KONSEP-DASAR-LANSIA New
KONSEP-DASAR-LANSIA New
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI LANSIA
Lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami oleh
individu yang berumur panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek biologis, tetapi juga
meliputi psikologis dan social. Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan
bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun
mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya.
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang
yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih
dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi
usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan usia
lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang.
Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua
akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang
dewasa lanjut yang lebih muda.
B. KARAKTERISTIK LANSIA
Menurut Keliat dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang
kesehatan)
1
2. Kebutuan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi. Karakteristik penyakit yang dijumpai pada
lansia diantaranya:
a. Penyakit yang sering multipel, saling berhubungan satu sama lain
b. Penyakit bersifat degeneratif, serta menimbulkan kecacatan
c. Gejala sering tidak jelas, berkembang secara perlahan
d. Masalah psikologis dan sosial sering terjadi bersamaan
e. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
f. Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenic
2
D. TIPE LANSIA
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kodisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho 2000 dalam Maryam
dkk, 2008). Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana. Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri. Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas. Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
4. Tipe pasrah. Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung. Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
6. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe independen
(ketergantungan), tipe defensife (bertahan), tipe militan dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus
asa (benci pada diri sendiri).
E. KLASIFIKASI LANSIA
1. Menurut Departemen Kesehatan RI lansia dibagi sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa virilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) senium
2. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria
berikut ini:
a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
3
c. Usia tua (old) antara 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
3. Menurut pasal 1 Undang-Undang no. 4 tahun 1965:
Seseorang dikatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang bersangkutan
mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah dari orang lain‖ (Santoso,
2009).
4
e. Teori Pemakaian dan Rusak, Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (rusak).
f. Teori Virus, Perlahan-Lahan Menyerang Sistem Sistem Kekebalan Tubuh
(Immunology Slow Virus Theory). Menurut teori ini penuaan terjadi sebagai akibat
dari sistem imun yang kurang efektif seiring dengan bertambahnya usia.
g. Teori Stres, Menurut teori ini penuaan terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan oleh tubuh.
h. Teori Rantai Silang, Menurut teori ini penuaan terjadi sebagai akibat adanya reaksi
kimia sel-sel yang tua atau yang telah usang menghasilkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen.
i. Teori Program, Menurut teori ini penuaan terjadi karena kemampuan organisme
untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel-sel tersebut mati.
3. Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori yang
ada. Teori tugas perkembangan yang diungkapkan oleh Hanghurst (1972) adalah
bahwa setiap tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan
memberikan persaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini
bergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural, masyarakat, nilai aspirasi
individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan
5
pendapatan, respon penerimaan adanya kematian pasangan, serta mempertahankan
kehidupan yang memuaskan.
6
H. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut Nugroho (2000) yaitu :
1. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh terjadinya proses
degeneratif yang meliputi :
a. Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya,
serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya intraseluler.
b. Sistem persyarafan terjadi perubahan berat otak 10-20, lambat dalam respon dan
waktu untuk bereaksi dan mengecilnya syaraf panca indera yang menyebabkan
berkurangnya penglihatan, 10 hilangnya pendengaran, menurunnya sensasi perasa
dan penciuman sehingga dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan
misalnya glukoma dan sebagainya.
c. Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun dan
pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa atau stress. Hilangnya kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan
proses penuaan dan hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat
disembuhkan dan berkaitan dengan efek-efek kolateral seperti komunikasi yang
buruk dengan pemberi perawatan, isolasi, paranoia dan penyimpangan fungsional.
d. Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih
terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga menjadi katarak yang menyebabkan
gangguan penglihatan, hilangnya daya akomodasi, meningkatnya ambang
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat
dalam cahaya gelap, menurunnya lapang pandang sehingga luas pandangnya
berkurang luas.
e. Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan 11 jantung memompa darah
menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volume kehilangan elastisitas pembuluh darah karena
kurangnya efektivitas pembuluh darah feriver untuk oksigenasi, perubahan posisi
dari tidur ke duduk, duduk keberdiri bisa mengakibatkan tekanan darah menurun
7
menjadi mmHg yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi
diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
2. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori cocok
dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih cenderung disebut
kerusakan memori berkenaan dengan usia atau penurunan kognitif berkenaan dengan
proses menua. Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh manula,
keluhan ini di anggap lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari
peneliti cross sectional dan logitudional didapat bahwa kebanyakan, namun tidak
semua lansia mengalami gangguan memori, terutama setelah usia 70 tahun, serta
perubahan IQ (intelegentia quotient) tidak berubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari factor waktu.
3. Perubahan-perubahan psikososial
Meliputi pensiun, nilai seseoarang sering di ukur oleh produktivitasnya dan
identitas di kaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seorang pension (purna
tugas) ia akan mengalami kehilangan financial, status, teman dan pekerjaan. Merasakan
sadar akan kematian, semakin lanjut usia biasanya mereka menjadi semakin kurang
tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih mementingkan kematian itu sendiri serta
kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan
mentalnya semakin memburuk, pada waktu kesehatannya memburuk mereka
cenderung untuk berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh
perasaan seperti itu, hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih
muda, dimana kematian mereka tampaknya masih jauh dank arena itu mereka kurang
memikirkan kematian.
4. Perubahan psikologis
8
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai sikap
mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara lain penurunan
badaniah atau dalam kebingungan untuk memikirkannya. Dalam hal ini di kenal apa
yang di sebut disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat
dan diri pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya dilakukan baru dilaksanakan
hanya pada masa-masa akhir kehidupan lansia saja. Pada lansia yang realistik dapat
menyesuaikan diri 13 terhadap lingkungan baru. Karena telah lanjut usia mereka sering
dianggap terlalu lamban, dengan gaya reaksi yang lamban dan kesiapan dan kecepatan
bertindak dan berfikir yang menurun. Daya ingat mereka memang banyak yang
menurun dari lupa sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih ingat betul
peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi, malahan lupa mengenal hal-hal yang baru
terjadi
BAB III
9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami oleh
individu yang berumur panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek biologis, tetapi juga
meliputi psikologis dan social. Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan
bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun
mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya.
B. SARAN
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami
kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya
sejak muda kita persiapkan dengan sebaik-sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda
dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua. Bagi yang masih
memiliki keluarga yang tergolong lansia, selalu rawat mereka dengan baik dan berusaha
penuhi semua keutuhannya baik fisik maupun psikisnya.
DAFTAR PUSTAKA
10
Nugroho, W. 2008.Gerontik dan Geriatik. EGC: Jakarta
Nugroho, W.2000.Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. EGC. Jakarta
Maryam, S dkk, 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya .Salemba Medika:Jakarta
Almatsier, S.2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Depkes: Jawa Timur
Nasrul, E.1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.Jakarta:EGC
11