Anda di halaman 1dari 5

Sendangsono: Lourdesnya Indonesia

oleh:

Benedicta Anin Puspa Listyawati

Surga yang tersembunyi di area perbukitan Kulon Progo itu bernama Sendangsono. Sendang
artinya mataair, sedangkan sono adalah nama pohon yang mengapit mataair tersebut.
Tempat ziarah umat Katolik ini berbentuk Goa Maria yang disempurnakan oleh sendang
(mataair) yang melambangkan sumber kehidupan. Terletak di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Goa Maria ini sangat ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai penjuru
tanah air. Lokasinya yang berada di area perbukitan, Desa Banjaroyo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, tidak menyurutkan niat para peziarah untuk
berkunjung ke tempat ini. Suguhan perkebunan buah naga dan durian serta persawahan
yang membentang dialiri sungai jernih menjadi nilai plus bagi perjalanan para peziarah
menuju Sendangsono. Akses jalan yang beraspal halus tak menghalangi tanjakan dan
tikungan yang menghadang di depan mata. Indah, sungguh indah panorama alam yang
disuguhkan.

Goa Maria Sendangsono merupakan tempat yang bersejarah bagi umat Katolik, khususnya
di Pulau Jawa. Romo Van Lith, SJ, merupakan rohaniawan asal Belanda yang memiliki peran
besar dalam sejarah Goa Maria ini, terlebih dalam misi penyebaran agama Katolik di Pulau
Jawa. Singkatnya, pada 14 Desember 1904, Romo Van Lith membaptis 171 warga setempat
dengan mataair dari kedua pohon sono, termasuk diantaranya Barnabas Sarikromo.
Barnabas Sarikromo adalah seorang katekumen pertama di wilayah tersebut. Dua puluh
lima tahun kemudian, tepatnya pada 8 Desember 1929, Sendangsono diresmikan sebagai
tempat peziarahan umat Katolik.

Ada dua hal yang menjadi ikon Sendangsono, yaitu Patung Bunda Maria dan sendang
(mataair). Patung Bunda Maria di Sendangsono merupakan pemberian dari Ratu Spanyol.
Dari Spanyol untuk Indonesia. Ketika tiba di Kulon Progo, patung seberat 300 kilogram
tersebut diangkat beramai-ramai oleh warga Kalibawang. Sekitar tahun 1945, pemuda
Katolik Indonesia memiliki kesempatan untuk berziarah di Gua Maria Lourdes. Dari sanalah
mereka membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki
patung Bunda Maria Sendangsono sebagai relique. Itulah sebabnya Goa Maria Sendangsono
disebut Gua Maria Lourdes Sendangsono. Sendang atau mataair di Sendangsono mengalir
begitu jernih dan segar. Mataair ini bermuara ke sungai yang berada di area Goa Maria.
Mataair ini ada yang dibiarkan mengalir alami, adapula yang sudah disalurkan ke kran-kran
sehingga memudahkan para peziarah untuk mengambilnya. Air dari Sendangsono ini
dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani
(seperti jiwa yang gelisah). Tips bagi para peziarah, jangan lupa membawa botol plastik
kosong sebagai wadah air. Atau jika Anda lupa membawa, warung-warung kecil milik warga
sekitar Sendangsono sudah menyediakan botol plastik beserta benda-benda rohani lainnya.
Tak hanya Patung Bunda Maria, air sendang, dan kesejukan hawa saja yang menjadi daya
tarik utama di Sendangsono. Arsitektur di komplek wisata rohani inipun mampu mencuri
perhatian para pengunjung yang menyinggahinya. Arsitektur Goa Maria Sendangsono
merupakan mahakarya jenius dari seorang Y.B Mangunwijaya. Ratusan anak tangga yang
dibuat melandai menuju air sendang berdampingan harmonis dengan gubuk-gubuk
berbentuk huruf A yang disiapkan untuk orang berteduh, melepas lelah, dan berkumpul.
Selaras dengan alam, itulah konsep yang disuguhkan oleh Romo Mangunwijaya. Arsitektur
yang harmonis akan membawa suasana doa dan ketenangan diri serasa maksimal di tempat
ini.

Walaupun Sendangsono merupakan tempat ziarah umat Katolik, namun sendang ini tetap
dibuka untuk umum. Anda yang ingin melepas penat dan mencari ketenangan dapat
mengunjungi tempat ini. Suasana yang teduh dan udara yang sejuk dapat memberikan
energi positif bagi jiwa dan raga Anda. Bahkan Goa Maria Sendangsono pernah dijadikan
lokasi syuting film 3 Hari untuk Selamanya dengan Nicholas Saputra sebagai aktor
utamanya. Waktu yang paling banyak dikunjungi adalah bulan Mei dan Oktober karena
bulan itu adalah bulan Maria. Namun demikian, selain bulan tersebut, Sendangsono tak
pernah sepi dari pengunjung.

Setiap sudut di Goa Maria Sendangsono sangatlah instagramable. Tapi ingat, tempat ini
adalah tempat orang mencari ketenangan. Jadi, jika berkunjung ke sini, Anda harus ikut
menjaga ketenangan. Sendangsono adalah Lourdesnya Indonesia; tempat bagi jiwa-jiwa
yang gelisah mencari ketenangan dan kedamaian. Indonesia kaya, Indonesia indah dan
damai.

Anda mungkin juga menyukai