1. N a m a
Golongan (1,4)
Garam anorganik; Garam logam anorganik.
Deskripsi (1,2,7)
Padatan (kristal padat), berbentuk serbuk; berbau tajam dan mengiritasi;
berwarna putih, kuning atau abu-abu; berasa manis, asam. Dapat
mengalami perubahan dari bentuk serbuk menjadi cair jika terpapar dan
mengabsorbsi kelembapan dari udara. Rumus molekul AlCl3; Berat molekul
133,34; Larut dalam alkohol, karbon tetraklorida, benzofenon, nitrobenzen,
eter, dan benzen. Sedikit larut dalam kloroform; Titik lebur 190oC (374oF);
Tekanan uap 1 mmHg @ 100oC; Berat jenis (air=1) 2,44 @ 25oC.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 04) (1,2,3,5):
Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 2 = Reaktif
C = Korosif
R 34 = Menyebabkan terbakar
R 36/38 = Iritasi pada mata dan kulit
S 1/2½ = Jaga agar pada posisi menghadap ke atas dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak
S 7/8 = Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat dan
kering
S 26 = Jika terkena mata, bilas segera dengan air yang
banyak lalu segera cari pertolongan medis
S 28 = Setelah kontak dengan kulit, cuci segera dengan
sejumlah besar .... (ditunjukkan oleh produsen)
S 36/37/39 = Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan,
dan pelindung mata/wajah
S 45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat,
jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah
sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)
3. Penggunaan (4,6,8)
Alumunium klorida digunakan dalam manufaktur cat, sebagai bahan aktif
dalam antiperspirant, penyulingan minyak, produksi karet sintetik, pembuatan
detergen, sebagai pelumas dan pengwet kayu. Aluminum klorida adalah
Asam Lewis yang paling umum digunakan. Aplikasinya dipakai di industri
kimia, sebagai katalis dari reaksi Friedel–Crafts, baik sebagai akilasi dan
alkilasi, contohnya untuk preparasi antraquinone (industri zat pewarna) dari
benzen dan fosgen. Produk yang dihasilkan antara lain detergen dan
etilbenzen. Zat ini juga digunakan pada reaksi polimerisasi dan isomerisasi
hidrokarbon. Digunakan untuk pengolahan air dan sebagai astringent dalam
kosmetik.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ (1)
Bahaya utama terhadap kesehatan: Luka bakar pada saluran napas, kulit,
mata, dan membran mukosa.
Bahaya Fisik: Dapat bereaksi dengan udara, panas, cahaya, atau air.
Tertelan
Luka bakar
6. Penyimpanan (1,2,3)
Simpan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku.
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan.
Simpan pada ruangan yang sejuk dan kering.
Hindarkan kontak dengan air atau lembab.
Hindarkan kontak dengan cahaya.
Jaga agar wadah tetap kering dan tertutup rapat.
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan (1,2,7)
Data toksisitas:
LD50 oral-tikus 3450 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus 315 mg/kg; LD50 oral-
mencit 1130 mg/kg; LD50 oral-mencit 3805 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-
mencit 390 mg/kg; LD50 kulit-kelinci >2 gm/kg; TDLo oral-tikus 9380 mg/kg/52
hari intermittent; TDLo oral-tikus (rat) 2307 mg/kg/26 minggu intermittent;
TDLo oral-tikus 100 gm/kg/48 minggu terus-menerus; TDLo intraperitoneal-
tikus 99 mg/kg/5 hari intermittent; TDLo intravena-tikus 15 mg/kg/3 hari
intermittent; TDLo oral-mencit 8421 mg/kg/40 hari terus-menerus.
Efek lokal
Korosif: inhalasi, kulit, mata, tertelan (1).
Toksisitas pada invertebrata: EC50 (48 jam, imobilisasi) kutu air (Daphnia
magna) 3900 µg/L
Toksisitas pada alga: EC50 (96 jam, biomassa) alga hijau (Selenastrum
capricornutum) 460 µg/L
Toksisitas pada amfibi: LC50 (7 jam, mortalitas) katak bermulut kecil, narrow
mouthed forg (Microhyla carolinensis) 50 µg/L
Biokonsentrasi: 250 µg/L selama 3 jam BCFD (residu) mussel (Unio pictorum)
166,8 µg/L
(2)
Produk biodegradasi : Tidak ada bahaya produk dalam jangka pendek,
tetapi.kemungkinan timbul produk degradasi dalam jangka panjang.
(2)
Toksisitas dari produk biodegradasi : Produk hasil degradasi bersifat lebih
toksik.
Tertelan
Alumunium klorida: Garam logam yang bersifat korosif dapat menyebabkan
nyeri terbakar di mulut dan kerongkongan, serta luka bakar hebat di membran
mukosa. Dapat terjadi perubahan warna pada jaringan. Mula-mula dapat
timbul kesulitan menelan dan berbicara yang kemudian akan menjadi
semakin parah. Dapat pula terjadi muntah, diare berdarah dan berair,
tenesmus, hemolisis, hematuria, kerusakan ginjal, anuria, kerusakan hati
yang disertai jaundice, hipotensi, pingsan, dan konvulsi. Pada hewan uji yang
diberikan bahan secara oral dapat menimbulkan letargi, anoreksia, dan
kematian.
Keracunan Kronik
Terhirup
Alumunium klorida: Paparan zat korosif ini dalam waktu lama dan berulang
dapat menyebabkan inflamasi dan pembentukan ulser di mulut, pembusukan
gigi, serta gangguan bronkial dan pencernaan, tergantung pada konsentrasi
dan durasi paparan.
Tertelan
Alumunium klorida: Tergantung pada konsentrasinya, paparan berulang zat
ini dapat menyebabkan efek yang sama seperti pada efek akutnya. Paparan
alumunium klorida 100–200 mg/kg jangka panjang pada tikus menyebabkan
hambatan dalam pertumbuhan dan gangguan metabolisme fosfat dan
karbohidrat. Dilaporkan adanya efek pada reproduksi hewan uji.
9. Pertolongan Pertama (1)
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Jika
diperlukan, gunakan masker berkatup atau alat yang serupa untuk melakukan
pernapasan buatan (jaga pernapasan). Istirahatkan tubuh dan jaga tetap
hangat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Jangan membuat korban yang tidak sadar muntah atau minum cairan.
Berikan air putih atau susu. Jika terjadi muntah, jaga agar kepala lebih
rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien tidak sadar,
posisikan kepala menoleh ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin diguyur perlahan selama 1520 menit atau
sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada kondisi penggunaan bahan yang sering atau paparan berat
kemungkinan diperlukan pelindung pernapasan. Pelindung pernapasan
diurutkan mulai dari minimun hingga maksimum. Perhatikan sifat peringatan
sebelum penggunaan.
Setiap respirator debu dan kabut yang dilengkapi masker wajah penuh.
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan
penyaring partikel berefisiensi tinggi.
Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga dan dilengkapi masker wajah
penuh serta penyaring partikel yang berefisiensi tinggi.
Setiap alat pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker wajah penuh.
Kebakaran besar: Basahi dengan air dari tempat yang terlindungi atau dari
jarak yang aman.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2012
------------------------------------------------------------------------------------------------------------