1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat (M. Sholeh Khosim, 2007).
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran (Saifuddin, 2002).
c. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim
ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak
coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi.
d. Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya
sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara
:
1) Melalui penggunaan ASI
2) Melaui penggunaan cadangan glikogen
3) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang
cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya
terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang
sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama
kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi
yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan
risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum
lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-
kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak
makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di
sel-sel otak.
e. Sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan
“gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas
lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya
bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting
contohnya memberi ASI on demand.
h. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke
belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke
arah depan
(Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
8. Tabel Penilaian Bayi Baru Lahir Normal
Sistem Penilaian APGAR
Tanda 0 1 2
A : Appearance colour (warna Biru atau Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
kulit) pucat ekstremitas biru kemerahan
P : Pulse (Heart Rate) Tidak ada Dibawah 100x/mnt Diatas 100x/mnt
frekuensi jantung
G : Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, baik
(reaksi terhadap mimik atau bersin
rangsangan)
A : Activity Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif
(Tonus otot) fleksi sedikit
R : Respiration Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
(usaha nafas) teratur
Penilaiannya :
Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen
terkendali
Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas
normal kembali.
Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
9. Penilaian Bayi Untuk Tanda-tanda Kegawatan
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda-tanda berikut :
Sesak nafas
Frekuensi pernapasan 60x/mnt
Gerak retraksi di dada
Malas minum
Panas atau suhu bayi rendah
Kurang aktif
Berat lahir rendah (1500 – 2500 gr) dengan kesulitan minum
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Pengkajian fisik
a) Pengukuran umum :
Lingkar kepala 33-35 cm
Lingkar dada 30,5-33 cm
Lingkat kepala 2-3 cm > dari lingkar dada
Panjang kepala ke tumit 48-53 cm
BBL 2700-4000 gram
b) Tanda vital :
Suhu 36,50C-370C (aksila),
Frekwensi jantung 120-140 x/m (apical),
Pernafasan 30-60x/m
c) Kulit :
Saat lahir: merah terang, menggembung, halus
Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering
Vernik kaseosa
Lanugo
Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan
skrotum atau labia
d) Kepala
Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm
Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm
Fontanel harus datar, lunak danpadat
Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan
dari sututa ke sutura.
e) Mata :
Kelopak biasanya edema, mata tertutup
Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat
Tidak ada air mata
Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip
(respon cahaya atau sentuhan)
Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke
garis tengah
f) Telinga :
Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian
luar kantus mata
Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras
dan tiab-tiba
Pina lentur adanya kartilago.
g) Hidung : patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersin
h) Mulut dan tenggorok :
Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum lidah,
frenulum bibir atas
Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting
Refleks gag, refleks ekstrusi
Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras
i) Leher : Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek
leher tonik, refleks neck-righting, refleks otolith righting
j) Dada :
Diameter anterior posteriordan lateral sama
Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi
Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.
k) Paru-paru :
Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal
Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari.
Bunyi nafas bronchial sama secara bilateral
l) Jantung :
Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri sternum
Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1
m) Abdomen :
Bentuk silindris
Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicus
Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri
dan 1 vena
Nadi femoral bilateral sama
n) Genetalia
wanita :
Labia dan klitoris biasanya edema
Labia minora lebih besar dari labia mayora
Meatus uretral di belakang klitoris
Verniks kaseosa di antara labia
Berkemih dalam 24 jam
pria :
Testis sudah turun
o) Punggung dan rektum :
Spina utuh, tidak ada lubang masa, atau kurva menonjol
Refleks melengkung, batang tubuh
Wink anal
Lubang anal paten
Lintasan mekonium dalam 36 jam
p) Ekstremitas :
10 jari kaki dan tangan
rentang gerak penuh
punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera
setelah lahir
fleksi ekstremitas atas dan bawah
telapak biasanya datar
ekstremitas simetris
tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi
berlawanan
nadi brakialis bilateral sama.
q) Sistem neuromuskuler:
Ekstremitas biasanya mempertahankan derajat fleksi
Ekstensi ekstremitas diikuti dengan posisi fleksi sebelumnya.
Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mampu menahan kepala
agar tetap tegak walaupun sementara
Mampu memutar kepala dari satu sisi kesisi lain ketika tengkuran
Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan punggung
bila tengkurap.
c. Rencana Keperawatan
Dianogsa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (3140) :
nafas tak efektif b.d tindakan keperawatan - Buka jalan nafas
obstruksi jalan selama … X 24 jam, - Posisikan klien untuk memak-
nafas : banyaknya klien diharapkan simalkan ventilasi
mucus. mampu menunjukan - Identifikasi klien perlunya pema-
jalan nafas yang paten sangan alat jalan nafas buatan
Batasan dengan indicator : - Keluarkan sekret dengan suction
karakteristik : - Auskultasi suara nafas, catat
- Dyspuea Status Respirasi : adanya suara tambahan
- Cyanosis Patensi Jalan Nafas - Monitor respirasi dan ststus O2
- Kelainan suara (0410) :
nafas (kracles) - Pasien tampak Suction Jalan Nafas (3160) :
- Mata melebar tenang (tidak - Auskultasi suara nafas sebelum
- Produksi sputan cemas) dan sesudah suctioning
- Gelisah - RR: 30-60X/menit - Informasikan pada keluarga
- Perubahan - Irama nafas teratur tentang suctioning
frekwensi dan - Pengeluaran - Berikan O2 dengan
irama nafas sputum pada jalan menggunakan nasal untuk
nafas memfasilitasi suction
- Tidak ada suara nasotracheal
nafas tambahan - Gunakan alat yang steril setiap
- Warna kulit melakukan tindakan
kemerahan - Berikan waktu istirahat pada
klien setelah kateter dikeluarkan
dari naso trakeal
- 6. Hentikan suction dan
berikan O2 jika klien
menunjukan bradikadi,
peningkatan saturasi O2, dll.
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan Mengontrol Infeksi (6540) :
tindakan keperawatan - Bersihkan box / incubator setelah
Batasan selama…X 24 jam, dipakai bayi lain
karakteristik: pasien diharapkan - Pertahankan teknik isolasi bagi
- Prosedur invasif terhindar dari tanda bayi ber-penyakit menular
- Malnutrisi dan gejala infeksi - Batasi pengunjung
- Ketidakadekuatan dengan indicator : - Instruksikan pada pengunjung
imun buatan Status Imun (0702) : untuk cuci tangan sebelum dan
- RR : 30-60X/menit sesudah berkunjung
- Irama napas teratur - Gunakan sabun antimikrobia
- Suhu 36-37˚ C untuk cuci tangan
- Integritas kulit baik - Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Integritas nukosa mela-kukan tindakan keperawatan
baik - Pakai sarung tangan dan baju
- Leukosit dalam sebagai pelindung
batas normal - Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
- Ganti letak IV perifer dan line
kontrol dan dressing sesuai
ketentuan
- Tingkatkan intake nutrisi
- Beri antibiotik bila perlu.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas
Padjadjaran
Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC