net/publication/320271164
CITATIONS READS
3 380
5 authors, including:
Sulistiono Sulistiono
Bogor Agricultural University
155 PUBLICATIONS 127 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
aquatic ecology of the segara anakan lagoon, Cilacap, Central Java Province, Indonesia, View project
All content following this page was uploaded by Sulistiono Sulistiono on 08 October 2017.
ABSTRAK
Salah satu desa di wilayah Halmahera Timur yang dikenal dengan hasil tangkapan berupa ikan teri adalah
Desa Saramaake. Kebanyakan penduduk di desa ini memiliki penghasilan dari perikanan teri. Produksi ikan
teri cukup besar dan bervariasi dalam ukuran, namun demikian perluasan pasar dan kelembagaan yang baik
belum ada. Kegiatan ini dilakukan selama 7 bulan sejak Juni 2016Januari 2017, bertujuan untuk
mengembangkan pemasaran dan inisiasi kelembagaan, melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, pemasaran ikan teri kering yang semula dijual secara bulky (karung
besar), mulai dapat dijual dengan kemasan yang lebih kecil dan pemberian label (100, 200, 500, dan 1.000 g),
sedangkan ikan teri olahan dapat juga dipasarkan (ukuran 100 g). Jika sebelumnya pemasaran ikan teri kering
hanya dilakukan melalui pedagang pengumpul, saat ini pemasaran ikan tersebut dan olahannya dalam
kemasan kecil dapat dipasarkan ke tempat lain (kantor PT Antam di Ternate, Koperasi Antam di Buli, dan
Bandara Ternate). Kelembagaan telah dibentuk dengan nama KUB (kelompok usaha bersama) di desa ini (baik
untuk para nelayan, maupun pengolah ikan teri). Melalui pemasaran dan kelembagaan yang baik, para nelayan
dapat lebih mampu mengelola usahanya secara mandiri.
ABSTRACT
One of the villages in East Halmahera which has been known as anchovy production area is Saramaake
Village. Commonly, a community in this village has an income from the anchovy fishery. The product of the
anchovy fish is high and various in size, while fish marketing increase and good institution did not establish
yet. This activity has been done for 7 months from June 2016January 2017, aimed to improve the product
marketing, and institution establishment through training and mentoring. According to the activity has been
done, marketing of the dried anchovy which was marketed previously in big size (bulky), it can be marketed in
small size with better packaging (100, 200, 500, and 1.000 g) and labelling, while the processed fish can be
marketed also in packaging (100 g) and labelling. The institution has been established a namely cooperative
small business group (KUB) both for fisherman and fish processing person. Through the marketing
development and institution establishment, fishermen can manage their fish product better.
Gambar 1 Lokasi kegiatan inisiasi pengembangan pemasaran ikan teri dan pembentukan kelompok usaha
bersama (KUB), di Desa Saramaake, Halmahera Timur, Maluku Utara.
62
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif
bagan atau istri nelayan mempunyai peran yang nyimpan barang non pangan yang juga dapat
cukup besar dalam proses penjemuran ikan. membahayakan pangan (bahan bakar dan ken-
Terdapat beberapa pengepul ikan teri di Desa daraan bermotor). Ikan teri kering dikemas ke
Saramaake, namun pengepul yang cukup besar dalam karung dengan menggunakan karung
berjumlah 1 orang (atas nama Wahad Abu). kapasitas besar dan siap dikirimkan ke Ternate
Pengepul memiliki peran mengumpulkan selu- atau tempat lain.
ruh ikan teri dan produk laut lainnya (ikan
make, cumi, dan ikan lainnya) untuk dibawa ke Sistem Pemasaran Ikan Teri
Ternate. Pengumpul juga memfasilitasi sarana Pemasaran ikan teri kering di Desa
produksi usaha seperti pembuatan bagan dan Saramaake
alat penjemuran dengan sistem setoran hasil Desa Saramaake merupakan salah satu desa
ikan teri atau cumi kering. yang memiliki posisi penting. Desa ini merupa-
Secara umum, pelaku usaha ikan teri Desa kan jalur antara Buli dan Sofifi (yang merupakan
Saramaake telah memiliki berbagai fasilitas pro- Ibu Kota Provinsi Maluku Utara). Posisi desa
duksi. Namun demikian, beberapa kekurangan berhadapan dengan laut, yaitu Teluk Kao.
masih ditemui pada penyediaan sarana dan pra- Pengamatan terhadap kondisi pemasaran di
sarana baik dari jumlah maupun kualitasnya. Desa Saramaake dilakukan pada 2526 Juli 2016
Terbatasnya fasilitas pengering (tempat pen- dan Januari 2017. Ikan teri dari Desa Saramaake
jemuran) (Gambar 3) khususnya untuk karya- dipasarkan dengan 4 jalur utama, yaitu: 1) Dijual
wan, plastik penutup jemuran, dan terpal untuk melalui pengumpul lokal; 2) Dijual melalui
penjemuran akhir sebelum teri dikemas menjadi pengumpul antar pulau; 3) Dijual langsung oleh
kebutuhan pada saat puncak musim penangka- nelayan di lokasi sekitar Saramaake; dan 4)
pan teri ataupun musim penghujan tiba. Dijual kepada pedagang kecil yang berkunjung
Ikan teri curah diantar oleh nelayan ke ke Saramaake (Gambar 4). Penjualan yang cukup
tempat pengumpul dan umumnya pembayaran besar dilakukan terhadap para pedagang, se-
dilakukan secara cash setelah dipotong biaya dangkan penjualan yang sedikit dilakukan ter-
sarana produksi (BBM) khusus untuk pemilik hadap masyarakat.
bagan. Penentuan harga ikan teri umumnya Pengumpul (tengkulak lokal) mengumpulkan
ditentukan oleh pedagang pengumpul berdasar- teri dari 20 orang tuan bagan. Harga yang
kan informasi dari pedagang besar, sehingga berlaku di pengumpul lokal tersebut adalah Rp
pemilik bagan/nelayan merupakan penerima 25.000/kg (untuk teri besar; ukuran panjang 7
harga (price taker). Informasi harga dan pasar cm), Rp 30.000/kg (untuk teri sedang; ukuran
dikuasai oleh pedagang (besar dan lokal), panjang 56 cm), dan Rp 40.00050.000/kg
sehingga terjadi asymmetric information. Hal ini (teri ukuran kecil; panjang 4 cm) pada Juli 2016.
tentunya menyebabkan posisi tawar nelayan Harga tersebut pada Januari 2017 berubah
menjadi lemah. menjadi Rp 28.000/kg untuk teri besar, 35.000/
Fasilitas gudang untuk menyimpan teri kering kg untuk teri sedang atau tengah (ukuran
belum dilengkapi dengan alas/palet, sehingga panjang 6 cm), Rp 40.00050.000/kg untuk
karung berisi ikan diletakkan di lantai. Hal ini ukuran tengah halus (ukuran panjang 5 cm), dan
tentu akan meningkatkan risiko terjadinya kon- Rp 50.00055.000/kg untuk ikan teri kecil atau
taminasi dan meningkatkan kelembapan produk. halus. Pengumpul lokal mengirim ikan teri
Selain itu, gudang juga difungsikan untuk me- kering ke Ternate dengan menggunakan truk
berkapasitas 6 ton per sekali pengiriman. Dalam
satu bulan pengiriman ke Ternate sebanyak 36
kali, dengan biaya pengiriman sebanyak Rp
3.500.000/trip. Margin yang diperoleh pengum-
pul lokal (Wahad Abu) bekisar Rp 3.000
5.000/kg. Sebanyak 80 produksi ikan teri
kering dijual ke tengkulak lokal (Wahad Abu)
yang merupakan agen dari pedagang besar antar
pulau (Dany) yang gudangnya berada di Ternate.
Pengumpul antar pulau (Bapak Kosasih) juga
Gambar 3 Tempat penjemuran ikan teri di Desa dijumpai di Saramaake untuk mengumpulkan
Saramaake, Halmahera Timur. ikan teri dalam jumlah besar dengan dibantu
63
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070
pengumpul lokal. Sekali angkut Bapak Kosasih pul. Sedangkan pada survei yang dilakukan 22
mampu membawa 1 kontainer (11 ton) ikan teri Januari 2017, harga ikan teri ukuran besar Rp
dari Desa Saramaake ke Pulau Jawa. 50.000/kg, dan ikan teri ukuran sedang sebesar
Rp 80.000/kg, dan ikan teri ukuran kecil sebesar
Pemasaran teri kering di Pasar Buli Rp 100.000/kg.
Pengamatan harga ikan teri di Pasar Buli
dilakukan pada 24 Juli 2016 dan 22 Januari 2017. Pemasaran ikan teri kering di Kota
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diketa- Ternate
hui bahwa di Pasar Buli terdapat juga ikan teri Pasar Ternate merupakan salah satu pasar
yang berasal dari Desa Saramaake. Sebagian kecil terbesar di Maluku Utara. Pengamatan di pasar
nelayan menjual langsung ikan teri ke daerah ini dilakukan pada 21 Juli 2016 dan 24 Januari
sekitar Saramaake atau ke pedagang kecil yang 2017, untuk menelusuri jalur pemasaran ikan
mendatangi desa. Ikan teri tersebut dijual di teri atau ikan navi yang kemungkinan berasal
beberapa pasar di daerah Halmahera Timur dari Saramaake. Sebagian jenis ikan teri atau
seperti di Pasar Buli (Gambar 5) dan Maba (yang navi yang dijumpai di pasar Ternate berasal dari
merupakan ibu kota kabupaten). Pada Juli 2016 Saramaake (Halmahera Timur). Ikan teri asal
harga ikan teri di Pasar Buli adalah, ikan teri Saramaake dan daerah lain di Provinsi Maluku
besar/sedang Rp 5.000/ons (Rp 50.000/kg), Utara (Galai dan lain-lain) sebagian besar di-
yang kecil atau halus Rp 8.000/ons (Rp kirim ke Ternate sebagai pusat perekonomian di
80.000/kg) atau sekitar 2 kali lipat lebih mahal provinsi tersebut. Pasar Ternate Bahari Ber-
jika dibandingkan harga teri di tingkat pengum- kesan yang diresmikan pada tahun 2013
Masyarakat
Kosasih/
Malik Jakarta
Faruk
Ray
Hanafi
At
Mukaram
Masyarakat
Don
Fajri Masyarakat
Iwan
Jasmi Ikram Wahad Abu Deny/Ternate
Rusmin
Riswan Masyarakat
Samiun
Manlenga
Samaun Masyarakat
Rako
A. Tatahari Jalal
A. Rafik
Alwi Masyarakat
Sulaeman Suwoko
Jurkam
Jauhari
Ramli Aziz
Wahid
Hidayat Masyarakat
Tomi Awat
Barak Keterangan:
Rahim Dijual dengan jumlah besar
Dijual dengan jumlah sedikit
Masyarakat
64
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif
merupakan sentra utama penjualan teri. Lapak olahan tersebut berupa ikan teri manis pedas
ikan teri dan ikan asin lainnya di Pasar Bahari (pada Desember 2016) dan teri tepung krispi
Berkesan terpisah dari pasar ikan basah dan (pada Januari 2017) yang dilakukan oleh para
komoditas lainnya. Jumlah penjual ikan asin dan ibu-ibu (istri nelayan). Lokasi pemasaran ter-
ikan teri lebih dari 15 orang (Gambar 6). dapat di beberapa tempat, yaitu di Buli Mart
Ikan teri dikemas dalam karung-karung (Buli), mess PT Antam Tbk, dan Bandara Sultan
plastik dan dijual curah dengan harga yang ber- Babullah (Ternate). Ukuran pemasaran terdiri
variasi tergantung pada jenis dan ukuran. Harga dari 100, 200, 500, dan 1.000 g (untuk ikan teri
ikan teri yang berlaku di pasar Ternate pada Juli kering), dan 100 g (untuk ikan teri olahan). Ikan
2016 adalah sebagai berikut: a) Ikan teri kecil teri kering dan olahan tersebut dipasarkan pada
Rp 100.000120.000/kg (Rp 20.000/takar uku- November 2016. Beberapa penawaran dilakukan
ran 1,5 ons); b) Ikan teri sedang Rp 70.000 kepada beberapa toko baik di bandara Ternate
80.000/kg (Rp 10.000/takar ukuran 1,5 ons); maupun di lokasi-lokasi pariwisata. Berkaitan
dan c) Ikan teri besar Rp 70.000/kg (Rp 10.000/ dengan peningkatan nilai jual tersebut, dilakukan
takar ukuran 1,5 ons). pelatihan PIRT bagi para ibu-ibu dan istri nelayan
Sedangkan pada survei yang dilakukan pada pada Desember 2016. Saat ini produk tersebut
24 Januari 2017, kondisi harga ikan teri di Pasar sudah memiliki PIRT dan dapat segera dipasar-
Ternate secara umum berubah menjadi lebih kan.
tinggi, yaitu a) Ikan teri kecil Rp 150.000/kg; b) Berdasarkan hasil pengamatan, ikan teri yang
Ikan teri sedang Rp 85.000/kg; dan c) Ikan teri dipasarkan di Buli Mart cukup laku terjual, se-
besar Rp 50.00070.000/kg. dangkan yang dipasarkan di Bandara Ternate,
masih belum sebaik pemasaran di Buli Mart.
Pemasaran ikan teri kering dan olahan Produk tersebut, sekitar 1 bulan segera ditarik,
dalam kemasan dan diganti dengan produk yang baru. Produksi
Produk kemasan baik kering maupun olahan ikan teri kemasan (kering dan olahan) dilakukan
ikan teri (Gambar 7) mulai dihasilkan setelah sebanyak 2 tahap (Desember 2016 dan Januari
dilakukan pelatihan pada Oktober 2016. Hasil 2017). Hasil penjualan selama Desember 2016
dan Januari 2017 disampaikan pada Tabel 1 dan
2. Dari data tersebut dapat disampaikan bahwa
penjualan produk ikan teri dalam kemasan pada
tahap 1 bernilai sekitar Rp 9.000.000 dan tahap
2 sebesar Rp 1.200.000. Pada tahun 2016, target
dari kegiatan adalah pengenalan sebuah produk
olahan bagi masyarakat, sedangkan pengemba-
ngan pasar dapat dilakukan pada 2017.
65
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070
66
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif
kebersamaan dan saling tolong menolong saling KUB Monge berkantor di Balai Desa Sara-
melengkapi segala kekurangan diharapkan maake. Struktur organisasi KUB, menempatkan
dapat mengatasi segala keterbatasan. kepala desa sebagai pelindung dan pembina
Inisiasi pembentukan KUB dilakukan dalam KUB. Sedangkan Wahad (tokoh masyarakat Desa
rangka meningkatkan bargaining position ke- Saramaake) menjadi pembina KUB. KUB me-
lompok sasaran (nelayan pemilik bagan dan miliki anggota yang terdiri dari kelompok
karyawan bagan) terutama dalam pengadaan nelayan yang berjumlah sebanyak 15 orang.
sarana produksi dan pemasaran ikan teri, juga Pada tahap awal KUB mengelola usaha pe-
dapat memfasilitasi nelayan dalam pengadaan ngemasan ikan teri mentah dan ikan teri olahan.
sarana produksi dan pemasaran ikan. Saat ini Bahan baku ikan teri mentah akan dipasok oleh
nelayan sangat tergantung kepada pengumpul para nelayan anggota dan kemudian dikemas
lokal dalam hal penyediaan sarana produksi dan dijual oleh KUB. Sedangkan untuk ikan teri
khususnya BBM dan pemasaran ikan teri, olahan, KUB dibantu oleh kelompok ibu-ibu
sehingga dikhawatirkan dalam jangka panjang nelayan yang mengolah ikan teri mentah
dapat merugikan nelayan, walaupun secara menjadi ikan teri olahan. Ikan teri matang yang
sosial pedagang pengumpul tersebut membantu telah dihasilkan oleh kelompok ibu-ibu nelayan
nelayan ketika ada kebutuhan yang mendesak, dikemas dan dipasarkan oleh KUB. Hasil pen-
seperti hajatan atau menyekolahkan anak. jualan teri mentah dan teri olahan digunakan
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pem- untuk memberikan tambahan pendapatan ke-
bentukan KUB antara lain diskusi dengan aparat lompok ibu-ibu nelayan.
desa (kepala desa dan sekretaris desa), perte-
muan dengan nelayan pemilik bagan, dan kar- Pembahasan
yawan bagan (Gambar 8). Sosialisasi pemben- Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu
tukan/pengembangan KUB menjelaskan tujuan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
manfaat, dan prinsip-prinsip pengembangan agar mampu mewujudkan kemandirian dan me-
KUB. Para nelayan dan pemilik bagan sepakat lepaskan diri dari belenggu kemiskinan serta ke-
perlunya KUB/ koperasi, asalkan dapat memberi- terbelakangan. Sumodiningrat dalam Kurniawati
kan manfaat tambahan, misalnya simpan-pinjam, et al. (2013) berpendapat bahwa pemberdayaan
pengadaan sarana produksi dengan sistem di- masyarakat harus dilakukan melalui tiga jalur,
bayar dari hasil tangkapan ikan teri. Kelompok yaitu: 1) Menciptakan iklim yang memungkin-
nelayan sepakat membentuk KUB dengan susu- kan potensi masyarakat berkembang (enabling);
nan personalia sebagai berikut: Ketua Iqbal, 2) Menguatkan potensi dan daya yang dimiliki
Sekretaris Iwan, Bendahara Nurjannah, dan masyarakat (empowering); dan 3) Memberikan
Anggota Ilham, Adnan, dan Rian. Setelah per- perlindungan (protecting).
sonalia kelompok usaha bersama terbentuk di- Konsep pemberdayaan dalam wacana pem-
lanjutkan dengan pemberian nama KUB Monge bangunan biasanya selalu dikaitkan dengan kon-
merupakan nama kelompok usaha bersama yang sep kemandirian, partisipasi, jaringan kerja, dan
dibutuhkan tersebut. Nama tersebut sama de- keadilan. Menurut Craig dan Mayo dalam
ngan nama brand untuk produk yang telah di- Nugroho (2007), partisipasi merupakan kompo-
hasilkan. nen terpenting dalam upaya pertumbuhan ke-
Gambar 8 Rapat penyampaian program yang akan dilaksanakan dan pembentukan kelompok usaha bersama
(KUB).
67
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070
mandirian dan proses pemberdayaan. Strategi Timur pada umumnya cenderung bersifat oli-
pemberdayaan menempatkan partisipasi masya- gopsony. Pasar yang demikian akan cenderung
rakat sebagai isu pertama pembangunan. Ter- lebih mengeksploitasi nelayan sehingga nelayan
dapat beberapa permasalahan yang dapat meng- sangat tergantung kepada pedagang pengumpul.
ganggu pengimplementasian pemberdayaan Kondisi pasar seperti ini umumnya terjadi pada
masyarakat dalam tataran praktis, di samping pasar komoditi peternakan dan pertanian
pentingnya pemberdayaan masyarakat. Menurut (Sehabudin 2014). Jika hal ini dibiarkan, maka
Prasojo dalam Kurniawati et al. (2013), per- dalam jangka panjang kondisi kehidupan ne-
masalahan tersebut menyangkut ketiadaan kon- layan akan semakin terpuruk, bahkan terjerat
sep yang jelas mengenai apa itu pemberdayaan dengan lingkaran kemiskinan.
masyarakat, batasan masyarakat yang sukses Pola pikir dan perilaku nelayan yang cen-
melaksanakan pemberdayaan, peran masing- derung konsumtif dan berpikir jangka pendek, di
masing pemerintah, masyarakat dan swasta, lain pihak mendorong nelayan tidak memikirkan
mekanisme pencapaiannya, dan lain sebagainya. masa depan. Hal ini karena sumber daya ikan
Menurut Nuryoso dalam Kurniawati et al. termasuk ikan teri di perairan laut Desa
(2013), usaha ekonomi produktif yang ada atau Saramaake dan sekitarnya masih melimpah,
akan dibentuk pada masing-masing wilayah di- sehingga tidak perlu bekerja keras untuk mem-
identifikasi berdasarkan kriteria tertentu, dipilih peroleh hasil tangkapan. Berbeda dengan pola
untuk dikembangkan sebagai sasaran Pembina- hidup petani yang bekerja keras untuk men-
an. Pengembangan dilakukan melalui Pembina- dapatkan hasil produksi pertanian. Sikap dan
an manajemen usaha, bantuan modal bergulir, pola hidup nelayan yang cenderung boros dan
dan pemanfaatan teknologi tepat guna. tidak berpikir masa depan ini semakin mem-
Conyers (1991), memberikan tiga alasan perburuk kondisi sosial ekonomi nelayan.
utama sangat pentingnya partisipasi masyarakat Umumnya pemilik bagan yang tingkat kehidu-
dalam pembangunan, yaitu: 1) Partisipasi pannya lebih baik, sedangkan karyawan bagan
masyarakat merupakan suatu alat guna mem- tidak demikian dan sangat tergantung pada
peroleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, pemilik bagan. Padahal sebenarnya penghasilan
dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa nelayan ini cukup besar, untuk karyawan bagan
kehadirannya program pembangunan dan ke- saja bisa mencapai Rp 45 juta/bulan, namun
giatan (proyek) akan gagal; 2) Masyarakat karena pola hidup yang boros sehingga tidak ada
mempercayai program pembangunan jika di- akumulasi kapital (saving), bahkan pendidikan
libatkan dalam proses persiapan dan peren- anak-anak mereka hanya sampai SMP. Hal ini
canaannya, karena masyarakat lebih mengetahui diperkuat oleh pendapat kepala desa setempat.
seluk beluk kegiatan (proyek) dan merasa Pembentukan kelembagaan (kelompok dan
memiliki kegiatan (proyek) tersebut; dan 3) KUB) merupakan upaya untuk mengatasi per-
Partisipasi merupakan hak demokrasi masya- soalan ketimpangan informasi dan lemahnya po-
rakat dalam keterlibatannya di pembangunan. sisi tawar nelayan, selain bertujuan meningkat-
Berdasarkan pengamatan, pemasaran ikan kan nilai tambah usaha perikanan teri melalui
teri kering hasil tangkapan nelayan (pemilik pengembangan pemasaran teri kemasan yang
bagan dan karyawan bagan) di Desa Saramaake dilakukan KUB. Pengembangan pemasaran ini
masih sangat tergantung kepada pengumpul telah dilakukan dan memiliki prospek yang
lokal dengan harga yang lebih ditentukan oleh cukup besar. Pembentukan KUB yang berperan
pedagang. Walaupun harga ini menurut nelayan sebagai kordinator kelompok yang dibentuk
relatif masih menguntungkan, namun jika di- diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
bandingkan dengan harga pasar (Pasar Buli dan ikan teri melalui pengembangan pemasaran dan
Ternate) masih jauh lebih rendah. Harga di penyediaan sarana produksi di masa mendatang,
tingkat nelayan di Desa Saramaake hampir seperti pengalaman yang dilakukan pada pe-
setengah dari harga pasar. Hal ini menunjukkan ngembangan KUB di Indramayu oleh IPB
bahwa market share masih lebih banyak di- (Sulistiono et al. 2014). Kinerja KUB dimulai
nikmati oleh pedagang (pengumpul desa dan dengan kegiatan secara bersama untuk melaku-
pedagang besar). Informasi pasar dan harga kan produksi ikan teri kemasan (kering dan
lebih dikuasai oleh pedagang, sehingga nelayan olahan). Ikan hasil produksi tersebut dipasarkan
hanya sebagai price taker. Kondisi ini mem- ke beberapa tempat baik di Buli maupun di
perlihatkan bahwa struktur pasar ikan teri di Ternate.
Desa Saramaake khususnya dan Halmahera
68
Vol 3 (1): 6070 Agrokreatif
69
Agrokreatif Vol 3 (1): 6070
70