Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses audit akan menghasilkan sebuah laporan audit, yang merupakan


media yang dipakai oleh auditor untuk berkomunikasi dengan masyarakat
lingkungannya. Dalam laporan audit tersebut, auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit. Pendapat dari auditor tersebut
biasanya disajikan dalam laporan audit baku, yang terdiri dari tiga paragraf, yaitu
paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph)
dan paragraf pendapat (opinion paragraph).
Pada paragraph pengantar terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh
auditor, yaitu tipe jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit dan
pengungkapan tanggung jawab manajemen terhadap laporan keuangan yang dibuat
dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan terhadap laporan
keuangan berdsarkan hasil audit. Pada paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas
mengenai lingkup audit yang dilaksanakan auditor. Sedangkan paragraf pendapat
berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan
keuangan yang diaudit, dalam semua hal yang material, yang berdasarkan atas
kesesuaian penyusunan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Ada lima jenis pendapat atau opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah
selesai melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima
jenis opini tersebut adalah : Unqualified Opinion (pendapat wajar tanpa
pengecualian), Unqualified Opinion With Explanatory Language (pendapat wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas), Qualified Opinion (pendapat wajar
dengan pengecualian), Adverse Opinion (pendapat tidak wajar) dan Disclaimer
Opinion (tidak memberikan pendapat).

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dan tujuan laporan audit ?

1
2. Bagaimana syarat – syarat dalam laporan audit ?
3. Apa yang dimaksud dengan opini audit ?
4. Apa saja jenis-jenis opini audit ?
5. Apa saja bagian-bagian dari laporan auditor ?

1.3. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengenai pengertian dan tujuan laporan audit.
2. Memaparkan syarat-syarat dalam laporan audit.
3. Menjelaskan mengenai opini audit.
4. Memaparkan jenis-jenis opini audit.
5. Memaparkan bagian-bagian laporan auditor.

2
BAB II

TEORI

2.1 Pengertian Laporan Audit

Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh
auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan
tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan.
Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor
yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan
akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan
perusahaan yang diperiksa, jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat
(unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified), menolak dengan memberikan
pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali
(disclaimer).
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf :
1. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku.
Terdapat 3 fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar ;
a. Tipe jasa yang diberikan auditor
b. Objek yang diaudit
c. Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan
tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan
berdasarkan hasil auditnya.
2. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang
dilaksanakan auditor. Dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai
pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan.
3. Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan
oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang
disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan , dalam semua hal

3
yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan
tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2.2. Tujuan Laporan Audit

Laporan audit memiliki tiga tujuan utama. Jika auditor tidak dapat mencapai
tujuan ini, laporan mereka hanya akan membuang-buang waktu saja. Di dalam
laporannya, auditor hendaknya berusaha untuk :
a. Menginformasikan, yaitu menceritakan hal-hal yang mereka temui.
b. Mempengaruhi, yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validasi dari
temuan audit.
c. Memberikan hasil, yaitu mengerakkan menajemen kearah perubahan dan
perbaikan.

2.3. Syarat – syarat Laporan Audit

Pada setiap akhir pelaksanaan audit, auditor harus menyiapkan konsep


Laporan Audit. Isi konsep Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan
bebas dari penafsiran ganda serta memenuhi standar pelaporan yaitu:
1. Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai
atas hal yang dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan.
2. Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan
temuan dengan tepat. Satu ketidakakuratan dalam laporan dapat menimbulkan
keraguan atas validitas sebuah laporan dan dapat mengalihkan perhatian
pembaca dari substansi laporan tersebut. Laporan harus memasukkan hanya
informasi, temuan, dan simpulan yang didukung bukti kompeten dan relevan
dalam KKP. Bukti yang dilaporkan harus mencerminkan kebenaran logis atas
masalah yang dilaporkan.
3. Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini
berarti auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari
kecenderungan melebih-lebihkan atau terlalu menekankan kinerja yang kurang.

4
4. Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan
secara persuasif, dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis
berdasarkan fakta yang disajikan.
5. Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis
dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin, sepanjang hal ini
dimungkinkan. Jika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak
begitu dikenal, hal itu harus didefinisikan dengan jelas. Penggunaan akronim
diusahakan seminimal mungkin. Pengorganisasian materi laporan seara logis dan
keakuratan serta ketepatan dalam menyatakan fakta dan dalam mengambil
simpulan, adalah penting untuk kejelasan dan pemahaman bagi pembaca
Laporan Audit.
6. Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari
yang diperlukan untuk mendukung pesan. Jika terlalu rinci, dapat menurunkan
kualitas laporan bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan
mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari.

2.4. Opini Audit

Langkah terakhir dalam proses audit adalah merumuskan opini audit dan

membuat laporan audit dengan kalimat yang tepat. Opini atau pernyataan

pendapat merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit dan diberikan atas

pertimbangan professional akuntan yang telah diatur dalam SPAP. Auditor

mempunyai fungsi meningkatkan mutu penyajian laporan keuangan perusahaan

kepada masyarakat, yaitu dengan cara melaksanakan audit atas kewajaran laporan

keuangan ditinjau dari kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Selain itu, auditor juga memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam

menjadikan laporan keuangan berbagai perusahaan dapat diperbandingkan,

sehingga masyarakat dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan

diambil dalam menginvestasikan dananya.

5
Untuk merumuskan opini, auditor harus telah memperoleh keyakinan yang
memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau yang
bertujuan umum. Kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum, terdiri dari:
1. Kerangka pelaporan yang wajar (fair presentation framework), yaitu
kerangka pelaporan keuangan yang mewajibkan kepatuhan terhadap syarat-
syarat dalam kerangka tersebut. Kerangka juga mengakui secara eksplisit
atau implisit, bahwa dalam penyajiannya manajemen perlu menyajikan
pengungkapan-pengungkapan (disclosures) diluar syarat-syarat yang secara
spesifik ditetapkan dalam kerangka tersebut, dan mengakui secara eksplisit
bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen untuk menyimpang dari
ketentuan pelaporan yang wajar.
2. Kerangka pelaporan kepatuhan (Compliance framework). Adalah suatu
kerangka pelaporan yang mengharuskan kepatuhan terhadap syarat-syarat
dalam kerangka tersebut, selain dari ketentuanketentuan dalam pelaporan
keuangan yang wajar.

2.5. Jenis-Jenis Opini Audit

Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah selesai
melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima jenis
opini tersebut adalah :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit sesuai
dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam lingkup
audit, tidak ada pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dalam
penyusunan laporan keuangan dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi
berterima umum.

Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah


laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai
informasi keuangan maupun oleh auditor . Pendapat wajar mempunyai arti bebas
dari keraguan dan ketidak jujuran serta lengkapnya informasi. Pendapat ini juga

6
tidak terbatas pada jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam
laporan keuangan, tetapi juga berdasarkan ketepatan penggolongan informasi.

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa


laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini
terpenuhi :

a. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan


laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.
b. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh
auditor.
c. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan
perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga
standar pekerjaan lapangan.
d. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi di Indonesia.
e. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf
penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified


Opinion with Explanatory Language)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan
oleh auditor sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi
tertentu yang memerlukan penjelasan,maka dari itu auditor menambahkan suatu
paragraf penjelas dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat
wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf
penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi
penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-
kata dalam laporan audit baku adalah:

a. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.


b. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.

7
c. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
d. Penekanan atas suatu hal
e. Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
Beberapa contoh informasi penjelasan yang mungkin dinyatakan auditor
dalam laporan auditnya sebagai penekanan suatu hal, yaitu :
a. Adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa
b. Peristiwa penting terjadi setelah tanggal neraca
c. Deskripsi masalah-masalah akuntansi yang berdampak terhadap daya banding
laporan keuangan tahun lalu
d. Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki.

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan
secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dikecualikan.Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam
keadaan :

a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan


terhadap lingkup audit.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Auditor harus menjelaskan alas an yang mendukung
pendapat tidak wajar dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian
pendapat tidak wajar. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup
auditnya tidak dibatasi, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten
yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti

8
informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan tidak dapat dipercaya,
sehingga tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan oleh pemakai
informasi keuangan.
5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat


adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena
kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang
kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan
kliennya.

Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan apabila


auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi
berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan mengapa auditnya tidak
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Apabila auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar atas laporan
keuangan secara keseluruhan, maka auditor boleh memberikan pendapat tidak
penuh, yaitu pendapat atas unsur tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan
tidak memberikan pendapat disebabkan oleh lingkup audit yang dilaksanakan oleh
auditor tidak memadai auditor memberikan pendapat, maka ada tiga hal yang dapat
dilakukan auditor, yaitu :

a. Pada paragraf pengantar, auditor mengubah frasa dari “Kami telah mengaudit
neraca Perusahaan …….” Menjadi “Kami telah membuat perikatan untuk
mengaudit neraca Perusahaan …….”. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan
bahwa auditor tidak melaksanakan audit yang disyaratkan dalam standar
pekerjaan lapangan.
b. Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit, karena
pembatasan terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor tidak dapat
menyatakan bahwa audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan.
c. Dalam suatu pragraf dijelaskan tentang alasan yang menyebabkan auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.

9
2.6. Laporan Auditor
Laporan auditor harus dinyatakan dalam bentuk tertulis, mencakup
laporan-laporan yang diterbitkan dalam format kertas dan elektronik . Unsur-
unsur laporan auditor untuk audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit,
harus mencakup:
1. Judul. Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan
secara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
2. Pihak yang dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak
sebagaimana yang diharuskan menurut ketentuan perikatan.
3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus:
a. Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit;
b. Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
c. Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan
keuangan;
d.Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya; dan
e. Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan
setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan.
4. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. Laporan auditor harus
mencakup suatu bagian dengan judul “Tanggung Jawab Manajemen atas
Laporan Keuangan”. Deskripsi tersebut harus mencakup suatu penjelasan
bahwa manajemen bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan atas
pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
5. Tanggung jawab Auditor. Laporan auditor harus menyatakan bahwa;
a. Tanggungjawab auditor adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit.
b. Bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar audit yang telah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),

10
c. Standar audit mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika,
d. Auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan
penyajian material.
6. Opini auditor. Ketika auditor menyatakan suatu opini tanpa modifikasian
atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian
wajar, laporan auditor harus menggunakan frasa: “laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, ……sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia”.
7. Tanggungjawab pelaporan lainnya. Jika auditor menyatakan tanggung jawab
pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan
tambahan terhadap tanggungjawab auditor berdasarkan SA untuk
melaporkan laporan keuangan, maka tanggungjawab pelaporan lain tersebut
harus dinyatakan dalam suatu bagian terpisah laporan auditor yang berjudul
“Pelaporan lain atas Ketentuan Hukum dan Regulasi”, atau judul lain yang
dianggap tepat menurut isi bagian ini.
8. Tanda tangan auditor. Tanda tangan auditor sdilakukan dalam nama rekan yang
telah memiliki izin untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik. Selain itu,
laporan auditor harus mencantumkan nama KAP, nama rekan yang
menandatangani laporan auditor, nomor registrasi/ijin KAP, nomor
registrasi/ijin rekan yang menandatangani laporan auditor, dan alamat KAP.
9. Tanggal laporan auditor. Tanggal laporan auditor menginformasikan
kepada pengguna laporan auditor bbahwa auditor telah mempertimbangkan
pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor dan yang
terjadisampai dengan tanggal tersebut. Tanggal laporan auditor adalah tanggal
ketika prosedur audit telah secara substansial selesai dilaksanakan dan
kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah ditarik.
Sebelum auditor menerbitkan laporannya, auditor harus menerima surat
pernyataan direksi dari entitas yang diauditnya tentang tanggung jawab
manajemen, yang menyatakan bahwa seluruh laporan yang membentuk
laporan keuangan, termasuk catata n atas laporan keuangan, yang telah
disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Surat

11
pernyataan direksi juga memuat persetujuan atas diterbitkannya laporan
keuangan. Tanggal surat pernyataan direksi tidak boleh melewati tanggal
laporan auditor.

2.7 Contoh Laporan Audit


Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit
baku)

Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan DewanKomisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001


serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT.
GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

12
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 2. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena


adanya pengungkapan yang tidak cukup.

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001


serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan
operasi, investasi, dan pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang
mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph
di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember
2001, dan hasil usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai

13
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena


penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001


serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap
dan kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus
dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika
kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar

14
Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan
laba bersih akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000 dan laba per lembar saham akan
berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya
kewajiban sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas,
laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan
hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 4. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar


Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001


serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

15
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan,
perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan
menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti
yang diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih
tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke
dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga
pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan
lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga
pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam
paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan
PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 5. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai


akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena
pembatasan ruang lingkup.
Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal


31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus
kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan

16
fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan
sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti
yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31
Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan perusahaan
tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap
persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan
kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas
persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup
audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

17
BAB III

KESIMPULAN

Laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan
pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa.
Terdapat lima jenis pendapat atau opini audit atas laporan yang diauditnya, yaitu
pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar,pernyataan tidak
memberikan pendapat.
Pendapat atau opini audit wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion),
diberikan apabila laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Sedangkan pendapat atau opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
panjelas (Unqualified Opinion With Explanatory Language), diterbitkan apabila
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, tetapi ada kondisi yang perlu penjelasan khusus. Pendapat atau opini
audit yang lain adalah pendapat wajar dengan pengecualian atau Qualified Opinion.
Pendapat ini diberikan apabila ada pembatasan ruang lingkup audit atau adanya
penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Pendapat tidak wajar atau Adverse Opinion diberikan apabila laporan keuangan
yang disajikan tidak wajar dan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang seharusnya.
Dan yang terakhir adalah tidak memberikan pendapat atau Disclaimer Opinion.
Pernyataan auditor ini diberikan karena auditor tidak memperoleh bukti yang cukup
tentang kewajaran dari laporan keuangan yang diauditnya.

18

Anda mungkin juga menyukai