Anda di halaman 1dari 2

Merasakan Manisnya Iman itu dengan Amal

Jika iman hanya dipelajari secara teoriti saja. Apalagi tanpa diamalkan dan tidak
ada pengorbanan maka percayalah iman tidak dapat dapat dirasakan kehadirannya,
peningkatannya. Jangan sampai kita rajin menghadiri forum-forum pengajian tapi kita
enggan mengamalkannya. Masih ada sifat malas untuk belajar lebih banyak tentang
islam apalagi menyampaikannya.
Sejarah banyak mengajari kita manisnya iman akan bisa dirasakan ketika jiwa
raga seseorang menceburkan dirinya di dalam segala bentuk aktivitas ataupun
pekerjaan yang menyangkut hajat hidup umat Islam dan demi tegaknya peradaban
Islam. Dengan sistem Islam, syariat akan bisa diterapkan secara sempurna. Bagaimana
kondisi ketika belum ada sistem Islam, menjalankan syariat dan mengembannya agar
sistem Islam terwujud menjadi tuntutan bagi setiap muslim.
Perlu diketahui bahwa dahulu para sahabat Nabi sangat antusias dalam jihad,
Karena dalam jihad ada manisnya iman yang tak bisa dirasakan melainkan dengan
mencicipi dan lebih jauh menikmatinya. Sebagian ulama larut dengan aktivitas
mengajarkan ilmu dan bersedekah setiap hari. Mengapa mereka terus melakukannya?
Karena manisnya iman semakin bisa di rasakan. Maka sudahkah waktu kita, tenaga
kita, pikiran kita kita curahkan untuk Islam?
Oleh karena itu penting dipahami, bahwa untuk meningkatkan iman dan taqwa
adalah dengan langsung menjalankan segala macam bentuk amalan bahkan
perjuangan dan pengorbanan bagi tegaknya iman dan peradaban Islam. Di sini kita
mulai dari berdakwah dengan mendakwahkan Islam kaffah secara berjamaah agar
umat semakin merasa memiliki, merindukan, dan menginginkan tegaknya kembali yaitu
sistem Islam khilafah Islamiyah
Dalam bukuKuliah Syahadat dikatakan bahwa mencari pengalaman melalui
keterlibatan langsunglah satu-satunya cara paling efektif untuk merasakan sendiri
halawatul Iman (manisnya iman) atau kenikmatan beriman. Bagaimana mungkin umat
bisa menikmati kalau belum pernah mengalami, akan sangat berbeda bobot keyakinan
yang diperoleh lewat berita dibandingkan dengan yang dirasakan secara langsung.” .
mari kita takar keimanan dan sejauh mana kita mengamalkan dan mendakwahkan
Islam.
Itulah mengapa di dalam Islam banyak sekali perintah yang mesti dilakukan oleh
umat Islam di mana sebagian besar di antaranya hanya dapat dilakukan oleh mereka
yang benar-benar meyakini ajaran Islam, sehingga mereka inilah orang yang dapat
merasakan keindahan sekaligus mampu merepresentasikan keindahan ajaran Islam.
Seperti menerapkan pergaulan islam, sistem ekonomi islam, politik Islam dll yang harus
di sampaikan ditengah-tengah umat dan di perjuangkan.
Sebagai contoh, bukti yang paling dekat dengan kehidupan kita hari ini adalah
Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh jutaan kaum muslimin di ibukota Jakarta. Mereka
yang merasakan guyuran hujan saat sholat Jumat,dan semangat mendengarkan
khutbah, beserta saling terima dan lempar senyum kepada sesama kaum Muslimin
akan merasakan sebuah getaran iman yang luar biasa, yang tak mudah untuk
dipaparkan secara lisan apalagi tulisan, dan tidak mungkin bisa dirasakan secara utuh
manisnya perasaan kala itu, sejuk dan damainya jiwa saat itu, kecuali oleh mereka
yang hadir merasakan secara langsung betapa hebatnya Aksi itu.
Lebih jauh bisa kita lihat dalam kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wa Sallam dari berbagai sisi. Dari sisi ibadah beliau mampu menghidupkan malam-
malam dengan sholat, dari sisi kepedulian beliau menjadi orang yang sangat gelisah
apabila di dalam rumah masih ada harta yang belum disedekahkan. Dari sisi
kepemimpinan beliau adalah orang yang paling mengkhawatirkan nasib umatnya
sampai-sampai menjelang wafatnya beliau masih mengatakan, “ummati, ummati,
ummati.” Seharusnya kita teladani Rasullullah, dimana kita tidak hanya memikirkan diri
sendiri dan keluarga tapi terlebih memikirkan umat.
Di sisi lain kita juga dapat menemukan heroisme para sahabat dalam mencari
keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala, mereka yang memiliki harta dengan
mengorbankan untuk agama, mereka yang memiliki tekad belajar rela melakukan
apapun demi mendapatkan ilmu dari sisi Rasulullah, dan mereka yang memiliki
keterampilan memimpin pasukan, senantiasa menghabiskan umur dan tenaganya
untuk memenangkan agama Allah.
Ini semua menunjukkan kepada kita bahwa jika benar-benar ingin merasakan
manisnya Iman di dalam hati, maka tidak ada cara lain kecuali menguatkan niat,
memantapkan tekad untuk terjun langsung melakukan hal-hal yang strategis lagi
dibutuhkan untuk kemaslahatan umat Islam.
Tanpa itu maka boleh jadi kita hanya akan menjadi seorang Muslim yang belum
pernah benar-benar merasakan manisnya iman dan pada saat yang sama kita hanya
menjadi pribadi yang merasa puas dan cukup menjadi Muslim yang hanya menjalankan
ibadah-ibadah ritual, namun abai dalam menjalankan fungsi diri sebagai pemimpin,
khalifah Allah di muka bumi ini.
Seperti ditegaskan dalam “Rekonstruksi Pemikiran Religius di dalam Islam” bahwa Al-
Quran adalah sebuah kitab yang menekankan ‘perbuatan’ daripada ‘pemikiran,’ ini
menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang keindahannya hanya bisa ditampilkan
manakah umatnya benar-benar siap untuk menjadi garda yang terdepan dalam
mengamalkan ajaran Islam. Jadi mari kita belomba-lomba dalam amal kebaikan dan
menyampaikan agama alloh dalam menegakkan Islam.

Anda mungkin juga menyukai