Fokus Utama
2017 untuk Bantuan Dasar Hidup Pediatrik dan
Fokus utama ini meringkas masalah dan perubahan utama pada pembaruan pedoman American Heart Association (AHA)
2017 untuk bantuan dasar hidup pediatrik dan dewasa (BLS) dan untuk resusitasi jantung paru kardiopulmonari (CPR)
dan layanan kardiovaskular darurat (ECC).
BLS Dewasa dan Kualitas CPR
Ringkasan Masalah Utama dan
Perubahan Besar
Topik yang ditinjau di sini mencakup hal
berikut:
• CPR yang didampingi operator
• Penggunaan kompresi dada yang terus-
menerus vs terputus-putus oleh penyedia
layanan medis darurat (EMS)
• Penggunaan CPR kompresi dada saja
(Tangan Saja) vs CPR menggunakan
kompresi dada dengan ventilasi pada
lokasi di rumah sakit dan di luar rumah
sakit
Dalam permohonan Jaringan Pelatihan
AHA, kami memberikan deskripsi penolong
tidak terlatih sebagai berikut:
1. Tidak terlatih
2. Terlatih untuk CPR kompresi dada saja
3. Terlatih untuk CPR menggunakan
kompresi dada dan ventilasi (napas
buatan)
CPR yang didampingi operator
2017 (Diperbarui): Kami merekomendasikan
jika instruksi pendamping diperlukan,
pendamping harus memberikan instruksi
CPR kompresi dada saja kepada pemanggil
untuk orang dewasa dengan dugaan
serangan jantung di luar rumah sakit
(OHCA).
2015 (Lama): Pendamping harus
memberikan instruksi CPR kompresi
dada saja kepada pemanggil untuk orang
dewasa dengan dugaan OHCA.
Alasannya: Ringkasan dan tinjauan
sistematis BLS International Consensus
on CPR and ECC Science With Treatment
Recommendations (CoSTR) 2017 dianggap
sebagai instruksi untuk CPR kompresi dada
saja dengan pendamping untuk pasien
OHCA. Tidak ada penelitian terbaru yang
ditinjau untuk topik ini.
© 2017 American Heart Association
7 November 2017
JN0776
Pembaruan Pedoman American Heart Association
Dewasa dan Kualitas CPR
CPR oleh Pendamping
2017 (Diperbarui):
1. Untuk dewasa dengan OHCA, penolong
yang tidak terlatih harus memberikan
CPR kompresi dada saja dengan atau
tanpa bantuan pendamping.
2. Untuk penolong tidak terlatih yang terlatih
dengan CPR kompresi dada saja, kami
menyarankan agar mereka memberikan
CPR kompresi dada saja untuk dewasa
yang mengalami OHCA.
3. Untuk penolong tidak terlatih yang terlatih
dengan CPR menggunakan kompresi
dada dan ventilasi (napas buatan),
mungkin dapat memberikan ventilasi
(napas buatan) selain kompresi dada
untuk dewasa yang mengalami OHCA.
2015 (Lama):
1. Untuk penolong tidak terlatih, CPR
kompresi saja adalah alternatif yang
memungkinkan untuk CPR konvensional
bagi pasien dewasa yang mengalami
serangan jantung.
2. Untuk penolong tidak terlatih yang
terlatih, dapat memberikan ventilasi
selain kompresi dada untuk dewasa
yang mengalami serangan jantung.
3. Untuk penolong tidak terlatih yang
terlatih, dapat memberikan ventilasi
selain kompresi dada untuk dewasa
yang mengalami serangan jantung.
Alasannya: Ringkasan dan tinjauan sistematis
BLS CoSTR 2017 membandingkan
pendamping yang menggunakan
CPR kompresi dada saja dengan CPR
menggunakan kompresi dada dan ventilasi
(napas buatan).
CPR oleh EMS
2017 (Diperbarui):
1. Sebaiknya sebelum penempatan
saluran udara lanjutan (saluran udara
supraglotik atau saluran trakea), penyedia
EMS memberikan CPR dengan siklus
30 kompresi dan 2 napas. Penyedia EMS
dapat menggunakan tingkat 10 napas
per menit (1 napas setiap 6 detik) untuk
memberikan ventilasi asinkroni selama
kompresi dada terus-menerus sebelum
penempatan saluran udara lanjutan.
2. Rekomendasi yang diperbarui ini tidak
menghalangi rekomendasi 2015 yang
menjadi alternatif yang memungkinkan
sistem EMS menerapkan paket
perawatan sebagai penggunaan awal
dari kompresi dada dengan gangguan
yang minim (seperti ventilasi yang
tertunda) untuk OHCA yang terlihat
terjatuh.
2015 (Lama):
1. Selama pasien tidak memiliki saluran
udara lanjutan yang terpasang, penolong
harus memberikan siklus 30 kompresi
dan 2 napas selama CPR. Penolong
memberikan napas buatan selama jeda
di antara kompresi dan memberikan
setiap napas kira-kira selama 1 detik.
2. Namun, dalam sistem EMS yang
menggunakan paket perawatan yang
mencakup kompresi dada secara terus-
menerus, penggunaan teknik ventilasi
pasif dapat dipertimbangkan sebagai
bagian dari paket tersebut.
Alasannya: Ringkasan dan tinjauan sistematis
BLS CoSTR 2017 mempertimbangkan
penggunaan kompresi dada yang terus-
menerus vs terputus-putus saat penyedia
EMS melakukan CPR menggunakan
kompresi dada dan ventilasi sebelum
penempatan saluran udara lanjutan.
Konten BLS Dewasa dan Kualitas CPR
CPR untuk Serangan Jantung
2017 (Diperbarui): Kapan pun saluran udara
lanjutan (saluran trakea dan perangkat
supraglotik) dimasukkan selama CPR,
penyedia dapat melakukan kompresi terus-
menerus dengan ventilasi bertekanan positif
yang diberikan tanpa jeda pada kompresi
dada.
2017 (Tidak Diubah): Penyedia dapat
memberikan 1 napas setiap 6 detik
(10 napas per menit) saat kompresi dada
terus-menerus dilakukan.
BLS Pediatrik dan Kualitas CPR
Ringkasan Masalah Utama dan
Perubahan Besar
Perubahan untuk BLS pediatrik merupakan
hasil dari pertimbangan manfaat
kelangsungan hidup dari CPR dengan
kompresi dada dan napas buatan di
dalam CPR kompresi dada saja, dengan
kesimpulan bahwa manfaat bertahap dari
napas buatan menimbulkan rekomendasi
yang berbeda. Topik yang ditinjau di sini
mencakup hal berikut:
• Menegaskan kembali bahwa kompresi
dan ventilasi diperlukan untuk bayi dan
anak yang mengalami serangan jantung
• Sangat disarankan jika pendamping yang
tidak ingin atau tidak dapat memberikan
napas buatan harus dapat memberikan
kompresi dada untuk bayi dan anak-anak
Untuk mengunduh versi lengkap dari
pembaruan pedoman BLS 2017 Pediatrik,
kunjungi https://eccguidelines.heart.org,
atau unduh aplikasi pembaca kode QR dan
pindai kode QR berikut dengan ponsel Anda.
2015 (Lama): Jika korban memiliki saluran
udara lanjutan selama CPR, penolong tidak
dapat memberikan siklus 30 kompresi dan
2 napas (mereka tidak lagi mengganggu
kompresi untuk memberikan 2 napas).
Sebaliknya, penyedia dapat memberikan
1 napas setiap 6 detik (10 napas per
menit) saat kompresi dada terus-menerus
dilakukan.
Alasannya: Ringkasan dan tinjauan
sistematis BLS CoSTR 2017
mempertimbangkan penggunaan kompresi
dada yang terus-menerus vs terputus-putus
setelah penempatan saluran udara lanjutan
pada pengaturan rumah sakit. Tidak ada
penelitian terbaru yang ditinjau untuk
topik ini.
Komponen dari CPR
Berkualitas Tinggi:
BLS Pediatrik
2017 (Diperbarui): Kompresi dada dengan
napas buatan seharusnya diberikan untuk
bayi dan anak-anak yang mengalami
serangan jantung.
2015 (Lama): CPR Konvensional (kompresi
dada dan napas buatan) seharusnya
diberikan untuk serangan jantung pediatrik.
Alasannya: Berdasarkan pada bukti
yang terus berkembang sejak publikasi
Pembaruan Panduan 2015, rekomendasi
untuk memberikan CPR menggunakan
kompresi dada dengan napas buatan
ke bayi dan anak-anak yang mengalami
serangan jantung adalah memungkinkan.
Rasio Kompresi Dada dengan Ventilasi
2017 (Diperbarui): Penolong yang terlatih
dalam CPR dengan kompresi dada dan
ventilasi (napas buatan) dapat memberikan
rasio kompresi dengan ventilasi sebesar
30:2 untuk dewasa yang mengalami
serangan jantung.
2015 (Lama): Penolong dapat memberikan
rasio kompresi dengan ventilasi sebesar
30:2 untuk dewasa yang mengalami
serangan jantung.
Alasannya: Ringkasan dan tinjauan
sistematis BLS CoSTR 2017
mempertimbangkan rasio kompresi
dengan ventilasi untuk BLS Dewasa.
Tidak ada penelitian terbaru yang ditinjau
untuk topik ini.
Komponen dari CPR
Berkualitas Tinggi:
CPR Kompresi Dada Saja
2017 (Diperbarui): Jika pendamping tidak
ingin atau tidak dapat memberikan
napas buatan, kami menyarankan bahwa
penolong memberikan kompresi dada
untuk bayi dan anak-anak yang mengalami
serangan jantung.
2015 (Lama): Karena CPR kompresi dada
efektif bagi pasien dengan serangan jantung
primer, jika penolong tidak ingin atau tidak
dapat memberikan napas buatan, kami
menyarankan penolong melakukan CPR
kompresi saja untuk bayi dan anak-anak
yang mengalami serangan jantung.
Alasannya: Dibandingkan dengan
manfaat kelangsungan hidup dari CPR
menggunakan kompresi dada dan napas
buatan terhadap kenyamanan menerapkan
rekomendasi CPR kompresi dada saja
untuk dewasa, kami menyimpulkan bahwa
manfaat bertahap dari napas buatan
menimbulkan rekomendasi yang berbeda.