Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PEMILU SEBAGAI HARAPAN PERBAIKAN KEHIDUPAN SOSPOLEKBUD


HANKAM
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS

Dosen Pembimbing : Ibu Any Farida, SH MH

Disusun oleh :

1. Aisyah Nihayah Nu’mah (1820161001)


2. Alimatul Chusnah (1820161002)
3. Angga Wijaya (1820161003)
4. Anifah Maghfiroh (1820161004)
5. Anita Dewi Saputri (1820161005)
6. Ayu Fitriana (1820161013)
7. Ayu Pradana (1820161014)
8. Cika Niken A. (1820161015)
9. Citra Novitasari (1820161016)
10. Danu Ariyanto (1820161017)
11. Deka Eka Wati (1820161018)
12. Dwi Abarwati (1820161026)
13. Dwi Purnamasari (1820161027)
14. Dwy Eva Diadara (1820161028)
15. Eka Novia Putri Prastika (1820161029)
16. Eka Olivia Damayanti (1820161030)

KELAS 1A D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KUDUS
SK MENDIKNAS RI No:127/D/O/2009
Website : ​http://www.stikesmuhkudus.ac.id​ Email :
sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id
Tahun Akademik 2016/ 2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemilu” .

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Any Farida, SH MH.
yang telah memberikan bimbingan, ide, dan saran dalam kesempatan ini dan bantuan dari
semua pihak yang ikut berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah yang kami susun dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
kepada pembaca.

kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Kudus, 18 Mei 2017

Kelompok Satu
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ​Pemilu

2.2 Proses politik di Indonesia

2.3 Sejarah system politik di Indonesia

2.4 Peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi
jabatan-jabatan tertentu.Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari Presiden,
Wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa Pada konteks yang
lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua ​OSIS
atau ketua ​kelas​, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif
(tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan ​retorika​, ​hubungan publik​, komunikasi
massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan ​propaganda di Negara
demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan
teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu
komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut ​konstituen​, dan kepada
merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada
masa ​kampanye​. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang
hari pemungutan suara.

Oleh karena itu untuk mewujudkan pemilu yang baik dan menyeluruh sebagai upaya
perbaikan kehidupan sospolekbud hankam bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang pemilu?
2. Bagaimana proses berpolitik di Indonesia?
3. Bagaimana jalannya sejarah politik di Indonesia?
4. Bagaimana Peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia ?

1.3 Tujuan
1. Apa pengertian tentang pemilu?
2. Bagaimana proses berpolitik di Indonesia?
3. Bagaimana jalannya sejarah politik di Indonesia?
4. Bagaimana Peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemilu

Pemilihan Umum adalah suatu proses untuk memilih orang-orang yang akan
menduduki kursi pemerintahan. Pemilihan umum ini diadakan untuk mewujudkan
negara yang demokrasi, di mana para pemimpinnya dipilih berdasarkan suara
mayoritas terbanyak.

Walaupun setiap warga negara Indonesia (laki-laki dan wanita) mempunyai hak untuk
memilih, namun UU Pemilu mengadakan pembatasan umur untuk dapat ikut serta di
dalam pemilihan umum. Batas waktu untuk menetapkan batas umum ialah waktu
pendaftaran pemilih untuk pemilihan umum :

1. Sudah genap berumur 17 tahun.

2. Belum mencapai usia 17 tahun, akan tetapi sudah kawin terlebih dahulu.

Adapun ketetapan batas umur 17 tahun yaitu berdasarkan perkembangan kehidupan


politik di Indonesia, bahwa warga negara Republik Indonesia yang telah mencapai
umur 17 tahun, ternyata sudah mempunyai pertanggung jawaban politik terhadap
negara dan masyarakat, sehingga sewajarnya diberikan hak untuk memilih
wakil-wakilnya dalam pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat.

Pemilihan umum dilakukan secara rahasia. Rahasia yang dimaksud ialah para pemilih
dijamin oleh peraturan, bahwa tidak akan diketahui oleh pihak siapa pun dan dengan
jalan apa pun, siapa yang dipilihnya. Pemilih memberikan suaranya pada suara-suara
dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya diberikan.

Pemilihan umum diadakan secara bebas. Maksudnya bahwa tiap-tiap warga negara
yang berhak memilih dalam menggunakan haknya dijamin keamanannya untuk
melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa adanya pengaruh, tekanan
maupun paksaan dari siapa pun atau apa pun juga.
B. Bentuk-bentuk Pemilu

1. Pemilu Langsung

Pemilihan Umum (Pemilu) Langsung dilaksanakan oleh para pemilih (yang


memiliki hak pilih) secara langsung tidak melalui lembaga perwakilan; dengan
cara para pemilih itu memberikan "suara" di tempat-tempat pemungutan suara
(TPS).

Surat suara secara konvensional terbuat dari kertas yang dicetak/atau fotocopy
yang memuat nama dan atau gambar dan atau nomor urut calon yang dipilih.
Panitia pemilihan sudah menetapkan cara pemberian suara; misalnya dengan cara
menuliskan nama/nomor urut calon, atau menusuk sehingga kertas berlubang, atau
mencontreng pada gambar/nama/nomor calon dan atau partai yang dipilih.

Akan tetapi di zaman dulu ketika sumber daya anggaran masih terbatas, pada
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) "surat suara" bisa terbuat dari bukan kertas,
akan tetapi terbuat dari "bithing" (batang daun kelapa) yang kemudian oleh
pemilih dimasukkan ke dalam "bumbung" (bambu) sebagai kotak suara milik
calon yang dipilih.

Pemilihan langsung merupakan implementasi dari pelaksanaan demokrasi yang


nyata.

2. Pemilu Tidak Langsung

Pemilu tidak langsung adalah pemilu yang dilaksanakan oleh para anggota
perwakilan di lembaga perwakilan (parlemen). Para pemilih dalam memberikan
suara bisa secara langsung (voting) atau melalui mufakat musyawarah; tergantung
kesepakatan bersama.

C.
D. Tujuan Pemilu

1. Memilih wakil-wakil rakyat untuk duduk di dalam Lembaga Permusyawaratan


atau Perwakilan.

2. Memilih wakil-wakil rakyat yang akan mempertahankan tegak berdirinya NKRI


(Negara Kesatuan Republik Indonesia).

3. Memilih wakil-wakil rakyat yang akan mempertahankan dasar falsafah negara


Republik Indonesia yaitu pancasila.

4. Memilih wakil-wakil rakyat yang benar-benar membawakan isi hati nurani rakyat
dalam melanjutkan perjuangan mempertahankan dan mengembangkan
kemerdekaan negara kesatuan RI.

E. Fungsi Pemilu
Fungsi Pemilihan Umum sebagai alat demokrasi yang digunakan untuk :
1. Mempertahankan dan mengembangkan sendi-sendi demokrasi di Indonesia.
2. Mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
(Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
3. Menjamin suksesnya perjuangan orde baru, yaitu tetap tegaknya Pancasila dan
dipertahankannya UUD 1945.
F. DASAR PEMIKIRAN DILAKSANAKAN PEMILU DI INDONESIA
Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakan pemilu di Indonesia,
diantaranya adalah :
1. Sebagai sarana untuk dapat melaksanakan reformasi dalam berbagai bidang
kehidupan, khususnya reformasi dalam bidang politik.
2. Membentuk lembaga permusyawarah / perwakilan rakyat agar dapat berpartisipasi
dalam pemerintahan.
3. Melaksanakan asas kedaulatan rakyat sesuai sila keempat Pancasila yaitu
kerakyatan yang dimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan.
4. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia

Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan diri sebagai
negara demokrasi karena suatu negara dikatakan demokratis apabila memenuhi dua
asas pokok pemerintahan demokrasi yaitu :

1. Adanya pengakuan hak asasi manusia.


2. Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk pemilu
yang demokratis.

G. Dasar Hukum Pemilu


Dasar hukum pemilihan umum adalah :
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Ketetapan MPR tentang GBHN
d. Ketetapan MPR tentang Pemilu
e. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2002 tentang partai politik
f. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu

Landasan pemilu di Indonesia meliputi :


1. Landasan Idiil pemilu adalah Pancasila
2. Landasan konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional adalah:
a) Ketetapan MPR NO. III / MPR / 1998
b) UU No. 31 tahun 2002 tentang partai politik
c) UU No. 12 tahun 2003 tentang pemilu

H. Syarat pemilu berlangsung secara bebas


1. Aman, kalau negara tidak aman maka tidak dapat dilakukan pemilu
2. Tertib, kalau tidak tertib, tidak menjamin suatu hasil yang baik
3. Adil, negara demokrasi harus menjunjung tinggi keadilan
4. Kemerdekaan masyarakat
5. Kesejahteraan masyarakat
6. Pendidikan
7. Terdapat partai politik lebih dari satu
8. Terdapat media pers yang bebas
9. Terdapat open mangement
10. Terdapat rule of law yang baik pemerintah atau rakyat harus menjalankan
Undang-Undang.

I. Pelakasanaan Pemilu di Indonesia


Sejak kemerdekaan hingga tahun 2004 bangsa Indonesia telah
menyelenggarakan Sembilan kali pemilhan uum, yaitu pemilihan umum 1955, 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004. Dari pengalaman sebanyak itu,
pemilihan umum 1955 dan 2004 mempunyai kekhususan di banding dengan yag lain.

Semua pemilihan umum tersebut tidak diselenggarakan dalam situasi yang


vacuum, melainkan berlangsung di dalam lingkungan yang turut menentuka hasil
pemilhan umum yang cocok untuk Indonesia.

Pemilu diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang


bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Komisi ini memiliki tanggung jawab penuh atas
penyelenggaraan pemilu, dan dalam menjalankan tugasnya, KPU menyampaikan
laporan kepada Presiden dan DPR.
Menurut Pasal 25 UU No. 12 Tahun 2003, tugas dan wewenang KPU adalah:
a. Merencanakan penyelenggaraan KPU.
b. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu.
c. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan pemilu.
d. Menetapkan peserta pemilu.
e. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR,DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
f. menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan
suara.
g. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR,DPD,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu.
i. melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang.
Dalam Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) dijelaskan bahwa kedaulatan
rakyat dipegang oleh suatu badan, bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia (​Vertretungsorgan des Willens des
Staatsvolkes)​ . Majelis ini bertugas mempersiapkan Undang-undang Dasar dan
menetapkan garis-garis besar haluan negara. MPR juga mengangkat Kepala Negara
(Presiden) dan wakilnya (Wakil Presiden). MPR adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dalam negara, sedangkan Presiden bertugas menjalankan haluan Negara
menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh MPR. Di sini, peran Presiden
adalah sebagai mandataris MPR, maksudnya Presiden harus tunduk dan bertanggung
jawab kepada MPR.

Menurut Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 hasil Amandemen keempat tahun 2002,
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri atas anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui
pemilihan umum. Hal ini juga tercantum dalam Pasal 19 ayat (1) UUD 1945 hasil
Amandemen kedua tahun 2000 yang berbunyi: ​“Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dipilih melalui pemilihan umum.” ​serta Pasal 22C UUD 1945 hasil Amandemen
ketiga tahun 2001 yang berbunyi:​“Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari
​ alam Pasal 6A UUD 1945 yang
setiap provinsi melalui pemilihan umum.” D
merupakan hasil Amandemen ketiga tahun 2001 dijelaskan mengenai pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden yang lengkapnya berbunyi:
a. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat.
b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan
umum.
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari
lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya
dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah
jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden​.
UUD 1945 yang merupakan Konstitusi Negara Republik Indonesia mengatur
masalah pemilihan umum dalam Bab VIIB tentang Pemilihan Umum Pasal 22E
sebagai hasil Amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001. Secara lengkap, bunyi Pasal
22E tersebut adalah:
a. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap lima tahun sekali.
b. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
c. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
d. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah adalah perseorangan.
e. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

J.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemilihan umum diadakan untuk mewujudkan negara yang demokrasi, di mana para
pemimpinnya dipilih berdasarkan suara mayoritas terbanyak.

Pemilihan umum dilakukan secara rahasia. Rahasia yang dimaksud ialah para pemilih
dijamin oleh peraturan, bahwa tidak akan diketahui oleh pihak siapa pun dan dengan
jalan apa pun, siapa yang dipilihnya. Pemilih memberikan suaranya pada suara-suara
dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya diberikan.

Pemilihan umum diadakan secara bebas. Maksudnya bahwa tiap-tiap warga negara
yang berhak memilih dalam menggunakan haknya dijamin keamanannya untuk
melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa adanya pengaruh, tekanan
maupun paksaan dari siapa pun atau apa pun juga.
Daftar Pustaka
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2000. ​Hukum Tata Negara Republik Indonesia.​
Penerbit PT Rineka Cipta : Jakarta.

Soehino,2010,​Hukum Tata Negara Perkembangan Pengaturan dan Pelaksanaan Pemilihan


umum di Indonesia,​ Yogyakarta:UGM

Tim Eska Media. 2002, ​Edisi Lengkap UUD 1945.​ Jakarta: Eska Media.

Undang-undang Politik 2003, UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, hal 35.

Soehino,​ Hukum Tata Negara Perkembangan Pengaturan dan Pelaksanaan Pemilihan umum
di Indonesia,(​ Yogyakarta: UGM 2010),hlm.72

Anda mungkin juga menyukai