الجاَهليَّةُ العاَدَاتُ عَنُ َواإلبْتعاَدُ للاُ ب َحبْلُ باالعْتصَامُ أَ َم َرنُا َ الَّذي للُِ الح َْم ُد. ُصالَة َ سالَمُ َوال َّ َلى َوال
َُ للاُ َرس ْولُ ع
َ
ُي ُال م َح َّمد َ
َُّ بَ ْعدَهُ نب، ُن أشهَد ْ َ ْ َ َّ َ َّ َ َ ْ
ُ ي م َح َّمدًا أنَُّ َوأشهَدُ لهُ شَريْكَُ ُال َوحْ دَهُِ للا إ ُال إل ُه ُال أ َ َ َ َ َاأل َّمةُ َوقد َْو ُة
َُّ الرحْ َمةُ نب
َ واآلخ َرةُ الد ْنيَا فيُ ال،
ُس َعادَةُ لنَيْل َ ُصلَ َوات َ َسالَمهُ للاُ ف َ ع َليْهُ َو
َ َلى َُ أَجْ َمعيْنَُ َوصَحْ بهُ آلهُ َوع. بَ ْعدُ أ َ َّما، عبَا َُد فَيَا
ُي أوصيْك ُْم للا َُ َ للاُ بتَ ْق َوى َوإيّا، ق للاَُ اتَّق ْوا َُّ سلم ْونَُ َوأ َ ْنت ُْم إ ُالَّ تَم ْوتنَُّ َو ُالَ تقَاتهُ َح
ْ م.
Sidang jum’ah rahimakumullah,
Keistimewaan dan kekuatan ajaran Islam selain pada ‘aqidah mentauhidkan Allah,
adalah seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam
atau ukhuwah Islamiah kal jasadil waahid serta cercaan terhadap perpecahan
umat.
Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits dari Abu Syuraih Al-Khuza’i berkata:
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berada di tengah-tengah kami,
beliau bersabda: “Kabar gembira buat kalian, apakah kalian bersaksi bahwa tidak
ada sesembahan yang haq selain Allah dan aku adalah utusan-Nya?” Para sahabat
menjawab: “Benar“. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali perantara, salah satu ujung talinya
berada di sisi Allah dan ujung lainnya ada di tengah-tengah kalian, maka
berpegang teguhlah padanya, sungguh kalian tidak sesat dan binasa jika
berpegang teguh padanya (Al-Quran)“. (Shahih Ibnu Hibban).
Juga dikatakan:
Adapun cara memegang tali Allah atau Al-Quran itu supaya kuat adalah dengan
cara “jamii’an”, artinya bersatu padu atau berjama’ah.
Karena itu, persatuan dan kesatuan umat Islam akan menbdatangkan ridha Allah,
sebaliknya perpecahan hanya akan mendatangkan murka-Nya. Seperti disebutkan
di dalam hadits:
َُ ثَ َالثًا لَك ْمُ َويَك َْرهُ ثَ َالثًا لَك ُْم يَ ْرضَى, ن لَك ُْم يَ ْرضَى
َُّللا إن ُْ َ ش ْيئ ًا بهُ تشْرك ُْو َو َُال تَ ْعبد ْوهُ أ َ ن ُْ َللاُ ب َحبْلُ ت َ ْعتَصم ْوا َوأ
َ َ
ُْ ن تَنَاصَح ْوا َوأ
ن تَف َّرق ْوا َو َُال جَم ْيعًا َ َ َ ْ َ
ُّ ا ْل َمالُ َوإضَاع َُة ال
ُْ سؤَالُ َو َكث َر ُة َوقا َُل ق ْي َُل َلك ُْم َويَك َْرهُ أ ْم َرك ُْم للاُ َو َّالهُ َم
Artinya: “Sesungguhnya Allah meridhai kalian tiga hal dan membenci kalian tiga
hal. Dia meridhai kalian untuk (pertama) menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, (kedua) berpegang teguhlah kalian
dengan tali Allah seraya berjama’ah dan tidak berpecah-belah,
(ketiga) memberikan nasihat kepada para pemimpin kalian. Dia (Allah) pun
membenci tiga hal bagi kalian, yaitu (pertama) menceritakan sesuatu yang tidak
jelas sumbernya, (kedua) banyak bertanya (tapi tidak untuk diamalkan), dan
(ketiga) menghambur-hamburkan harta”. (H.R. Muslim, Malik dan Ahmad. Lafadz
Malik dan Ahmad).
ُن ا ْل َجنَّةُ َربَضُ في بَ ْيتًا لَهُ للاُ بَنَى مبْطلُ َوه َُو ا ْلم َرا َُء تَ َركَُ َم ْن
ُْ في بَ ْيت ًا لَهُ للاُ بَنَى محقُ َوه َُو ا ْلم َرا َُء تَ َركَُ َم
َ َ َّ
الجَ نةُ أ ْعلى ْ
Artinya: “Barangsiapa menghindari perbantahan padahal ia posisinya adalah salah,
maka Allah akan membangunkan rumah baginya di taman surga. Dan barangsiapa
menghindari perbantahan, padahal posisi dirinya benar, maka Allah
membangunkan rumah untuknya di dalam surga yang tinggi”. (H.R. Abu Dawud
Ibnu Majah dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi manyatakan hadits ini hasan).
Sehubungan dengan hal ini, tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan
umat Islam, serta menjauhi perpecahan yang biasanya dimulai dari fanatisme
golongan, Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali mengatakan, “Sesungguhnya
sikap fanatik adalah penyakit kronis yang telah membinasakan umat terdahulu
dan sekarang. Penyakit inilah yang pertama kali terjadi dalam sejarah makhluk-
makhluk yang Allah ciptakan, yaitu saat menimpa iblis terlaknat. Dengan sebab
itulah ia menjadi makhluk pertama yang bermaksiat kepada Allah. Kefanatikannya
terhadap bahan asal penciptaannya, yakni api, menyebabkannya kufur dan
menolak perintah Allah untuk sujud memberikan penghormatan kepada Nabi
Adam ‘Alaihis Salam.
Demikianlah, semoga kita dapat menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam
serta menjauhi perpecahan dan perbantahan di antara kaum Muslimin. Aamiin yaa
robbal ‘aalamiin. (P4/P001)
َ آن فيُ َولَك ُْم لي للاُ َب
َُارك ُ ني َوتَقَ َّب ْلُ الحَكيْمُ َوالذّكْرُ اْآلياَتُ منَُ فيْهُ ب َما َوإ َّياك ْمُ َونَفَ َع
ُ ال َعظي ُْم الق ْر، ني ُّ َوم ْنك ُْم م
ُسميْعُ ه َُو َوإنَّهُ تالَ َوتَه
َّ ال َعليْمُ ال.