Anda di halaman 1dari 3

1.

Melakuka evalusai pelaksanaan


Evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program. Sandders & Sulinss (2006: 1) mengungkapkan bahwa “program evaluation
is the process of systematically determining the quality of program andd how it can be
improve” yang dapat diartikan bahwa evaluasi program merupakan upaya yang
sistemtik untuk menentukan kualitas suatu program agar program tersebut dapat
ditingkatkan.
Tahap evaluasi ini merupakan salah satu tahapan dalam MBS yang merupakan
kegiatan yang penting untuk mengetahui kemajuan ataupun hasil yang dicapai oleh
sekolah di dalam melaksanakan fungsinya sesuai rencana atau program yang telah
dibuat sendiri oleh masing-masing sekolah. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan,
sekolah perlu mengadakan evaluasi pelaksanaan program, baik jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.
a. Evaluasi jangka pendek dilakukan setiap akhir catur wulan untuk mengetahui
keberhasilan program secara bertahap. Bilamana pada satu caturwulan dinilai
adanya faktor-faktor yang tidak mendukung, maka sekolah harus dapat
memperbaiki pelaksanaan program peningkatan mutu pada catur wulan
berikutnya.
b. Evaluasi jangka menengah dilakukan pada setiap akhir tahun, untuk mengetahui
seberapa jauh program peningkatan mutu telah mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan evaluasi ini akan diketahui kekuatan dan
kelemahan program untuk diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya.
c. Evaluasi jangka panjang dilakukan terhadap tamatan untuk mengetahui seberapa
jauh program sekolah memenuhi tuntutan pasar.

Dalam melakukan evaluasi kepala sekolah harus mengikutsertakan setiap unsur yang
terlibat dalam program, khususnya guru dan tenaga lainnya agar mereka dapat
menjiwai setia penilaian yang dilakukan dan memberikan alternatif pemecahan.
Demikian pula, orangtua peserta didik dan masyarakat sebagai pihak eksternal harus
dilibatkan untuk menilai keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Dengan
demikian, sekolah mengetahui bagaimana sudut pandang pihak luar bila dibandingkan
dengan hasil penilaian internal. Suatu hal yang bisa terjadi bahwa orangtua peserta
didik dan masyarakat menilai sesuatu program gagal atau kurang berhasil, walapun
pihak sekolah menggangapnya cukup berhasil. Yang perlu disepakati adalah
indikator apa saja yang perlu ditetapkan sebelum penilaian dilakukan.

Hasil evaluasi pelaksanaan MPMBS perlu dibuat laporan yang terdiri dari laporan
teknis dan keuangan. Laporan teknis menyangkut program pelaksanaan dan hasil
MPMBS, sedangkan laporan keuangan meliputi penggunaan uang serta
pertanggungjawabannya. Jika sekolah melakukan upaya-upaya penambahan
pendapatan (income genering activities), maka pendapatan tambahan tersebut harus
juga dilaporkan. Sebagai bentuk pertangggungjawaban (akuntabilitas), maka laporan
harus dikirim kepada Pengawas, Dinas Pendapatan Kabupaten, Komite dikirim pada
Pengawas, Dinas Pendidikan Kabupaten, Komite Sekolah, Orang Tua Siswa dan
Yayasan (bagi sekolah swasta).

2. Merumuskan sasaran mutu baru


Sebagaiman dikemukakakan terdahulu, hasil evaluasi berguna untuk dijadikan alat
bagi perbaikan kinerja program yang akan datang. Namun, yang tidak kalah
pentingnya, hasil evaluasi merupakan masukan bagi sekolah dan orangtua peserta
didik untuk merumuskan sasaran mutu baru untuk tahun yang akan datang. Jika
dianggap berhasil, sasaran mutu dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampaun
sumberdaya yang tersedia. Jika tidak, bisa sasaran mutu tetap sediakala, namun
dilakukan perbaikan strategi dan mekanisme pelaksanaan kegiatan. Namun, tidak
tertutup kemungkinan, bahwa sasaran mutu diturunkan, karena dianggap terlalu berat
atau tidak sepadan dengan sumberdaya pendidikan yang ada (tenaga, sarana ddan
prasarana, dana) yang tersedia.

Setelah sasaran baru ditetapkan, kemudian dilakukan analisis SWOT untuk


mengetahui tingkat kesiapan masing-masing fungsi dalam sekolah, sehingga dapat
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan informasi ini, maka
langkah-langkah pemecahan masalah persoalan segera dipilih untuk mengatasi faktor-
faktor yang mengandung persoalan, setelah ini rencana peningkatan mutu baru dapat
dibuat. Demikian seterusnya, caranya seperti urutan-urutan nomor 2 s/d nomor 8
diatas.
Referensi tambahan

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Manajemen Berbasis


Sekolah. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.
Hastono, Agung. 2010. “Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
Sekolah Dasar Menggunakan Model Context, Input, Proses Dan Product (CIPP)”. Artikel
PRODI PGSD Fakultas Ilmu Penidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai