Morbili Edy
Morbili Edy
I. Pendahuluan
merah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat
batuk, pilek, konjungtivitis, dan adanya spesifik eritema (koplik spot), diikuti
umum. Statistik menunjukan bahwa lebih dari 70% kematian anak-anak usia
di seluruh dunia.2,3
daerah dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi. Di Indonesia
10 macam penyakit utama pada bayi (0,7 %) dan urutan ke 5 dari 10 macam
penyakit pada anak umur 1-4 tahun (0,77%). Di dunia secara global 10 % dari
infeksi virus yang umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis
khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang masing-masing mempunyai ciri khusus.
(1) stadium masa tunas berlangsung kira-kira 10-12 hari, (2) stadium
prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat dan ditemukan
enantem pada mukosa pipi (bercak koplik), faring dan peradangan mukosa
konjungtiva dan (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang
telinga menyebar ke muka, badan lengan dan kaki ruam timbul dengan
dan mengelupas.1,2,3,4,5,6,7
III. Epidemologi
kematian pada anak dibawah usia 5 tahun adalah campak. Indonesia termasuk
kekebalan seumur hidup. Penyakit ini biasaya menyerang anak golongan 5-9
tahun, tetapi di negara yang belum berkembang insiden tertingginya pada umur
dibawah 2 tahun.4
mendapatkekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan
setelah umur tersebut kekebalan mulai berkurang sehingga bayi dapat
menderita morbili.4,8,9
Bila ibu tidak/belum menderita morbili maka bayi yang dilahirkan tidak
pada usia kehamilan 1-2 bulan, 50 % dapat menyebabkan abortus. Bila ibu
menderita morbili pada trimester pertama, kedua dan ketiga kehamilan maka
mungkin anak akan mendapatkan kelainan bawaan, BBLR, lahir mati, atau
menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 penyakit utama pada bayi (0,7 %) dan
tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun
(0,77 %). 5
terjadi wabah campak yang cukup serius di pulau lombok (330 kasus kematian
dari 12.107 kasus) dan di pulau bangka ( 65 kematian dari 407 kasus) pada
IV. Etiologi
morbili virus. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam
tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat
beberapa hari pada suhu 0 C. Virus tidak aktif pada suhu rendah.5,8,9,10
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan
ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel
V. Pathogenesis
melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah
timbul ruam. Virus masuk kedalam limfatik local, bebas maupun berhubungan
penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limfa. Pada hari ke 5-6 setelah
infeksi awal terbentuklah focus infeksi yaitu ketika virus masuk ke pembuluh
Pada hari ke 9-10, focus infeksi yang berada di saluran napas dan
konjungtiva akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis
sel. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh
darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali
dengan keluhan batuk, pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah.
Respon imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel pada system saluran
nafas diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit
berat dan tampak suatu ulserasi kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak
ke 14 sesudahawal infeksi pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi pada
kulit. Kejadian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami defisit sel T. 5
otitis media, dan lain-lain. Morbili juga dapat menyebabkan penumonia dan
Masa inkubasi sekitar 10-12 hari dengan masa penularan 2 hari sebelum
droplet.11,12
Demam tinggi terus menerus (≥38,50C) yang disertai batuk, pilek, faring
pipi didepan molar tiga yang disebut sebagai bercak koplik. Bercak koplik
berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema.
Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan
terakhir.
b) Stadium erupsi.
gatal dan muka bengkak. Ruam mencapai anggota badan bagian bawah
disertai diare dan muntah. Variasi dari morbii biasa adalah “ black
VII. Diagnosis12
1. Anamnesis
a. Adanya demam tinggi terus menerus 38,50C atau lebih disertai batuk,
pilek, nyeri menelan mata merah dan silai bila terkena cahaya
b. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit. Didahului oleh suhu yang
meningkat lebih tinggi dari semula pada saat ini dapat mengalami
kejang
c. Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga
koplik
b. Ruam yang bertahan selama 5-6 hari, dimulai dari batas rambut
ekstremitas.
3. Pemeriksaan penunjang
rubela relatif tidak stabil dan tidak aktif oleh lipidpelarut, tripsin,
berlangsungbeberapa minggu.
panencephalitis – jarang
merah muda dan timbul lebih cepat dari campak. Pada penyakit ini
tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah
2. Eksantema subitum14
infeksi saluran nafas akut dan kelainan serebral. Gejala ini harus
HHV-6 didapat dari kasus kontak dan sumber infeksi primer HHV-6
dan demam tinggi akut (39 - 400 C), berlangsung 3 - 6 hari. Demam
tak terganggu oleh demam tinggi tsb. Biasanya diagnosis awal pend
inf primer HHV-6 adalah demam tanpa sebab yang jelas disertai
dengan HHV 6 dan gejala klinik yang ditimbukan pun mirip, dengan
3. Demam Skarlatina15
Demam Scarlet bisa terjadi pada usia berapapun, tapi paling sering
terjadi pada anak usia sekolah. Gejala biasanya mulai 1 sampai 5 hari
a. Ruam seperti amplas, paling sering di leher, dada, siku, dan pada
b. Demam tinggi
c. Sakit tenggorokan
d. lidah merah
bersin.
d. Temui dokter Anda jika Anda atau anak Anda memiliki gejala
demam berdarah
akhir musim dingin atau awal musim semi. Virus ditularkan melalui
sekitar 50% untuk itu, tinggal dengan orang yang terinfeksi sekitar
5. Kawasaki desease17
syndrome adalah salah satu vaskulitis akut pada anak yang paling
Kawasaki di Jepang pada tahun 1967 dan sampai saat ini masih
dan Asia.1 Penyakit ini 80% terjadi pada anak di bawah 5 tahun.
tahun masih memiliki antibodi dari ibunya dan anak >2 tahun telah
dipicu oleh beberapa agen mikrobial yang berbeda. Hal ini didukung
yang membahayakan.
cukup khas. Gambaran yang ditemui pada fase akut (dalam 1-2
hari) adalah eritema atau edema pada telapak tangan atau kaki.
Dalam 2-3 minggu setelah awitan demam, terjadi deskuamasi
periungual pada kuku jari kaki atau tangan. Setelah 1-2 bulan,
regio perineum.
bulbar dan tidak ditemui pada limbus. Injeksi ini tidak nyeri dan
faring.
cm.
mengalami AAK
tidak disertai batuk dan bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan
6. Alergi Obat18
7. Infeksi enterovirus19
tahun paling banyak terkena penyakit ini dan wabah dapat terjadi di
ekonomi yang rendah dan kondisi tempat tinggal yang padat sangat
yang menjadi vesikel berbentuk oval, elips atau segitiga berisi cairan
keabu-abuan. Aksis panjang lesi sejajar dengan garis kulit pada jari
8. Penyakit riketsia20
berbeda.
manusia; 4) lainnya
anaplasmosis.
paling efektif. Tanda dan gejala awal penyakit ini tidak spesifik atau
meniru penyakit lain,yang bisa membuat diagnosa menantang.
dikenali, dan sejak saat itu pada tahun 2004, tiga agen tambahan telah
pribadi(.
9. Meningokoksemia21
dan badan.
ruam kulit yang mirip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai
IX. Penatalaksanaan
pasien perlu rawat inap. Dirumah sakit pasien campak dirawat di bangsal
memperbaiki kebututan cairan dan diet yang memadai. vit min A 100.000
IU tiap hari.5
Dari data yang ada menunjukan proporsi kasus campak dengan status
diberi vitamin A lebih banyak dari pada yang tidak diberi vitamin A. Hal
pada tubuh seseorang. Hal ini mungkin terjadi karena status vitamin A
pada anak tidak cukup mampu untuk melawan infeksi virus. Pertahanan
a. Perawatan Suportif
b. Suplementasi Vitamin A
rendah dari 15%). Vaksin harus ditunda sampai setelah melahirkan pada
pasien hamil dan setidaknya 5 bulan pada siapa saja yang telah menerima
penyakit pada kontak yang rentan jika diberikan dalam 6 hari paparan.
lebih muda dari 6 bulan yang dilahirkan untuk ibu tanpa kekebalan
a. Bronkopneumonia
b. Enteritis
enteritis+dehidrasi
c. Otitis media
dalam 2 dosis)
d. Ensefalopati
X. Komplikasi 5
1. Laringitis
2. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah komplikasi campak yang sering
3. Kejang demam
4. Ensefalitis
terjadi,biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah timbul ruam, dan sejumlah
susunansaraf pusat yang disebabkan oleh infeksi oleh virus campak yang
persisten,suatu penyulit lambat yang jarang terjadi. Semenjak penggunaan
Sebagian besar antigen campak terdapat dalam badan inklusi dan selotak
yang terinfeksi, tetapi tidak ada partikel virus matur. Replikasi viruscacat
dapat juga terjadi kebutaan. Pada tahap akhir daripenyakit, pasien dapat
6. Otitis media
Invasi virus ke telinga tengah umumya terjadi pada campak.
danmencret pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam
8. Konjungtivitis
XI. Pencegahan
anak berusia 12-15 bulan dan 4-6 tahun. Vaksin MMRV (yang
dapat diberikan pada anak 12 bulan-12 tahun. Dosis kedua MMR bukan
kegagalan vaksin yang telah diberikan pertama kali, yaitu sebesar 5%.
memiliki gejala imunosupresif berat, pasien kanker anak yang sedang dalam
remisi yang tidak menerima kemoterapi dalm waktu 3 bulan, anak yang tidak
XII. Prognosis
limiting disease. 10
DAFTAR PUSTAKA
2. Nurani, DS., Praba G., Lintang DS. 2012. Gambaran epidemiologi kasus
5. Soedarmo SSP, Henry G, Sri rezeki SH, Hindra IS.2008. Campak dalam
buku ajar infeksi dan pediatri tropis.Ed II. Jakarta: IDAI.hal 109-118
14 agustus 2017.
11. Rahayu T, Alan RT. 2012. Gambaran klinis penyakit eksantema akut pada
13. Centers for Disease Control and Prevention Epidemiology and Prevention
of Vaccine Preventable Diseases. 2015. 13th Edition National Centre For
Immunisation Research and Surveillance.
14. Divisi penyakit infeksi dan pediatri tropic. 2011. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Univeristas Airlangga/ RS Dr
Sutomo Surabaya.P2KB_ Dermatoses & STIs Associated with Travel to
Tropical Countries. Surabaya, 22 - 23 Oktober
15. Maryland Department of Health Infectious Disease Epidemiology and
Outbreak Response Bureau Prevention and Health Promotion
Administration. Februari 2013
16. Jessica T. Servey, Lt Col (Sel), Usaf, Mc, Travis Air Force Base. 2007.
Clinical Presentations of Parvovirus B19 Infection. American Academy of
Family Physicians.Volume 75, Number 3.February 1.
17. Natharina Yolanda. Panduan Diagnosis dan Terapi Kawasaki
Disease.2015. Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Atma Jaya, Jakarta,
Indonesia. CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015
18. Mariyono HH, Suryani K. 2008. Adverse drug reaction. Jurnal penyakit
dalam, Vol 9 no.2 mei
19. Andriyani C, Heriwati D, Sawitri. 2010. Hand-Foot- and Mouth desease.
Vol 22 no.2 agustus. Staf medik fungsional ilmu kulit dan kelamin FK
unair Surabaya
20. Diagnosis and Management of Tickborne Rickettsial Diseases: Rocky
Mountain Spotted Fever and Other Spotted Fever Group Rickettsioses,
Ehrlichioses, and Anaplasmosis. 2016. United StatesA Practical Guide for
Health Care and Public Health Professionals. Center for disease control
and prevention. May13
21. Rahayu T, Alan R. Tumbelaka. Gambaran Klinis Penyakit Eksantema
Akut Pada Anak. 2001.Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember : 104 – 113
22. Chen S, Steele W.E. Measles Treatment and Management. Medscape.