Anda di halaman 1dari 56

LIMBAH PADAT

DAN UPAYA RADIKAL PENCEGAHAN PERILAKU MERUSAK


LINGKUNGAN
Oleh
Asosiasi Profesi PERTAKINDO

Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M.Pd

20-24 Maret 2019

Pada Seminar /workshop Pekan SDM Ahli Konstruksi


Indonesia Convention Exhibition (ICE)
Jln. SD Grand Boulevard No.1 BSD City Pagedangan Tangerang Banten
Pengertian Limbah
• Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun
proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai
nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi
yang negatif.
• Limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan hasil
usaha, sering terbuang.
• Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Klasifikasi limbah menurut bentuknya

• Limbah Padat (Sampah)


• Limbah Cair
• Limbah Gas (Udara)
Pengertian Sampah
• Sesuai kajian literatur, sampah adalah barang padat yang dihasilkan dari
kegiatan manusia, dengan sempurna oleh alam diuraikan yang akhirnya
mengakibatkan kerusakan.

• Menurut WHO sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan manusia
yang tidak lagi digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang
dibuang.

• Sampah menurut SNI 19-2454-2002 adalah limbah yang bersifat padat


terdiri dari bahan organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi
dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan.
Kondisi nyata
• Pertambahan penduduk yang sangat pesat di perkotaan akibat migrasi
/urbanisasi
• Perkembangan teknologi serta pembangunan pabrik /industri cukup
pesat.
• Tingkat sosial-budaya yang beragam-heterogen di kota menambah
kompleks pula permasalahan perilaku yang merusak lingkungan.
• Partisipasi masyarakat sangat kurang, bahkan menjadi penyebab masalah
persampahan.
• Perilaku yang kurang peduli atau sadar lingkungan
• Penyediaan lahan untuk TPS dan TPA sampah menjadi masalah baru
Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah;
• Jumlah penduduk yang selalu bertambah
• Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah
• Faktor geografis
• Faktor waktu
• Kebiasaan masyarakat-perilaku tidak peduli
• Kemajuan teknologi yang pesat
Kesadaran membuang sampah yang masih kurang
Masalah pengelolaan sampah
• Pemerintah telah mengeluarkan regulasi berupa UU No. 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah.
• Namun, banyak pakar mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengeluarkan UU
jika tidak diikuti dengan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat untuk
terlibat langsung mengelola sampah.
• Hal ini penting karena persoalan sampah tidak cukup hanya untuk dibahas tetapi
perlu ditindak lanjuti dengan penyebaran informasi secara serius dan radikal
bahwa sampah harus diselesaikan secara bersama-sama dengan masyarakat.
• Perlu perubahan sikap dan perilaku dari masyarakat secara radikal untuk
mencegah meningkatnya masalah sampah.
Gambar: Sampah dari sumbernya
Tabel: sumber dan jenis pewadahan

Sumber: Damanhuri dan Padmi, 2010


Jenis-jenis sampah berdasarkan Undang-undang No 8 Tahun 2008 :
1. Sampah rumah tangga
2. Sampah sejenis rumah tangga
3. Sampah spesifik

Sampah dibedakan berdasarkan sifatnya :


1. Sampah Organik
2. Sampah anorganik

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya sampah :


1. Jenis bangunan yang ada
2. Tingkat aktivitas
3. Jumlah dan kepadatan penduduk
4. Sosial dan ekonomi budaya
5. Kondisi geografi
Bagaaimana
kegiatan pengelolaan sampah??
Pemanfaatan dan pembuangan akhir sampah

Dimanfaatkan Pemusnahan

1.Dibuat Kompos 1. Insenerator

2. Dibuat Bio Gas 2. Sanitary Landfill


Pengelolaan Sampah
(Menurut UU 18 th 2008 tentang Pengelolaan Sampah)

Adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan


berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah

Tujuan:
1.meningkatkan kesehatan masyarakat;
2.meningkatan kualitas lingkungan;
3.menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan
berdasarkan SNI 19-2454-2002

Pengelolaan Sampah di TPS dilakukan sebagai berikut :


1. Tahap pemilahan
2. Tahap pewadahan
3. Tahap pengomposan
4. Tahap pengangkutan

Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Ideal :


1. Penerapan Teknologi yang tepat guna
2. Peran serta Masyarakat dalam pengelolaan sampah
3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah
4. Optimalisasi TPA sampah
5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang terintegrasi
MENGELOLA SAMPAH PARADIGMA LAMA

DILAKUKAN WARGA DILAKUKAN PEMDA/PEMKOT

SUMBER KUMPUL TPS ANGKUT

PENGUMPULAN LANGSUNG
(DOOR-TO-DOOR)

Paradigma Lama : BUANG DI TPA


Kumpul – Angkut – Buang – ??
MENGELOLA SAMPAH PARADIGMA BARU
. ..

KUMPUL
ANGKUT
Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah
Skala Rumah Tangga Skala Kawasan


PENGUMPULAN LANGSUNG
(DOOR-TO-DOOR)

Paradigma Baru :
Tempat Pengolahan Akhir
Kurangi – Penanganan yg Tepat
Kondisi yg ada/Eksisting
Kondisi yg ada/ Eksisting Depo
tempat sampah warga
Kondisi Saluran penuh Kondisi sungai penuh
dengan sampah dengan sampah
Proses pengangkutan sampah
ke Truck
ASPEK PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (kajian literatur)
Kajian literatur, ada beberapa faktor yg berpengaruh pd kualitas limbah;
1. Jumlah penduduk, semakin banyak jumlah penduduk, produksi limbah meningkat.
2. Sosial ekonomi, semakin tinggi sosial ekonomi masyarakat, makin banyak jumlah per kapita
limbah yang dibuang.
3. Kemajuan teknologi, menambah jumlah maupun kualitas limbah
4. Dari informasi KLH setiap individu hasilkan rata-rata 0,8 kg sampah per hari, Said (2008:78)
dengan jumlah 220 juta penduduk.
5. Limbah terbuang mencapai 176.000 ton per hari.
6. Lihat hasil penelitian Damanhuri dan Padmi (2010)
Tabel: Komponen sumber sampah

Sumber: Damanhuri dan Padmi, 2010


TUGAS PEMERINTAH PUSAT DAN PEMDA :
• Menumbuh-kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah;
• Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan
sampah;
• Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
penanganan, dan pemanfaatan sampah;
• Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan
sarana pengelolaan sampah;
• Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;
• Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat
setempat untuk mengurangi dan menangani sampah;
• Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar
terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
PENGURANGAN SAMPAH
1.BATASI SEJAK DARI SUMBER.
2. PILAH DAN OLAH DI SUMBER DAN/ATAU DI TPS UNTUK
DIMANFAATKAN.

PENANGANAN YANG TEPAT


• KUMPUL DARI SUMBER DAN TPS SECARA TERPILAH.
• ANGKUT DARI SUMBER DAN TPS KE TEMPAT PENGOLAHAN, TPST,
ATAU TPA SECARA TERPILAH.
• OLAH DI TEMPAT PENGOLAHAN DAN/ATAU DI TPST UNTUK
DIMANFAATKAN.
• SAMPAH DI TPA HARUS DIPROSES AGAR AMAN BAGI LINGKUNGAN.
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK

Dengan memanfaatkan teknologi yang tepat guna dalam pengelolaan sampah maka
dalam pengelolaan sampah organik dilakukan dengan cara Anaerobic Digester .

Anaerobic Digester adalah proses dekomposisi dan pembusukan secara alamiah,


dimana senyawa organik terurai dan mikroorganisme anaerobik mengurai senyawa
tanpa menggunakan oksigen untuk menghasilkan gas metana (CH4).
Proses biogas tersebut menghasilkan gas yang kaya akan metana (CH4) dan slurry. Gas
metana (CH4) dapat digunakan untuk pembangkit energi sedangkan slurry padat dapat
dijadikan kompos, slurry cair dapat dijadikan media tumbuh probiotik bagi budidaya
ikan lele.
Produk Digester yang dibakar berupa gas dengan nilai kalor 6500 Kj/Nmᵌ.
Mesin pencacah organik Sampah organik yang telah
dicampurkan dengan bakteri anaerob

Pipa untuk mengalirkan metana


Digester Biogas
(CH4)
Kompresor
digunakan untuk Tabung serta
Plastik khusus untuk memberikan kompor gas yang
menampung biogas tekanan menggunakan
sebelum dialirkan sebelum di metana hasil
alirkan ke Anaerobic Digester
tabung gas

Limbah cair probiotik untuk


Kompos hasil limbah padat
budidaya ikan lele
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK
Sampah
botol bekas Sampah plastik
Pemilahan sampah
dikumpulkan dikumpulkan untuk
anorganik
untuk dijual dibuat kerajinan
dilakukan dirumah
kepada tangan seperti tas,
masing-masing
pengumpul dompet dll
botol bekas

Mengurangi penggunaan
sampah styrofoam Meminimalisisr
menggantidengan bahan yang penggunaan kantong
lain karena sampah tersebut plastik dengan cara
tidak dapat didegradasi secara menggantinya dengan
alami menggunakan keranjang
PENGURANGAN SAMPAH
Mengurangi dari sumbernya
Melaksanakan konsep 3R, yaitu:
• Reduce, minimalisasi sampah dari sumber;
• Reuse, memanfaatkan kembali sampah;
• Recycle, melakukan pemrosesan sehingga
menghasilkan produk lainnya/daur ulang
→ Bank sampah (PermenLH no.13 th 2012 tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN REDUCE, REUSE, DAN
RECYCLE MELALUI BANK SAMPAH)
Bank Sampah di Indonesia: Menabung, Mengubah Perilaku
• Sampah non-organik dipilah ke tiga sub-kelompok: plastik, kertas, serta botol dan
logam.
• Begitu ketiga tong sampah tersebut sudah penuh, isinya lalu bisa “ditabung” di
sebuah bank sampah.
• Seperti halnya sebuah bank komersil, kita bisa membuka rekening di sebuah bank
sampah.
• Secara berkala, kita bisa mengisi tabungan kita dgn sampah non-organik yg
ditimbang, diberi nilai moneter, sesuai harga yg sudah ditentukan pengepul.
• Nilai moneter ini ditabung, dan sama halnya sebuah bank komersil, isi tabungan
tersebut bisa ditarik sewaktu-waktu.
• Prinsip dasar bank sampah tetap sama: untuk menyimpan sampah, untuk
menabung, untuk menghasilkan uang, untuk mengubah perilaku & menjaga
kebersihan.
Upaya pencegahan perilaku merusak lingkungan
Pemahaman paradigma Antroposentrisme
• Kerusakan lingkungan terus-menerus sampai sekarang ini faktor penyebab
utama adalah kesalahan paradigma yang mengacu pada “Antroposentrisme.”
• Antroposentrisme memadang bahwa manusia sebagai pusat dari alam
semesta dan hanya manusia yang mempunyai nilai, alam dan segala isinya
sekedar sebagai alat pemuas kepentingan dan kebutuhan hidup manusia.
• Nilai tertinggi ada pada manusia dan hanya untuk kepentingannya.
• Manusia sebagai penguasa alam dan super power pada alam.
• Menusia boleh merusak alam, eksploitasi alam, karena alam dianggap tidak
mempunyai nilai.
• Manusia yang berkarakter antroposentrisme selalu berpikir dalam hati bahwa
semua yang ada di alam ini adalah miliknya dan milik keturunannya.
• Perilaku manusia “anthroposentris” harus dicegah karena ia tidak
memahami dirinya sendiri sebagai bagian dari alam.
• Manusia anthroposentris tidak sadar bahwa ia hidup bergantung pada alam
dan lingkungannya.
• Etika lingkungan perlu menjadi bahan rujukan bagi pemerhati lingkungan/
aktivis lingkungan di Indonesia.
• Perlu ada perubahan cara pandang manusia antroposentris menjadi
manusia sadar / peduli lingkungan.
• Secara radikal perlu perubahan cara pandang, jika tidak maka krisis
lingkungan akan semakin parah yg berarti kita siap menuai bencana.
• Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan.
• Manusia dalam kegiatannya membutuhkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
• Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan lingkungan,
secara langsung maupun tidak langsung.
• Interaksi manusia dengan lingkungan jika dilakukan dengan
tidak bertanggung jawab akan merusak kelestarian alam.
• Kelestarian alam yang terganggu/ rusak akan berdampak pada
kehidupan manusia.
Contoh kegiatan manusia yang merusak lingkungan;
• Pembangunan perumahan yang tidak terencana
• Penebangan pohon dan pembakaran hutan
• Penambangan pasir laut
• Polusi (polusi udara, air, tanah)
• Penggunaan bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
• Eksploitasi sumber daya laut
• Pembuangan sampah plastik sembarangan
Pembangunan perumahan yang tidak terencana
• Kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat.

• Akibatnya, terjadi perubahan penggunaan lahan.

• Lahan pertanian yang tadinya luas, sedikit demi sedikit berubah fungsi menjadi
pemukiman.

• Pembangunan perumahan mengakibatkan berkurangnya hutan

• Berkurang lahan pertanian


Pembangunan perumahan yang tidak terencana
Penebangan pohon dan pembakaran hutan
• Menjadi perilaku yang merusak ekosistem hutan.
• Penebangan yg disertai dengan penanaman kembali.
• Penebangan hutan liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air.
• Daya dukung hutan menjadi berkurang.
• Hilang habitat dan makhluk hidup & musnah spesies hewan/ tumbuhan
• Tanah longsor dan banjir akibat drainase yang penuh dengan sampah.
• Hutan menjadi gundul.
• Hewan hutan kehilangan tempat tinggal.
Pelarangan tebang pohon tercantum dalam Perda DKI Jakarta
Nomor 8 tahun 2007, pada pasal 12, huruf G.
Kebakaran hutan di Riau-15-Februari-2019
Penambangan pasir laut
• Perubahan ekosistem dan permukaan bumi.

• Gali bahan tambang dapat merusak lingkungan.

• Pengerukan pasir warna yg merusak alam.

• Menyebabkan abrasi dan rusaknya pantai dan ekosistem laut.

• Galian pasir laut di pantai menyebabkan lubang galian ternganga dan merusak
lingkungan.

• Merusak hutan mangrove dan dapat menenggelamkan pulau.

• Mempengaruhi keseimbangan ekosistem ikan dan makhluk hidup air lainnya.


Galian pasir warna di pantai Kolbano-Timor-skarang rapih karena air pasang laut
Polusi
• Polusi dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan

• Polusi udara; sumbernya dari sisa pembakaran bahan bakar, batu bara di pabrik,
BBM kenderaan bermotor, pembakaran lahan dan hutan.

• Polusi air; limbah cair industri, pertanian, rumah tangga, oli bengkel, sampah
organik dan logam berat.

• Polusi tanah; dari sampah, seperti: plasttik, kaca, logam.


Kabut asap di Jembatan Ampera Palembang, Jumat (5/10/2018) pukul 06.00 - 07.00
Penggunaan bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
• Penggunaan detergen sebagai bahan pembersih, menghasilkan busa yang dapat mencemari
lingkungan.
• Busa detergen akan menutupi permukaan perairan sehingga sinar matahari tidak dapat menembus
perairan.
• Proses fotosintesis tumbuhan air menjadi terganggu.
• Tumbuhan kekurangan makanan dan akhirnya mati.
• Penggunaan pestisida untuk memberantas hama tanaman.
• Penggunaan pestisida berlebihan dapat membunuh hewan lain yang lebih menguntungkan bagi
manusia.
Eksploitasi sumber daya laut
• Penangkapan ikan secara tidak bertanggung jawab.

• Menggunakan bom atau racun.

• Selain mematikan ikan kecil dan binatang laut lainnya.

• Merusak terumbu karang, rumah bagi hewan laut.

• Ikan-ikan kehilangan tempat tinggal.

• Ekosistem laut menjadi terganggu.

• Bila dibiarkan akan menuju kepunahan ikan/ hewan laut.


Alih fungsi kawasan mangrove menjadi lahan tambak dengan mengabaikan
aspek kelestarian sumberdaya mangrove dan ekosistemnya.
Pembuangan sampah plastik sembarangan
• Plastik memiliki dampak buruk bagi lingkungan bila telah menjadi sampah.
• Masyarakat Indonesia setiap tahun dilaporkan telah memakai 100 miliar
kantong plastik (dari UNEP).
• Penyebabnya kantong plastik merupakan barang yang gratis di Indonesia.
• Setiap orang di Indonesia menggunakan 700 kantong plastik per tahunnya atau
dua kantong plastik dalam sehari.
• Semua sampah plastik tidak sampai ke tempat pembuangan yang seharusnya
sehingga dapat didaur ulang, tetapi justru berserakan di mana-mana.
• Sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik yg susah
diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun.
• Plastik baru bisa diuraikan oleh tanah setelah tertimbun selama 200-1000 tahun.
Sampah plastik dibuang sembarangan
• Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) adalah perkumpulan nasional
memiliki misi mengajak semua orang untuk mengurangi penggunaan plastik.
• Hasil penelitian GIDKP (2016) dan laporan UNEP, Indonesia pakai kantong
plastik ˃ 1 juta tiap menit, pringkat 2 dunia penghasil sampah plastik, setelah
Tiongkok.
• Setiap tahun produksi kantong plastik menghabiskan sekitar 8% produksi
minyak dunia atau 12 juta barrel minyak dan 14 juta pohon.
• Untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dibuat kebijakan plastik
berbayar, sejak 21-1-2016, namun pelaksanaan kurang baik.
• Data Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) terdapat 32 000 gerai yg menghasilkan
9,6 juta kantong plastik per-hari atau sekitar 21 024 ha / pertahun.
• Bisa menutupi kota Bandung kalau sampah plastik dibuang sembarangan.
• Ada rencana dari UNEP untuk melarang penggunaan kantong plastik, namun
belum ada kebijakan tersebut.
Upaya radikal pencegahan perilaku merusak lingkungan
• Perilaku manusia merusak lingkungan justru menjadi masalah sangat
serius dan harus dihentikan, karena tidak ada keinginan untuk berhenti
merusak lingkungan.
• Manusia tidak super power terhadap lingkungan.
• Manusia hidupnya sangat rentan/ tidak berdaya jika tidak ada lingkungan
hidup.
• Manusia bernafas mengeluarkan CO2 dan menghirup O2, adanya O2 karena
diproses oleh lingkungan di sekitarnya
• Mengatasi krisis lingkungan hidup diperlukan ecoliteracy, kesadaran
ekologis yang bermakna melek ekologi.
• Sadar bahwa manusia dan lingkungan saling mempengaruhi, serta harus
disadari pula bahwa alam adalah komunitas moral yang harus dihormati.
Neolaka (2012). WIT Transactions on Ecology and the Environment. Vol 159. ISSN 1743-3541 (on-line)
Tabel: Pencegahan perilaku merusak lingkungan terbaca dalam matriks ini.
Perilaku Manusia yang
No. Tindakan Pencegahan (tegas dgn aturan)
Merusak Lingkungan

Paradigma Paradigma yang memahami alam semesta


1. Antroposentrisme, sebagai sebuah sistem, sebuah organisme yang
berkuasa atas alam dilihat secara holistik dan juga ekologis.
• Membuat/menetapkan UU tentang pelarangan
penebangan hutan secara liar
Penebangan dan • Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
2.
pembakaran hutan tentang dampak dan akibat dari penebangan
hutan secara liar
• Melakukan sistem tebang-pilih-tanam
• Menganjurkan penggunaan pupuk organik
Penggunaan bahan- /pupuk kandang
bahan kimia dan • Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
3
pestesida secara tentang dampak dan akibat penggunaan
berlebihan pestesida secara berlebihan

• Memberikan penyuluhan kepada masyarakat


tentang bahaya pencemaran dan eksploitasi laut
Eksploitasi
4 secara berlebihan,
sumber daya laut
• Pengenalan cara penangkapan ikan yang aman
dan berkelanjutan,
Perpindahan • Memperbanyak lapangan kerja di daerah.
5
penduduk • Memberikan pendidikan keterampilan.
• Mengurangi atau menghentikan impor motor
Penggunaan
atau kendaraan bermotor (dibatasi).
6 kendaraan
• Menganjurkan penggunaan bahan bakar ramah
bermotor
lingkungan
• Membuat undang undang pelarangan perburuan
liar
7 Perburuan liar
• Membangun cagar alam
• Membudidayakan hewan dan tumbuhan langka
• Membuat perundang-undangan pencegahan
Perusakan terumbu
8 perusakan lingkungan dalam bentuk apapun.
karang
• Penanaman rasa cinta tanah air dan bangsa
• Perumahan harus terencana dan diawali dengan
Amdal
Pembangunan
• Hindari perusakan lahan akibat pembangunan.
perumahan yang
9 Perumahan.
tidak terencana
• Menjaga keseimbangan hutan atau lahan yang
ada.

• UU sampah plastik terapkan/perlu diadakan.


Pembuangan
• Plastik berbayar murah dilanjutkan.
10 sampah plastik dgn
• Mengelola sampah dengan teknologi.
sembarangan
• Upaya radikal: tegas, sangsi dilaksanakan.
Kesimpulan
• Selama masih ada kehidupan di bumi dan masih ada makhluk hidup yang
berkeriapan di atas permukaan bumi termasuk manusia akan tetap ada produksi
limbah, berupa padat, cair dan gas.
• Limbah khususnya limbah padat atau sampah hasil produksi manusia akan
bermanfaat manakala ditempatkan pada tempatnya sesuai perencanaan,
• Namun bermasalah apabila limbah padat tersebut memiliki volume yang besar
dan penempatannya tidak sesuai dengan perencanaan.
• Oleh karena itu apapun yang dilakukan manusia di kolong langit ini manakala
bekerja sesuai dengan peraturan perundangan akan mengalami kehidupan yang
nyaman dan tentram,
• Bilamana melakukan pekerjaan berlawanan dengan peraturan maka bersiaplah
untuk menerima ganjaran akibat ketidaktaatan pada peraturan yang berlaku di
negara ini.
• Mari bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku universal.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai