indo dibilang BOD), maupun non executive board (BOC). Istilah untuk chairman ialah presiden komisaris
yang merangkap sebagai presiden direktur atau CEO.
Tapi kalo di sistem tw0 tier, CEO ini dirutnya. Beda dengan chairman.
PERAN BOARD
Board secara bersama-sama bertanggung jawab atas kesuksesan perusahaan dengan
mengarahkan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan. Board memainkan peran yang penting dalam
CG karena Board memberikan kepemimpinan yang kemudian memastikan adanya kontrol yang efektif
dan seksama, merumuskan tujuan stratejik perusahaan, dan juga diharapkan untuk dapat merumuskan
nilai dan standar perusahaan.
Terdapat enam tanggung jawab penting yang Board harus lakukan:
a. Melakukan review dan mengimplementasi strategic plan
Dalam merumuskan strategic plan, terdapat empat tanggung jawab Board:
Melakukan review terhadap rencana stratejik
Mendiskusikannya dengan manajemen
Meminta variasi-variasi
Dapat menolak plan, sebelum formal plan diadopsi
Dalam mereview strategic plan, ada dua hal yang harus dipertanyakan, yaitu: apakah plan
tersebut mencapai tujuan akhir perusahaan? Dan apakah plan tersebut tetap berada dalam
batasan Executive yang disetujui oleh CEO? Jika jawabannya adalah Ya, maka tidak ada masalah.
b. Mengatur bisnis perusahaan
Dalam mengatur bisnisnya, Board harus memperhatikan beberapa hal berikut:
Strategic plan
Bisnis aktual yang terjadi dibandingkan dengan strategic plan objectives
Pengawasan dan pelaporan fungsi dari bisnis yang dijalankan.
Masalah yang muncul sering terjadi karena Board terlalu banyak dijejali informasi mengenai
bisnis diseluruh dunia sehingga terkadang mereka bingung dalam mengambil keputusan.
c. Mengidentifikasi risiko-risiko penting
Hal ini menyangkut manajemen risiko yang meliputi:
Pengidentifikasian dan evaluasi risiko
Pengembangan kebijakan yang terkait manajemen risiko
Prosedur dalam pengawasan laporan periodic terkait proses manajemen risiko
d. Merencanakan suksesi senior manajemen
Bagian dari tanggung jawab Board ialah mempersiapkan succession planning untuk manajemen
senior termasuk CEO. Hal ini menandakan bahwa Board memiliki tanggung jawab yang besar
dalam menentukan siapa yang akan memimpin perusahaan.
e. Mengimplementasi program hubungan dengan investor dan kebijakan komunikasi dengan
pemegang saham
Board harus dapat memenuhi harapan dan hak para pemegang saham dan investor public
lainnya mengenai informasi-informasi yang mereka butuhkan.
f. Memastikan bahwa control terdapat internal
Pemastian akan internal control perusahaan diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan
operasional perusahaan telah sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.
Di Indonesia yang menganut sistem two-tier terdapat pemisahan dala Board, yaitu adanya
dewan komisaris sebagai pengawas, dan dewan direksi yang bekerja untuk perusahaan. Dalam kasus
Bank Century, dua komisaris utama asing yang bernama Hesyam Al Waraq dan Rafat Ali Rizvi tidak
menjalankan fungsinya dengan baik karena keduanya terlalu sibuk dengan bisnis mereka di luar negeri.
Hingga akhirnya, untuk dimintai keterangan pun keduanya sulit sekali memenuhi panggilan Polri untuk
dimintai keterangan. Selain tidak memainkan peran, mereka juga tidak jujur dalam bekerja sehingga
dituduh melakukan kejahatan korupsi dan pencucian uang.
Selain itu, struktur kepemilikan Bank Century yang berbentuk piramida terbalik dan rumit
sehingga tidak transparan menyebabkan adanya dominasi dan konsentrasi otoritas yang tidak terbaca
oleh publik, yang dilakukan oleh mantan komisaris utama Bank Century, Robert Tantular. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hubungan yang tidak independen antara Chair dan CEO (dalam
konteks Indonesia Dewan komisaris dan Dewan Direksi) akan menimbulkan masalah-masalah yang
cukup crucial bagi perusahaan, khususnya dalam hal pengambilan keputusan. Wewenang Robert
Tantular sebagai komisaris utama yang terlalu jauh mencampuri kegiatan operasional Bank Century
seharusnya tidak boleh dilakukan olehnya karena sebenarnya fungsi dewan komisaris ialah hanya
mengawasi tanpa harus terjun langsung ke dalam kegiatan operasional Bank, yaitu menempatkan dana
nasabah Century ke Danareksa Antaboga miliknya. Kasus penggelapan dana pun tejadi. Selanjutnya,
Robert juga mengucurkan dana kredit miliaran rupiah tanpa prosedur yang benar kepada PT Wibowo
Wadah Rejeki dan PT Accent Investindo yang pada akhirnya terjadi kredit macet. Akhirnya semua ini
menyebabkan bank Century kehilangan labanya untuk menutupi kredit macet tersebut.
Dari kasus ini, dapat terlihat bahwa hubungan Board yang sangat baik itu tidak selamanya baik
mengingat bahwa hal ini dapat memunculkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan yang
terbungkus dengan rapi dan rapat, seperti yang dilakukan oleh Direksi di Bank Century. Jadi, yang
diperlukan di sini ialah peran dari seorang CGO yang independen dan tentunya dapat melakukan
pengawasan dengan baik terhadap kinerja Board. Dengan adanya peran CGO, manajemen risiko
terhadap fraud pun bisa dikelola sehingga semua kepentingan pihak-pihak terkait dapat disejajarkan.
Referensi:
www.tempointeraktif.com
www.metronews.com