I. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonia dan air.
II. ALAT
1. Spektrofotometer Uv-Vis single beam 1 set
2. Glasfinn 1 buah
3. Labu ukur 10 ml, 25 ml, 50ml @ 1buah
4. Gelas beaker 100 ml 3 buah
5. Gelas beaker 250 ml 1 buah
6. Gelas ukur 25 ml 1 buah
7. Pipet tetes 1 buah
8. Pipet ukur 1 buah
9. Pengaduk kaca 1 buah
10. Corong kaca 1 buah
11. Neraca 1 buah
12. Kuvet 2 buah
13. Kertas saring 1 buah
Gambar Alat
Pipet
kuvet
Uv-Vis tetes
Labu ukur
Gelas beker
III. BAHAN
NH4Cl padat secukupnya
Larutan NH4Cl 2M 20 ml
Larutan NH4OH pekat 1 ml
Larutan NH4OH 1M 1 ml
Larutan NH4OH 2M 1 ml
Larutan NH4OH 3M 1 ml
Larutan CuSO4.5H2O 4 ml
Aquades secukupnya
Senyawa tembaga bersifat diamagnetik. Tembaga sulfit teroksidasi superficial dalam udara
kadang menghasilkan lapisan warna hijau hidroksida karbonat dan hidrokso sulfat dan SO2. Di
atmosfer tembaga mudah larut dalam asam nitrat dan asam sulfat dengan adanya oksigen.
Kestabilan relatif kepro dan kopri diartikan dengan potensial Cu*= 0,52 V dan Cu+ = 0,153 V.
Kestabilan relatif tergantung pada sulfat anion dan ligan yang cukup beragam dengan pelarut/sifat
fisik atom tetangganya dalam kristal. Pelarutan tembaga hidroksida karbonat dan sebagainya
dalam asam yang dihasilkan akuo hijau dituliskan [Cu(H2O)6]2+. Diantara berbagai kristal
hidratnya adalah sulfat hidratnya adalah sulfat biru CuSO4.5H2O yang paling lazim.
CuSO4.5H2O dapat dihidrasi menjadi zat anhidrat yang berwarna putih. Penambahan ligan
menyebabkan kompleks dengan pertukaran molekul air secara berurutan (Syukri, 1999 ).
Senyawa kompleks dapat merupakan senyawa kompleks netral seperti [Ni(CO)2] atau
senyawa kompleks ionik seperti [Ag(NH3)2]Cl. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Dalam senyawa kompleks ionik salah satu dari ion tersebut atau
keduanya dapat merupakan ion kompeks. Senyawa kompleks ionik yang kationnya merupakan ion
kompleks contohnya adalah [Ag(NH3)2]Cl, dan [Co(NH3)6](NO3)3. Senyawa kompleks ionik yang
anionnya merupakan ion kompleks contohnya adalah K3[Fe(CN)6], dan K2[PtCl5]. Senyawa
kompleks ionik yang kation dan anionnya merupakan ion-ion kompleks contohnya adalah
[Co(NH3)6][Cr(CN)6], dan [Pt(NH3)4][PtCl4.] (Effendy,2007).
Senyawa yang mengandung ion kompleks (dapat berupa kation kompleks) biasa disebut
dengan senyawa kompleks. Ion kompleks terdiri atas atom pusat dan ligan yang terikat pada atom
pusat melalui ikatan koordinasi. Sedangkan garam rangkap merupakan bila semua gugus H+ dari
asam digantikan oleh ion logam tak senama (Sugiyarto, 2003).
Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi -reaksi yang
menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom
(ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif
komponen - komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang
sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di dalam konsep valensi yang klasik. Atom
pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan
(monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. (Vogel,
1990).
Walaupun senyawa - senyawa kompleks mempunyai bilangan koordinasi dan struktur yang
berbeda - beda, tetapi bilangan koordinasi yang paling banyak dijumpai adalah empat dan enam,
strukturnya planar atau tetrahedral dan octahedral. Namun demikian ternyata, bahwa struktur yang
umum bagi senyawa-senyawa kompleks adalah tetrahedral (Sukardjo, 1985).
V. CARA KERJA
1. NH4Cl padat ditambahkan pada 0,5 ml larutan CuSO4.5 𝐻2 𝑂 sampai jenuh. Ditambahkan
NH4OH perlahan-lahan. Ditambahkan lagi padatan NH4Cl. Didiamkan sampai diperoleh
dua lapisan.larutkan larutan jenuh tersebut dalam 5 ml NH4Cl 2M.
2. Ulangi point 1 tetapi larutan NH4OH 1 M diganti dengan NH4OH 2 M dan 3M.
3. Tambahkan 3 ml larutan NH4OH 3M ke dalam 1 ml larutan CuSO4.5 𝐻2 𝑂 1 M
4. Larutan CuSO4.5 𝐻2 𝑂 diencerkan hingga volumnya 50ml.
5. Diukur nilai λ dengan spektrofotometer Uv-vis.
VII. PEMBAHASAN
Percobaan yang berjudul kekuatan ligan ammonia dan air pada kompleks Cu (II) bertujuan
untuk mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonia dan air. Semakin kuat
ligan, maka semakin besar energi transisinya. Dilihat secara teori, kekuatan ligan 𝑁𝐻3 lebih kuat
dari 𝐻2 𝑂 sehingga λ kompleks akibat pengaruh ligan 𝑁𝐻3 lebih pendek. Hal ini akan
membuktikan bahwa akan menghasilkan energi transisi (∆E) yang besar.
Untuk mengetahui nilai λ digunakan spektofotometer Uv-vis, prinsip dari spektrofotometer
Uv-vis adalah sinar dari sumber sinar akan diseleksi oleh monokromator dan diteruskan ke sel
pengabsorpsi yang terdiri dari sampel dan blanko. Penyerapan sinar Uv ini menyebabkan
terjadinya eksitasi electron dari ground state ke excited state. Keadaan eksitasi ini tidak stabil dan
menyebabkan electron kembali ke keadaan dasarnya (ground state). Besarnya energy pengabsorpsi
akan di deteksi oleh detector dan muncul sebagai spectra sehingga dapat diketahui panjang
gelombangnya.
Dalam percobaan ini digunakan Cu(II) digunakan sebagai ion pusat karena atom Cu(II)
tersebut termasuk atom golongan transisi yang memiliki orbital d yang tidak terisi penuh,
sehingga mampu membentuk senyawa kompleks dengan mengikat ligan. Ligan yang
mempunyai pasangan elektron bebas (PEB) akan mengisi kekosongan orbital d pada logam
transisi dan terbentuk ikatan antara ligan dengan ion pusat dari golongan transisi tersebut.
Ikatan yang terbentuk antara logam transisi dengan ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi,
dimana terjadi pemakaian pasangan elektron bersama-sama untuk menjadi stabil. Molekul 𝐻2 𝑂
dapat digantikan oleh molekul 𝑁𝐻3 karena 𝑁𝐻3 memiliki energy yang lebih besar untuk
mengikat atom pusat. Urutan kekuatan ligan sebagai berikut :
(Vogel. 1990)
Unsur Cu yang berada di golongan transisi memiliki orbital d yang tidak terisi penuh,
dengan konfigurasi electron sebagai berikut :
Pada saat diuji Uv-vis dengan panjang gelombang 500nm-900nm larutan ini
memiliki nilai λ sebesar 808,0 nm dengan absorbansi sebesar 0,5476.
[Cu(NH3)2(H2O)4]2+.
Larutan ini dibuat dengan mereaksikan antara CuSO4.5H2O dengan NH4OH 2 M
dan diperoleh larutan homogen berwarna biru muda. Reaksi yang terjadi adalah :
[Cu(NH3)(H2O)5]2+ + NH3 [Cu(NH3)2(H2O)4]2+
Pada saat diuji Uv-vis dengan panjang gelombang 500nm-900nm larutan ini
memiliki nilai λ sebesar 647,5 nm dengan absorbansi sebesar 0,2516.
[Cu(NH3)3(H2O)3]2+.
Larutan ini dibuat dengan mereaksikan antara CuSO4.5H2O dengan NH4OH 3 M
dan diperoleh larutan homogen berwarna biru pekat. Reaksi yang terjadi adalah :
Pada saat diuji Uv-vis dengan panjang gelombang 500nm-900nm larutan ini
memiliki nilai λ sebesar 646,5 nm dengan absorbansi sebesar 0,9366.
[Cu(NH3)6]2+.
Kompleks ini dibuat dengan mereaksikan CuSO4.5H2O dengan NH4OH 3 M
secara berlebih agar semua molekul air yang terkoordinasi pada atom pusat Cu (II)
terleps dan digantikan oleh ligan NH3 . pada tahap ini terjadi reaksi :
Pada saat diuji Uv-vis dengan panjang gelombang 500nm-900nm larutan ini
memiliki nilai λ sebesar 617,5 nm dengan absorbansi sebesar 1,2368.
𝑐
E= ƛ ℎ
Dari hasil perhitungan didapatkan besar energy yang semakin naik diringi dengan naiknya
konsentrasi, hal ini sesuai dengan teori bahwa konsentrasi ligan yang ditambahkan sebanding
dengan energy yang dihasilkan.
VIII. KESIMPULAN
Ligan NH3 lebih kuat dibandingkan dengan ligan H2O, karena adanya ligan NH3 -
menyebabkan nilai λ maksimum bergeser menjadi lebih pendek yang menandakan energy lebih
besar karena hubungan antara nilai λ dengan energy adalah berbanding terbalik. Dimana besar
penurunan nilai λ dan kenaikan energy akan sebanding dengan besarnya konsentrasi ligan NH3.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Effendy. 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi Jilid 1. Malang : Bayumedia Publishing.
Harizal, Rifai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia.Jakarta : UI Press
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNJ
Sukardjo. 1985. Kimia Koordinasi. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kuanlitatif Makro dan Semimikro Edisi V. Jakarta : PT Kaiman
Media Pustaka.
Lampiran
Perhitungan
Kompleks [Cu(H2O)6]2+.
Kompleks [Cu(NH3)(H2O)5]2+
Kompleks [Cu(NH3)2(H2O)4]2+
Kompleks [Cu(NH3)3(H2O)3]2+
Kompleks [Cu(NH3)6]2+.