahan. Inisiasi pemasaran Pengeringan ikan teri dapat dilakukan secara
dilakukan melalui kerja sama dengan outlet bersama oleh pemilik bagan dan nelayan atau-
antara lain outlet Antam (di Bandara Ternate) dan pun masing-masing berdasarkan jatah ikan
Koperasi Antam (di Buli). Inisiasi pembentukan basah yang sudah dibagikan. Para istri pemilik

62
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif

bagan atau istri nelayan mempunyai peran yang nyimpan barang non pangan yang juga dapat
cukup besar dalam proses penjemuran ikan. membahayakan pangan (bahan bakar dan ken-
Terdapat beberapa pengepul ikan teri di Desa daraan bermotor). Ikan teri kering dikemas ke
Saramaake, namun pengepul yang cukup besar dalam karung dengan menggunakan karung
berjumlah 1 orang (atas nama Wahad Abu). kapasitas besar dan siap dikirimkan ke Ternate
Pengepul memiliki peran mengumpulkan selu- atau tempat lain.
ruh ikan teri dan produk laut lainnya (ikan
make, cumi, dan ikan lainnya) untuk dibawa ke Sistem Pemasaran Ikan Teri
Ternate. Pengumpul juga memfasilitasi sarana  Pemasaran ikan teri kering di Desa
produksi usaha seperti pembuatan bagan dan Saramaake
alat penjemuran dengan sistem setoran hasil Desa Saramaake merupakan salah satu desa
ikan teri atau cumi kering. yang memiliki posisi penting. Desa ini merupa-
Secara umum, pelaku usaha ikan teri Desa kan jalur antara Buli dan Sofifi (yang merupakan
Saramaake telah memiliki berbagai fasilitas pro- Ibu Kota Provinsi Maluku Utara). Posisi desa
duksi. Namun demikian, beberapa kekurangan berhadapan dengan laut, yaitu Teluk Kao.
masih ditemui pada penyediaan sarana dan pra- Pengamatan terhadap kondisi pemasaran di
sarana baik dari jumlah maupun kualitasnya. Desa Saramaake dilakukan pada 2526 Juli 2016
Terbatasnya fasilitas pengering (tempat pen- dan Januari 2017. Ikan teri dari Desa Saramaake
jemuran) (Gambar 3) khususnya untuk karya- dipasarkan dengan 4 jalur utama, yaitu: 1) Dijual
wan, plastik penutup jemuran, dan terpal untuk melalui pengumpul lokal; 2) Dijual melalui
penjemuran akhir sebelum teri dikemas menjadi pengumpul antar pulau; 3) Dijual langsung oleh
kebutuhan pada saat puncak musim penangka- nelayan di lokasi sekitar Saramaake; dan 4)
pan teri ataupun musim penghujan tiba. Dijual kepada pedagang kecil yang berkunjung
Ikan teri curah diantar oleh nelayan ke ke Saramaake (Gambar 4). Penjualan yang cukup
tempat pengumpul dan umumnya pembayaran besar dilakukan terhadap para pedagang, se-
dilakukan secara cash setelah dipotong biaya dangkan penjualan yang sedikit dilakukan ter-
sarana produksi (BBM) khusus untuk pemilik hadap masyarakat.
bagan. Penentuan harga ikan teri umumnya Pengumpul (tengkulak lokal) mengumpulkan
ditentukan oleh pedagang pengumpul berdasar- teri dari 20 orang tuan bagan. Harga yang
kan informasi dari pedagang besar, sehingga berlaku di pengumpul lokal tersebut adalah Rp
pemilik bagan/nelayan merupakan penerima 25.000/kg (untuk teri besar; ukuran panjang 7
harga (price taker). Informasi harga dan pasar cm), Rp 30.000/kg (untuk teri sedang; ukuran
dikuasai oleh pedagang (besar dan lokal), panjang 56 cm), dan Rp 40.00050.000/kg
sehingga terjadi asymmetric information. Hal ini (teri ukuran kecil; panjang 4 cm) pada Juli 2016.
tentunya menyebabkan posisi tawar nelayan Harga tersebut pada Januari 2017 berubah
menjadi lemah. menjadi Rp 28.000/kg untuk teri besar, 35.000/
Fasilitas gudang untuk menyimpan teri kering kg untuk teri sedang atau tengah (ukuran
belum dilengkapi dengan alas/palet, sehingga panjang 6 cm), Rp 40.00050.000/kg untuk
karung berisi ikan diletakkan di lantai. Hal ini ukuran tengah halus (ukuran panjang 5 cm), dan
tentu akan meningkatkan risiko terjadinya kon- Rp 50.00055.000/kg untuk ikan teri kecil atau
taminasi dan meningkatkan kelembapan produk. halus. Pengumpul lokal mengirim ikan teri
Selain itu, gudang juga difungsikan untuk me- kering ke Ternate dengan menggunakan truk
berkapasitas 6 ton per sekali pengiriman. Dalam
satu bulan pengiriman ke Ternate sebanyak 36
kali, dengan biaya pengiriman sebanyak Rp
3.500.000/trip. Margin yang diperoleh pengum-
pul lokal (Wahad Abu) bekisar Rp 3.000
5.000/kg. Sebanyak 80 produksi ikan teri
kering dijual ke tengkulak lokal (Wahad Abu)
yang merupakan agen dari pedagang besar antar
pulau (Dany) yang gudangnya berada di Ternate.
Pengumpul antar pulau (Bapak Kosasih) juga
Gambar 3 Tempat penjemuran ikan teri di Desa dijumpai di Saramaake untuk mengumpulkan
Saramaake, Halmahera Timur. ikan teri dalam jumlah besar dengan dibantu

63
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070

pengumpul lokal. Sekali angkut Bapak Kosasih pul. Sedangkan pada survei yang dilakukan 22
mampu membawa 1 kontainer (11 ton) ikan teri Januari 2017, harga ikan teri ukuran besar Rp
dari Desa Saramaake ke Pulau Jawa. 50.000/kg, dan ikan teri ukuran sedang sebesar
Rp 80.000/kg, dan ikan teri ukuran kecil sebesar
 Pemasaran teri kering di Pasar Buli Rp 100.000/kg.
Pengamatan harga ikan teri di Pasar Buli
dilakukan pada 24 Juli 2016 dan 22 Januari 2017.  Pemasaran ikan teri kering di Kota
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diketa- Ternate
hui bahwa di Pasar Buli terdapat juga ikan teri Pasar Ternate merupakan salah satu pasar
yang berasal dari Desa Saramaake. Sebagian kecil terbesar di Maluku Utara. Pengamatan di pasar
nelayan menjual langsung ikan teri ke daerah ini dilakukan pada 21 Juli 2016 dan 24 Januari
sekitar Saramaake atau ke pedagang kecil yang 2017, untuk menelusuri jalur pemasaran ikan
mendatangi desa. Ikan teri tersebut dijual di teri atau ikan navi yang kemungkinan berasal
beberapa pasar di daerah Halmahera Timur dari Saramaake. Sebagian jenis ikan teri atau
seperti di Pasar Buli (Gambar 5) dan Maba (yang navi yang dijumpai di pasar Ternate berasal dari
merupakan ibu kota kabupaten). Pada Juli 2016 Saramaake (Halmahera Timur). Ikan teri asal
harga ikan teri di Pasar Buli adalah, ikan teri Saramaake dan daerah lain di Provinsi Maluku
besar/sedang Rp 5.000/ons (Rp 50.000/kg), Utara (Galai dan lain-lain) sebagian besar di-
yang kecil atau halus Rp 8.000/ons (Rp kirim ke Ternate sebagai pusat perekonomian di
80.000/kg) atau sekitar 2 kali lipat lebih mahal provinsi tersebut. Pasar Ternate Bahari Ber-
jika dibandingkan harga teri di tingkat pengum- kesan yang diresmikan pada tahun 2013

Masyarakat
Kosasih/
Malik Jakarta
Faruk
Ray
Hanafi
At
Mukaram

Masyarakat

Don
Fajri Masyarakat
Iwan
Jasmi Ikram Wahad Abu Deny/Ternate

Rusmin
Riswan Masyarakat
Samiun
Manlenga

Samaun Masyarakat
Rako
A. Tatahari Jalal
A. Rafik
Alwi Masyarakat

Sulaeman Suwoko

Jurkam
Jauhari
Ramli Aziz
Wahid

Hidayat Masyarakat
Tomi Awat
Barak Keterangan:
Rahim Dijual dengan jumlah besar
Dijual dengan jumlah sedikit
Masyarakat

Gambar 4 Jalur pemasaran ikan teri di Desa Saramaake.

Gambar 5 Pemasaran teri di pasar Buli, Halmahera Timur.

64
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif

merupakan sentra utama penjualan teri. Lapak olahan tersebut berupa ikan teri manis pedas
ikan teri dan ikan asin lainnya di Pasar Bahari (pada Desember 2016) dan teri tepung krispi
Berkesan terpisah dari pasar ikan basah dan (pada Januari 2017) yang dilakukan oleh para
komoditas lainnya. Jumlah penjual ikan asin dan ibu-ibu (istri nelayan). Lokasi pemasaran ter-
ikan teri lebih dari 15 orang (Gambar 6). dapat di beberapa tempat, yaitu di Buli Mart
Ikan teri dikemas dalam karung-karung (Buli), mess PT Antam Tbk, dan Bandara Sultan
plastik dan dijual curah dengan harga yang ber- Babullah (Ternate). Ukuran pemasaran terdiri
variasi tergantung pada jenis dan ukuran. Harga dari 100, 200, 500, dan 1.000 g (untuk ikan teri
ikan teri yang berlaku di pasar Ternate pada Juli kering), dan 100 g (untuk ikan teri olahan). Ikan
2016 adalah sebagai berikut: a) Ikan teri kecil teri kering dan olahan tersebut dipasarkan pada
Rp 100.000120.000/kg (Rp 20.000/takar uku- November 2016. Beberapa penawaran dilakukan
ran 1,5 ons); b) Ikan teri sedang Rp 70.000 kepada beberapa toko baik di bandara Ternate
80.000/kg (Rp 10.000/takar ukuran 1,5 ons); maupun di lokasi-lokasi pariwisata. Berkaitan
dan c) Ikan teri besar Rp 70.000/kg (Rp 10.000/ dengan peningkatan nilai jual tersebut, dilakukan
takar ukuran 1,5 ons). pelatihan PIRT bagi para ibu-ibu dan istri nelayan
Sedangkan pada survei yang dilakukan pada pada Desember 2016. Saat ini produk tersebut
24 Januari 2017, kondisi harga ikan teri di Pasar sudah memiliki PIRT dan dapat segera dipasar-
Ternate secara umum berubah menjadi lebih kan.
tinggi, yaitu a) Ikan teri kecil Rp 150.000/kg; b) Berdasarkan hasil pengamatan, ikan teri yang
Ikan teri sedang Rp 85.000/kg; dan c) Ikan teri dipasarkan di Buli Mart cukup laku terjual, se-
besar Rp 50.00070.000/kg. dangkan yang dipasarkan di Bandara Ternate,
masih belum sebaik pemasaran di Buli Mart.
 Pemasaran ikan teri kering dan olahan Produk tersebut, sekitar 1 bulan segera ditarik,
dalam kemasan dan diganti dengan produk yang baru. Produksi
Produk kemasan baik kering maupun olahan ikan teri kemasan (kering dan olahan) dilakukan
ikan teri (Gambar 7) mulai dihasilkan setelah sebanyak 2 tahap (Desember 2016 dan Januari
dilakukan pelatihan pada Oktober 2016. Hasil 2017). Hasil penjualan selama Desember 2016
dan Januari 2017 disampaikan pada Tabel 1 dan
2. Dari data tersebut dapat disampaikan bahwa
penjualan produk ikan teri dalam kemasan pada
tahap 1 bernilai sekitar Rp 9.000.000 dan tahap
2 sebesar Rp 1.200.000. Pada tahun 2016, target
dari kegiatan adalah pengenalan sebuah produk
olahan bagi masyarakat, sedangkan pengemba-
ngan pasar dapat dilakukan pada 2017.

Pembentukan Kelompok dan Inisiasi


Kelompok Usaha Bersama (KUB)
 Kelompok pemilik bagan dan nelayan
Gambar 6 Pemasaran ikan teri di pasar Ternate. Suatu kelembagaan diperlukan untuk mem-
permudah jalannya program di suatu tempat
tujuan program. Program inkubator olahan ikan
teri yang dilaksanakan di Desa Saramaake oleh
PT. Antam bekerja sama dengan LPPM IPB,
memerlukan suatu kelembagaan atau kelompok.
Melalui forum grup diskusi tim pendamping dan
nelayan, telah membentuk 2 kelompok, yaitu
kelompok Mari Poga dan Ake Salaka. Untuk
memperkuat kelembagaan, tim pendamping me-
lakukan diskusi bersama nelayan maupun ketua-
ketua kelompok, pada acara tertentu maupun
pada pertemuan rapat. Adapun susunan nama-
a b nama kelompok tersebut disampaikan pada
Gambar 7 a) Ikan teri kering dan b) Ikan teri olahan. Tabel 3.

65
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070

 Kelompok pengembangan produk olahan  Inisiasi pembentukan kelompok usaha


Kelompok pengembangan produk olahan ikan bersama (KUB)
teri yang dibentuk sebanyak dua kelompok. Kelompok usaha bersama (KUB) adalah lem-
Berdasarkan hasil diskusi semua kelompok, baga keswadayaan masyarakat yang dibentuk
disepakati nama atau merek untuk produk olahan oleh sekelompok masyarakat yang mempunyai
ikan teri dari Saramaake adalah Monge. Nama keinginan, visi, dan misi yang sama. Adapun
Monge berasal dari bahasa daerah Saramaake tujuan utama dibentuknya KUB adalah untuk
yang berarti sedap. Berikut ini adalah pengurus mengatasi segala keterbatasan baik keterba-
yang telah dibentuk oleh kelompok pengembang tasan, modal, sumber daya manusia, sarana dan
produk olahan ikan teri (Tabel 4). prasarana yang dimiliki, akan tetapi dengan

Tabel 1 Hasil produksi tahap 1 (Desember 2016)


Penjualan (Rp)
Toko/lokasi
Sisa Rusak Terjual
Buli mart (Buli) 12.000 457.000
Buli mart (Buli) 700.000 125.000 3.035.000
Ex Longue Antam (Ternate) 1.311.000 615.000
Toko di bandara (Ternate) 356.000
Eceran 21,7 kg (curah) 1.078.500
Total 2.379.000 125.000 5.185.500

Tabel 2 Hasil produksi tahap 2 (Januari 2017)


Penjualan (Rp)
Produksi tanggal Konsinyasi
Sisa Rusak Terjual
27 Januari 2017 Buli mart 222.000 40.000 2.148.000
Total 222.000 40.000 2.148.000

Tabel 3 Kelompok nelayan/pemilik bagan ikan teri di Desa Saramaake


Nama kelompok Susunan pengurus Nama
Mari Poga Ketua Fadli abu
Sekretaris Wahad abu
Bendahara Suwoko
Anggota Mahri Jamal, Rejeb H Ahmad, Aswin Wawa, Alimun Abu, Man Abu
Ake Salaka Ketua Walid Mambelo
Sekretaris Mohtar Labiu
Bendahara Asis salasa
Anggota Arsad Man, Hasan Alim, Ismail, Pakaya, Aswad Rako, Sukardi,
Tabengki, Ikram Man

Tabel 4 Kelompok pengolahan ikan teri di Desa Saramaake


Nama kelompok Susunan pengurus Nama
Nelayan Jaya Ketua Rohani Hi. Salasa
Sekretaris Rahmi Wawa
Bendahara Hajar Ibrahim
Anggota Hatija Makasaehe
Nurma Tabengki
Roswita M. Saleh
Satu Hati Ketua Jalal Ake
Sekretaris Jaleha Hi. Ahmad
Bendahara Saiva Hasan
Anggota Halimah
Nurani Cucatu

66
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif

kebersamaan dan saling tolong menolong saling KUB Monge berkantor di Balai Desa Sara-
melengkapi segala kekurangan diharapkan maake. Struktur organisasi KUB, menempatkan
dapat mengatasi segala keterbatasan. kepala desa sebagai pelindung dan pembina
Inisiasi pembentukan KUB dilakukan dalam KUB. Sedangkan Wahad (tokoh masyarakat Desa
rangka meningkatkan bargaining position ke- Saramaake) menjadi pembina KUB. KUB me-
lompok sasaran (nelayan pemilik bagan dan miliki anggota yang terdiri dari kelompok
karyawan bagan) terutama dalam pengadaan nelayan yang berjumlah sebanyak 15 orang.
sarana produksi dan pemasaran ikan teri, juga Pada tahap awal KUB mengelola usaha pe-
dapat memfasilitasi nelayan dalam pengadaan ngemasan ikan teri mentah dan ikan teri olahan.
sarana produksi dan pemasaran ikan. Saat ini Bahan baku ikan teri mentah akan dipasok oleh
nelayan sangat tergantung kepada pengumpul para nelayan anggota dan kemudian dikemas
lokal dalam hal penyediaan sarana produksi dan dijual oleh KUB. Sedangkan untuk ikan teri
khususnya BBM dan pemasaran ikan teri, olahan, KUB dibantu oleh kelompok ibu-ibu
sehingga dikhawatirkan dalam jangka panjang nelayan yang mengolah ikan teri mentah
dapat merugikan nelayan, walaupun secara menjadi ikan teri olahan. Ikan teri matang yang
sosial pedagang pengumpul tersebut membantu telah dihasilkan oleh kelompok ibu-ibu nelayan
nelayan ketika ada kebutuhan yang mendesak, dikemas dan dipasarkan oleh KUB. Hasil pen-
seperti hajatan atau menyekolahkan anak. jualan teri mentah dan teri olahan digunakan
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pem- untuk memberikan tambahan pendapatan ke-
bentukan KUB antara lain diskusi dengan aparat lompok ibu-ibu nelayan.
desa (kepala desa dan sekretaris desa), perte-
muan dengan nelayan pemilik bagan, dan kar- Pembahasan
yawan bagan (Gambar 8). Sosialisasi pemben- Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu
tukan/pengembangan KUB menjelaskan tujuan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
manfaat, dan prinsip-prinsip pengembangan agar mampu mewujudkan kemandirian dan me-
KUB. Para nelayan dan pemilik bagan sepakat lepaskan diri dari belenggu kemiskinan serta ke-
perlunya KUB/ koperasi, asalkan dapat memberi- terbelakangan. Sumodiningrat dalam Kurniawati
kan manfaat tambahan, misalnya simpan-pinjam, et al. (2013) berpendapat bahwa pemberdayaan
pengadaan sarana produksi dengan sistem di- masyarakat harus dilakukan melalui tiga jalur,
bayar dari hasil tangkapan ikan teri. Kelompok yaitu: 1) Menciptakan iklim yang memungkin-
nelayan sepakat membentuk KUB dengan susu- kan potensi masyarakat berkembang (enabling);
nan personalia sebagai berikut: Ketua Iqbal, 2) Menguatkan potensi dan daya yang dimiliki
Sekretaris Iwan, Bendahara Nurjannah, dan masyarakat (empowering); dan 3) Memberikan
Anggota Ilham, Adnan, dan Rian. Setelah per- perlindungan (protecting).
sonalia kelompok usaha bersama terbentuk di- Konsep pemberdayaan dalam wacana pem-
lanjutkan dengan pemberian nama KUB Monge bangunan biasanya selalu dikaitkan dengan kon-
merupakan nama kelompok usaha bersama yang sep kemandirian, partisipasi, jaringan kerja, dan
dibutuhkan tersebut. Nama tersebut sama de- keadilan. Menurut Craig dan Mayo dalam
ngan nama brand untuk produk yang telah di- Nugroho (2007), partisipasi merupakan kompo-
hasilkan. nen terpenting dalam upaya pertumbuhan ke-

Gambar 8 Rapat penyampaian program yang akan dilaksanakan dan pembentukan kelompok usaha bersama
(KUB).

67
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070

mandirian dan proses pemberdayaan. Strategi Timur pada umumnya cenderung bersifat oli-
pemberdayaan menempatkan partisipasi masya- gopsony. Pasar yang demikian akan cenderung
rakat sebagai isu pertama pembangunan. Ter- lebih mengeksploitasi nelayan sehingga nelayan
dapat beberapa permasalahan yang dapat meng- sangat tergantung kepada pedagang pengumpul.
ganggu pengimplementasian pemberdayaan Kondisi pasar seperti ini umumnya terjadi pada
masyarakat dalam tataran praktis, di samping pasar komoditi peternakan dan pertanian
pentingnya pemberdayaan masyarakat. Menurut (Sehabudin 2014). Jika hal ini dibiarkan, maka
Prasojo dalam Kurniawati et al. (2013), per- dalam jangka panjang kondisi kehidupan ne-
masalahan tersebut menyangkut ketiadaan kon- layan akan semakin terpuruk, bahkan terjerat
sep yang jelas mengenai apa itu pemberdayaan dengan lingkaran kemiskinan.
masyarakat, batasan masyarakat yang sukses Pola pikir dan perilaku nelayan yang cen-
melaksanakan pemberdayaan, peran masing- derung konsumtif dan berpikir jangka pendek, di
masing pemerintah, masyarakat dan swasta, lain pihak mendorong nelayan tidak memikirkan
mekanisme pencapaiannya, dan lain sebagainya. masa depan. Hal ini karena sumber daya ikan
Menurut Nuryoso dalam Kurniawati et al. termasuk ikan teri di perairan laut Desa
(2013), usaha ekonomi produktif yang ada atau Saramaake dan sekitarnya masih melimpah,
akan dibentuk pada masing-masing wilayah di- sehingga tidak perlu bekerja keras untuk mem-
identifikasi berdasarkan kriteria tertentu, dipilih peroleh hasil tangkapan. Berbeda dengan pola
untuk dikembangkan sebagai sasaran Pembina- hidup petani yang bekerja keras untuk men-
an. Pengembangan dilakukan melalui Pembina- dapatkan hasil produksi pertanian. Sikap dan
an manajemen usaha, bantuan modal bergulir, pola hidup nelayan yang cenderung boros dan
dan pemanfaatan teknologi tepat guna. tidak berpikir masa depan ini semakin mem-
Conyers (1991), memberikan tiga alasan perburuk kondisi sosial ekonomi nelayan.
utama sangat pentingnya partisipasi masyarakat Umumnya pemilik bagan yang tingkat kehidu-
dalam pembangunan, yaitu: 1) Partisipasi pannya lebih baik, sedangkan karyawan bagan
masyarakat merupakan suatu alat guna mem- tidak demikian dan sangat tergantung pada
peroleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, pemilik bagan. Padahal sebenarnya penghasilan
dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa nelayan ini cukup besar, untuk karyawan bagan
kehadirannya program pembangunan dan ke- saja bisa mencapai Rp 45 juta/bulan, namun
giatan (proyek) akan gagal; 2) Masyarakat karena pola hidup yang boros sehingga tidak ada
mempercayai program pembangunan jika di- akumulasi kapital (saving), bahkan pendidikan
libatkan dalam proses persiapan dan peren- anak-anak mereka hanya sampai SMP. Hal ini
canaannya, karena masyarakat lebih mengetahui diperkuat oleh pendapat kepala desa setempat.
seluk beluk kegiatan (proyek) dan merasa Pembentukan kelembagaan (kelompok dan
memiliki kegiatan (proyek) tersebut; dan 3) KUB) merupakan upaya untuk mengatasi per-
Partisipasi merupakan hak demokrasi masya- soalan ketimpangan informasi dan lemahnya po-
rakat dalam keterlibatannya di pembangunan. sisi tawar nelayan, selain bertujuan meningkat-
Berdasarkan pengamatan, pemasaran ikan kan nilai tambah usaha perikanan teri melalui
teri kering hasil tangkapan nelayan (pemilik pengembangan pemasaran teri kemasan yang
bagan dan karyawan bagan) di Desa Saramaake dilakukan KUB. Pengembangan pemasaran ini
masih sangat tergantung kepada pengumpul telah dilakukan dan memiliki prospek yang
lokal dengan harga yang lebih ditentukan oleh cukup besar. Pembentukan KUB yang berperan
pedagang. Walaupun harga ini menurut nelayan sebagai kordinator kelompok yang dibentuk
relatif masih menguntungkan, namun jika di- diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
bandingkan dengan harga pasar (Pasar Buli dan ikan teri melalui pengembangan pemasaran dan
Ternate) masih jauh lebih rendah. Harga di penyediaan sarana produksi di masa mendatang,
tingkat nelayan di Desa Saramaake hampir seperti pengalaman yang dilakukan pada pe-
setengah dari harga pasar. Hal ini menunjukkan ngembangan KUB di Indramayu oleh IPB
bahwa market share masih lebih banyak di- (Sulistiono et al. 2014). Kinerja KUB dimulai
nikmati oleh pedagang (pengumpul desa dan dengan kegiatan secara bersama untuk melaku-
pedagang besar). Informasi pasar dan harga kan produksi ikan teri kemasan (kering dan
lebih dikuasai oleh pedagang, sehingga nelayan olahan). Ikan hasil produksi tersebut dipasarkan
hanya sebagai price taker. Kondisi ini mem- ke beberapa tempat baik di Buli maupun di
perlihatkan bahwa struktur pasar ikan teri di Ternate.
Desa Saramaake khususnya dan Halmahera
68
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif

SIMPULAN Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Jurnal


Agrokreatif. 2(1): 816.
Inisiasi pengembangan pasar dan pem- Darmansyah A, Sulistiono, Nugroho T, Supriyono
bentukan kelompok usaha bersama (KUB) telah E. 2016b. Pemberdayaan masyarakat melalui
dilakukan di Desa Saramaake, Halmahera Timur pengembangan polikultur bandeng dan
Juni 2016Januari 2017, yang dikenal dangan udang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa
hasil tangkapan berupa ikan teri. Berdasarkan Barat. Jurnal Agrokreatif. 2(2): 9299.
kegiatan yang dilakukan, pemasaran ikan teri
kering yang semula dijual secara balky (karung Kurniawati DK, Supriyono B, Hanafi I. 2013.
besar), ikan teri kering tersebut mulai dapat Pemberdayaan masyarakat di bidang usaha
dijual dengan kemasan yang lebih kecil dan ekonomi (Studi pada Badan Pemberdayaan
pemberian label (100, 200, 500, dan 1.000 g), Masyarakat Kota Mojokerto). Jurnal
sedangkan ikan teri olahan dapat juga dipasarkan Administrasi Publik. I(4): 914.
dalam kemasan 100 g. Jika sebelumnya pemasa- Maarif R, Zulkarnaen, Nugroho T, Sulistiono.
ran hanya dilakukan melalui pedagang pengum- 2016. Pemberdayaaan masyarakat melalui
pul, saat ini pemasaran dengan kemasan kecil pengembangan perikanan tangkap di Desa
dapat dipasarkan ke tempat lain (Kantor PT Majakerta, Indramayu, Jawa Barat. Jurnal
Antam Ternate, Koperasi Antam di Buli, dan Agrokreatif. 2(1): 1724.
Bandara Ternate). Kelembagaan di Desa Sarama-
ake telah dibentuk dengan nama KUB baik untuk Nugroho M. 2015. Pemberdayaan masyarakat
para nelayan, maupun pengolah ikan. Melalui nelayan miskin melalui usaha pengolahan
pemasaran dan kelembagaan yang baik, para ikan tradisional: kajian pengembangan
nelayan dapat lebih mampu mengelola usahanya diversifikasi pengolahan ikan secara
secara mandiri. tradisional di Kecamatan Lekok, Kabupaten
Pasuruan. Neptunus. 19(1): 1422.
Nugroho T. 2007. Paradigma, Model, Pendekatan
UCAPAN TERIMA KASIH Pembangunan, dan Pemberdayaan
Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang
Kami mengucapkan terima kasih kepada PT (ID): Malang Lembaga Penerbitan &
Antam Tbk yang telah memberikan kepercayaan Dokumentasi FIA-UB.
untuk bekerja sama dengan LPPM IPB dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Sehabudin U. 2014. Analisis ekonomi usaha
Saramaake (Halmahera Timur). Terima kasih ternak ayam ras pedaging (broiler) di wilayah
kami sampaikan kepada Taufik M Yusuf, SPi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Thesis]. Bogor
Lina Ariani, STP (selaku pendamping lapang) (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
yang telah melakukan kegiatan ini secara ber- Bogor.
sama-sama. Terima kasih juga kami sampaikan Sipahelut K. 2010. Analisis pemberdayaan
kepada para nelayan yang telah membantu dalam masyarakat nelayan di Kecamatan Tobelo,
pelaksanaan kegiatan, dan bersedia menjadi Kabupaten Halmahera Timur. [Thesis]. Bogor
lokasi singgah dan praktik kegiatan ini. (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Sulistiono, Priyanto R, Saharudin, Adiwirman,
DAFTAR PUSTAKA
Syah D, Setiono DJ, Zulkarnaen. 2012.
Pengembangan perikanan, pertanian,
Conyers D. 1991. An Introduction To Social
peternakan, pengolahan pangan,
Planning In The Third World. By Jhon Wiley &
kelembagaan dan pemasaran di Pulau Gebe.
Sons Ltd, 1994, Terjemahan Susetiawan:
Laporan Akhir. Kerjasama Pemerintah
Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu
Daerah Halmahera Tengah, PT Aneka
Pengantar. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
Tambang, dan Institut Pertanian Bogor.
University Press.
Sulistiono, Priyanto R, Sunarminato T, Sumarti T,
Darmansyah A, Sulistiono, Nugroho T, Supriyono
Syah D, Priyambodo S, Zulkarnaen, Herawati
E. 2016a. Pemberdayaan masyarakat melalui
D. 2015. Program pemberdayaan ekonomi
pengembangan budidaya ikan lele di Desa
masyarakat Kecamatan Pulau Gebe. Laporan

69
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070

Akhir 2011-2015. Kerjasama Pemerintah Sulistiono, Sehabudin U, Rukmiasih, Zulkarnaen.


Daerah Halmahera Tengah, PT Aneka 2014. Pemberdayaan Masyarakat Desa di
Tambang Tbk, Institut Pertanian Bogor, dan Balongan, Indramayu. Bogor (ID): P4W LPPM
Universitas Khairun. IPB.

70

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai