Anda di halaman 1dari 6

Identifikasi

Idris, S. A.,Telur
& FusNematoda Usus (Soil Transmitted
vita, A., Biowallacea, Helmints)
Vol. 4 (1), Hal padaApril,
: 566-571, Anak 2017 566
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Puuwatu

IDENTIFIKASI TELUR NEMATODA USUS


(Soil Transmitted Helmints) PADA ANAK DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
PUUWATU

Sri Aprilianti Idris1 , Angriani Fusvita1


1
Staff Akademi Kesehatan Kendari Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Corresponding author: sriaprilianti.aakkdi@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi cacing masih merupakan masalah besar dalam kesehatan masyarakat di Indonesia
karena prevalensinya masih tinggi yaitu kurang lebih 45-65%, bahkan di wilayah tertentu yang
memiliki sanitasi lingkungan buruk, panas dan kelembapan tinggi prevalensi infeksi cacing
biasa mencapai 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya telur Nematoda
usus pada anak-anak usia 6-9 tahun menggunakan metode langsung dengan NaCl fisiologis.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan observasi laboratorik yang bersifat deskriptif.
Sampel yang dianalisa adalah feses dari 10 sampel anak usia 6-9 tahun di sekitaran Tempat
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Puuwatu, dengan pengambilan sampel secara accidental
sampling serta digunakan Eosin sebagai pembanding dan di amati di mikroskop. Hasil
penelitian dan identifikasi yang telah dilakukan pada sampel feses ditemukan Telur cacing
Nematoda usus positif 8 orang dari 10 sampel. Jenis telur cacing yang ditemukan adalah 6 telur
cacing Ascaris lumbricoides, 1 telur Trichuris trichiura, dan 1 telur Cacing tambang.
Kata Kunci : Nematoda usus, NaCl, Feses, Puuwatu

ABSTRACT
Worm infections are still a big problem in public health in Indonesia because the prevalence is
still high at around 45-65%, even in certain areas that have poor environmental sanitation, heat
and high humidity prevalence of worm infections usually reach 80%. This study aims to identify
the presence of intestinal nematode eggs in children aged 6-9 years using a direct method with
physiological NaCl. The type of research used is a descriptive laboratory observation. The
samples of children aged 6-9 years around the Puuwatu Final Disposal Site (TPA), with
accidental sampling and Eosin used as a comparison and observed in the microscope. The
results of research and identification that have been done on feces samples were found of
positive intestinal nematode worms 8 people from 10 samples. The type of worm eggs found
were 6 eggs of Ascaris lumbricoides, 1 Trichuris trichiura egg, and 1 hookworm egg.
Keywords: Intestinal Nematodes, NaCl, Faces, Puuwatu

PENDAHULUAN yang memiliki sanitasi lingkungan buruk,


Asia tenggara merupakan salah satu panas dan kelembapan tinggi prevalensi
wilayah yang memiliki prevalensi tinggi infeksi cacing biasa mencapai 80%. Salah
infeksi cacing di dunia. Di Indonesia, infeksi satu hospes nematode usus yaitu manusia
cacing masih merupakan masalah besar (Ali, 2008; ).
dalam kesehatan masyarakat karena Manusia merupakan hospes
pravalensinya masih tinggi yaitu kurang Nematoda usus yang penularannya terjadi
lebih 45-65%, bahkan di wilayah tertentu melalui tanah atau Soil Transsmitted

Idris, S. A., & Fusvita, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 566-571, April, 2017
Identifikasi Telur Nematoda Usus (Soil Transmitted Helmints) pada Anak 567
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Puuwatu
Helmints, sebagai tempat hidup dan (pengendapan), salah satunya direct slide
berkembangnya telur dan larva cacing (metode langsung). Metode ini mudah untuk
sebelum menular ke tubuh manusia. mengidentifikasi adanya telur Nematoda
Prevalensi telur cacing di Indonesia pada usus dengan menggunakan larutan Eosin
umumnya masih sangat tinggi terutama 2% dan NaCl Fisiologis.
pada golongan penduduk yang kurang Penggunaan eosin 2% untuk lebih
mampu apa lagi yang pekerjaannya kontak jelas membedakan telur-telur cacing dengan
langsung dengan tanah atau sampah. kotoran sekitarnya. Eosin memberikan latar
(Sudarto, 2007). warna merah terhadap telur untuk lebih
Kecacingan yang menjadi masalah jelas memisahkan feses dengan kotoran
kesehatan terutama adalah kelompok “Soil yang ada, Sedangkan NaCl fisiologis
transmitted helminth” atau cacing yang merupakan larutan isotonis yang memiliki
ditularkan melalui tanah, diantaranya banyak kegunaan dalam bidang medis dan
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan laboratorium.
cacing tambang (Sudarto, 2007; Pemeriksaan telur cacing di
Djarismawati, 2008). Infeksi STH dapat laboratorium, dapat menggunakan larutan
menyebabkan kekurangan gizi, anemia dan NaCl fisiologis sebagai alternatif pengganti
juga dapat mempengaruhi pertumbuhan eosin dan mempunyai kelebihan yaitu,
fisik dan mental pada masa kanak-kanak mudah dikerjakan, biayanya lebih
(Drake et al., 2000; Stephenson et al., 2000; murah,waktu pemeriksaan cepat, serta
Hotez et al., 2004). memperjelas melihat morfologi cacing
Telur Nematoda usus senang pada dengan kontras warna bening (Natadisastra
daerah yang lingkungan kumuh, terdapat 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut
sampah-sampah anorganik, dan salah satu peneliti tertarik untuk melakukan identifikasi
tempat yang merupakan lokasi tersebut telur cacing Nematoda usus pada anak-
adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) anak usia 6-9 tahun, menggunakan NaCl
Puuwatu, Kota Kendari. Sangat banyak fisiologis dengan metode langsung.
masyarakat yang beraktifitas dalam
METODE PENELITIAN
mengumpulkan sisa sampah yang dapat di
Bahan dan Alat
daur ulang dan sekaligus menjadi mata
pencarian penduduk setempat, utamanya Bahan yang digunakan dalam
anak-anak sebagai pekerja. penelitian ini adalah feses (tinja) sebagai
Pemeriksaan telur Nematoda usus dapat sampel klinis. Bahan kimia terdiri NaCl 0,9
dilakukan dengan berbagai metode % dan Eosin. Alat- alat yang digunakan
pemeriksaan yaitu, metode direct slide dalam penelitian ini meliputi Mikroskop, pot
(metode langsung), metode floutasi sampel, tabung reaksi, kaca objek, gelas
(pengapungan), sedimentasi piala, batang pengaduk, gelas piala 250 ml.

Idris, S. A., & Fusvita, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 566-571, April, 2017
Identifikasi Telur Nematoda Usus (Soil Transmitted Helmints) pada Anak 568
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Puuwatu
Pengambilan sampel bermain. Umumnya anak laki-laki pada usia
Sepuluh sampel anak usia 6-9 tahun tersebut lebih banyak bermain diluar rumah
di sekitaran Tempat Pembuangan Akhir dan kontak dengan tanah yang merupakan
Sampah (TPA) Puuwatu diambil dengan media penularan cacing.
metode pengambilan sampel secara Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin dari
Anak Usia 6 – 9 Tahun
accidental sampling.
Karakteristik Anak Usia 6-9 tahun
Pemeriksaan telur Nematoda usus Jenis Kelamin n (%)
Laki-Laki 6 60
Ditetesi larutan NaCl 0,9% Perempuan 4 40
diteteskan di atas kaca objek. Diambil Jumlah 10 100
Hasil pada Tabel 2 dari 10 sampel
sampel feses secukupnya, kemudian
feses yang diteliti pada usia 6-9 tahun di
diemulsikan dalam larutan NaCl 0,9% atau
Eosin 2 % diatas kaca objek. Dibuang sekitar tempat pembuangan akhir puuwatu
dengan menggunakan metode langsung
bagian kasar dari sediaan tersebut.
ditemukan telur cacing Nematoda usus yaitu
Diletakkan dek gelas diatas sediaan
(menutupi seluruh sedian) secara perlahan- 6 sampel positif telur Ascaris lumbricoides,

lahan sehingga merata, hati-hati agar tidak 1 sampel positif telur Trichuris trichiura dan
1 sampel positif telur Cacing Tambang.
terbentuk gelembung udara pada sediaan.
Diperiksa dibawah mikroskop dengan Kode Sampel S1 menunjukkan hasil dalam

pembesaran 40 x. feses terdapat dua telur cacing yaitu Ascaris

Intrepretasi Hasil lumbricoides dan Cacing tambang dengan


menggunakan NaCl 0,9 % dan Eosin.
Hasil menunjukkan Positif jika pada
sampel feses terdapat telur Nematoda usus Hasil penelitian Bisara dan Mardiana
(2014) juga menemukan 2 anak dengan dua
sedangan hasil Negatif apabila tidak
spesies cacing yaitu Ascaris lumbricoides
terdapat telur Nematoda usus.
HASIL DAN PEMBAHASAN dan Cacing tambang. Telur cacing yang

Hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan pada anak usia 6 -9 tahun di
sekitar TPA disebabkan kesadaran akan
di Laboratoium Akademi Analis Kesehatan
Kendari diperoleh yang tertera pada Tabel 1 kebersihan pada anak-anak masih kurang.

menunjukkan dari 10 sampel dengan Pada umumnya anak-anak yang yang


mengumpul sampah membantu kerja orang
karakteristik jenis kelamin anak usia 6-9
tua memiliki kebiasaan hidup yang kurang
tahun, terbanyak pada laki laki dengan
jumlah 60% (100%) sedangkan pada sehat seperti mencuci tangan kurang bersih
dan tidak menggunakan deterjen,
perempuan 40% (100%). Menurut Haerani
menyebabkan telur cacing akan tinggal
et al. bahwa kecenderungan prevalensi
kecacingan lebih tinggi pada anak laki-laki disela – sela kuku jari tangan anak-anak

dan pada umur 6-10 tahun dapat tersebut dan saat mengkonsumsi makanan
sehingga dapat ikut serta dalam
dihubungkan dengan faktor kebiasaan
pencernaan.

Idris, S. A., & Fusvita, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 566-571, April, 2017
Identifikasi Telur Nematoda Usus (Soil Transmitted Helmints) pada Anak 569
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Puuwatu

Tabel 2. Data hasil penelitian identifikasi telur Nematoda usus pada usia 6-9 tahun
menggunakan metode langsung dengan NaCl fisiologis.
Hasil Pengamatan
Kode NaCl 0,9% Eosin
NO
sampel Ascaris Trichuris Cacing Ascaris Trichuris Cacing
lumbricoides trhichiura tambang lumbricoides trichiura tambang
1 S1 + - + + - +
2 S2 + - - + - -
3 S3 + - - + - -
4 S4 - - - - - -
5 S5 + - - + - -
6 S6 + - - + - -
7 S7 - - - - - -
8 S8 - + - - + -
9 S9 - - - - - -
10 S10 + - - + - -

Pada sampel feses hanya ditemukan maka kemungkinan orang tersebut


3 spesies cacing yaitu Ascaris lumbricoides, terpapar Nematoda usus. (Sutanto, 2008).
Trichuris trichiura dan Cacing tambang. Selain keadaan tanah, iklim, suhu yang
Menurut Sandjaja (2007) menyatakan sesuai, keadaan endemik juga dipengaruhi
cacing betina Ascaris lumbricoides oleh jumlah telur yang hidup dan masuk ke
menghasilkan 240.000 telur setiap hari yang dalam hospes. Semakin banyak telur yang
akan terbawa bersama feses, telur dapat ditemukan pada sumber kontaminasi maka
bertahan hidup di dalam tanah selama 17 semakin tinggi pula derajat endemik suatu
bulan dengan kelembapan tinggi dan suhu daerah. (Safar, 2009).
0 0
sekitar 25 C-30 C dan Trichuris trichiura Pada penelitian ini ditemukan telur
tumbuh lebih baik pada sampah dan tanah, cacing tambang pada sampel S1, cacing
dengan kelembaban tinggi dan suhu sekitar tambang terbagi menjadi 2 jenis yaitu
0 0
25 C-30 C, sedangkan cacing tambang Ancylostoma duodenale dan Necator
tumbuh lebih baik pada tanah gembur americaus. Di Indonesia jenis Necator
dengan suhu optimum 280C-320C. americanus paling banyak ditemukan,
Penyebab infeksi Ascaris namun untuk pemeriksaan telur cacing
lumbricoides dan Trichura trichiura kedua telur dari Ancylostoma duodenale
mempunyai pola yang hampir sama, kedua dan Necator americanus sangat sulit
cacing ini memerlukan tanah, sampah yang dibedakan. Hal ini disebabkan karena kedua
mempunyai kelembaban tinggi untuk bentuk telur dari Ancylostoma duodenale
berkembang biak, Penderita infeksi dan Necator americanus yang sangat mirip
Nematoda usus merupakan salah satu ukuran dan struktur telurnya.
tempat berkembang biaknya cacing yang
paling baik dan apabila tanah yang lembab

Idris, S. A., & Fusvita, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 566-571, April, 2017
Identifikasi Telur Nematoda Usus (Soil Transmitted Helmints) pada Anak 570
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Puuwatu

A B C

Gambar 1. Hasil pengamatan dengan menggunakan NaCl 0,9 % dengan perbesaran 40 X. A.


Telur Ascaris lumbricoides; B. Trichuris trichiura ; C. Cacing Tambang

A B C

Gambar 2. Hasil pengamatan dengan menggunakan Eosin dengan perbesaran 40 X. A. Telur


Ascaris lumbricoides; B. Trichuris trichiura ; C. Cacing Tambang

Hasil yang tertera pada Gambar 1 terdapat 8 sampel positif yang mengandung
dan Gambar 2 menunjukkan bahwa dengan telur Nematoda usus yaitu Ascaris
membandingkan penggunaan NaCl 0,9 % lumbricoides, Trichhuris trichiura, dan
dan Eosin menunjukkan hasil yang sama- Ancylostoma duodenale.
sama dapat digunakan dalam
Saran
mengidentifikasi telur cacing. Tetapi
1. Saran terhadap pengelola TPAS (Tempat
penggunaan NaCl 0,9 % lebih jelas diamati
Pembuangan Akhir Sampah) dan
telur cacing nematoda usus pada feses.
masyarakat, yaitu pencegahan infeksi
KESIMPULAN DAN SARAN Telur Nematoda Usus dapat dihindari
Kesimpulan dengan cara: pembuangan tinja pada
Berdasarkan hasil penelitian yang jamban-jamban yang memenuhi syarat
dilakukan dapat disimpulkan, bahwa dari 10 kesehatan, memakai sepatu untuk
sampel feses yang diperiksa menggunakan menghindari masuknya larva melalui
metode langsung dengan NaCl Fisiologis kulit, menjaga Higienis dan Sanitasi

Idris, S. A., & Fusvita, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 566-571, April, 2017
Identifikasi Telur Nematoda Usus (Soil Transmitted Helmints) pada Anak 571
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Puuwatu

Lingkungan, mengobati orang-orang developmental impacts. in Pediatric


yang mengandung parasit. Infectious Diseases.;11:245–251.
Haerani B, Waris L, Juhairiyah.2014.
2. Saran terhadap peneliti selanjutnya, agar revalence of soil-transmitted
memilih tanah lingkungan disekitar TPAS helminths (sth) in primary school
sebagai sampel untuk pemeriksaan telur children in subdistrict of Malinau
Kota, District of Malinau, East
Nematode usus.
Kalimantan Province. Jurnal Buski ,
5 (1): 43-48.
Hotez PJ, Brooker S, Bethony JM, Bottazzi
DAFT AR PUSTAKA ME, Loukas A, Xiao S. 2004.
Current concepts: Hookworm
Ali, AR. 2008. Penyakit Cacing Pada Anak infection. New England Journal of
SD di Polewali Mandar Tahun Medicine.;351:799–807
2006-2007. Natadisastra, (2009). Parasitologi
http://www.arali2008.wordpress.co Kedokteran, Ditinjau Dari Organ
m. Tubuh Yang Diserang. Jakarta :
Bisara D, Mardiana'. 2014. Kasus EGC.(Hal. 12 – 15).
kecacingan pada murid sekolah Safar, R. (2009). Parasitologi Kedokteran.
dasar Di kecamatan mentewe, Bandung : Yrama Widya.(Hal. 19).
kabupaten tanah bumbu Sandjaja, B. (2007). Helminthologi
Kalimantan selatan tahun 2010. Kedokteran Buku 2, Cetakan Ke-1,
Jurnal f,kulogi kesetiatan 13 (3) : Pretasi. Jakarta : Pustaka
255-264 Publisher. (Hal. 12 – 35).
Djarismawati, 2008. Prevalensi Caing Usus Sudarto. (2007). Penuntun Parasitologi
Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Kedokteran, PT Gramedia, Jakarta.
Belajar Pel ay anan Ger ak an Ter (Hal. 2).
padu Pengent as anKemiskinan Sutanto,I, (2008). Parasitologi Kedokteran
Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Edisi Keempat. Jakarta : Balai
Jakarta, Jurnal Ekologi Kesehatan, Penerbit FKUI. (Hal. 7 – 72).
7 (2) : 769 – 774. Stephenson LS, Latham MC, Ottesen EA.
Drake LJ, Jukes MCH, Sternberg RJ, Bundy 2000. Malnutrition and parasitic
DAP. 2000. Geohelminth helminth infections.
infections. (Ascariasis, Trichuriasis Parasitology;121(Suppl):S23–S38.
Hookworm): cognitive and_______

Idris, S. A., & Fusvita, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 566-571, April, 2017

Anda mungkin juga menyukai