3880 13502 2 PB
3880 13502 2 PB
Abstract. This study aims to determine the characterization of anthocyanin dye from unfermented cocoa
beans as a natural dye. The extraction of an anthocyanin dye using ethanol solvent with two types of
acids i.e. acetic acid and oxalic acid at pH 2, 3 and 4. The result showed that the extraction solution was
identified as red solution. The results of anthocyanin dye extract test from cocoa beans with ethanol
pretation with acetic acid each at pH 2: antosianin level 4.156%, antioxidant activity 91.91%, color intensity
0.288, pH 3 antosianin 4.499%, antioxidant activity 91.92%, color intensity 0.430 and pH 4 anthocyanin
content 2.221%, antioxidant activity 88.08%, color intensity 0.194. While the use of solvent ethanol
and oxalic acid is pH 2 levels of anthocyanin 4.156%, antioxidant activity 61.17%, color intensity 0.223,
pH 3 antosianin 4.499%, antioxidant activity 49.83%, color intensity 0.356. and pH 4 levels of anthocyanin
2.221%, antioxidant activity 69.74%, color intensity 0.143. The test results showed that the extract with the
use of ethanol and acetic acid solvent at pH 3 gave better result than the other extract.
Keywords: anthocyanin preparations, natural dyes, unfermented cocoa beans
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi zat warna antosianin dari biji kakao
non fermentasi sebagai sumber zat warna alami. Ekstraksi zat warna antosianin menggunakan pelarut
etanol dengan dua jenis asam yaitu asam asetat dan asam oksalat pada pH 2, 3 dan 4. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak teridentifikasi sebagai larutan berwarna merah. Hasil pengujian ekstrak zat
warna antosianin dari biji kakao dengan pelarut etanol dan asam asetat pada pH 2 adalah sebagai
berikut kadar antosianin = 4,156%, aktivitas antioksidan = 91,91%, intensitas warna = 0,288, pada pH
3, kadar antosianin = 4,499%, aktivitas antioksidan = 91,92%, intensitas warna = 0,430 dan pada pH
4, kadar antosianin = 2,221%, aktivitas antioksidan = 88,08%, intensitas warna = 0,194. Sedangkan
pada penggunan pelarut etanol dan asam oksalat, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: pada
pH 2, kadar antosianin = 4,156%, aktivitas antioksidan = 61,17%, intensitas warna = 0,223, pada pH 3,
kadar antosianin = 4,499%, aktivitas antioksidan = 49,83%, intensitas warna = 0,356 dan pada pH 4,
kadar antosianin = 2,221%, aktivitas antioksidan = 69,74%, intensitas warna = 0,143. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ekstrak dengan pelarut etanol dan asam asetat pada pH 3 memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan ekstrak lainnya.
Kata kunci: sediaan antosianin, zat warna alami, biji kakao non fermentasi
biogenik (fenil etil amin, tiramin, triptamin dan bertujuan untuk mengetahui karakterisasi
serotonin), alkaloid isokuinolin (salsolinol), zat warna antosianin dari biji kakao non
tanin katekin (oligomerik proantosianidin) fermentasi sebagai sumber zat warna alami.
dan oksalat (Hii et al., 2009).
Antosianin merupakan pigmen METODOLOGI PENELITIAN
berwarna merah, ungu dan biru yang biasa
Alat dan Bahan
terdapat pada tanaman. Antosianin dapat
Alat yang digunakan pada penelitian
menggantikan penggunaan pewarna sintetik
ini antara lain : timbangan, neraca analitik,
rhodamin B, carmoisin, dan amaranth sebagai
lumpang alu, rotary evaporator, oven,
pewarna merah pada produk pangan. JEFCA
penangas air, pH meter, cawan penguap,
(Joint FAO/WHO Expert Committee on Food
mixer, waskom stainless steel, lumpang
Additives) telah menyatakan bahwa ekstrak
porcelain, corong, botol plastik, beaker glass,
yang mengandung antosianin memiliki efek
gelas ukur, sendok takar, gelas pengaduk,
toksisitas yang rendah. Selain berperan
toples kaca, masker, sarung tangan, wadah
sebagai pewarna makanan, antosianin juga
pengering.
dipercaya berperan dalam sistem biologis,
Sedangkan bahan yang digunakan
termasuk kemampuannya sebagai pengikat
adalah biji kakao non fermentasi, etanol,
radikal bebas dan kemampuan untuk
asam sitrat, asam asetat, natrium hidroksida,
menghambat tahap inisiasi reaksi kimiawi
aquabides, kertas pH, kertas saring.
yang menyebabkan karsinogenesis (Arivani,
2010). Antosianin dapat memberikan
Metode Penelitian
manfaat bagi kesehatan manusia.
seperti antineoplastik, antikarsinogenik, Data kadar antosianin, karakteristik,
antiatherogenik, antiviral, dan efek anti- intensitas warna, aktivitas antioksidan dan
inflamsi, menurunkan permeabilitas dan efek iritasi pada kulit dari sediaan antosianin
fragilitas kapiler, menghambat agregasi diperoleh dari hasil eksperimen dan uji
platelet serta immunitas. Semua aktivitas laboratorium.
ini didasarkan pada peranan sebagai Prosedur penelitian meliputi hal-hal
antioksidan. Antosianin merupakan senyawa berikut.
flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai 1. Penyiapan bahan baku
antioksidan. Penyiapan biji kakao non fermentasi
Beberapa bahan yang dapat diekstrak mengikuti metode standar (Sri Mulato
sebagai sumber pewarna alami yang et al., 1995). Pengeringan biji kakao
mengandung antosianin yaitu kelopak bunga melalui penjemuran dibawah sinar
rosella, kubis merah, ubi jalar ungu, bunga matahari selama 5 jam setiap hari
kana, buah duwet, strawberry, daun bayam selama 5 hari, untuk mendapatkan
merah, kulit rambutan, kulit buah anggur biji kakao kadar air 7%. Selanjutnya
dan kulit manggis (Endang et al., 2009). biji kakao dipisahkan dari kulit arinya,
Umumnya cara mengekstrak antosianin sebelum digiling.
menggunakan pelarut dan asam. Fungsi 2. Ekstraksi zat warna
pelarut untuk ekstrak antosianin merupakan Pada tahap ini untuk setiap
faktor yang menentukan kualitas dari suatu eksperimen dilakukan ekstraksi zat
ekstraksi, dan memiliki daya yang besar warna alami dari 1 kg biji kakao (nib)
untuk melarutkan. Sedangkan penambahan secara maserasi selama 2 x 24 jam,
asam berfungsi untuk lebih mengoptimalkan menggunakan 2 liter pelarut etanol
ekstraksi antosianin. Dalam penelitian yang dengan penambahan untuk dua jenis
dilakukan Saati dan Elfi Anis (2002) pelarut asam yaitu asam oksalat dan asam
dan asam yang terbaik yaitu etanol 96% asetat masing-masing pada pH 2, 3
dengan asam asetat pada proses ekstraksi dan 4. Ekstraksi dilakukan sebanyak
antosianin dari bunga kana. Penelitian tiga kali. Hasil ekstraksi disaring dan
Gambar 1. Perubahan struktur akibat pengaruh penambahan buffer pH (Sumber: Lee, et. al,
2005 dalam Nurlela dan Siregar (2011).
Sari at al., (2003) menyatakan bahwa semakin kuat suatu asam karena semakin
pada pH rendah sebagian besar antosianin besar jumlah ion hidrogen yang dilepaskan
terdapat dalam bentuk kation flavilium yang ke dalam larutan. Dalam hal ini, asam
berwarna merah, sedangkan senyawa basa asetat merupakan asam organik lebih kuat
karbinol yang tidak berwarna relatif kecil jika dibandingkan dengan asam oksalat.
jumlahnya. Peningkatan pH memperbanyak Selain itu asam asetat juga merupakan
senyawa basa karbinol dan kalkon yang asam monoprotik, yang berarti dapat
tidak berwarna. Hal ini diperkuat oleh berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya
pernyataan Sudarmanto (1990) bahwa sekali sedangkan asam oksalat melepaskan
inti flavilium pigmen antosianin bersifat H+ dua kali. Keadaan yang semakin asam
defisien elektron sehingga sangat reaktif dan menyebabkan pigmen antosianin berada
mudah mengalami reaksi yang umumnya dalam bentuk kation flavilium atau oxonium
menyebabkan dekolorasi warna. yang berwarna dan pengukuran absorbansi
Hasil ekstrak yang diperoleh juga akan menunjukkan jumlah antosianin
dipengaruhi oleh jenis asam organik yang yang semakin besar dan menyebabkan
digunakan. Hal tersebut disebabkan karena dinding sel vakuola yang pecah sehingga
perbedaan derajat disosiasi dari asam yang semakin banyak antosianin yang terekstrak
digunakan. Tetapan disosiasi dari asam (Fennema, 1985).
asetat lebih besar daripada tetapan disosiasi
dari asam oksalat. Tetapan disosiasi untuk Uji Stabilitas Warna
asam asetat adalah 1,75 x 10-5 dan asam Tabel 2 menunjukan serapan ekstrak
oksalat adalah 5,4 x 10-5, 5,2 x 10-5 (Vogel yang diperoleh pada berbagai panjang
1987). Semakin besar tetapan disosiasi gelombang.
berubah menjadi bentuk netralnya. Aktivitas menghasilkan warna kuning yang merupakan
antioksidan merupakan kemampuan suatu ciri spesifik dari reaksi radikal DPPH (Kiay
senyawa melepaskan atom hidrogennya et al., 2011). Vitamin C yang digunakan
untuk menetralkan elektron yang tidak sebagai pembanding, pada konsentrasi 500
berpasangan pada senyawa radikal bebas. ppm memberikan aktivitas sebesar 92,80%
Pada prinsipnya metode penangkal radikal sedangkan pada konsentrasi vitamin C 1000
bebas merupakan pengukuran penangkalan ppm, aktivitas antioksidan adalah sebesar
radikal bebas sintetik dalam pelarut organik 92,89%. Hasil ini menunjukan bahwa aktivitas
polar seperti metanol pada suhu kamar oleh antioksidan ekstrak zat warna antosianin
suatu senyawa yang mempunyai aktivitas dari biji kakao non fermentasi merupakan
antioksidan. Proses penangkalan radikal aktivitas antioksidan yang kuat dan setara
bebas ini melalui mekanisme pengambilan dengan aktivitas antioksidan vitamin C.
atom hidrogen dari senyawa antioksidan Untuk penentuan IC50 kurva regresi
oleh radikal bebas sehingga radikal bebas dibuat antara persentasi penangkal radikal
menangkap satu elektron dari antioksidan. bebas terhadap konsentrasi larutan uji.
Radikal bebas sintetik yang digunakan Besarnya aktivitas antioksidan ditandai
adalah DPPH, senyawa ini bereaksi dengan dengan besarnya nilai IC50, yaitu konsentrasi
senyawa antioksidan melalui pengambilan larutan sampel yang dibutuhkan untuk
atom hidrogen dari senyawa antioksidan menghambat 50% radikal bebas DPPH. Hasil
untuk mendapatkan pasangan elektron. perhitungan nilai IC50 dari masing-masing
Keberadaan sebuah antioksidan yang dapat ekstrak zat warna antosianin dari biji kakao
menyumbangkan elektron kepada DPPH non fermentasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai IC50 dari Ekstrak Biji Kakao
Berdasarkan hasil pengujian aktivitas nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL. Semakin
antioksidan dengan menggunakan metode kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas
DPPH terhadap ekstrak zat warna antosianin antioksidannya (Sinaga, 2009). Suatu
dari biji kakao nonfermentasi untuk senyawa dikatakan antioksidan sangat kuat
penentuan nilai IC50 dapat dilihat bahwa hasil jika nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL, kuat jika
ekstrak AApH2, AApH3 dan AApH4 memiliki IC50 bernilai 50 μg/mL sampai 100 μg/mL,
potensi aktivitas antioksidan yang sangat sedang jika IC50 bernilai 100 μg/mL sampai
kuat dengan konsentrasi yang sangat kecil 150 μg/mL dan lemah jika IC50 bernilai 151
yaitu 1,367 x 10-5 µg/ml, 9,394 x 10-3 µg/ μg/mL sampai 200 μg/mL (Anonim, 2005).
ml dan 0,926 µg/ml Jadi, pada konsentrasi
tersebut ekstrak air sampel kering dan SIMPULANLAnPORAN PENELIT KAS
basah sudah memiliki potensi sebesar 50
Berdasarkan hasil penelitian ekstraksi
% dalam menangkal radikal bebas. Hal
antosianin terhadap parameter yang
ini menunjukkan bahwa ekstrak zat warna
diamati, dapat diambil kesimpulan bahwa
antosianin dari biji kakao non fermentasi
penggunaan jenis asam dan pH memberikan
dengan etanol dan asam asetat mempunyai
pengaruh terhadap kadar antosianin yang
daya antioksidan yang sangat kuat, dengan
dihasilkan. Pigmen antosianin pada biji Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
kakao non fermentasi dengan warna merah sinensis L) dan Bunga Rosela (Hibiscus
lebih stabil dalam keadaan asam yaitu pH sabdariffa L). Jakarta. Program Studi
3 dan kadar antosianin tertinggi diperoleh Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi,
pada penggunaan pelarut etanol dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
asam asetat pH 3 yakni sebesar 4,499%. Hidayatullah Jakarta. Valensi Vol. 2 No.
Ekstraksi zat warna alami dari biji kakao non 3.
fermentasi dapat digunakan pada produk 11. Ritter, L. and C.A., Franklin, Dermal
makanan minuman dan kosmetik. Toxicity Testing: Exposure and Absorption,
in Handbook of In vivo Toxicity Testing,
DAFTAR PUSTAKA 1990, D.L. Arnold, H. C. Grice, and D.R.
Krewski (Eds.,) Academic press, Inc.,
1. Anonim. Online 2005. Tanaman Obat
Toronto 247-257.
Indonesia. http://www.iptek.go.id.
12. Saati, Elfi Anis. 2002. Identifikasi dan
2. Arivani, S. 2010. Total Antosianin Ekstrak
Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga
Buah Salam dan Korelasinya dengan
Merah (Hylocareus costaricensis)
Kapasitas Anti Peroksidasi pada Sistem
pada Beberapa Umur Simpan dengan
Linoleat. Agrointek, 4 (2) : 121-127.
Perbedaan Jenis Pelarut. UMM Press.
3. Bridgers, N. E., Chin, S. M., Den Truong,
Malang.
V. 2010. Extraction of Anthocyanins from
13. Sari, Diah Permata & Saati, Elfi Anis,.
Industrial Purple-Fleshed Sweetpotatoes
2003. Pengujian Efektivitas Penggunaan
and Enzymatic Hydrolysis of Residues
Jenis Pelarut dan Asam dalam Ekstraksi
for Fermentable Sugars. Industrial Crops
Pigmen Antosianin Bunga Kanan.
and Products 32 (2010) 613-620.
Skripsi. Jurusan THP, Fakultas Pertanian.
4. Brouillard, R. 1982. Chemical Structure of
Universitas Muhammadiyah Malang.
Anthocyanin. Di dalam P. Markakis (ed).
14. Sri-Mulato, Wahyudi, T.,Atmawinata, O.,
Anthocyanin as Food Colors. Academic
& Amin, S.(1995). Beberapa Alternatif
Press. New York.
Sarana Pengolahan Kakao Rakyat.
5. Endang, K., Dwi. A. S, Agus. W dan Adi. T.
Prosiding Seminar Pengeringan Biji
2009. Zat Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah
Kakao dengan Energi Surya. Pusat
Manggis. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Teknik, Universitas Negeri Surakarta,
Jember.
Surakarta.
15. Sudarmanto. 1990. Bahan Pewarna
6. Fennema, Owen. 1985. Food Chemistry.
Alami dalam Tanaman Pangan. PAU
2nd edition. Marcell Dekker, Inc. New York.
Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.
7. Hii, C. L., Law, C. L., Suzannah, S.,
16. Vogel. 1987. Kimia Analisis Kuantitatif
Misnawi, & Cloke, M., 2009, Polyphenols
Anorganik. Penerjemah :Pudjaatmaka H
in cocoa (Theobroma cacao L.), Asian
dan Setiono. EGC. Jakarta.
Journal of Food and Agro-Industry, 2, 04,
17. Winarti S. dan Firdaus A., 2010. Stabilitas
702-722.
Warna Merah Ekstrak Bunga Rosela
8. ISO 10993-10-2010, Biological
Untuk Pewarna Makanan Dan Minuman.
Evaluation of Medical Devices – Part
Surabaya. Jurnal Teknologi Pertanian
10; test for Irritation and Sensitization,
Vol. 11 No. 87-93.
Geneva, 1995, 2-5.
18. Yudiono. K. 2011. Ekstraksi Antosianin
9. Kiay, N., Suryanto, E., Mamahit, L., Efek
Dari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas CV.
Lama Perendaman Ekstrak Kalamansi
Ayamurasaki) Dengan Teknik Ekstraksi
(Citrus Microcarpa) terhadap Aktivitas
Subcritical Water. Jurnal Teknologi
Antioksidan Tepung Pisang Goroho
Pangan.
(Musa spp.). Chem. Prog. 2011, 4, 27-33.
10. Nurlela, Siregar, D. I. Y. 2011. Ekstraksi
dan Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari