Penyampelan METPEN
Penyampelan METPEN
Elemen merupakan satu anggota populasi. Sampel adalah sekelompok atau sebagian
dari populasi. Unit sampel merupakan sekelompok elemen. Dan subjek adalah satu anggota
dari populasi.
Sedangkan pengambilan sampel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai proses memilih
sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
pemahaman tentang sifat atau karasteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan
sifat atau karasteristik tersebut pada elemen populasi.
1. Alasan Pengambilan Sampel
Alasan pengambilan sampel adalah tidak lain untuk mengumpulkan data penelitian
secara praktis sehingga mampu mengurangi rentan waktu penelitian, biaya penelitian, dan
ketelitian dalam pengolahan data penelitian. Karena kita mengetahui bahwa jika populasi
dari subjek penelitian diambil semua oleh peneliti akan mengakitkan rentan waktu
penelitian yang lama, dibutuhkan biaya yang besar, dan tingkat ketelitian yang lebih cermat
pula karena data yang diolah banyak (Sekaran, 2006: 124). Hal tersebut senada dengan
Cooper & Schindler (2006: 113) yang menyebutkan alasan yang mendorong pengambilan
sampel, yaitu biaya lebih rendah, hasil yang lebih akurat, dan pengumpulan data yang lebih
cepat.
Sedangkan Davis & Cosenza, 1993:219-220; Zikmund, 2000:339-340 dalam
Kuncoro (2013:119) alasan utama penggunaan sampel adalah:
Kedala sumber daya. Berupa kendala waktu, dana, dan sumberdaya lain yang terbatas
jumlahnya. Penggunaan sampel akan menghemat sumber daya untuk menghasilkan
penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada sensus.
Ketepatan. Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti akan memperoleh data
yang akurat, dengan tingkat kesalahan yang relative rendah.
Pengukuran destruktif. Kadang-kadang pengukuran dilakukan merupakan pengukuran
destruktif. Contoh apabila sebuah perusahaan yang memproduksi ban, dan kita harus
menguji seberapa kemampuan tiap ban`dalam menyimpan udara dengan meniup setiap
ban sampai meletus, maka kita tidak memiliki ban lagi yang dijual ke pasar.
2. Normalitas Distribusi
Berdasarkan teori limit tengah menyatakan bahwa distribusi pengambilan sampel
dari rata-rata sampel berdistribusi normal. Saat ukuran n bertambah, rata-rata sampel acak
yang diambil dari pendekatan populasi apapun merupakan distribusi normal dengan rata-
rata µ dan standar deviasi ð.
3. Karasteristik Sampel yang Baik
Suatu sampel dikatakan representatif manakalah sampel tersebut sudah dianggap
cukup mewakili dari jumlah populasi, dimana dalam istilah pengukuran sering disebut
sampel harus valid. Dimana validitas sebuah sampel itu tergantung pada dua hal, yaitu:
akurasi dan presisi (Cooper & Schindler, 2006: 116-117). Pertama, akurasi merupakan
tingkat ketidakbiasan sampel. Kedua, presisi merupakan seberapa dekat sampel tersebut
mampu menggambarkan populasi. Dimana hal ini biasanya diukur dengan
menggunakan standard error estimate atau perkiraan standar eror. Yogiyanto (2010:74-
76) menjelaskan untuk meningkatkan akurasi sampel, maka peneliti harus memperhatikan;
1) pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat
2) Menghindari bias di seleksi sampel
3) Mengnghindari bias hanya di perusahaan-perusahan yang bertahan.
Sedangkan presisi yang tinggi adalah manakalah mempunyai kesalahan pengambilan
sampel (sampling error) rendah.
Berbeda dengan Kuncoro (2013: 120) menyebutkan setidaknya terdapat empat
karasteristik sampel yang baik, yaitu:
Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang
berhubungan sengan besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.
Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis untuk
menjadi sampel.
Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya
kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada harus melakukan sensus.
Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang
diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel statistik.
B. Proses Pemilihan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mewakili populasi penelitian.
Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili karasteristik popuplasi, diperlukan metode
pemilihan sampel yang tepat sehingga dapat mencerminkan informasi dari populasi secara
keseluruhan. Proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan.
Tahapan proses pemilihan sampel yang terdiri dari:
1. Penentuan Populasi
Proses yang pertama untuk melakukan pemilihan sampel adalah penentuan
populasi. Populasi bisa terbatas ataupun tak terbatas. Sebagai contoh populasi terbatas
adalah penelitian terhadap perilaku manager muda pada tiga perusahaan manufaktur.
Sedangkan contoh populasi tidak terbatas adalah penelitian pada perilaku manager
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.
2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel
Unit pemilihan sampel adalah sekelompok elemen. Dari populasi penelitian,
elemen yang akan dikelompokkan menjadi satu atau beberapa kelompok tergantung pada
desain pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti. Jika menggunakan random
sampling, unit pemilihan sampel sama dengan populasi. Namun jika menggunakan desain
yang lebih komplek seperti stratifikasi, maka akan terdapat lebih dari satu unit pemilihan
sampel yang nantinya akan dipilih sebagai sampel penelitian.
3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel
Kerangka pemilihan sampel merupakan daftar elemen dari setiap unit pemilihan
sampel. Penelitian terhadap mahasiswa tahun pertama misalnya dapat menggunkan daftar
nama mahasiswa tahun pertama yang diperoleh di bagian administrasi. Apabila populasi
yang akan diteliti adalah perusahaan manufaktur di Indonesia, kerangka pemilihan sampel
bisa diperoleh dari daftar Direktori Perusahaan Manufaktur di seluruh Indonesia.
4. Penentuan Desain Sampel
Desain sampel adalah metode untuk memilih sampel dari populasi yang ada. Ada
beberapa macam desain sampel yang dapat dipergunakan oleh peneliti sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5. Penentuan Jumlah Sampel
Sebagaimana diketahui, data yang akan dianalisis diperoleh dari sampel penelitian.
Dengan demikian semakin besar jumlah sampel, dengan desain sampel yang benar,
tentunya data yang diperoleh akan semakin mewakili populasi yang diteliti. Namun yang
terpenting dari adalah bagaimana peneliti mampu menentukan sampel tersebut mewakili
dari populasi dengan baik sehingga ‘disamping hal tersebut’ mampu mengurangi biaya
penelitian.
6. Pemilihan Sampel
Langkah terakhir dalam proses pemilihan sampel adalah memilih sampel yang
diperlukan. Dalam langkah ini peneliti menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari
penelitian yang dilakukan.
Sehubungan dengan proses pemilihan sampel sebagaimana diuraikan diatas
menurut Sekaran & Bougie (2010:286) hanya terdapat lima proses yaitu penentuan
populasi, penentuan kerangka pemilihan sampel, penentuan desain sampel, penentuan
jumlah sampel, dan pemilihan sampel.
Disusun Oleh :
SEPDIFA DEA RIFAYANA
165020301111034
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA