PENDAHULUAN
perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Martono dan Agus, 2005:3).
memiliki potensi harga tinggi dan menarik minat para investor untuk
nilai perusahaan.
rasio Price to Book Value (Bringham dan Houston, 2006:111). Nilai perusahaan
yang diindikasikan dengan Price to Book Value (PBV) yang tinggi menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, atau menjadi tujuan perusahaan bisnis pada
saat ini, sebab akan meningkatkan kemakmuran para pemegang atau stockholder
1
2
Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku
saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan
yang baik, terutama dalam memberikan dividen kepada para pemegang saham.
perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga
jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value),
nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku
pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai
3
saham karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham mana yang
bertumbuh dan murah. Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik
saham adalah price book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku
merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Semakin besar rasio PBV maka
semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan
dana yang telah ditanamkan oleh perusahaan. PBV digunakan untuk mengukur
kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan
baik, umumnya rasio PBV nya mencapai di atas satu. Hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai bukunya.
Ahmed dan Nanda (2004), PBV memiliki peran penting sebagai suatu
pertimbangan bagi investor untuk memilih saham yang akan dibeli dan PBV juga
dapat dijadikan indikator harga atau nilai saham. Sedangkan menurut Reilly dan
Brown (2000) menyatakan bahwa rasio PBV dapat digunakan untuk semua jenis
perusahaan sebab nilai buku dapat menjadi ukuran yang rasional untuk menilai
perusahaan. Tandellin (2001) mengatakan hubungan antara harga pasar dan nilai
buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk
menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham
oleh Budi Leksmana dan Gunawan (2003), PBV merupakan rasio yang
4
menunjukkan berapa kali harga pasar dari suatu saham jika dibandingkan
berpendapat bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan atau biaya modal perusahaan dapat diubah dengan cara mengubah
maka risikonya akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan
hutang. Sedangkan dalam teori Modigliani and Miller (MM) tanpa pajak
menggunakan Debt to Equity Ratio, yaitu total hutang dibagi dengan total ekuitas
(Sutrisno, 2012:217).
gabungan antara modal sendiri (equity) dan hutang perusahaan (debt). Modal
sendiri (equity) berasal dari common stock, paid in capital, retained earning,
dan dikurangi treasury stock (internal equity). Modal sendiri juga dapat
5
kepada investor. Hutang perusahaan (debt) berasal dari hutang kepada kreditur
modal pada perusahaan yaitu stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi,
Order Theory (Myers 1984 dalam Azib 2005) menyatakan bahwa perusahaan
lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal dari pada
dibandingkan dengan penggunaan dana yang bersumber dari eksternal. Hal ini
keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan
ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-
rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu,
dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan
7
dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar
aktiva.
kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan
maupun didalam perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk
Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancer, semakin tinggi
likuiditas, sebaliknya Current Ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
perusahaan dalam membayar hutang pada saat jatuh tempo membuat daya tarik
atau minat investor atas saham tersebut meningkat sehingga permintaan atas
saham perusahaan tersebut juga meningkat. Hal ini menyebabkan harga saham
konsep pecking order theory, perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi,
luar, sehingga akan menurunkan porsi utang dalam susunan struktur modal
perusahaan.
perusahaan, apakah perusahaan tersebut akan bertahan sampai masa yang akan
9
datang atau tidak. Rasio profitabilitas terdiri dari basic earning power, return on
asset, return on equity dan profit margin. Pada penelitian ini rasio
menghasilkan laba dari aset yang digunakan atau diinvestasikan dalam satu
aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba tersebut, sehingga dapat menjadi
Kurnia, 2013).
nilai perusahaan. Hasil penelitian dari Ayunintyas dan Kurnia (2013) didapatkan
pertumbuhan perusahaan.
pasar yang besar, nilai buku yang besar dan laba yang tinggi. Sedangkan pada
perusahaan kecil akan memiliki kapitalisasi pasar kecil, nilai buku yang kecil
berbeda terhadap nilai suatu perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset
10
yang besar, pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan asset
yang ada dalam perusahaan tersebut. Selain itu perusahaan besar juga
mempunyai akses yang mudah ke pasar modal dan juga mudah untuk
memperoleh dana.
dengan mengharapkan return yang tinggi dari investasinya, hal ini akan
(2013) adalah berpengaruh positif dan signifikan. Penelitian lain yang telah
banyaknya jumlah perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pasar modal secara
adalah bank – bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan,
11
serta keseluruhan surat berharga yang beredar (Sunariyah, 2011:4). Pasar modal
Gabungan (IHSG) juga memiliki indeks yang bernama LQ45. Indeks LQ45
adalah indeks yang berisi 45 saham terpilih yang memiliki likuiditas tinggi
dan angka 45 memiliki arti 45 saham yang berada di dalamnya, adapula nomor
1945. Indeks LQ45 terbitkan pada bulan Februari 1997. Tujuan indeks LQ 45
adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang
obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan
pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-
adalah indeks LQ45.indeks LQ45 terdiri dari 45 saham di Bursa Efek Indonesia
dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi
juga menyediakan sarana objektif dan terpercaya bagi para analisis keuangan,
manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor
99,99% terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ketika indeks LQ-45
naik, maka IHSG menguat dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan saham-saham
dalam indeks LQ-45 rata-rata merupakan saham yang memiliki nilai kapitalisasi
Berikut adalah tabel dan grafik nilai rata-rata Nilai Perusahaan (PBV),
(DAR) dan harga indeks LQ-45 dari perusahaan-perusahaan yang selalu masuk
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata PBV, CR, ROA, SIZE, DAR, LQ 45, IHSG
Periode Tahun 2012 – 2016
NILAI RATA-RATA
TAHUN
PBV CR (00) ROA SIZE DAR LQ45 (00) IHSG
2012 5,03 2,48 14,68 16,87 4,08 7,35 4,32
2013 5,33 2,08 13,91 17,02 4,52 7,11 4,27
2014 5,13 2,01 12,08 17,13 4,29 8,99 5,23
2015 4,69 2,17 9,21 17,22 4,36 7,92 4,59
2016 4,80 2,11 9,08 17,27 4,20 8,85 5,30
Sumber : Pengolahan data, 2017
13
Grafik 1.1 Nilai Rata-Rata PBV, CR, ROA, SIZE, DAR, LQ 45, IHSG
Periode Tahun 2012-2016
20,00
18,00
16,00
ROA
14,00
SIZE
12,00
DAR
10,00
LQ45 (00)
8,00
PBV
6,00
CR (00)
4,00
IHSG
2,00
0,00
2012 2013 2014 2015 2016
Dari table dan grafik PBV, CR, ROA, SIZE, DAR LQ 45 dan IHSG di atas
dapat dilihat bahwa pada saat indeks LQ 45 naik maupun turun, maka tidak
semua variabel mengikuti pergerakan indeks LQ 45. Misalnya pada tahun 2013
dan DAR perusahaan justru mengalami kenaikan. ROA sepanjang tahun 2012-
2016”.
14
dan turun selama jangka waktu lima tahun terakhir. Padahal nilai
pengaruh tersebut.
secara keseluruhan.
perusahaan?
modal perusahaan?
perusahaan?
17
perusahaan?
perusahaan?
1.3.2.Tujuan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
b. Bagi Investor
c. Bagi Akademisi
selanjutnya.